Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Join the forum, it's quick and easy

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

salah satu forum terbesar tempat kita bernostalgia

Login

Lupa password?

Our traffic

info rakyat

Sun Oct 31, 2010 9:05 pm by admin

---------------
PEMBERITAHUAN....

SF ZONA RELIGI SEKARANG KAMI PINDAH KE [You must be registered and logged in to see this link.] ANDA BISA BERPARTISIPASI DAN MENJADI MODERATOR SESUAI PERMINTAAN ANDA DENGAN REQUEST VIA SMS NO ADMIN 081945520865


Sekilas Info

Sun Jun 27, 2010 2:44 pm by admin

kabar gembira, forum lentera-rakyat mulai hari ini juga bisa diakses melalui [You must be registered and logged in to see this link.]


    hadist tentang 7 langit

    kutubuku
    kutubuku
    Mega Ultimate Member


    Zodiac : Virgo Jumlah posting : 297
    Join date : 18.06.10
    Age : 37
    Lokasi : rahasia

    hadist tentang 7 langit Empty hadist tentang 7 langit

    Post by kutubuku Thu Jun 24, 2010 3:15 pm

    TUJUH
    LANGIT, TUJUH MALAIKAT PENJAGA DAN TUJUH AMAL SANG HAMBA






    Dari Ibnu Mubarak dan Khalid bin
    Ma'dan, mereka berkata kepada Mu'adz bin Jabal, "Mohon ceritakan kepada
    kami sebuah hadits yang telah Rasulullah ajarkan kepadamu, yang telah dihafal
    olehmu dan selalu diingat-ingatnya karena saking kerasnya hadits tersebut dan saking
    halus serta dalamnya makna ungkapannya. hadits manakah yang engkau anggap
    sebagai hadits terpenting?"






    Mu'adz menjawab, "Baiklah, akan
    aku ceritakan..." Tiba-tiba Mu'adz menangis tersedu-sedu. Lama sekali
    tangisannya itu, hingga beberapa saat kemudian baru terdiam. Beliau kemudian
    berkata, "Emh, sungguh aku rindu sekali kepada Rasulullah. Ingin sekali
    aku bersua kembali dengan beliau...". Kemudian Mu'adz melanjutkan:



    Suatu hari ketika aku menghadap
    Rasulullah Saw. yang suci, saat itu beliau tengah menunggangi untanya. Nabi
    kemudian menyuruhku untuk turut naik bersama beliau di belakangnya. Aku pun
    menaiki unta tersebut di belakang beliau. Kemudian aku melihat Rasulullah menengadah
    ke langit dan bersabda, "Segala kesyukuran hanyalah diperuntukkan bagi
    Allah yang telah menetapkan kepada setiap ciptaan-Nya apa-apa yang Dia
    kehendaki. Wahai Mu'adz....!






    Labbaik,
    wahai penghulu para rasul....!






    Akan
    aku ceritakan kepadamu sebuah kisah, yang apabila engkau menjaganya baik-baik,
    maka hal itu akan memberikan manfaat bagimu. Namun sebaliknya, apabila engkau
    mengabaikannya, maka terputuslah hujjahmu di sisi Allah Azza wa Jalla....!






    Wahai
    Mu'adz...Sesungguhnya Allah Yang Maha Memberkati dan Mahatinggi telah
    menciptakan tujuh malaikat sebelum Dia menciptakan petala langit dan bumi. Pada
    setiap langit terdapat satu malaikat penjaga pintunya, dan menjadikan penjaga
    dari tiap pintu tersebut satu malaikat yang kadarnya disesuaikan dengan keagungan
    dari tiap tingkatan langitnya.






    Suatu
    hari naiklah malaikat Hafadzah dengan amalan seorang hamba yang amalan tersebut
    memancarkan cahaya dan bersinar bagaikan matahari. Hingga sampailah amalan
    tersebut ke langit dunia (as-samaa'I d-dunya) yaitu sampai ke dalam jiwanya.
    Malaikat Hafadzah kemudian memperbanyak amal tersebut dan mensucikannya.






    Namun
    tatkala sampai pada pintu langit pertama, tiba-tiba malaikat penjaga pintu
    tersebut berkata, "Tamparlah wajah pemilik amal ini dengan amalannya
    tersebut!! Aku adalah pemilik ghibah... Rabb Pemeliharaku memerintahkan
    kepadaku untuk mencegah setiap hamba yang telah berbuat ghibah di antara manusia,
    membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan orang lain yang apabila orang itu mengetahuinya,
    dia tidak suka mendengarnya untuk dapat melewati pintu langit pertama
    ini....!!"






    Kemudian
    keesokan harinya malaikat Hafadzah naik ke langit beserta amal shalih seorang
    hamba lainnya. Amal tersebut bercahaya yang cahayanya terus diperbanyak oleh
    Hafadzah dan disucikannya, hingga akhirnya dapat menembus ke langit kedua.
    Namun malaikat penjaga pintu langit kedua tiba-tiba berkata, "Berhenti
    kalian...! Tamparlah wajah pemilik amal tersebut dengan amalannya itu! Sesungguhnya
    dia beramal namun dibalik amalannya itu dia menginginkan penampilan duniawi
    belaka ('aradla d-dunya). Rabb Pemeliharaku memerintahkan kepadaku untuk tidak
    membiarkan amalan si hamba yang berbuat itu melewati langit dua ini menuju
    langit berikutnya!"






    Mendengar
    itu semua, para malaikat pun melaknati si hamba tersebut hingga petang harinya.






    Malaikat
    Hafadzah lainnya naik bersama amalan sang hamba yang nampak indah, yang di
    dalamnya terdapat shadaqah, shaum-shaumnya serta perbuatan baiknya yang
    melimpah. Malaikat Hafadzah pun memperbanyak amal tersebut dan mensucikannya hingga
    akhirnya dapat menembus langit pertama dan kedua. Namun ketika sampai di pintu langit
    ketiga, tiba-tiba malaikat penjaga pintu langit tersebut berkata,
    "Berhentilah kalian...! Tamparkanlah wajah pemilik amalan tersebut dengan
    amalan-amalannya itu! Aku adalah penjaga al-Kibr (sifat takabur). Rabb
    Pemeliharaku memerintahkan kepadaku untuk tidak membiarkan amalannya
    melewatikum, karena selama ini dia selalu bertakabur di hadapan manusia ketika
    berkumpul dalam setiap majelis pertemuan mereka...."






    Malaikat
    Hafadzah lainnya naik ke langit demi langit dengan membawa amalan seorang hamba
    yang tampak berkilauan bagaikan kerlip bintang gemintang dan planet. Suaranya
    tampak bergema dan tasbihnya bergaung disebabkan oleh ibadah shaum, shalat,
    haji dan umrah, hingga tampak menembus tiga langit pertama dan sampai ke pintu
    langit keempat. Namun malaikat penjaga
    pintu tersebut berkata, "Berhentilah kalian...! Dan tamparkan dengan amalan-amalan tersebut ke wajah
    pemiliknya..! Aku adalah malaikat penjaga sifat 'ujub (takjub akan keadaan
    jiwanya sendiri). Rabb Pemeliharaku memerintahkan kepadaku agar ridak
    membiarkan amalannya melewatiku hingga menembus langit sesudahku. Dia selalu memasukkan
    unsur 'ujub di dalam jiwanya ketika melakukan suatu perbuatan...!"






    Malaikat
    Hafadzah lainnya naik bersama amalan seorang hamba yang diiring bagaikan
    iringan pengantin wanita menuju suaminya. Hingga sampailah amalan tersebut
    menembus langit kelima dengan amalannya yang baik berupa jihad, haji dan umrah.
    Amalan tersebut memiliki cahaya bagaikan sinar matahari. Namun sesampainya di
    pintu langit kelima tersebut, berkatalah sang malaikat penjaga pintu,
    "Saya adalah pemilik sifat hasad (dengki). Dia telah berbuat dengki kepada
    manusia ketika mereka diberi karunia oleh Allah. Dia marah terhadap apa-apa
    yang telah Allah ridlai dalam ketetapan-Nya. Rabb Pemeliharaku memerintahkan
    aku untuk tidak membiarkan amal tersebut melewatiku menunju langit
    berikutnya...!"






    Malaikat
    Hafadzah lainnya naik dengan amalan seorang hamba berupa wudlu yang sempurna,
    shalat yang banyak, shaum-shaumnya, haji dan umrah, hingga sampailah ke langit
    yang keenam. Namun malaikat penjaga pintu langit keenam berkata, 'Saya adalah
    pemilik ar-rahmat (kasih sayang). Tamparkanlah amalan si hamba tersebut ke wajah
    pemilikinya. Dia tidak memilki sifat rahmaniah sama sekali di hadapan manusia.
    Dia malah merasa senang ketika melihat musibah menimpa hamba lainnya. Rabb
    Pemeliharaku memerintahkanku untuk tidak membiarkan amalannya melewatiku menuju
    langit berikutnya...!'






    Naiklah
    malaikat Hafadzah lainnya bersama amalan seorang hamba berupa nafkah yang
    berlimpah, shaum, shalat, jihad dan sifat wara' (berhati-hati dalam bermal).
    Amalan tersebut bergemuruh bagaikan guntur
    dan bersinar bagaikan bagaikan kilatan petir. Namun ketika sampai pada langit
    yang ketujuh, berhentilah amalan tersebut di hadapan malaikat penjaga pintunya.
    Malaikat itu berkata, 'Saya adalah pemilik sebutan (adz-dzikru) atau sum'ah
    (mencintai kemasyhuran) di antara manusia. Sesungguhnya pemilik amal ini berbuat
    sesuatu karena menginginkan sebutan kebaikan amal perbuatannya di dalam setiap
    pertemuan. Ingin disanjung di antara kawan-kawannya dan mendapatkan kehormatan
    di antara para pembesar. Rabb Pemeliharaku memerintahkan aku untuk tidak
    membiarkan amalannya menembus melewati pintu langit ini menuju langit sesudahnya.
    Dan setiap amal yang tidak diperuntukkan bagi Allah ta'ala secara ikhlas, maka
    dia telah berbuat riya', dan Allah Azza wa Jalla tidak menerima amalan
    seseorang yang diiringi dengan riya' tersebut....!'






    Dan
    malaikat Hafadzah lainnya naik beserta amalan seorang hamba berupa shalat,
    zakat, shaum demi shaum, haji, umrah, akhlak yang berbuahkan hasanah, berdiam
    diri, berdzikir kepada Allah Ta'ala, maka seluruh malaikat di tujuh langit
    tersebut beriringan menyertainya hingga terputuslah seluruh hijab dalam menuju
    Allah Subhanahu. Mereka berhenti di hadapan ar-Rabb yang Keagungan-Nya (sifat
    Jalal-Nya) bertajalli. Dan para malaikat tersebut menyaksikan amal sang hamba
    itu merupakan amal shalih yang diikhlaskannya hanya bagi Allah Ta'ala.






    Namun
    tanpa disangka Allah berfirman, 'Kalian adalah malaikat Hafadzah yang menjaga
    amal-amal hamba-Ku, dan Aku adalah Sang Pengawas, yang memiliki kemampuan dalam
    mengamati apa-apa yang ada di dalam jiwanya. Sesungguhnya dengan amalannya itu,
    sebenarnya dia tidak menginginkan Aku. Dia menginginkan selain Aku...! Dia tidak
    mengikhlaskan amalannya bagi-Ku. Dan Aku Maha Mengetahui terhadap apa yang dia
    inginkan dari amalannya tersebut. Laknatku bagi dia yang telah menipu makhluk
    lainnya dan kalian semua, namun Aku sama sekali tidak tertipu olehnya. Dan Aku
    adalah Yang Maha Mengetahui segala yang ghaib, Yang memunculkan apa-apa yang tersimpan
    di dalam kalbu-kalbu. Tidak ada satu pun di hadapan-Ku yang tersembunyi, dan
    tidak ada yang samar di hadapan-Ku terhadap segala yang tersamar.....
    Pengetahuan-Ku terhadap apa-apa yang telah terjadi sama dengan pengetahuan-Ku
    terhadap apa-apa yang belum terjadi. Pengetahuan-Ku terhadap apa-apa yang telah
    berlalu sama dengan pengetahuan-Ku terhadap yang akan datang. Dan pengetahuan-Ku
    terhadap segala sesuatu yang awal sebagaimana pengetahuan-Ku terhadap segala
    yang akhir. Aku lebih mengetahui sesuatu yang rahasia dan tersembunyi.
    Bagaimana mungkin hamba-Ku menipu-Ku dengan ilmunya. Sesungguhnya dia hanyalah
    menipu para makhluk yang tidak memiliki pengetahuan, dan Aku Maha Mengetahui segala
    yang ghaib. Baginya laknat-Ku....!!






    Mendengar
    itu semua maka berkatalah para malaikat penjaga tujuh langit beserta tiga ribu
    pengiringnya, 'Wahai Rabb Pemelihara kami, baginya laknat-Mu dan laknat kami.
    Dan berkatalah seluruh petala langit, 'Laknat Allah baginya dan laknat mereka
    yang melaknat buat sang hamba itu..! Mendengar penuturan Rasulullah Saw.
    sedemikian rupa, tiba-tiba menangislah Mu'adz Rahimahullah, dengan isak
    tangisnya yang cukup keras...Lama baru terdiam kemudian dia berkata dengan
    lirihnya, "Wahai Rasulullah......Bagaimana bisa aku selamat dari apa-apa
    yang telah engkau ceritakan tadi...??" Rasulullah bersabda, "Oleh
    karena itu wahai Mu'adz.....Ikutilah Nabimu di dalam sebuah keyakinan...".
    Dengan suara yang bergetar Mu'adz berkata, "Engkau adalah Rasul Allah, dan
    aku hanyalah seorang Mu'adz bin Jabal....Bagaimana aku bisa selamat dan lolos
    dari itu semua...??" Nabi yang suci bersabda, "Baiklah wahai Mu'adz,
    apabila engkau merasa kurang sempurna dalam melakukan semua amalanmu itu, maka cegahlah
    lidahmu dari ucapan ghibah dan fitnah terhadap sesama manusia, khususnya
    terhadap saudara-saudaramu yang sama-sama memegang Alquran. Apabila engkau
    hendak berbuat ghibah atau memfitnah orang lain, haruslah ingat kepada
    pertanggungjawaban jiwamu sendiri, sebagaimana engkau telah mengetahui bahwa
    dalam jiwamu pun penuh dengan aib-aib. Janganlah engkau mensucikan jiwamu dengan
    cara menjelek-jelekkan orang lain. Jangan angkat derajat jiwamu dengan cara
    menekan orang lain. Janganlah tenggelam di dalam memasuki urusan dunia sehingga
    hal itu dapat melupakan urusan akhiratmu. Dan janganlah engkau berbisik-bisik
    dengan seseorang, padahal di sebelahmu terdapat orang lain yang tidak
    diikutsertakan. Jangan merasa dirimu agung dan terhormat di hadapan manusia,
    karena hal itu akan membuat habis terputus nilai kebaikan-kebaikanmu di dunia
    dan akhirat. Janganlah berbuat keji di dalam majelis pertemuanmu sehingga
    akibatnya mereka akan menjauhimu karena buruknya akhlakmu. Janganlah engkau
    ungkit-ungkit kebaikanmu di hadapan orang lain. Janganlah engkau robek
    orang-orang dengan lidahmu yang akibatnya engkau pun akan dirobek-robek oleh anjing-anjing
    Jahannam, sebagaimana firman-Nya Ta'ala, "Demi yang merobek-robek dengan
    merobek yang sebenar-benarnya..." (QS An-Naaziyat [79]: 2) Di neraka itu,
    daging akan dirobek hingga



    mencapat
    tulang........



    Mendengar
    penuturan Nabi sedemikian itu, Mu'adz kembali bertanya dengan suaranya yang
    semakin lirih, "Wahai Rasulullah, Siapa sebenarnya yang akan mampu
    melakukan itu semua....??"



    "Wahai
    Mu'adz...! Sebenarnya apa-apa yang telah aku paparkan tadi dengan segala
    penjelasnnya serta cara-cara menghindari bahayanya itu semua akan sangat mudah
    bagi dia yang dimudahkan oleh Allah Ta'ala.... Oleh karena itu cukuplah bagimu
    mencintai sesama manusia, sebagaimana engkau mencintai jiwamu sendiri, dan
    engkau membenci mereka sebagaimana jiwamu membencinya. Dengan itu semua niscaya
    engkau akan mampu dan selamat dalam menempuhnya.....!!" Khalid bin Ma'dan
    kemudian berkata bahwa Mu'adz bin Jabal sangat sering membaca hadits tersebut
    sebagaimana seringnya beliau membaca Alquran, dan sering mempelajarinya serta
    menjagaanya sebagaimana beliau mempelajari dan menjaga Alquran di dalam majelis
    pertemuannya.






    Al-Ghazali
    Rahimahullah kemudian berkata, "Setelah kalian mendengar hadits yang
    sedemikian luhur beritanya, sedemikian besar bahayanya, atsarnya yang sungguh
    menggetarkan, serasa akan terbang bila hati mendengarnya serta meresahkan akal
    dan menyempitkan dada yang kini penuh dengan huru-hara yang mencekam. Kalian
    harus berlindung kepada Rabb-mu, Pemelihara Seru Sekalian Alam. Berdiam diri di
    ujung sebuah pintu taubat, mudah-mudahan kalbumu akan dibuka oleh Allah dengan lemah
    lembut, merendahkan diri dan berdoa, menjerit dan menangis semalaman. Juga di
    siang hari bersama orang-orang yang merendahkan diri, yang menjerit dan selalu
    berdoa kepada Allah Ta'ala. Sebab itu semua adalah sebuah persoalan bersar
    dalam hidupmu yang kalian tidak akan selamat darinya melainkan disebabkan atas
    pertolongan Allah Ta'ala















    Hadits dari Mu'adz bin Jabbal


    FORUM IHYA


    Overview


    Study of Ihya


    Selected Hadits


    Atsar-Atsar


    Voice of Forum Ihya



      Waktu sekarang Fri Nov 22, 2024 1:55 am