Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Join the forum, it's quick and easy

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

salah satu forum terbesar tempat kita bernostalgia

Login

Lupa password?

Our traffic

info rakyat

Sun Oct 31, 2010 9:05 pm by admin

---------------
PEMBERITAHUAN....

SF ZONA RELIGI SEKARANG KAMI PINDAH KE [You must be registered and logged in to see this link.] ANDA BISA BERPARTISIPASI DAN MENJADI MODERATOR SESUAI PERMINTAAN ANDA DENGAN REQUEST VIA SMS NO ADMIN 081945520865


Sekilas Info

Sun Jun 27, 2010 2:44 pm by admin

kabar gembira, forum lentera-rakyat mulai hari ini juga bisa diakses melalui [You must be registered and logged in to see this link.]


    derajat hadist berbuka puasa

    kutubuku
    kutubuku
    Mega Ultimate Member


    Zodiac : Virgo Jumlah posting : 297
    Join date : 18.06.10
    Age : 37
    Lokasi : rahasia

    derajat hadist berbuka puasa Empty derajat hadist berbuka puasa

    Post by kutubuku Thu Jun 24, 2010 5:06 pm

    DERAJAT HADITS-HADTS TENTANG BACAAN WAKTU BERBUKA PUASA DAN KELEMAHAN
    BEBERAPA HADITS TENTANG KEUTAMAAN/FADLILAH FADHILAH PUASA

    oleh
    Al-Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat

    Dibawah ini akan saya turunkan beberapa hadits tentang dzikir atau do'a di waktu berbuka puasa Kemudian
    akan saya terangkan satu persatu derajatnya sekalian. Maka, apa-apa yang telah saya lemahkan (secara ilmu
    hadits) tidak boleh dipakai atau diamalkan lagi, dan mana yang telah saya nyatakan syah (shahih atau hasan)
    bolehlah saudara-saudara amalkan. Kemudian saya iringi dengan tambahan keterangan tentang kelemahan
    beberapa hadits lemah/dla'if tentang keutamaan puasa yang sering dibacakan di mimbar-mimbar khususnya di
    bulan Ramadhan.

    Hadits Pertama
    "Artinya : "Dari Ibnu Abbas, ia berkata : Adalah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam apabila berbuka (puasa)
    beliau mengucapkan : Allahumma Laka Shumna wa ala Rizqika Aftharna, Allahumma Taqabbal Minna
    Innaka Antas Samiul 'Alim (artinya : Ya Allah ! untuk-Mu aku berpuasa dan atas rizkqi dari-Mu kami
    berbuka. Ya Allah ! Terimalah amal-amal kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Maha
    Mengetahui)". [Riwayat : Daruqutni di kitab Sunannya, Ibnu Sunni di kitabnya 'Amal Yaum wa-Lailah No.
    473. Thabrani di kitabnya Mu'jamul Kabir]
    Sanad hadits ini sangat Lemah/Dloif
    Pertama :
    Ada seorang rawi yang bernama : Abdul Malik bin Harun bin 'Antarah.
    Dia ini rawi yang sangat lemah.
    [1]. Kata Imam Ahmad bin Hambal : Abdul Malik Dlo'if
    [2]. Kata Imam Yahya : Kadzdzab (pendusta)
    [3]. Kata Imam Ibnu Hibban : Pemalsu hadits
    [4]. Kata Imam Dzahabi : Dia dituduh pemalsu hadits
    [5]. Kata Imam Abu Hatim : Matruk (orang yang ditinggalkan riwayatnya)
    [6]. Kata Imam Sa'dy : Dajjal, pendusta.
    Kedua :
    Di sanad hadits ini juga ada bapaknya Abdul Malik yaitu : Harun bin 'Antarah. Dia ini rawi yang
    diperselisihkan oleh para ulama ahli hadits. Imam Daruquthni telah melemahkannya. Sedangkan Imam Ibnu
    Halaman 1almanhaj.or.id
    Hibban telah berkata : "Munkarul hadits (orang yang diingkari haditsnya), sama sekali tidak boleh berhujjah
    dengannya".

    Hadits ini telah dilemahkan oleh Imam Ibnul Qoyyim, Ibnu Hajar, Al-Haitsami dan Al-Albani dan lain-lain
    Periksalah kitab-kitab :
    [1]. Mizanul I'tidal 2/666
    [2]. Majmau Zawaid 3/156 oleh Imam Haitsami
    [3]. Zaadul Ma'ad di kitab Shiyam/Puasa oleh Imam Ibnul Qoyyim
    [4]. Irwaul Ghalil 4/36-39 oleh Muhaddist Al-Albani.

    Hadits Kedua.
    "Artinya : Dari Anas, ia berkata : Adalah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam apabila berbuka beliau
    mengucapkan : Bismillahi, Allahumma Laka Shumtu Wa Alla Rizqika Aftartu (artinya : Dengan nama Allah,
    Ya Allah karena-Mu aku berbuka puasa dan atas rizqi dari-Mu aku berbuka)". [Riwayat : Thabrani di kitabnya
    Mu'jam Shagir hal 189 dan Mu'jam Awshath]
    Sanad hadits ini Lemah/Dlo'if
    Pertama :
    Di sanad hadist ini ada Ismail bin Amr Al-Bajaly.
    Dia seorang rawi yang lemah.
    [1]. Imam Dzahabi mengatakan di kitabnya Adl-Dhu'afa : Bukan hanya satu orang saja yang telah
    melemahkannya.
    [2]. Kata Imam Ibnu 'Ady : Ia menceritakan hadits-hadits yang tidak boleh diturut.
    [3]. Kata Imam Abu Hatim dan Daruquthni : Lemah !
    [4]. Saya berkata Dia inilah yang meriwayatkan hadits lemah bahwa imam tidak boleh adzan (lihat : Mizanul
    I'tidal 1/239).
    Kedua :
    Di sanad ini juga ada Dawud bin Az-Zibriqaan.
    [1]. Kata Al-Albani : Dia ini lebih jelek dari Ismail bin Amr Al-Bajaly.
    [2]. Kata Imam Abu Dawud, Abu Zur'ah dan Ibnu Hajar : Matruk.
    [3]. Kata Imam Ibnu 'Ady : Umumnya apa yang ia riwayatkan tidak boleh diturut (lihat Mizanul I'tidal 2/7)
    [4]. Saya berkata : Al-Ustadz Abdul Qadir Hassan membawakan riwayat Thabrani ini di kitabnya Risalah
    Puasa akan tetapi beliau diam tentang derajat hadits ini ?

    Hadits Ketiga
    "Artinya : Dari Muadz bin Zuhrah, bahwasanya telah sampai kepadanya, sesungguhnya Nabi Shallallahu
    'alaihi wa sallam, apabila berbuka (puasa) beliau mengucapkan : Allahumma Laka Sumtu ....." [Riwayat : Abu
    Dawud No. 2358, Baihaqi 4/239, Ibnu Abi Syaibah dan Ibnu Sunniy]
    Lafadz dan arti bacaan di hadits ini sama dengan riwayat/hadits yang ke 2 kecuali awalnya tidak pakai
    Bismillah.
    Dan sanad hadits ini mempunyai dua penyakit.
    Halaman 2almanhaj.or.id
    Pertama :
    "Mursal, karena Mu'adz bin (Abi) Zur'ah seorang Tabi'in bukan shahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam.
    (hadits Mursal adalah : seorang tabi'in meriwayatkan langsung dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, tanpa
    perantara shahabat).
    Kedua :
    "Selain itu, Mu'adz bin Abi Zuhrah ini seorang rawi yang Majhul. Tidak ada yang meriwayatkan dari padanya
    kecuali Hushain bin Abdurrahman. Sedang Ibnu Abi Hatim di kitabnya Jarh wat Ta'dil tidak menerangkan
    tentang celaan dan pujian baginya".
    Hadits Keempat
    "Artinya : Dari Ibnu Umar, adalah Rasulullah SAW, apabila berbuka (puasa) beliau mengucapkan :
    DZAHABAZH ZHAAMA-U WABTALLATIL 'URUQU WA TSABATAL AJRU INSYA ALLAH (artinya
    : Telah hilanglah dahaga, telah basahlah kerongkongan/urat-urat, dan telah tetap ganjaran/pahala, Inysa allah).
    [Hadits HASAN, riwayat : Abu Dawud No. 2357, Nasa'i 1/66. Daruquthni dan ia mengatakan sanad hadits ini
    HASAN. Hakim 1/422 Baihaqy 4/239]
    Al-Albani menyetujui apa yang dikatakn Daruquhni.!
    Saya berkata : Rawi-rawi dalam sanad hadits ini semuanya kepercayaan (tsiqah), kecuali Husain bin Waaqid
    seorang rawi yang tsiqah tapi padanya ada sedikit kelemahan (Tahdzibut-Tahdzib 2/373). Maka tepatlah kalau
    dikatakan hadits ini HASAN.

    Kesimpulan.
    [1]. Hadits yang ke 1,2 dan 3 karena tidak syah (sangat dloif dan dloif) maka tidak boleh lagi diamalkan.
    [2]. Sedangkan hadits yang ke 4 karena riwayatnya telah syah maka bolehlah kita amalkan jika kita suka
    (karena hukumnya sunnat saja).
    BEBERAPA HADITS LEMAH TENTANG KEUTAMAAN PUASA

    Hadits Pertama
    "Artinya : Awal bulan Ramadhan merupakan rahmat, sedang pertengahannya merupakan magfhiroh
    (ampunan), dan akhirnya merupakan pembebasan dari api neraka". [Riwayat : Ibnu Abi Dunya, Ibnu Asakir,
    Dailami dll. dari jalan Abu Hurairah]
    Derajat hadits ini : DLAIFUN JIDDAN (sangat lemah).
    Periksalah kitab : Dla'if Jamius Shagir wa Ziyadatihi no. 2134, Faidhul Qadir No. 2815.

    Hadits Kedua :
    "Artinya : Dari Salman Al-Farisi, ia berkata : Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Pernah berkhutbah
    kepada kami di hari terakhir bulan Sya'ban. Beliau bersabda : "Wahai manusia ! Sesungguhnya akan menaungi
    kamu satu bulan yang agung penuh berkah, bulan yang didalamnya ada satu malam yang lebih baik dari seribu
    bulan, bulan yang Allah telah jadikan puasanya sebagai suatu kewajiban dan shalat malamnya sunat, barang
    siapa yang beribadat di bulan itu dengan satu cabang kebaikan, adalah dia seperti orang yang menunaikan
    Halaman 3almanhaj.or.id
    kewajiban di bulan lainnya, dan barangsiapa yang menunaikan kewajiban di bulan itu adalah dia seperti orang
    yang menunaikan tujuh puluh kewajiban di bulan lainnya. Dia itulah bulan shabar, sedangkan keshabaran itu
    ganjarannya surga.... dan dia bulan yang awalnya rahmat, dan tengahnya magfiroh (ampunan) dan akhirnya
    pembebasan dari api neraka..." [Riwayat : Ibnu Khuzaimah No. hadits 1887 dan lain-lain]
    Sanad Hadits ini DLAIF. Karena ada seorang rawi bernama : Ali bin Zaid bin Jud'an. Dia ini rawi yang lemah
    sebagaimana diterangkan oleh Imam Ahmad, Yahya, Bukhari, Daruqhutni, Abi Hatim, dan lain-lain.
    Dan Imam Ibnu Khuzaimah sendiri berkata : Aku tidak berhujah dengannya karena jelek hafalannya.
    Imam Abu Hatim mengatakan : Hadits ini Munkar !!

    Periksalah kitab : Silsilah Ahaadits Dloif wal Maudluah No. 871, At-Targhib Wat-Tarhieb jilid 2 halaman 94,
    Mizanul I'tidal jilid 3 halaman 127.

    Hadits Ketiga
    "Artinya : Orang yang berpuasa itu tetap didalam ibadat meskipun ia tidur di atas kasurnya". [Riwayat :
    Tamam]

    Sanad Hadits ini DLA'IF. Karena di sanadnya ada : Yahya bin Abdullah bin Zujaaj dan Muhammad bin Harun
    bin Muhammad bin Bakkar bin Hilal. Kedua orang ini gelap keadaannnya karena kita tidak jumpai keterangan
    tentang keduanya di kitab-kitab Jarh Wat-Ta'dil (yaitu kitab yang menerangkan cacat/cela dan pujian tiap-tiap
    rawi hadits). Selain itu di sanad hadits ini juga ada Hasyim bin Abi Hurairah Al-Himsi seorang rawi yang
    Majhul (tidak dikenal keadaannya dirinya). Sebagaimana diterangkan Imam Dzahabi di kitabnya Mizanul
    I'tidal, dan Imam 'Uqail berkata : Munkarul Hadits !!

    Kemudian hadits yang semakna dengan ini juga diriwayatkan oleh Dailami di kitabnya Musnad Firdaus dari
    jalan Anas bin Malik yang lafadnya sebagai berikut :
    "Artinya :"Orang yang berpuasa itu tetap di dalam ibadat meskipun ia tidur diatas kasurnya".
    Sanad hadits ini Maudlu'/Palsu. Karena ada seorang rawi yang bernama Muhammad bin Ahmad bin Suhail,
    dia ini seorang yang tukang pemalsu hadits, demikian diterangkan Imam Dzahabi di kitabnya Adl-Dluafa.

    Periksalah kitab : Silsilah Ahaadist Dla'if wal Maudl'uah No. 653, Faidlul Qadir No. hadits 5125.

    Hadits Keempat.
    "Artinya : Tidurnya orang yang berpuasa itu dianggap ibadah, dan diamnya merupakan tasbih, dan amalnya
    (diganjari) berlipat ganda, dan do'anya mustajab, sedang dosanya diampuni" [Riwayat : Baihaqy di kitabnya
    Su'abul Iman, dari jalan Abdullah bin Abi Aufa]
    Hadits ini derajadnya sangat Dla'if atau Maudlu. Karena di sanadnya ada Sulaiman bin Umar An-Nakha'i,
    salah seorang pendusta (baca : Faidlul Qadir No. 9293).

    Hadits Kelima.
    "Artinya : Puasa itu setengah dari pada sabar" [Riwayat : Ibnu Majah].
    Halaman 4almanhaj.or.id
    Kata Imam Ibnu Al-Arabi : Hadits (ini) sangat lemah !

    Hadist Keenam.
    "Artinya : Puasa itu setengah dari pada sabar, dan atas tiap-tiap sesuatu itu ada zakatnya, sedang zakat badan
    itu ialah puasa" [Riwayat : Baihaqy di kitabnya Su'abul Iman dari jalan Abu Hurairah].
    Hadits ini sangat lemah !
    [1]. Ada Muhammad bin Ya'kub, Dia mempunyai riwayat-riwayat yang munkar. Demikian diterangkan oleh
    Imam Dzahabi di kitabnya Adl-Dluafa
    [2]. Ada Musa bin 'Ubaid. Ulama ahli hadits. Imam Ahmad berkata : Tidak boleh diterima riwayat dari
    padanya (baca : Faidlul Qodir no. 5201).
    Itulah beberapa hadits lemah tentang keutamaan puasa dan bulannya. Selain itu masih banyak lagi
    hadits-hadits lemah tentang bab ini. Hadits-hadits di atas sering kali kita dengar dibacakan di mimbar-mimbar
    khususnya pada bulan Ramadhan oleh para penceramah.[1]
    [Disalin dari kitab Al-Masaa-il (Masalah-Masalah Agama)- Jilid ke satu, Penulis Al-Ustadz Abdul Hakim bin
    Amir Abdat, Terbitan Darul Qolam - Jakarta, Cetakan ke III Th 1423/2002M]
    _________
    Foote Note
    [1]. Ditulis tanggal 7-11-1986
    Sumber : http://almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=1099&bagian=0
    (taken from http://almanhaj.or.id)
    Halaman 5

      Waktu sekarang Fri Nov 22, 2024 1:56 pm