Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Join the forum, it's quick and easy

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

salah satu forum terbesar tempat kita bernostalgia

Login

Lupa password?

Our traffic

info rakyat

Sun Oct 31, 2010 9:05 pm by admin

---------------
PEMBERITAHUAN....

SF ZONA RELIGI SEKARANG KAMI PINDAH KE [You must be registered and logged in to see this link.] ANDA BISA BERPARTISIPASI DAN MENJADI MODERATOR SESUAI PERMINTAAN ANDA DENGAN REQUEST VIA SMS NO ADMIN 081945520865


Sekilas Info

Sun Jun 27, 2010 2:44 pm by admin

kabar gembira, forum lentera-rakyat mulai hari ini juga bisa diakses melalui [You must be registered and logged in to see this link.]


    Rahasia Ayat Iyyaka Na Budu Wa Iyya Kanasta'in

    kutubuku
    kutubuku
    Mega Ultimate Member


    Zodiac : Virgo Jumlah posting : 297
    Join date : 18.06.10
    Age : 36
    Lokasi : rahasia

    Rahasia Ayat Iyyaka Na Budu Wa Iyya Kanasta'in Empty Rahasia Ayat Iyyaka Na Budu Wa Iyya Kanasta'in

    Post by kutubuku Wed Jun 30, 2010 5:29 pm

    Ikhlas Tempat Persinggahan Iyyaka Na'budu Wa Iyyaka Nasta'in



    Ibnu Qoyyim
    Al-Jauziyah









    Pengantar:
    Dalam kitab Madarijus Salikin, Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah menyebutkan
    tempat-tempat persinggahan Iyyaka Na'budu wa Iyyaka Nasta'in diantaranya adalah
    ikhlas. Berikut ini saya kutipkan beberapa penggal alenia yang tercantum dalam
    pasal ini. Bagi yang menginginkan uraian lebih lanjut saya persilahkan membaca
    langsung dari sumbernya. (ALS)









    Sehubungan
    dengan tempat persinggahan ikhlas ini Allah telah berfirman di dalam Al-Qur'an,
    (artinya):
    "Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
    memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus."

    (Al-Bayyinah: 5)
    "Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Kitab (Al-Qur'an) dengan (membawa)
    kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya.
    Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik)."

    (Az-Zumar: 2-3)
    "Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kalian, siapa di
    antara kalian yang lebih baik amalnya."
    (Al-Mulk: 2)


    Al-Fudhail berkata,
    "Maksud yang lebih baik amalnya dalam ayat ini adalah yang paling ikhlas
    dan paling benar."
    Orang-orang bertanya, "Wahai Abu Ali, apakah amal yang paling ikhlas dan
    paling benar itu ?"
    Dia menjawab, "Sesungguhnya jika amal itu ikhlas namun tidak benar, maka
    ia tidak diterima. Jika amal itu benar namun tidak ikhlas maka ia tidak akan
    diterima, hingga amal itu ikhlas dan benar. Yang ikhlas ialah yang dikerjakan
    karena Allah, dan yang benar ialah yang dikerjakan menurut As-Sunnah."
    Kemudian ia membaca ayat, (artinya): "Barangsiapa mengharap perjumpaan
    dengan Rabbnya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shalih dan janganlah ia
    mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Rabbnya."

    (Al-Kahfi: 110)


    Allah juga berfirman,
    (artinya):
    "Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas
    menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan?"

    (An-Nisa': 125)
    Menyerahkan diri kepada Allah artinya memurnikan tujuan dan amal karena Allah.
    Sedangkan mengerjakan kebaikan ialah mengikuti Rasulullah Shallallahu Alaihi
    wa Sallam
    dan Sunnah beliau.


    Allah juga berfirman,
    (artinya):
    "Dan, Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan
    amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan."
    (Al-Furqan: 23)
    Amal yang seperti debu itu adalah amal-amal yang dilandaskan bukan kepada
    As-Sunnah atau dimaksudkan bukan karena Allah. Nabi Shallallahu Alaihi wa
    Sallam
    pernah bersabda kepada Sa'ad bin Abi Waqqash, "Sesungguhnya
    sekali-kali engkau tidak akan dibiarkan, hingga engkau mengerjakan suatu amal
    untuk mencari Wajah Allah, melainkan engkau telah menambah kebaikan, derajad
    dan ketinggian karenanya."


    Di dalam Ash-Shahih
    disebutkan dari Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu, dia berkata, "Rasulullah
    Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, (artinya):
    "Tiga perkara, yang hati orang mukmin tidak akan berkhianat jika ada
    padanya: Amal yang ikhlas karena Allah, menyampaikan nasihat kepada para
    waliyul-amri dan mengikuti jama'ah orang-orang Muslim karena doa mereka
    meliputi dari arah belakang mereka."
    (HR. At-Thirmidzi dan Ahmad)


    Rasulullah Shallallahu
    Alaihi wa Sallam
    pernah ditanya tentang berperang karena riya', berperang
    karena keberanian dan berperang karena kesetiaan, manakah diantaranya yang ada
    di jalan Allah? Maka beliau menjawab, "Orang yang berperang agar kalimat
    Allah lah yang paling tinggi, maka dia berada di jalan Allah.
    Beliau juga mengabarkan tiga golongan orang yang pertama-tama diperintahkan
    untuk merasakan api neraka, yaitu qari' Al-Qur'an, mujahid dan orang yang
    menshadaqahkan hartanya; mereka melakukannya agar dikatakan, "Fulan adalah
    qari', fulan adalah pemberani, Fulan adalah orang yang bershadaqah", yang
    amal-amal mereka tidak ikhlas karena Allah.


    Di dalam hadits qudsi
    yang shahih disebutkan; "Allah berfirman, 'Aku adalah yang paling tidak
    membutuhkan persekutuan dari sekutu-sekutu yang ada. Barangsiapa mengerjakan
    suatu amal, yang di dalamnya ia menyekutukan selain-Ku, maka dia menjadi milik
    yang dia sekutukan, dan Aku terbebas darinya'."
    (HR. Muslim)
    Di dalam hadits lain disebutkan; "Allah berfirman pada hari kiamat,
    'Pergilah lalu ambillah pahalamu dari orang yang amalanmu kamu tujukan. Kamu
    tidak mempunyai pahala di sisi Kami'."


    Di dalam Ash-Shahih
    disebutkan dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, beliau bersabda:
    "Sesungguhnya Allah tidak melihat tubuh kalian dan tidak pula rupa
    kalian, tetapi Dia melihat hati kalian."
    (HR. Muslim)


    Banyak difinisi yang
    diberikan kepada kata ikhlas dan shidq, namun tujuannya sama. Ada yang berpendapat,
    ikhlas artinya menyendirikan Allah sebagai tujuan dalam ketaatan. Ada yang berpendapat,
    ikhlas artinya membersihkan perbuatan dari perhatian manusia, termasuk pula
    diri sendiri. Sedangkan shidq artinya menjaga amal dari perhatian diri
    sendiri saja. Orang yang ikhlas tidak riya' dan orang yang shidq tidak
    ujub. Ikhlas tidak bisa sempurna kecuali shidq, dan shidq tidak
    bisa sempurna kecuali dengan ikhlas, dan keduanya tidak sempurna kecuali dengan
    sabar.


    Al-Fudhail berkata,
    "Meninggalkan amal karena manusia adalah riya', Mengerjakan amal karena
    manusia adalah syirik. Sedangkan ikhlas ialah jika Allah memberikan anugerah
    kepadamu untuk meninggalkan keduanya."
    Al-Junaid berkata, "Ikhlas merupakan rahasia antara Allah dan hamba, yang
    tidak diketahui kecuali oleh malaikat sehingga dia menulis-nya, tidak diketahui
    syetan sehingga dia merusaknya dan tidak pula diketahui hawa nafsu sehingga dia
    mencondongkannya."
    Yusuf bin Al-Husain berkata. "Sesuatu yang paling mulia di dunia adalah
    ikhlas. Berapa banyak aku mengenyahkan riya' dari hatiku, tapi seakan-akan ia
    tumbuh dalam rupa yang lain."


    Pengarang Manazilus-Sa'irin
    berkata, "Ikhlas artinya membersihkan amal dari segala campuran."
    Dengan kata lain, amal itu tidak dicampuri sesuatu yang mengotorinya karena
    kehendak-kehendak nafsu, entah karena ingin memperlihatkan amal itu tampak
    indah di mata orang-orang, mencari pujian, tidak ingin dicela, mencari
    pengagungan dan sanjungan, karena ingin mendapatkan harta dari mereka atau pun
    alasan-alasan lain yang berupa cela dan cacat, yang secara keseluruhan dapat
    disatukan sebagai kehendak untuk selain Allah, apa pun dan siapa pun."


    Dipetik dari: Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, "Madarijus-Salikin
    Manazili Iyyaka Na'budu wa Iyyaka Nasta'in
    , Edisi Indonesia: Madarijus
    Salikin Pendakian Menuju Allah
    ." Penerjemah Kathur Suhardi, Pustaka
    Al-Kautsar, Jakarta
    Timur, Cet. I, 1998, hal. 175 - 178

      Waktu sekarang Sat Apr 27, 2024 1:04 pm