Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Join the forum, it's quick and easy

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

salah satu forum terbesar tempat kita bernostalgia

Login

Lupa password?

Our traffic

info rakyat

Sun Oct 31, 2010 9:05 pm by admin

---------------
PEMBERITAHUAN....

SF ZONA RELIGI SEKARANG KAMI PINDAH KE [You must be registered and logged in to see this link.] ANDA BISA BERPARTISIPASI DAN MENJADI MODERATOR SESUAI PERMINTAAN ANDA DENGAN REQUEST VIA SMS NO ADMIN 081945520865


Sekilas Info

Sun Jun 27, 2010 2:44 pm by admin

kabar gembira, forum lentera-rakyat mulai hari ini juga bisa diakses melalui [You must be registered and logged in to see this link.]


    investigasi sosial dan analisa kampus

    kutubuku
    kutubuku
    Mega Ultimate Member


    Zodiac : Virgo Jumlah posting : 297
    Join date : 18.06.10
    Age : 36
    Lokasi : rahasia

    investigasi sosial dan analisa kampus Empty investigasi sosial dan analisa kampus

    Post by kutubuku Sun Jun 27, 2010 4:49 pm

    Investigasi Sosial
    dan Analisa Kampus (ISAK)










    I. Apa itu ISAK?




    ISAK adalah sebuah upaya yang dilakukan untuk mengetahui secara
    mendalam tentang keadaan alam dan keadaan sosial (masyarakat) sebuah atau
    beberapa kampus, desa ataupun kota.
    Penyelidikan sosial
    merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kerja membangkitkan kesadaran,
    menggerakan dan mengorganisasikan massa di manapun. Tulisan ini dimaksudkan
    untuk mahasiswa dan umumnya dosen,
    birokrat, cleaning service. ISAK Bukan pekerjaan gagah-gagahan, bukan
    pula pekerjaan yang hanya untuk memenuhi tugas belajar, bukan pula pekerjaan
    proyek yang orientasinya lebih pada keuntungan jangka pendek khususnya
    finansial. Penyelidikan sosial merupakan sebuah upaya yang sungguh-sungguh dan
    serius untuk meneliti keadaan kampus dan keadaan masyarkat kampus, sehingga
    kita dapat memahami dan mengerti tentang persoalan-persoalan yang dihadapi oleh
    mahasiswa, sebab-sebabnya dan perjuangan apa yang mesti dilancarkan untuk
    menyelesaikan persoalan tersebut.



    Sebagai bagian tidak terpisahkan dari pekerjaan membangkitkan kesadaran,
    menggerakkan dan mengorganisasikan massa mahasiswa, maka prinsip penting dalam
    penyelidikan sosial bahwa tujuan penyelidikan sosial bukan semata-mata untuk
    mengetahui sehingga mampu menerangkan situasi konkret yang ada, tapi lebih
    penting dari itu adalah merubah keadaan atau situasi tersebut menjadi lebih
    baik. Karena mampu menerangkan situasi adalah penting, tetapi lebih penting
    lagi adalah mengubahnya. Jadi penyelidikan sosial merupakan pekerjaan
    aktif untuk mengubah dunia menjadi lebih
    baik. Sebagai contoh, dari hasil penyelidikan sosial kita mendapatkan
    data bahwa masalah atau persoalan mahasiswa di Fakultas Kedokteran adalah berkaitan dengan laboratorium yang
    tidak lengkap.Maka kita secara aktif mendorong mahasiswa di fakultas untuk
    memperjuangkan pemenuhan sarana laboratorium sehingga dapat menunjang praktek
    mahasiswa di Fakultas tersebut.



    Investigasi sosial bisa dilakukan
    oleh siapa pun; Buruh, Buruh Tani, Miskin Kota, Perempuan,
    Pemuda-Mahasiswa-Pelajar. Pemikiran dan pandangan tersebut berdasarkan pada
    bahwa semua orang harus mengubah nasibnya dan pekerjaan investigasi bukan
    melulu mengumpulkan data tapi mengumpulkan, menganalisa dan menyimpulkan.
    Penyelidikan sosial juga merupakan sebuah cara untuk tidak bekerja secara
    serampangan, asal-asalan atau sembarangan. Banyak orang malas untuk melakukan
    penyelidikan sosial, malas untuk meneliti secara mendalam kondisi di mana ia
    hidup, bekerja dan bertempat tinggal. Banyak orang juga berkata bahwa hanya
    dengan membaca buku, koran atau merenung di rumah, maka mereka akan mengerti
    tentang situasi konkret masyarakat. Adalah tidak benar bahwa tanpa melangkahkan
    kaki ke luar pintu rumah, maka kita
    dapat mengerti dan memahami banyak hal. Yang akan terjadi kemudian justru apa
    yang ada dalam pikiran kita yang kita anggap sebagai kebenaran dan kenyataan
    dan bukannya kenyataan dan kebenaran itu sendiri yang ada di luar diri kita, di
    tengah massa rakyat. Itu adalah kesalahan berpikir dan kesalahan di dalam
    memahami kenyataan dan situasi konkret.



    Prinsip penting dalam cara kerja
    kita adalah Tanpa Penyelidikan Sosial, Tidak Ada Hak Bicara (No
    Investigation, No Right To Speak
    ).
    Kita seringkali bertindak
    tergesa-gesa ketika melakukan penilaian atau mengambil keputusan. Itu adalah
    sebuah langkah yang gegabah, terburu-buru dan karenanya tidak tepat. Yang harus
    kita lakukan adalah meneliti dulu keadaannya secara mendalam baru membuat
    kesimpulan-kesimpulan. Contohnya, dalam praktek pengorganisasian kita
    sudah mulai masuk ke sebuah Jurusan/Fakultas/Kampus yang dari data awal banyak
    mahasiswa bertempat tinggal. Kemudian
    kita mengajak mereka untuk membentuk organisasi dan mempunyai program kerja
    yang konkret. Namun mahasiswa Jurusan/Fakultas/Kampus tersebut tidak menanggapi
    dengan semangat bahkan banyak yang tidak mau. Lalu kita menilai bahwa
    Jurusan/Fakultas/Kampus tersebut Hedonis, Pragmatis, Belajarisme dan
    kesadarannya rendah. Padahal kita belum mengetahui apa yang menyebabkan mereka
    enggan untuk diajak berorganisasi. Setelah kita melakukan penyelidikan lebih
    mendalam, ternyata faktor yang menyebabkan keengganan mereka berorganisasi
    adalah organ-organ mahasiswa sering bertengkar
    [1], beban mata kuliah yang banyak dll. Dari temuan tersebut maka yang harus
    kita lakukan adalah memberikan pendidikan untuk membangkitkan kesadaran bahwa
    berorgnisasi adalah untuk berjuang, bukan memenuhi nafsu atau hobby
    berorganisasi. Dan bahwa organisasi dibentuk untuk memperjuangkan massa.
    Demikianlah kalau kita terburu-buru menilai tanpa menyelidiki lebih mendalam,
    maka penilaian dan keputusan kita seringkali tidak tepat.



    Pelaku
    atau yang menjalankan penyelidikan sosial pedesaan adalah pihak yang
    menginginkan perubahan di kampus menuju situasi yang lebih baik , yaitu dalam
    hal ini massa Mahasiswa di Jurusan/Fakultas/Kampus tersebut. Organisasi
    mahasiswa harus melakukan penyelidikan sosial di Jurusan/Fakultas/Kampus,
    sehingga dengan demikian dapat mengerti tentang persoalan-persoalan yang
    dihadapi oleh mahasiswa di kampusnya, dan mampu untuk merumuskan program
    organisasi yang bertujuan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut.
    Program yang baik harus berasal dari situasi konkret dan nyata yang
    dihadapi, bukan ditentukan oleh keinginan pribadi pengurus atau sebagian orang
    tertentu. Oleh karenanya, organisasi yang dibentuk secara teratur dan
    terjadwal, harus melakukan penyelidikan sosial untuk memperbaharui data.
    Demikian juga mendidik anggotanya terutama pengurus tingkat Fakultas/Kampus dan
    untuk secara aktif melakukan penyelidikan sosial.












    II. Apa Saja Yang Dicari Dalam Penyelidikan Sosial


    Setelah kita memahami apa itu penyelidikan sosial, mengapa penting
    dilakukan dan beberapa prinsisp penting di dalamnya maka berikut ini akan
    diuraikan hal-hal apa saja yang penting untuk dicari dalam sebuah proses
    penyelidikan sosial. Secara pokok, yang penting untuk dicari ada dua hal yaitu
    keadaan kampus dan keadaan mahasiswa.





    A.
    Keadaan kampus





    Yang dimaksud dengan keadaan kampus adalah
    segala sesuatu yang bersangkut paut dengan kondisi di Kampus tersebut terutama
    kaitannya dengan kegiatan Belajar[2]
    yang dilakukan oleh Mahasiswa. Termasuk di dalamnya adalah



    • Letak geografis Kampus



    Yang perlu diketahui
    berkaitan dengan letak geografis Kampus misalnya apakah lokasinya jauh dari
    pusat kota, apakah ada Kampus lain di sekitarnya yang berbatasan. Demikian juga
    perlu diketahui fasilitas apa saja yang ada di Kampus, seperti poliklinik,
    perpustakaan, laboratorium dan lain-lain.



    • Kondisi Kampus



    Yang perlu
    dicari lebih lanjut berkaitan dengan kondisi kampus misalnya apakah kondisinya kampus berlebel
    agama, tehnik dan lain-lain.
    Hal ini dilakukan berkaitan dengan sikap apa yang pertama-tama akan
    diambil, prinsipnya bagaimana kita diterima oleh Massa.



    • Berapa fakultas, jurusan



    Yang perlu
    diketahui lebih lanjut adalah ada fakultas apa saja dan ada jurusan apa saja
    dikampus tersebut. Mana jurusan yang paling diminati mahasiswa. Mana jurusan
    yang mempunyai pengaruh dikampus terseut terhadap mahasiswa.Hal ini diperlukan
    untuk menentukan jurusan mana yang akan mulai kita organisir.






    B. Keadaan Mahasiswa


    Yang dimaksud dengan
    keadaan Mahasiswa adalah hal-hal yang berkaitan dengan dinamika mahasiswa
    ketika meanggapi suatu persoalan, baik itu berupa isu-isu sosial, ekonomi
    maupun politik, hal ini dilakuakan untuk mendapatkan kesimpulan umum dari
    kampus yang akan diorganisir. Misal di Kampus A dinamika mahasiswa untuk berorganisasi
    sangat tinggi ketika menyikapi
    masalah-masalah politik negara sedang keadaan kampusnya diterlantarkan,
    kesimpulan awal yang dapat kita tarik adalah bahwa mahasiswa di kampus A
    tersebut senang berorganisasi tapi pemahaman organisasinya masih minim, tidak
    memaknai bahwa ormas untuk memperjuangkan persoalan kongkrit massa. Beberapa
    hal yang perlu diketahui adalah :



    1.
    Populasi dan Mahasiswa


    Yang
    perlu dicari adalah jumlah mahasiswa, jumlah laki-laki dan perempuan. Kemudian
    komposisi suku, agama, aliran keagamaan, berapa jumlah mahasiswa perangkatan.
    Setelah itu dicari



    2. Kondisi Birokrasi


    Yang
    dimaksud adalah kekuatan siapa yang paling berkuasa secara politik di kampus,
    apakah guru besar, apa llatar belakang pemegang Birokrasi ; Apakah HMI, atau
    PMII. Lalu bagaimana pandangan Birokrasi terhadap Organisasi Mahasiswa.



    3. Isu-Isu
    Yang Sering Muncul



    Penting
    juga diketahui adalah isu-isu kontemporer yang sering menjadi pembicaraan
    disetiap benak mahasiswa; apakah permainan bola, film dan sebagainya.
    Kadang kala kita akan menemukan bahwa dikampus-kampus lain rame dibicarakan
    tentang pertandingan sepak bola dunia, ternyata kita menemukan satu kampus
    ramai dengan pemilihan dekan. Hal ini perlu diketahui agar kita mampu
    mengkombinasikan antara propaganda dan kecederungan umum mahasiswa.



    4 . Konsentrasi
    Mahasiswa



    Sebagai golongan kelas menengah, golongan borjuasi kecil (petty
    Borjuasi) dalam keadaan normal mereka lebih banyak waktu luangnya, kecuali
    kondisi-kondisi khusus seperti ujian maka secara umum mereka berada ditempat
    tinggalnya meskipun untuk sekedar main kartu Domino. Disaat keadaan normal
    belajar maka golongan borjuasi kecil ini sering nogkrong-nongkrong untuk
    sekedar merokok, ngobrol. Secara umum mereka akan mencari tempat-tempat yang
    teduh, mudah memesan kopi atau makanan lainnya. Yang perlu diketahui oleh kita
    adalah dimanakah mahasiswa tersebut biasa berkumpul; disaat menunggu jam
    pelajaran masuk, disaat pulang dan disaat santai-santai.



    5.
    Kondisi Gerakan Mahasiswa


    Perlu juga kita mengetahui apakah tingkat
    berorganisasi dikampus tersebut cukup tinggi atau tidak. Selain
    meng-investigasi ada organisasi apa saja dalam kampus tersebut, kita juga perlu
    mengetahui keadaan khusus tiap lembaga kemahasiswaaan (LK) di kampus tersebut
    kegiatan apa saja yang biasa di lakukannya. Memang secara umum LK sudah mandul
    sejak dikeluarkannya peratruran tentang NKK/BKK pada tahun 1974-an, meskipun
    demikian kita perlu mengetahui keefektifan LK yang selalu dibayar oleh
    mahasiswa tiap semester dan uangnya di kemanakan?.



    Organisasi
    Mahasiwa “Ekstra” pun wajib kita ketahui karena dengan demikian akan
    mempermudah bagi kita ketika melakukan pengorganisiran jika belum ada
    organisasi Mahasiswa lainnya. Apakah
    dikampus tersebut ada KAMMI, HMI, PMII atau tidak?. Organisasi mana yang paling
    banyak anggotanya lalu bandingkan dengan massa mahasiswa yang tidak terorganisir,
    biasanya ditiap kampus apalagi sejak 1998 selalu ada organisasi lokal yang
    lebih eksis dari organisasi tingkat nasional.





    III. Golongan-golongan yang perlu didekati untuk
    pengorganisiran





    Dari populasi yang ada, maka lebih
    lanjut perlu diketahui juga komposisi golongan
    yang ada di Kampus. Untuk mengetahui golongan-golongan apa saja yang ada
    di Kampus, maka perlu dipahami panduan tentang beberapa hal sebagai berikut :



    a. Dosen


    Berdasarkan
    beberapa pandangan, Dosen termasuk kelas pekerja tapi bukan buruh
    [3], posisinya bimbang dalam kalau mau lebih vulgar dosen adalah Borjuasi
    kecil karena dia tidak terlibat dalam proses produksi. Hidup mereka tergantung
    ilmu pengetahuan mereka, pada saat jadi dosen mereka menjual ilmunya bukan
    menjual tenaga. Dosen merupakan golongan yang berada di lingkungan kampus
    posisi mereka pada hakikatnya tertindas, dan tentunya sebagai katifis massa
    mereka kita dorong untuk mengorganisasikan diri dan berpikiran maju. Hal ini
    dilakukan karena selain akan membantu proses demokratisasi kampus juga mampu
    memperjuangkan hak-haknya.



    b. Cleaning
    Sevice



    Cleaning
    service adalah mereka yang berada dikampus, mereka hidup dari pekerjaanya
    sebagai tukang sapu, tukang bersih-bersih dan lain-lain. Dalam posisi seperti
    ini cleaning service pun bersama karyawan kampus seperti penjaga perpustakaan
    perlu kita dorong supaya bisa berorganisasi dan mampu berjuang. Posisi mereka
    dikampus sama-sama tertindas oleh struktur Imperialisme.



    c. Masyarakat
    Sekitar



    Selain
    beberapa hal diatas , terutama yang berkaitan dengan warga kampus kita pun
    harus mampu memberikan perhatian pada masyarakat sekitar kampus. Secara hakiki
    posisi mereka terpinggirkan karena keberadaan kampus yang menjulang tinggi.
    Karena posisi mereka terpinggirkan sering kali mereka menjadi boomerang bagi
    aktifis. Sebagai aktifis massa yang hidupnya untuk massa harusnya mampu
    mengerjakan pelayanan massa bagi masyrakat sekitar. Dengan mengorganisir
    masyarakat kita akan lebih mampu membuktikan kepada massa mahasiswa bahwa
    organisasi kita bukan organisasi elitis.





    IV. Persoalan-Persoalan Massa







    Dalam penyelidikan sosial, perlu
    diketahui secara mendalam tentang persoalan-persoalan nyata yang dihadapi oleh
    massa, seperti persoalan yang berkaitan dengan sarana dan prasaran. Misalnya,
    apakah tingkat fasilitas untuk mahasiswa cukup baik, apakah ada pelecehan
    seksual terhadap mahasiswi, bagaimana dengan perpustakaan, apakah ada dosen
    yang berwatak progressif. Berapa jumlah bayaran tiap dosen, bagaimana bayaran
    cleaning service. Kita perlu mengetahui hal ini untuk menghindarkan diri dari
    sikap subyektifisme dan perjuangan serta propaganda yang dilakukan tidak
    menjauh dari kesadaran massa. Sering kali kita menyaksikan propganda yang
    dilkukan sebenarnya berguna bagi massa tapi massa tidak mempu memahami apa yang
    telah kita propagandakan sehingga propaganda yang telah kita keluarkan menjadi
    tidak mampu membangkitkan, menggerakkan massa. Beberapa pengalaman menunjukan
    bahwa bentuk propganda baik itu pamflet maupun buletin seringkali menjadi
    sinisme atau bahan ejekan mahasiswa, padahal maksudnya adalah untuk
    memperjuangkan mahasiswa tapi yang
    diperjuangkannya menjadi menjauh, disinilah letak pentingnya kita meletakan
    garis massa[4] agar
    tidak terjebak pada penyakit dogmatisme ataupun buntutisme.









    Sedikit Pengantar Untuk Investigasi Dan Analisa Kampus


    Penyelidikan sosial dapat dilakukan dengan berbagai cara tergantung pada situasi
    konkret dari masyarakat manapun yang akan diinvestigasi sosial dan juga kondisi
    serta kesanggupan dari orang yang mau melakukan investigasi sosial. Satu
    prinsip yang tidak boleh dilupakan dalam pelaksanaan penyelidikan sosial adalah
    sebaiknya penyelidikan sosial dilakukan secara kolektif (tim kerja) untuk menghindari subyektivisme perseorangan.
    Yang perlu dijadikan landasan adalah ISAK merupakan pekerjaan untuk
    membangkitkan, menggerakkan dan mengorganisasikan massa, pekerjaan ini tentunya
    dilakukan dengan kerja-kerja massa. Pekrejaan membangkitkan, menggerakkan
    danmengorganisasikan massa bukanpekerjaan sehari atau dua hari, tapi pekerjaan
    yang memerlukan ketelatenan, kesabaran, kerajinan dan kejujuran atas hasil
    pekerjaan. Telaten, rajin, sabar serta jujur dalam melakukan ISAK berdasarkan
    pada falsafah bahwa yang membuat perubahan adalah massa itu sendiri, bukan atas
    dasar keinginan pribadi, sehingga serobotan, tidak terencana dan tanpa
    perhitungan matangdan menjadi pekerjaan coba-mencoba.



    Oleh karena disampaikan dulu tahapan-tahapan yang ada dalam proses
    penyelidikan sosial, diantaranya :






    1. Bentuklah tim penyelidikan sosial minimal paling sedikit 3 orang,
    tergantung wilayah yang akan di ISAK. Apakah untuk satu Fakultas atau Kampus.
    Lebih baik kalau anggota tim merupakan pimpinan di organisai yang lebih tinggi
    ; kampus ataupun Cabang. Dalam membentuk tim (komite) ISAK, libatkan orang yang
    sudah menjadi anggota jangan dimonopoli oleh pimpinan agar tiap anggota
    terlatih dalam kerja-kerja massa dan jika belum ada anggota maka yang
    dilibatkan dalam tim adalah Calon anggota yang berasal dari wilayah yang akan
    kita organisir, sembari melakukan pendidikan kepada Calon Anggota tersebut.



    2. Adakan rapat persiapan untuk membuat perencanaan tentang penyelidikan
    sosial, mulai dari wilayah mana saja yang akan diselidiki, apa saja yang mau
    dicari, bagaimana mencari data, pembagian tugas atau peran dan penjadwalan
    kerja. Pastikan semua anggota tim memahami sejelas-jelasnya tentang perencanaan
    yang dibuat. Tentukan target kongkrit akan dicapai dalam perencanaan waktu.
    Misal anggota tim menargetkan dalam waktu tiga bulan sudah terbentuk rayon
    dengan kegiatan diskusi dan terbitnya pamflet seminggu sekali serta iuran tiap
    minngu. Dalam membuat targetan buatlah sekongkrit mungkin agar mudah di
    evaluasinya. Perencanaan itu sangat penting karena selain memudahkan untuk
    mengevaluasi juga memudahkan kerja dan yang lebih penting lagi supaya tidak
    banyak improvisasi dilapangan. Ketika banyak improvisai maka akan sulit untuk
    di kritisi apa-apa yang telah anggota tim laksanakan. Keuntungan lain dari
    perencanaan adalah focusing kerja, supaya tidak semua hal dilakukan dan semua
    hal dikerjakan, jika semua hal dilakukan dan semua hal dikerjakan biasanya
    menjadi salahsatu faktor yang mendorong “frustasi” dalam kerja massa, merasa
    semua hal telah dikorbankan tapi hasilnya nihil.



    3. Laksanakan penyelidikan sosial sesuai dengan perencanaan yang telah
    dibuat, baik mengenai apa saja yang mau dicari dan pembagian peran.
    Jangan lupa selalu membuat catatan-catatan yang rapi
    dan jelas tentang hasil penyelidikan sosial. Mencatat itu penting terutama
    tentang catatan keseharian anggota tim. Jangan pernah menganggap sepele tentang
    pekerjaan kecil ini, secara filosofis menulis itu penting, jika mengandalkan
    ingatan maka itu akan sangat lemah, karena manusia itu pasti mati.
    Dengan adanya tulisan akan memudahkan orang untuk belajar dari
    pengalamanpraktik yang telah kita laksanakan. Selain menjadi bahan dokumentasi,
    menulis juga membantu untuk mensistematisir pengetahuan yang telah kita miliki.



    4. Adakan rapat evaluasi untuk menilai sejauh mana kemajuan yang sudah
    dihasilkan dalam proses penyelidikan sosial, kendala-kendala yang dihadapi di
    lapangan dan bagaimana memecahkan persoalan tersebut, serta bagaimana
    penyelidikan sosial bisa lebih maju. Evaluasi bukan pekerjaan terpisah dari
    pekerjaan sebelumnya, evaluasi tetap integral denganapa-apa yang telah kita
    laksanakan sebelumnya. Forum evaluasi bukan forum untuk saling menjatuhkan,
    seperti yang sering di lakuakan oleh kalangan intelektual borjuis untuk menolak
    LPJ (Laporan Pertanggung Jawaban) sesama anggotanya, forum evaluasi adalah
    forum untuk menilai sejanuh mana pekerjaan yang telah kita lakukan dan yang
    paling penting adalah meng-evaluasi pekerjaannya bukan individunya.
    Secara umum melakukan evaluasi berkisar pada program, pelaksanaan program serta
    pelaksananya. Meng-evaluasi program berarti akan berbicara apakah program kerja
    yang dibuat terlalu melangit, tidak kongkrit sudahkah program tersebut sesuai
    dengan kondisi kongkritnya, bisa jadi satu program sangat kongkrit tapi karena
    tidak sesuai dengan kondisi yang diahadapi maka bisa gagal. Sedang pelaksanaan
    program berarti membicarakan sejauh mana program dilaksanakan, apakah tiap
    anggota tim melaksanakan program dengan penuh kedisiplinan atau banyak
    improvisasi dilapangan, misal metode pelaksanaan Program Konslodasi Anggota
    adalah propaganda solid dengan mendatangi satu persatu anggota, door to door,
    tapi dalam pelaksanaannya malah menggunakan konsep Even Organizing (EO), tentu
    saja konsep pelaksanaan door to door dan konsep EO adalah dua hal yang bebeda,
    karena EO adalah propaganda luas dan tiap anggota belumtentu bisa mengikutinya.
    Dengan propaganda solid kita akan mengetahui kondisi kongkrit yang tengah
    dihadapi oleh anggota; seperti sakit, sedang ujian. Konsep EO tidak akan mampu
    menjangkau keadaan konkrit yangtengah dihadapi oleh anggota. Berbicara pelaksana
    program adalah berkisar diwilayah Petugas program. Nantinya akan membicarakan
    apakah si Petugas terlibat dalam pembuatan program sehingga ia mengetahui
    perdebatan-perdebatan ketika membuat program, berbicara mengenai apakah
    kemampuanPetugas sesuai dengan program yang diberikan kepadanya. Juga akan
    membicarakan tentang sistem kerja Komite, otokritik, kepemimpinan kolektif,
    demokrasi terpusat dan garis massa,
    sebagai landasan kerja si Petugas, apakah masih terkena penyakit
    departemetalisme dan birokratisme.



    5. Setelah semua yang dicari dalam penyelidikan sosial tersebut dirasa cukup
    didapatkan, maka adakanlah rapat tim untuk mendiskusikan hasil-hasil
    penyelidikan sosial yang didapatkan, mengambil kesimpulan-kesimpulan penting
    dan menuliskan semua hasil laporan penyelidikan sosial dalam laporan tertulis
    yang sistematis dan rapi.



    6. Tim penyelidikan sosial harus membuat catatan penting berkaitan dengan
    temuan penyelidikan sosial yang dipandang perlu direspon dan dijadikan program
    oleh organisasi, dan mengajukannya secara resmi kepada organisasi. Point ini
    merupakan gambaran singkat dari praktik Demokrasi terpusat, dimana tiap anggota
    akan melakukan pekerjaan sesuai dengan program yang telah disepakati dan
    disahkan oleh Pimpinan Kolektif, jika akan
    melakukan pekerjaan lain maka harus segera melapor kepada pimpinan
    organisasi tertingginya





















    Setelah mengetahui tahapan-tahapan yang dilakukan dalam proses penyelidikan
    sosial, maka kita sekarang dapat berbicara tentang metode yang dapat dipakai
    dalam prakteknya. Beberapa metode yang dapat dipakai adalah sebagai berikut :



    1.
    Untuk pengumpulan data sekunder, seperti
    misalnya luas wilayah Kampus, jumlah Mahasiswa , jumlah fakultas dan sebagainya
    dapat diperoleh dengan mencarinya di Bagian Kemahasiswaan setempat. Namun
    demikian data-data tersebut haruslah dicek kebenarannnya di lapangan, karena
    seringkali data-data yang ada masih belum akurat.



    2.
    Penyelidikan sosial dapat dilakukan dengan
    melakukan pengamatan secara langsung terhadap situasi atau keadaan yang hendak
    dicari tahu, dan kemudian membuat catatan-catatan atas pengamatan yang
    dilakukan. Misalnya kita dapat mengamati secara langsung dinamika mahasiswa
    dalam Pemilu Raya Mahasiswa, apakah semua mahasiswa antusias, atau yang
    antusias lebih kecil dibanding yang apatis. Demikian juga kita dapat mengamati
    sarana dan prasarana yang yamg disediakan untuk mahasiswa lalu bandingkan
    dengan bayaran mahasiswa tiap semester.



    3.
    Kita dapat juga melakukan obrolan langsung
    dengan orang yang kita anggap mengetahui tentang sebuah hal atau menjadi orang
    yang kita ingin selidiki. Misalnya kita dapat datang ke orang yang sering
    berada dikampus untuk mendapatkan informasi dan data tentang bagaimana sikap
    mahasiswa terhadap kondisi pendidikan saat ini, lalu kita bisa langsung menanyakan
    apakah sarana dan prasrana yang ada memadai untuk menunjang kegiatan belajar
    mahasiswa. Yang perlu diperhatikan bahwa untuk dapat melakukan wawancara dengan
    baik dan mendapatkan hasil yang optimal, seringkali kita harus memperhatikan
    caranya atau juga kondisi orang yang akan diwawancarai.



    4. Kita juga dapat melakukan rapat penyelidikan dengan mengundang orang-orang
    yang kita anggap tepat untuk mendiskusikan materi yang mau dicari. Misalnya
    kita mengundang mahasiswa dalam acara buka bersama dan renungan kondisi
    pendidikan, untuk mengetahui sejauh mana pandangan dan perasaan mereka terhadap
    persoalan mahasiswa di kampusnya. Rapat penyelidikan tidak harus banyak-banyak,
    7-9 orang sudah cukup. Yang penting harus dipersiapkan dengan baik. Sebelum
    rapat kita harus mencatat apa-apa yang akan ditanyakan dalam rapat. Demikian
    juga selama rapat, kita harus membuat catatan-catatan penting tentang apa yang
    didiskusikan dan juga respon perserta rapat terhadap materi yang didiskusikan.






    Bangkitkan, Gerakkan dan Organisasikan Massa


    Bebaskan rakyat Indonesia dari Imperialisme dan Feodalisme


    Berjuang bersama Rakyat Menuju Demokrasi Sejati


















    [1] Di beberapa kampus sering kita menyaksikan Organisasi Mahasiswa
    terutama PMII dan HMI bertengkar sampai main golok karena rebutan jabatan
    Presma (Presiden Mahasiswa). Praktek seperti ini tentunya harus dihindari oleh ormas-ormas yang mengabdi
    kepada kepentingan massa, karena tiap orang harus dibangkitkan, digerakkan
    serta diorganisasikan dengan pandangan-pandangan maju.






    [2] Aktifitas belajar merupakan sandaran
    utama Mahasiswa atau Pelajar. Tapi istilah belajar bukan hanya berada di ruang
    kelas. Aktifitas belajar merupakan kesadaran yang paling diketahui oleh
    Mahasiswa






    [3] Keterngan lebih lanjut tentang pekerja
    bukan buruh, sedang buruh adalah termasuk pekerja. Lihat., Notulensi Pendidikan
    FMN, Lembang; 2003






    [4] salah satu point penting dari garis massa
    adalah bagaimana kita mengarahkan dan memimpin kesadaran massa, memadukan
    antara yang umum dan yang khusus, pimpinan dan massa, ide dan materi.

      Waktu sekarang Thu May 09, 2024 10:47 am