Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Join the forum, it's quick and easy

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

salah satu forum terbesar tempat kita bernostalgia

Login

Lupa password?

Our traffic

info rakyat

Sun Oct 31, 2010 9:05 pm by admin

---------------
PEMBERITAHUAN....

SF ZONA RELIGI SEKARANG KAMI PINDAH KE [You must be registered and logged in to see this link.] ANDA BISA BERPARTISIPASI DAN MENJADI MODERATOR SESUAI PERMINTAAN ANDA DENGAN REQUEST VIA SMS NO ADMIN 081945520865


Sekilas Info

Sun Jun 27, 2010 2:44 pm by admin

kabar gembira, forum lentera-rakyat mulai hari ini juga bisa diakses melalui [You must be registered and logged in to see this link.]


    eksistensi mahasiswa di lingkungan sosial

    ratri
    ratri
    Mega Ultimate Member


    Zodiac : Virgo Jumlah posting : 281
    Join date : 01.04.10
    Age : 37
    Lokasi : di hati si admin

    eksistensi mahasiswa di lingkungan sosial Empty eksistensi mahasiswa di lingkungan sosial

    Post by ratri Fri Jun 18, 2010 9:10 pm

    Eksistensi
    mahasiswa di lingkungan sosial









    Segala
    gerakan dan tindakan yang dilakukan sosok manusia yang satu ini, mewujudkan
    kridibelitasnya untuk mengusung perubahan sosial pada hakikat kesetaraan di
    semua lini kehidupan. Siapa lagi actor perubahan dan kebebasan dari segala
    hegemoni di era ini?






    Salut!!!
    Salut !!!



    Aku
    mahasiswa, engkau mahasiswa, dia mahasiswa, mereka masiswa di wilayah manapun
    pemuda pemudi bangga menyandang gelar mahasiswa. Lebel ini tidak semua anak
    bangsa bisa menyandangnya bahkan diasumsikan gelar itu hanya untuk anak bangsa
    dari golongan menengah ke atas, atau dari golongan bawah yang bapak ibunya
    harus banting tulang tiada henti untuk sang anak hanya demi kehidupan yang
    lebih baik di hari esok.






    Apakah kita
    akan tetap meyakini dan menganggap wajar bahwa “lingkaran setan” itu alami?



    Sang bijak
    bertanya kepada si miskin.



    Sang bijak:
    “hai saudaraku!! Kenapa kamu miskin?”



    Si miskin:
    “karena pekerjaanku pemulung atau buruh”



    Sang bijak:
    “kenapa bisa seperti itu?”



    Si miskin:
    “aku bodoh, sekolah pun hanya tingkat dasar! Bahkan saudaraku yang lain tidak
    pernah merasakan sekolah.”



    Sang bijak:
    “wahhhhh kamu sih kenapa kok bodoh?”



    Si miskin:
    “karena gak ada biaya !!! orang tuaku miskin.”



    Sang bijak:
    “saudaraku, kok bisa ortu kamu miskin?”



    Si miskin:
    “karena mereka bodoh.”



    Sang bijak:
    “trus kenapa mereka bodoh?”



    Si miskin:
    “mbahku dulu juga miskin, jadi ortuku pendidikannya rendah!”



    Sang bijak:
    “napa mbah kamu miskin?”



    Si miskin:
    “sebab mbah aku bodoh!! Begitu terus pe canggahku pe buyutku pe nenek moyangku
    sebelum-sebelume…itu karena biaya”






    Hipotesa
    fiktif ini, memang masih butuh diuji, tapi kita tidak bisa memungkiri realita
    itu ada di kehidupan sosial saat ini.






    Mahasiswa
    ???? mahasiswa !!!!



    Akankah kau
    tetap menjadi bagian dari sistem industri pendidikan yang tidak “mencerdaskan”
    ??? kau hanya pemulung ilmu pengetahuan
    dari teori-teori dan konsep-kosep yang dilahirkan tanpa bebas dari kepentingan.
    Akankah pengetahuan itu yang memenuhi volume rasio kamu??



    Apakah kau
    tidak berkehendak menggali teori-teori pengetahuan yang sesuai kultur,
    geografis dan kepentingan masyarakat kamu??



    Kau hanya
    JUBIR buku dan pengalaman manusia-manusia sebelumnya yang masih bermasalah
    dalam standarisasi equality kehidupan.






    Fakta,
    realita, dan hati nurani tidak pernah berbohong mengklasifikasi mahasiswa hanya
    “robot dan bangkai hidup” yang terjebak dalam ceremonial kehidupan. Manusia
    lahir, dibesarkan, menuntut ilmu, bekerja, nikah, punya anak, umur tua, mati.
    Yang semua itu dalam frame kebahagiaan dan kesejahteraan individual tanpa
    melihat saudara kita di lorong jembatan dan pemukiman kumuh korban dari
    kebijakan dan ketidakpedulian kita dalam keberpihakan.






    Kategori
    mahasiswa pada saat ini dibelenggu sifat akademis, pragmatis, oportunis,
    hedonis, modernis, politis golongan dan estetis.



    Mahasiswa
    akademis berwujud elitis profile yang dihiasi dengan “kecerdasan akademis”
    (nilai bagus, lulusan terbaik, cari kerja mudah),,,,,,,,,,,,,apakah dia
    benar-benar cerdas??



    Anggapan itu
    salah besar. Hal itu tidak representative bila intelektual diukur dari keadaan
    yang kasuistik seperti itu.



    Mahasiswa
    pragmatis oportunis berwujud orang yang paling bijak dalam memanfaatkan keadaan
    dan mencari peluang untuk kepentingan dan keuntungan diri sendiri. Katakanlah
    dia “hama” yang
    tidak peduli dengan lingkungan sosial di sekitarnya.



    Mahasiswa
    hedonis-modernis berwujud hanya kenikmatan hidup semata yang harus
    diperjuangkan. Dia menikmati kenikmatan yang bergelimang tanpa mau berbagi
    dengan yang lemah. Taruhlah dia sosok mahasiswa yang paling beruntung pada saat
    ini, dia mapan, banyak uang, pacaran lancar bahkan banyak pacar, asesoris
    kemewahan dimiliki, peka zaman, gaul, komersial, dan glamour.



    Mahasiswa
    politis golongan berwajah aktifis dan actor perubahan yang itu hanya topeng
    belaka, dia bergerak seolah-olah mahasiswa yang ideal namun kepentingan sendiri
    dan golongan hakikat orientasinya (jabatan dan uang). Salah besar, bila
    mahasiswa ini diprofilekan karena dia bagian dari fungsional system kepentingan.



    Mahasiswa
    estetis berwujud keindahan dan kedamaian semata yang menjadi aktifitasnya tanpa
    pernah melihat kecarut-marutan fenomena sosial. Mahasiswa ini egois, individual
    puol dan tidak layak dijuluki mahasiswa.






    Diskripsi dan
    “gacoran” di atas menunjukkan bahwa lebel hakikat mahasiswa itu tidak penting
    dan tidak layak seorang mengaku mahasiswa apabila dia belum pernah
    memperjuangkan equality yang sebenarnya untuk semua orang dan rakyat.



    Rasio kritis,
    kepedulian, kepekaan, ketajaman, keberanian, pengorbanan, kemanusiaan,
    akademis-formal, kebebasan dan perjuangan yang tak pernah henti adalah
    instrument mahasiswa yang harus selalu melekat pada jatidiri hingga menjadi
    karakter yang kokoh.






    aaahHHHhhhh,,,AarrRggGgHHHhhHh!!!


    Eksistensi
    dan peran mahasiswa sebenarnya seperti apa???



    Resistensi
    dari segala hegemoni dan keberpihakan kepada saudara yang lemah,,,,,,



    Bebas dan
    berani menolak kebijakan birokrasi yang menyengsarakan saudara kita yang
    tertindas,,,,,



    Ibu – ayah
    jangan tangisi keberadaanku menuju ketidakberadaan hanya untuk perubahan dan
    perubahan….






    Bersambung……………

      Waktu sekarang Fri Nov 22, 2024 10:58 pm