YANG
BERJATUHAN DI JALAN DA'WAH
Oleh : Fathi Yakan
I.
PENDAHULUAN
Da'wah
merupakan perjalanan panjang yang penuh dengan duri dan rintangan. Kemenangan
da'wah akan diperoleh apabila para anggota-anggotanya komitmen dan teguh dalam
menapaki jalan da'wah.
Sudah menjadi sunnatullah
bahwa akan ada anggota da'wah yang berjatuhan, baik bentuknya penyelewengan,
penyimpangan, pengunduran diri dan sebagainya, sebelum meraih kemenangan.
Fenomena ini tidak bisa dihindari, sehingga ada sebagian orang memandang hal
ini sebagai suatu fenomena yang wajar / sehat guna memperbaharui sel-sel
intinya, dan membebaskan da'wah dari segala hal yang memberatkan dan menghambat
pergerakan.
II.
FENOMENA YANG
BERJATUHAN DI ZAMAN NABI
Pada zaman
Rasulullah saw, sudah terjadi fenomena pembelotan para anggota jama’ah untuk
melepaskan tanggung jawab ataupun sekedar bermalas-malasan dalam berda’wah.
Beberapa peristiwa berjatuhan di jalan da'wah yang sempat terjadi adalah:
a.
Kelompok mutakhollifin
(orang-orang yang tidak berangkat) pada perang Uhud, diantaranya: Ka’ab bin
Malik, Muroroh Ibnu ‘Ar-Rabi’ dan Hilal bin Umayyah. Namun mereka bertiga ini
kemudian diterima taubatnya oleh Allah swt, dan penerimaan taubat mereka
diabadikan di dalam Al Qur’an dalam surat al Bara-ah, dan karena
pertaubatan besar inilah surat ini juga dinamakan surat at-Taubah.
b.
Pembocoran
rahasia negara oleh Hathib bin Abi Balta’ah. Namun mengingat kebaikan masa
lalunya, yaitu keikut sertaannya dalam perang Badar yang merupakan yaumul
furqan, Rasulullah saw mengampuni dan tidak menghukumnya.
c.
Haditsul Ifki (berita kebohongan besar) terhadap Ummul Mukminin
‘Aisyah ra. Diantara orang-orang yang terlibat dalam penyebaran berita
ini, ada tiga sahabat nabi, mereka telah mendapatkan hukuman had, yaitu
masing-masing di dera 80 kali, dan setelah itu merekapun bertaubat. Mereka itu
adalah: Hassan bin Tsabit, Hamnah binti Jahsy dan Misthah bin Utsatsah.
d.
Pengkhianatan Abu
Lubabah yang membocorkan rahasia hukum yang akan diterapkan kepada orang-orang
Yahudi Bani Quraizhah. Dia telah menyatakan taubat kepada Allah swt dan
Rasul-Nya, dan Allah swt-pun telah menerima taubatnya.
e.
Peristiwa
berdirinya masjid dhirar.
III.
SEBAB-SEBAB
BERJATUHAN
a.
Sebab-sebab yang
berhubungan dengan pergerakan
1.
Lemahnya segi
pendidikan.
2.
Tidak menempatkan
personal dalam posisi yang tepat.
3.
Distribusi
penugasan yang tidak merata pada setiap individu.
4.
Tidak adanya
monitoring personal secara baik.
5.
Tidak
menyelesaikan berbagai urusan dengan cepat.
6.
Konflik intern.
Konflik intern ini disebabkan oleh:
-
Lemahnya
kepemimpinan.
-
Adanya tangan
tersembunyi dan kekuatan luar yang sengaja menyebar fitnah.
-
Perbedaan watak
dan kecenderungan individu.
-
Persaingan dalam
memperebutkan kedudukan.
-
Tidak adanya
komitmen dan penonjolan tingkah laku individu.
-
Kevakuman
aktifitas dan produktifitas.
Dalam sejarah,
konflik yang pernah terjadi antar ummat Islam adalah pada peristiwa konflik
golongan Aus dan Khazraj. Dalangnya (provokatornya) adalah orang-orang Yahudi,
yaitu Syammas bin Qais. Atas prakarsa Rasulullah saw maka golongan Aus dan
Khazraj bersatu kembali. Hal tersebut terbukti dengan turunnya QS Ali Imran:
100 – 105.
7.
Kepemimpinan yang
tidak ahli dan qualified. Sebabnya antara lain:
-
Kelemahan dalam
kemampuan idiologi.
-
Kelemahan dalam
kemampuan organisatoris.
Oleh karena
itu, seorang pemimpin yang diangkat haruslah memiliki syarat:
-
Mengenal da'wah.
-
Mengenal diri
sendiri.
-
Pengayoman yang
kontinyu.
-
Teladan yang
baik.
-
Pandangan yang
tajam.
-
Kemauan yang
kuat.
-
Kharisma
kepribadian yang fitri.
-
Optimisme.
b.
Sebab-sebab yang
berhubungan dengan individu
Yaitu berjatuhannya
anggota disebabkan oleh atau bersumber pada pribadi anggota.
Yang termasuk
dalam hal ini adalah:
1.
Watak yang tidak
disiplin, sehingga menyebabkan dia tidak bisa menyesuaikan diri dengan
organisasi / jama’ah.
2.
Takut terancamnya
diri dan periuk nasinya (QS 4 : 120, QS 3 : 175).
Tersebut
dalam hadits:
حُفَّتِ الْجَنَّةُ
بِالْمَكَارِهِ، وَحُفَّتِ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ (رواه أحمد ومسلم والترمذي).
“Syurga dipagari dengan hal-hal yang tidak
menyenangkan, dan neraka dikelilingi oleh segala hal yang menyenangkan”.
(HR Ahmad, Muslim dan At-Tirmidzi).
3.
Sikap ekstrim dan
berlebih-lebihan.
Tersebut
dalam hadits:
“Hendaklah
kamu menjauhi sikap ekstrim dalam agama. Sesungguhnya orang yang sebelum kamu
binasa karena ekstrim dalam beragama”. (HR Ahmad dan An-Nasai).
4.
Sikap terlalu
memudah-mudahkan dan meremehkan.
Tersebut
dalam hadits:
“Sesungguhnya
kamu melakukan pekerjaan-pekerjaan dosa menurut pandangan mata kamu lebih halus
dari rambut. Di masa Rasulullah saw, kami menggolongkan perbuatan itu termasuk al
muubiqoot (hal-hal yang menghancurkan)”. (HR Bukhari).
5.
Tertipu kondisi
gemar menampilkan diri (QS 28 : 83).
6.
Kecemburuan
terhadap orang lain / kedengkian. (QS 5 : 27 – 30).
7.
Bencana senajata
/ penggunaan kekuatan.
Syarat-syarat
penggunaan kekuatan:
-
Habis segala
usaha dengan jalan lain.
-
Urusannya
dipegang oleh pimpinan dan jama’ah Islam dan bukan oleh individu.
-
Tidak menjurus
pada pengrusakan dan bencana.
-
Tidak boleh
keluar dari ketentuan syara’.
-
Penggunaan
kekuatan sesuai skala prioritas.
-
Penggunaan
senjata harus mempunyai persiapan yang matang dan cermat.
-
Hati-hati akan
pancingan berbagai reaksi.
-
Tidak boleh
menjerumuskan ummat Islam bila posisi kekuatan tidak seimbang.
c.
Tekanan Luar
1. Tekanan dari suatu cobaan (QS 3 : 175).
2.
Tekanan keluarga
dan kerabat (QS 9 : 24).
3.
Tekanan
Lingkungan.
4.
Tekanan gerakan
agitasi (penyebaran kritik dan keragu-raguan).
5. Tekanan figuritas (QS 7 :
12).
BERJATUHAN DI JALAN DA'WAH
Oleh : Fathi Yakan
I.
PENDAHULUAN
Da'wah
merupakan perjalanan panjang yang penuh dengan duri dan rintangan. Kemenangan
da'wah akan diperoleh apabila para anggota-anggotanya komitmen dan teguh dalam
menapaki jalan da'wah.
Sudah menjadi sunnatullah
bahwa akan ada anggota da'wah yang berjatuhan, baik bentuknya penyelewengan,
penyimpangan, pengunduran diri dan sebagainya, sebelum meraih kemenangan.
Fenomena ini tidak bisa dihindari, sehingga ada sebagian orang memandang hal
ini sebagai suatu fenomena yang wajar / sehat guna memperbaharui sel-sel
intinya, dan membebaskan da'wah dari segala hal yang memberatkan dan menghambat
pergerakan.
II.
FENOMENA YANG
BERJATUHAN DI ZAMAN NABI
Pada zaman
Rasulullah saw, sudah terjadi fenomena pembelotan para anggota jama’ah untuk
melepaskan tanggung jawab ataupun sekedar bermalas-malasan dalam berda’wah.
Beberapa peristiwa berjatuhan di jalan da'wah yang sempat terjadi adalah:
a.
Kelompok mutakhollifin
(orang-orang yang tidak berangkat) pada perang Uhud, diantaranya: Ka’ab bin
Malik, Muroroh Ibnu ‘Ar-Rabi’ dan Hilal bin Umayyah. Namun mereka bertiga ini
kemudian diterima taubatnya oleh Allah swt, dan penerimaan taubat mereka
diabadikan di dalam Al Qur’an dalam surat al Bara-ah, dan karena
pertaubatan besar inilah surat ini juga dinamakan surat at-Taubah.
b.
Pembocoran
rahasia negara oleh Hathib bin Abi Balta’ah. Namun mengingat kebaikan masa
lalunya, yaitu keikut sertaannya dalam perang Badar yang merupakan yaumul
furqan, Rasulullah saw mengampuni dan tidak menghukumnya.
c.
Haditsul Ifki (berita kebohongan besar) terhadap Ummul Mukminin
‘Aisyah ra. Diantara orang-orang yang terlibat dalam penyebaran berita
ini, ada tiga sahabat nabi, mereka telah mendapatkan hukuman had, yaitu
masing-masing di dera 80 kali, dan setelah itu merekapun bertaubat. Mereka itu
adalah: Hassan bin Tsabit, Hamnah binti Jahsy dan Misthah bin Utsatsah.
d.
Pengkhianatan Abu
Lubabah yang membocorkan rahasia hukum yang akan diterapkan kepada orang-orang
Yahudi Bani Quraizhah. Dia telah menyatakan taubat kepada Allah swt dan
Rasul-Nya, dan Allah swt-pun telah menerima taubatnya.
e.
Peristiwa
berdirinya masjid dhirar.
III.
SEBAB-SEBAB
BERJATUHAN
a.
Sebab-sebab yang
berhubungan dengan pergerakan
1.
Lemahnya segi
pendidikan.
2.
Tidak menempatkan
personal dalam posisi yang tepat.
3.
Distribusi
penugasan yang tidak merata pada setiap individu.
4.
Tidak adanya
monitoring personal secara baik.
5.
Tidak
menyelesaikan berbagai urusan dengan cepat.
6.
Konflik intern.
Konflik intern ini disebabkan oleh:
-
Lemahnya
kepemimpinan.
-
Adanya tangan
tersembunyi dan kekuatan luar yang sengaja menyebar fitnah.
-
Perbedaan watak
dan kecenderungan individu.
-
Persaingan dalam
memperebutkan kedudukan.
-
Tidak adanya
komitmen dan penonjolan tingkah laku individu.
-
Kevakuman
aktifitas dan produktifitas.
Dalam sejarah,
konflik yang pernah terjadi antar ummat Islam adalah pada peristiwa konflik
golongan Aus dan Khazraj. Dalangnya (provokatornya) adalah orang-orang Yahudi,
yaitu Syammas bin Qais. Atas prakarsa Rasulullah saw maka golongan Aus dan
Khazraj bersatu kembali. Hal tersebut terbukti dengan turunnya QS Ali Imran:
100 – 105.
7.
Kepemimpinan yang
tidak ahli dan qualified. Sebabnya antara lain:
-
Kelemahan dalam
kemampuan idiologi.
-
Kelemahan dalam
kemampuan organisatoris.
Oleh karena
itu, seorang pemimpin yang diangkat haruslah memiliki syarat:
-
Mengenal da'wah.
-
Mengenal diri
sendiri.
-
Pengayoman yang
kontinyu.
-
Teladan yang
baik.
-
Pandangan yang
tajam.
-
Kemauan yang
kuat.
-
Kharisma
kepribadian yang fitri.
-
Optimisme.
b.
Sebab-sebab yang
berhubungan dengan individu
Yaitu berjatuhannya
anggota disebabkan oleh atau bersumber pada pribadi anggota.
Yang termasuk
dalam hal ini adalah:
1.
Watak yang tidak
disiplin, sehingga menyebabkan dia tidak bisa menyesuaikan diri dengan
organisasi / jama’ah.
2.
Takut terancamnya
diri dan periuk nasinya (QS 4 : 120, QS 3 : 175).
Tersebut
dalam hadits:
حُفَّتِ الْجَنَّةُ
بِالْمَكَارِهِ، وَحُفَّتِ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ (رواه أحمد ومسلم والترمذي).
“Syurga dipagari dengan hal-hal yang tidak
menyenangkan, dan neraka dikelilingi oleh segala hal yang menyenangkan”.
(HR Ahmad, Muslim dan At-Tirmidzi).
3.
Sikap ekstrim dan
berlebih-lebihan.
Tersebut
dalam hadits:
“Hendaklah
kamu menjauhi sikap ekstrim dalam agama. Sesungguhnya orang yang sebelum kamu
binasa karena ekstrim dalam beragama”. (HR Ahmad dan An-Nasai).
4.
Sikap terlalu
memudah-mudahkan dan meremehkan.
Tersebut
dalam hadits:
“Sesungguhnya
kamu melakukan pekerjaan-pekerjaan dosa menurut pandangan mata kamu lebih halus
dari rambut. Di masa Rasulullah saw, kami menggolongkan perbuatan itu termasuk al
muubiqoot (hal-hal yang menghancurkan)”. (HR Bukhari).
5.
Tertipu kondisi
gemar menampilkan diri (QS 28 : 83).
6.
Kecemburuan
terhadap orang lain / kedengkian. (QS 5 : 27 – 30).
7.
Bencana senajata
/ penggunaan kekuatan.
Syarat-syarat
penggunaan kekuatan:
-
Habis segala
usaha dengan jalan lain.
-
Urusannya
dipegang oleh pimpinan dan jama’ah Islam dan bukan oleh individu.
-
Tidak menjurus
pada pengrusakan dan bencana.
-
Tidak boleh
keluar dari ketentuan syara’.
-
Penggunaan
kekuatan sesuai skala prioritas.
-
Penggunaan
senjata harus mempunyai persiapan yang matang dan cermat.
-
Hati-hati akan
pancingan berbagai reaksi.
-
Tidak boleh
menjerumuskan ummat Islam bila posisi kekuatan tidak seimbang.
c.
Tekanan Luar
1. Tekanan dari suatu cobaan (QS 3 : 175).
2.
Tekanan keluarga
dan kerabat (QS 9 : 24).
3.
Tekanan
Lingkungan.
4.
Tekanan gerakan
agitasi (penyebaran kritik dan keragu-raguan).
5. Tekanan figuritas (QS 7 :
12).
Tue Aug 01, 2023 9:56 pm by wisatasemarang
» Portable STATA 18 Crack Full Version
Thu May 11, 2023 5:24 pm by wisatasemarang
» NVivo 12 Crack Full version
Mon Jan 30, 2023 11:16 am by wisatasemarang
» Tutorial Difference In difference (DID (Diff-in-Diff) With Eviews 13
Thu Nov 03, 2022 6:24 am by wisatasemarang
» Online Workshop Smart PLS Minggu, 01 Oktober 2022
Sat Sep 17, 2022 11:35 am by wisatasemarang
» kumpulan ebook tentang robot
Fri Jan 02, 2015 10:04 pm by kyuru
» MANTRA PELET
Wed May 16, 2012 3:31 am by orlandojack
» book love of spell
Sat Mar 24, 2012 8:08 pm by rifqi as
» attraction Formula
Sat Mar 24, 2012 7:09 pm by rifqi as