Kritik Yang Berwawasan Humor Dalam Karikatur
Opini
- Harus dikemas halus; agar tersungging dan bukan tersinggung
- Mengandung kritik; KRITIKOS (Yunani):
a. Media untuk meneliti suatu materi dan menilainya
b. Sensor/pencari kekeliruan
c. Disposisi/pencatat untuk mencari dan menekan adanya ketidaksempurnaan materi, mis: terhadap hasil kerja seni/pengamatan perilaku
- Untuk itu harus didukung fakta, analisa dan penelitian yang cukup dalam.
Prinsip opini: dalam menyampaikan kritik; “Banyak jalan menuju Roma”
Karikatur; adalah opini dalam bentuk gambar (opinion)
- Bersifat sebagai tajuk rencana/editorial
- Untuk itu harus mengandung:
a. Pendapat/analisa/pesan
b. Kritik
c. Saran
d. Humor
- Secara teknis, tidak sekedar gambar pletat-pletot/excacgerated/distorsif, tapi juga mengandung muatan lebih (dari bentuk tersebut).
Di Indonesia
- Lebih “merdeka” menggarap wajah sejumlah pejabat tinggi, termasuk presiden, (bila dibandingkan dengan Philipina; memakai figur binatang, pakistan, Muangthai, India, Singapura yang juga memakai figur tokoh-tokoh dalam komik seperti Cat Woman, Batman, Frankenstein, Drakula dsb).
- Di Indonesia (menurut Pramono R. Pamoedjo/ HU Suara Pembaruan Jakarta) cenderung menyukai wajah karikatural yang distorsif (dari penelitian di pasar seni Ancol, Jakarta).
- Dibanding Barat yang sangat bebas, yang karikaturnya ibarat gunting bermata dua, di Indonesia tipenya “dibalut sehalus sutera”.
Kontrol Sosial
- Fungsi karikatur: adalah sarana kontrol sosial (social control) yang secara tidak langsung membantu meluruskan yang dinilai “bengkok” dan mengangkat masalah pada proporsi yang sbenarnya, secara satiristik dan humoristik. Ia harus bermuatan kritik (membangun) berwawasan humor yang cerdas dan komunikatif.
- Untuk karikaturis harus: mampu secara tekun mempelajari suatu masalah secara cepat namun lengkap, kemudian menganalisanya dan menuangkan dalam bentuk gambar satiristik.
- Karikatur dikatakan berhasil bila: menggambarkan secara gamblang permasalahannya, sehingga yang diolah menjadi gagasan baru, segar dan komunikatif, sehingga pesannya mengenai sasaran yang kelanjutannya mengubah pola pikir lebih lurus tanpa ada yang merasa menang atau kalah.
Perkembangan Karikatur di Indonesia
- karikatur adalah komentar, sindiran, kriktikan melalui gambar tangan yang disampaikan secara humoris untuk dimuat dalam media cetak (pers). Ia merupakan karya kontekstual yang terikat pada tempat dan waktu pembuatannya.
- Sering pula disebut karya jurnalistik dalam bentuk visual (editorial cartoon).
- Ia merupakan refleksi dari keadaan ysang hidup di tengah masyarakat, baik ideologi, politik, ekonomi dan aspek budaya lain.
- Sulit membayangkan bahwa karikatur mampu mengubah opini masyarakat. Sebab opini masyarakat hanya dapat berubah dengan komunikasi yang komprehensif dan intens melalui komunikasi.
- Dalam mengungkap masalah, karikatur hanya mengungkapnya ke permukaan. Tersenyum bagi penikmat merupkan tanda terbukanya jembatan komunikasi antara gambar dan penikmar. Syukurlah bila penikmat menangkap wawasan baru tentang sesuatu maslah dari ungkapan karikatur yang dilihatnya. Setidaknya karikatur merupakan upaya untuk melihat sebuah masalah tanpa sikap tegang dengan melihatnya dari sudut pandang tertentu.
Perkembangan Karikatur di Indonesia
(Priyanto Susanto)
catatan kecil ini tidak dimaksudkan untuk memberi gambaran lengkap tentang perkembangan karikatur di Indonesia. Ini lebih merupakanusaha awal untuk melihat secara garis besar karikatur negeri ini, dengan melihat bebrapa aspek yang mengitarinya.
Untuk menyamakan istilah yang digunakan dalam seminar ini
Opini
- Harus dikemas halus; agar tersungging dan bukan tersinggung
- Mengandung kritik; KRITIKOS (Yunani):
a. Media untuk meneliti suatu materi dan menilainya
b. Sensor/pencari kekeliruan
c. Disposisi/pencatat untuk mencari dan menekan adanya ketidaksempurnaan materi, mis: terhadap hasil kerja seni/pengamatan perilaku
- Untuk itu harus didukung fakta, analisa dan penelitian yang cukup dalam.
Prinsip opini: dalam menyampaikan kritik; “Banyak jalan menuju Roma”
Karikatur; adalah opini dalam bentuk gambar (opinion)
- Bersifat sebagai tajuk rencana/editorial
- Untuk itu harus mengandung:
a. Pendapat/analisa/pesan
b. Kritik
c. Saran
d. Humor
- Secara teknis, tidak sekedar gambar pletat-pletot/excacgerated/distorsif, tapi juga mengandung muatan lebih (dari bentuk tersebut).
Di Indonesia
- Lebih “merdeka” menggarap wajah sejumlah pejabat tinggi, termasuk presiden, (bila dibandingkan dengan Philipina; memakai figur binatang, pakistan, Muangthai, India, Singapura yang juga memakai figur tokoh-tokoh dalam komik seperti Cat Woman, Batman, Frankenstein, Drakula dsb).
- Di Indonesia (menurut Pramono R. Pamoedjo/ HU Suara Pembaruan Jakarta) cenderung menyukai wajah karikatural yang distorsif (dari penelitian di pasar seni Ancol, Jakarta).
- Dibanding Barat yang sangat bebas, yang karikaturnya ibarat gunting bermata dua, di Indonesia tipenya “dibalut sehalus sutera”.
Kontrol Sosial
- Fungsi karikatur: adalah sarana kontrol sosial (social control) yang secara tidak langsung membantu meluruskan yang dinilai “bengkok” dan mengangkat masalah pada proporsi yang sbenarnya, secara satiristik dan humoristik. Ia harus bermuatan kritik (membangun) berwawasan humor yang cerdas dan komunikatif.
- Untuk karikaturis harus: mampu secara tekun mempelajari suatu masalah secara cepat namun lengkap, kemudian menganalisanya dan menuangkan dalam bentuk gambar satiristik.
- Karikatur dikatakan berhasil bila: menggambarkan secara gamblang permasalahannya, sehingga yang diolah menjadi gagasan baru, segar dan komunikatif, sehingga pesannya mengenai sasaran yang kelanjutannya mengubah pola pikir lebih lurus tanpa ada yang merasa menang atau kalah.
Perkembangan Karikatur di Indonesia
- karikatur adalah komentar, sindiran, kriktikan melalui gambar tangan yang disampaikan secara humoris untuk dimuat dalam media cetak (pers). Ia merupakan karya kontekstual yang terikat pada tempat dan waktu pembuatannya.
- Sering pula disebut karya jurnalistik dalam bentuk visual (editorial cartoon).
- Ia merupakan refleksi dari keadaan ysang hidup di tengah masyarakat, baik ideologi, politik, ekonomi dan aspek budaya lain.
- Sulit membayangkan bahwa karikatur mampu mengubah opini masyarakat. Sebab opini masyarakat hanya dapat berubah dengan komunikasi yang komprehensif dan intens melalui komunikasi.
- Dalam mengungkap masalah, karikatur hanya mengungkapnya ke permukaan. Tersenyum bagi penikmat merupkan tanda terbukanya jembatan komunikasi antara gambar dan penikmar. Syukurlah bila penikmat menangkap wawasan baru tentang sesuatu maslah dari ungkapan karikatur yang dilihatnya. Setidaknya karikatur merupakan upaya untuk melihat sebuah masalah tanpa sikap tegang dengan melihatnya dari sudut pandang tertentu.
Perkembangan Karikatur di Indonesia
(Priyanto Susanto)
catatan kecil ini tidak dimaksudkan untuk memberi gambaran lengkap tentang perkembangan karikatur di Indonesia. Ini lebih merupakanusaha awal untuk melihat secara garis besar karikatur negeri ini, dengan melihat bebrapa aspek yang mengitarinya.
Untuk menyamakan istilah yang digunakan dalam seminar ini
Tue Aug 01, 2023 9:56 pm by wisatasemarang
» Portable STATA 18 Crack Full Version
Thu May 11, 2023 5:24 pm by wisatasemarang
» NVivo 12 Crack Full version
Mon Jan 30, 2023 11:16 am by wisatasemarang
» Tutorial Difference In difference (DID (Diff-in-Diff) With Eviews 13
Thu Nov 03, 2022 6:24 am by wisatasemarang
» Online Workshop Smart PLS Minggu, 01 Oktober 2022
Sat Sep 17, 2022 11:35 am by wisatasemarang
» kumpulan ebook tentang robot
Fri Jan 02, 2015 10:04 pm by kyuru
» MANTRA PELET
Wed May 16, 2012 3:31 am by orlandojack
» book love of spell
Sat Mar 24, 2012 8:08 pm by rifqi as
» attraction Formula
Sat Mar 24, 2012 7:09 pm by rifqi as