PENGANTAR
ANALISIS SITUASI SUATU METODOLOGI PRAKTIS[1]
PENDAHULUAN
Telah lama dikembangkan pendekatan-pendekatan yang lebih
mendalam terhadap tugas analisis sosial. Lewat berbagai forum di berbagai
tempat akhirnya dirumuskan
langkah-langkah metodologis untuk analisis sosial menjadi lebih gamblang dan
praktis.
Garis besar metodologi ini menekankan bahwa kegiatan ini
merupakan salah satu saja dari sekian banyak metode yang memungkinkan. Tetapi
pendekatan ini dipandang berguna oleh banyak orang yang telah mengikuti dan
mempelajarinya. Langkah-langkahnya meliputi: asumsi dasar, deskripsi, analisis,
dan kesimpulan.
LANGKAH-LANGKAH ANALISIS SITUASI
A. ACUAN DASAR
Langkah pertama yang perlu dilakukan ialah menyingkap dan
memperjelas nilai-nilai yang mendorong kita melakukan tugas tersebut. Itu
berarti kita harus "bersentuhan" dengan berbagai perspektif, praduga,
pendirian-pendirian yang mempengaruhi soal-jawab yang kita lakukan dan penilaian-penilaian yang kita buat.
Kita
melakukan semua ini dengan mempertanyakan sendiri asas-asas kita, misalnya :
Pertanyaan-pertanyaan ini dimaksudkan untuk membantu
merumuskan nilai-nilai dasar yang akan menjadi titik tolak dalam melakukan
analisis sosial. Dengan kata lain, pada
tahap ini kita berbicara mengenai orientasi dasar kita atau visi dan misi kita
sebagai organisasi.
Langkah ini membuka tahap "pembongkaran", karena di
sini kita mengarah pada penegasan nilai-nilai yang menjadi titik tolak tindakan
organisasi. Langkah ini sekaligus membuka pikiran kita supaya mengenal unsur-unsur
terpenting dalam situasi yang kita geluti.
Dengan demikian, kita dapat menempatkan organisasi dan seluruh praktek
dan kegiatannya dalam konteks acuan dasar/pedoman kita.
B. DESKRIPSI
Langkah berikutnya yang harus dilaksanakan ialah membuat deskripsi umum dari situasi yang
sedang kita coba pemahamannya. Mungkin kita sedang mempelajari :
a. Permasalahan sosial (seperti pengangguran, perumahan yang
tidak memadai, kurangnya pengembangan sektor pertanian, dll.)
b. Institusi (seperti sekolah, perusahaan, dll.)
c. Kesatuan wilayah geografis (seperti rukun tetangga, desa,
kabupaten, negara, dll.)
d. Pelanggaran hak asasi manusia (termasuk pelanggaran hak
perempuan/anak)
e. Kekerasan/konflik.
Ada dua pendekatan yang bisa digunakan untuk menghasilkan
deskripsi:
1. Kita dapat melakukannya dengan pendekatan impresionistik
[merekam kesan] dengan mengumpulkan berbagai fakta dan kecenderungan (trend)
melalui brainstorming [curah pendapat] dan cerita-cerita yang
bersentuhan dengan atau yang muncul dari pengalaman rakyat. Bahan-bahan diskusi berupa materi
audio-visual (foto, film, rekaman) juga sangat membantu deskripsi.
2. Kita juga bisa memilih pendekatan yang lebih sistematis.
Kita mengumpulkan semua keterangan yang berkaitan dengan situasi wilayah
pilihan kerja secara teratur dan rapi.
Metodologi riset / penelitian tertentu dapat digunakan untuk memahami berbagai segi realitas sosial
kita.
Entah pendekatan yang mana yang kita gunakan (atau campuran
dari keduanya), hal penting yang harus diingat ialah, bahwa kita sedang membuat
deskripsi. Kita belum melangkah ke arah pemahaman yang lebih dalam tentang
situasi wilayah pilihan tersebut, atau belum mencoba memahami hubungannya
dengan situasi sosial yang lebih luas dan lebih umum. Kita pun belum membuat
evaluasi dan mengambil kesimpulan dalam arti melakukan analisis.
Langkah deskripsi ini akan membantu kita memasuki gambaran
yang bersentuhan dengan pengalaman kita dalam situasi tersebut, dan mulai
mengungkap unsur-unsur yang penting untuk digali lebih lanjut. Dalam langkah
deskripsi ini, kita juga bisa makin memperjelas apa yang pertama-tama
menggerakkan kita untuk memahami situasi rakyat di wilayah pilihan.
C. ANALISIS
Analisis sosial merupakan sebuah "usaha untuk memperoleh
gambaran yang lebih lengkap tentang sebuah situasi sosial (pedesaan) dengan
menggali hubungan-hubungan historis dan strukturalnya". Kita dapat melaksanakan
tugas ini dengan menjawab empat seri pertanyaan mengenai sejarah,
struktur-struktur, nilai-nilai, dan arah situasi yang sedang kita analisa.
SEJARAH
STRUKTUR
NILAI NILAI KUNCI
ARAH MASA DEPAN
D. KESIMPULAN
Analisis yang telah kita lakukan akan mengungkapkan
bermacam-macam segi yang berpengaruh pada situasi yang sedang kita coba pahami.
Sekarang, tugas dan langkah terakhir adalah menarik beberapa kesimpulan agar
kita dapat melihat dengan tajam unsur-unsur terpenting dalam situasi kini. Kita
periksa lagi jawaban-jawaban dari empat pertanyaan analisis di atas dan dengan
proses singkat kita dapat mengenali unsur-unsur akar.
Unsur-unsur akar itu merupakan penyebab paling mendasar dalam
sebuah situasi, yang berbeda dengan gejala-gejala. Dalam pendekatan analisis
yang diajukan Paulo Freire unsur-unsur akar itu disebut generative
themes, Semua itu merupakan jawaban-jawaban yang akhirnya muncul jika kita
terus-menerus mengajukan pertanyaan mengapa.
Untuk menemukan unsur-unsur akar itu pertama-tama kita harus
mendahulukan faktor-faktor terpenting yang mempengaruhi situasi dalam
masing-masing kategori analisis (sejarah, struktur, nilai-nilai, dan arah).
Misalnya :
Dengan berusaha sekuat tenaga untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan semacam itu, kita akan merasakan perlunya mengenali
beberapa kriteria yang kita pakai untuk menyimpulkan bahwa beberapa unsur lebih
mendasar ketimbang yang lain. Selain itu juga tergantung pada pengalaman, yaitu
pengalaman jatuh bangun dalam mencoba. Dalam metodologi yang disajikan ini tak
ada kriteria yang baku.
Jika berbagai unsur pokok sudah diprioritaskan, kita perlu
melakukan usaha kedua (yaitu penggolongan tingkat) lalu menarik beberapa
kesimpulan :
Kesimpulan-kesimpulan yang dapat kita tarik dari pendekatan
analisis sosial semacam itu jelas akan tergantung pada bermacam-macam faktor :
Tetapi keuntungan melaksanakan langkah-langkah dengan cara ini
ialah bahwa langkah-langkah tersebut akan menyingkap dan memperlihatkan
penyebab-penyebab, akibat-akibat, kaitan, trend, dan dimensi-dimensi yang
berhubungan. Akan tersedia sebuah gambaran yang menyeluruh: gambaran dalam
perspektif historis dan saling berhubungan dalam perspektif struktural.
[1] . Tulisan ini dibuat oleh Ayi Bunyamin untuk Praxis dengan sumber
utama dari buku : “ANALISIS SOSIAL, REFLEKSI TEOLOGIS, ditulis oleh JOE HOLAND
dan PETER HENRIOT, Kanisius, 1986, dan buku : KEMISKINAN DAN PEMBEBASAN, Editor
J.B. Banawiratma, Kanisius, 1987.
ANALISIS SITUASI SUATU METODOLOGI PRAKTIS[1]
PENDAHULUAN
Telah lama dikembangkan pendekatan-pendekatan yang lebih
mendalam terhadap tugas analisis sosial. Lewat berbagai forum di berbagai
tempat akhirnya dirumuskan
langkah-langkah metodologis untuk analisis sosial menjadi lebih gamblang dan
praktis.
Garis besar metodologi ini menekankan bahwa kegiatan ini
merupakan salah satu saja dari sekian banyak metode yang memungkinkan. Tetapi
pendekatan ini dipandang berguna oleh banyak orang yang telah mengikuti dan
mempelajarinya. Langkah-langkahnya meliputi: asumsi dasar, deskripsi, analisis,
dan kesimpulan.
LANGKAH-LANGKAH ANALISIS SITUASI
A. ACUAN DASAR
Langkah pertama yang perlu dilakukan ialah menyingkap dan
memperjelas nilai-nilai yang mendorong kita melakukan tugas tersebut. Itu
berarti kita harus "bersentuhan" dengan berbagai perspektif, praduga,
pendirian-pendirian yang mempengaruhi soal-jawab yang kita lakukan dan penilaian-penilaian yang kita buat.
Tak ada analisis sosial yang "bebas nilai". |
Kita
melakukan semua ini dengan mempertanyakan sendiri asas-asas kita, misalnya :
· siapa kita? apa nilai-nilai dasar kita? · apa cita-cita kita? · kenapa kita ada? masalah2 apa yang mendorong kita membentuk organisasi? · apa tujuan kita berorganisasi? |
Pertanyaan-pertanyaan ini dimaksudkan untuk membantu
merumuskan nilai-nilai dasar yang akan menjadi titik tolak dalam melakukan
analisis sosial. Dengan kata lain, pada
tahap ini kita berbicara mengenai orientasi dasar kita atau visi dan misi kita
sebagai organisasi.
Langkah ini membuka tahap "pembongkaran", karena di
sini kita mengarah pada penegasan nilai-nilai yang menjadi titik tolak tindakan
organisasi. Langkah ini sekaligus membuka pikiran kita supaya mengenal unsur-unsur
terpenting dalam situasi yang kita geluti.
Dengan demikian, kita dapat menempatkan organisasi dan seluruh praktek
dan kegiatannya dalam konteks acuan dasar/pedoman kita.
B. DESKRIPSI
Langkah berikutnya yang harus dilaksanakan ialah membuat deskripsi umum dari situasi yang
sedang kita coba pemahamannya. Mungkin kita sedang mempelajari :
a. Permasalahan sosial (seperti pengangguran, perumahan yang
tidak memadai, kurangnya pengembangan sektor pertanian, dll.)
b. Institusi (seperti sekolah, perusahaan, dll.)
c. Kesatuan wilayah geografis (seperti rukun tetangga, desa,
kabupaten, negara, dll.)
d. Pelanggaran hak asasi manusia (termasuk pelanggaran hak
perempuan/anak)
e. Kekerasan/konflik.
Ada dua pendekatan yang bisa digunakan untuk menghasilkan
deskripsi:
1. Kita dapat melakukannya dengan pendekatan impresionistik
[merekam kesan] dengan mengumpulkan berbagai fakta dan kecenderungan (trend)
melalui brainstorming [curah pendapat] dan cerita-cerita yang
bersentuhan dengan atau yang muncul dari pengalaman rakyat. Bahan-bahan diskusi berupa materi
audio-visual (foto, film, rekaman) juga sangat membantu deskripsi.
· Apa yang sedang berkembang pada situasi sekarang ? · Jika ada foto/gambar/film, apa yang terungkap oleh foto/gambar/film tersebut ? · Apa saja masalah-masalah yang paling mencolok dalam situasi sekarang ini ? · Siapa saja korban dalam permasalahan tersebut? |
2. Kita juga bisa memilih pendekatan yang lebih sistematis.
Kita mengumpulkan semua keterangan yang berkaitan dengan situasi wilayah
pilihan kerja secara teratur dan rapi.
Metodologi riset / penelitian tertentu dapat digunakan untuk memahami berbagai segi realitas sosial
kita.
Berbagai metodologi partisipatorik telah dikembangkan, dan bisa kita kaji ulang, untuk menentukan metodologi dan teknik yang relevan bagi kepentingan deskripsi kita. |
Entah pendekatan yang mana yang kita gunakan (atau campuran
dari keduanya), hal penting yang harus diingat ialah, bahwa kita sedang membuat
deskripsi. Kita belum melangkah ke arah pemahaman yang lebih dalam tentang
situasi wilayah pilihan tersebut, atau belum mencoba memahami hubungannya
dengan situasi sosial yang lebih luas dan lebih umum. Kita pun belum membuat
evaluasi dan mengambil kesimpulan dalam arti melakukan analisis.
Langkah deskripsi ini akan membantu kita memasuki gambaran
yang bersentuhan dengan pengalaman kita dalam situasi tersebut, dan mulai
mengungkap unsur-unsur yang penting untuk digali lebih lanjut. Dalam langkah
deskripsi ini, kita juga bisa makin memperjelas apa yang pertama-tama
menggerakkan kita untuk memahami situasi rakyat di wilayah pilihan.
C. ANALISIS
Analisis sosial merupakan sebuah "usaha untuk memperoleh
gambaran yang lebih lengkap tentang sebuah situasi sosial (pedesaan) dengan
menggali hubungan-hubungan historis dan strukturalnya". Kita dapat melaksanakan
tugas ini dengan menjawab empat seri pertanyaan mengenai sejarah,
struktur-struktur, nilai-nilai, dan arah situasi yang sedang kita analisa.
SEJARAH
Manakah Garis Utama dari Sejarah Situasi Ini? |
Kita memandang situasi dengan kacamata kesadaran historis dan mulai mengenali pengaruh masa lalu yang melatarbelakangi keadaan sekarang. 1. Manakah tahap-tahap (periode) utama yang menjadi bagian dari perkembangan situasi ini? 2. Pola-pola mana yang dapat diamati dalam gerak/dinamika perkembangan ini? 3. Manakah penentu utama dalam perkembangan situasi ini? Siapakah aktor-aktor penentu utama? 4. Apakah kita dapat menyebut peristiwa-peristiwa besar yang mempengaruhi perjalanan sejarah situasi ini? Misalnya, peristiwa-peristiwa nasional, tindakan-tindakan yang diambil pemerintah, dll. |
STRUKTUR
Manakah Struktur Utama yang Mempengaruhi Situasi Ini? Berbagai struktur membentuk situasi dengan bermacam-macam cara, yaitu lembaga-lembaga, proses-proses dan pola-pola yang merupakan faktor-faktor penentu wujud realitas sosial. Beberapa struktur cukup jelas, sedang lainnya tersembunyi, tetapi semuanya saling berkaitan. Berikut ini kami menyajikan empat cara pengaturan masyarakat dan beberapa hal yang harus kita perhatikan. |
Struktur-struktur ekonomi utama yang menentukan bagaimana masyarakat mengatur sumber-sumber daya, dari lingkungan rumah tangga hingga nasional/internasional, seperti : · Produksi, subsistensi/reproduksi, distribusi, transaksi (termasuk pasar lokal, pasar barter, atau pasar tradisional lainnya), dan konsumsi (termasuk ekonomi rumahtangga); · Modal, tenaga kerja (termasuk bidang jasa dan tenaga kerja dalam rumah tangga), dan teknologi/alat-alat produksi; · Perusahaan: milik negara, swasta, lokal, nasional, internasional, serta pemusatan dan/atau gabungan-gabungan (merger) yang terjadi; · Kebijakan-kebijakan pajak, sukubunga, dan kebijakan keuangan lainnya (termasuk sistem perbankan nasional dan internasional; lembaga-lembaga dana internasional; lembaga pengambil keputusan tingkat internasional lainnya, seperti WTO). · Lembaga-lembaga keuangan lokal (tukang kredit, pegadaian, debt collector, kumpulan/paguyuban kredit; arisan) · Bagaimana pembagian kerja menurut gender? · Bagaimana distribusi hasil kerja menurut gender? · Bagaimana pola penguasaan/akses pada modal dan sumberdaya menurut gender? · Untuk semua hal di atas, bagaimana relasi gender? |
Struktur-struktur politik utama yang menentukan bagaimana masyarakat mengatur kekuasaan dari tingkat lokal hingga nasional, seperti : · Struktur administrasi pemerintahan setempat; · Prosedur-prosedur pengambilan keputusan; · Pola kepemimpinan (termasuk pola yang terjadi di tingkat lokal/adat) · Akses terhadap pengaruh politik; · Institusi politik Resmi: lembaga-lembaga perwakilan rakyat (termasuk tingkat lokal), partai, peradilan, militer/kepolisian/keamanan; · Tak resmi: klik-klik, lobbying; milisi. · Pola-pola partisipasi (tingkat lokal hingga nasional, termasuk pemilu; selain pemilu apa saja bentuk partisipasi lain?) · Bagaimana pola pembagian kekuasaan menurut gender dalam struktur-struktur ini? · Pola pengambilan keputusan dalam rumahtangga. |
Struktur-strukturSosial utama yang menentukan bagaimana masyarakat mengatur hubungan-hubungan (selain hubungan-hubungan ekonomi & politik), seperti : · Keluarga, marga, suku; · Lingkungan komunitas yang lebih luas; · Relasi gender · Pendidikan (formal, non-formal, tradisional, keagamaan; lakukan disagregasi gender) · Rekreasi/hiburan (lokal/adat hingga yg dari luar) · Jaringan-jaringan komunikasi, media (termasuk cetak/elektronik, dari luar/nasional? lokal? juga media lisan. Perhatikan jaringan2 perempuan/ibu-ibu, jaringan informal lain) |
Struktur-strukturbudaya Utama yang menentukan bagaimana masyarakat mengatur makna dan nilai, seperti : · Agama/kepercayaan lokal; · Simbol-simbol, mitos dan impian (termasuk pola penguasaan terhadapnya, dan gender) · Kesenian, musik dan cerita rakyat (termasuk pola penguasaan/akses terhadapnya, dan gender) · Tradisi-tradisi (termasuk pola penguasaan/akses terhadapnya dan gender) · Gaya hidup (mengikuti gaya luar/kota atau tidak; bagaimana bagi laki-laki? perempuan?); |
NILAI NILAI KUNCI
Manakah Nilai-nilai Kunci yang Bekerja dalam Struktur Tersebut? Berikut ini kita bicarakan nilai-nilai sebagai cita-cita yang menggerakkan masyarakat, ideologi-ideologi dan norma-norma moral yang menuntun, aspirasi-aspirasi dan harapan-harapan yang ada dalam masyarakat, nilai-nilai sosial yang dapat diterima dan telah diterima. Tentu saja semua itu berkaitan dengan struktur-struktur budaya. |
· Nilai-nilai apa saja yang sungguh hidup · Siapakah yang pertama-tama membawa nilai itu, orang, lembaga, dll. |
ARAH MASA DEPAN
Bagaimanakah Arah Masa Depan Situasi Ini? Memandang masa depan sebenarnya bisa lebih menyingkapkan situasi masa kini ketimbang masa depan sendiri. Ini berarti, imajinasi skenario-skenario masa depan memberikan kepada kita wawasan tentang dinamika dari apa saja yang sebenarnya terjadi sekarang. |
a. Kecenderungan (trend) terpenting yang terungkap dalam situasi sekarang ini? b. Apakah kita dapat meramalkan kemungkinan-kemungkinan atas dasar keadaan yang berlangsung dewasa ini? c. Jika di masa depan segala hal berlangsung seperti sekarang, situasi seperti apakah yang akan terjadi dalam 5 tahun nanti? d. Manakah sumber-sumber kreativitas dan harapan yang ada sekarang bagi masa depan? |
D. KESIMPULAN
Analisis yang telah kita lakukan akan mengungkapkan
bermacam-macam segi yang berpengaruh pada situasi yang sedang kita coba pahami.
Sekarang, tugas dan langkah terakhir adalah menarik beberapa kesimpulan agar
kita dapat melihat dengan tajam unsur-unsur terpenting dalam situasi kini. Kita
periksa lagi jawaban-jawaban dari empat pertanyaan analisis di atas dan dengan
proses singkat kita dapat mengenali unsur-unsur akar.
Unsur-unsur akar itu merupakan penyebab paling mendasar dalam
sebuah situasi, yang berbeda dengan gejala-gejala. Dalam pendekatan analisis
yang diajukan Paulo Freire unsur-unsur akar itu disebut generative
themes, Semua itu merupakan jawaban-jawaban yang akhirnya muncul jika kita
terus-menerus mengajukan pertanyaan mengapa.
Untuk menemukan unsur-unsur akar itu pertama-tama kita harus
mendahulukan faktor-faktor terpenting yang mempengaruhi situasi dalam
masing-masing kategori analisis (sejarah, struktur, nilai-nilai, dan arah).
Misalnya :
· Satu atau dua peristiwa sejarah manakah yang membentuk keadaan dewasa ini? · Faktor-faktor ekonomi, sosial, dan kultural manakah yang paling menentukan cara kerja sistem yang ada? · Manakah nilai-nilai yang mempunyai pengaruh terbesar terhadap cara bertindak orang di pedesaan ? · Manakah kecenderungan yang nampaknya paling mungkin di masa depan? |
Dengan berusaha sekuat tenaga untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan semacam itu, kita akan merasakan perlunya mengenali
beberapa kriteria yang kita pakai untuk menyimpulkan bahwa beberapa unsur lebih
mendasar ketimbang yang lain. Selain itu juga tergantung pada pengalaman, yaitu
pengalaman jatuh bangun dalam mencoba. Dalam metodologi yang disajikan ini tak
ada kriteria yang baku.
Jika berbagai unsur pokok sudah diprioritaskan, kita perlu
melakukan usaha kedua (yaitu penggolongan tingkat) lalu menarik beberapa
kesimpulan :
· Manakah dua atau tiga unsur akar yang paling bertanggung jawab terhadap situasi yang sedang terjadi dewasa ini? · Demi kepentingan siapa unsur-unsur akar itu bekerja? |
Kesimpulan-kesimpulan yang dapat kita tarik dari pendekatan
analisis sosial semacam itu jelas akan tergantung pada bermacam-macam faktor :
· Kompleksitas relatif dari situasi yang sedang kita selidiki, · Ketepatan dan memadainya data yang tersedia bagi kita, · Ketaatasasan pertanyaan kita, · Kriteria yang mempengaruhi penilaian-penilaian kita atas unsur-unsur akar. |
Tetapi keuntungan melaksanakan langkah-langkah dengan cara ini
ialah bahwa langkah-langkah tersebut akan menyingkap dan memperlihatkan
penyebab-penyebab, akibat-akibat, kaitan, trend, dan dimensi-dimensi yang
berhubungan. Akan tersedia sebuah gambaran yang menyeluruh: gambaran dalam
perspektif historis dan saling berhubungan dalam perspektif struktural.
[1] . Tulisan ini dibuat oleh Ayi Bunyamin untuk Praxis dengan sumber
utama dari buku : “ANALISIS SOSIAL, REFLEKSI TEOLOGIS, ditulis oleh JOE HOLAND
dan PETER HENRIOT, Kanisius, 1986, dan buku : KEMISKINAN DAN PEMBEBASAN, Editor
J.B. Banawiratma, Kanisius, 1987.
Tue Aug 01, 2023 9:56 pm by wisatasemarang
» Portable STATA 18 Crack Full Version
Thu May 11, 2023 5:24 pm by wisatasemarang
» NVivo 12 Crack Full version
Mon Jan 30, 2023 11:16 am by wisatasemarang
» Tutorial Difference In difference (DID (Diff-in-Diff) With Eviews 13
Thu Nov 03, 2022 6:24 am by wisatasemarang
» Online Workshop Smart PLS Minggu, 01 Oktober 2022
Sat Sep 17, 2022 11:35 am by wisatasemarang
» kumpulan ebook tentang robot
Fri Jan 02, 2015 10:04 pm by kyuru
» MANTRA PELET
Wed May 16, 2012 3:31 am by orlandojack
» book love of spell
Sat Mar 24, 2012 8:08 pm by rifqi as
» attraction Formula
Sat Mar 24, 2012 7:09 pm by rifqi as