‘Ulümuddîn Digital Journal Al-Manär Edisi I/2004
1
K Ka ar ra ak kt te er ri is st ti ik k D Da ak kw wa ah h I Il la al ll la ah h
Rilliani Abdurrahman
Dakwah merupakan salah satu kewajiban Muslim. Karena sesungguhnya Allah
SWT mengutus para Nabi dan Rasul untuk menegakkan ad-dien ini dengan petunjuk yang
benar hingga mengatasi dien-dien yang lain. Kini, para Nabi dan Rasul telah tiada. Umat
Islamlah yang mewarisi tugas mereka untuk mengemban risalah Islam, menyeru umat
manusia menuju kebaikan dan ketakwaan, dan mencegah mereka dari perbuatan keji dan
munkar.
ُﻨ َﻣ ﺁ َﻦ ﻳ ِﺬ ّﹶﻟ ﺍ ﺎَﻬُّﻳﹶﺃ ﺎَﻳ ﱠﺮ ﻠ ِﻟ َﻭ ِﻪ ّﹶﻠ ِﻟ ﺍﻮُﺒﻴِﺠَﺘْﺳﺍ ﺍﻮ ِﺀ ْﺮ َﻤ ﹾﻟ ﺍ َﻦ ْﻴ َﺑ ﹸﻝ ﻮ ُﺤ َﻳ َﻪ ّﹶﻠ ﻟ ﺍ ّﹶﻥ ﹶﺃ ﺍﻮُﻤﹶﻠْﻋﺍَﻭ ْﻢﹸﻜﻴِﻴْﺤُﻳ ﺎَﻤِﻟ ْﻢ ﹸﻛ ﺎ َﻋ َﺩ ﺍﹶﺫِﺇ ِﻝ ﻮ ُﺳ
ﹶﻥ ﻭ ُﺮ َﺸ ْﺤ ُﺗ ِﻪ ْﻴ ﹶﻟ ِﺇ ُﻪ َّﻧ ﹶﺃ َﻭ ِﻪ ِﺒ ﹾﻠ ﹶﻗ َﻭ
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu
kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu. (Al-Anfaal: 24)
Sesungguhnya melaksanakan dakwah adalah untuk kepentingan dan eksistensi
manusia itu sendiri di dunia ini. Hal ini sebagaimana yang diisyaratkan dalam firman Allah
SWT di atas, bahwa seruan Allah dan Rasul-Nya yang mesti kita sambut adalah "lima
yuhyiikum" (untuk suatu yang memberi kehidupan kalian).
Jika dakwah memberi kehidupan pada manusia, maka melalaikannya akan
mengakibatkan kesulitan, kerusakan dan kebinasaan. Bila demikian mengapakah masih
banyak manusia yang tidak tergerak untuk berdakwah? Dengan tegas Allah
memperingatkan kepada kaum Muslimin:
LISENSI DOKUMEN
Artikel ini dikutip dan diedit dari Rilliani Abdurrahman, "Da'wah Ilallah", Inthilaq (No
12/16-31 Agustus 1993). Diperkenankan untuk melakukan penyebarluasan artikel ini bagi
kepentingan pendidikan dan bukan untuk kepentingan komersial, dengan tetap
mencantumkan atribut penulis dan keterangan dokumen ini secara lengkap. ‘Ulümuddîn Digital Journal Al-Manär Edisi I/2004
2
َﻭ ﱠﻦ َﺒ ﻴ ِﺼ ُﺗ ﻻ ﹰﺔ َﻨ ْﺘ ِﻓ ﺍﻮﹸﻘَّﺗﺍ ﺍ ُﺪ ﻳ ِﺪ َﺷ َﻪ ّﹶﻠ ﻟ ﺍ ّﹶﻥ ﹶﺃ ﺍﻮُﻤﹶﻠْﻋﺍَﻭ ﹰﺔ َّﺻ ﺎ َﺧ ْﻢ ﹸﻜ ْﻨ ِﻣ ﺍ ﻮ ُﻤ ﹶﻠ ﹶﻇ َﻦ ﻳ ِﺬ ّﹶﻟ ﺍ ِﺏﺎﹶﻘِﻌﹾﻟ
Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara
kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.. (Al-Anfaal: 25)
Dakwah ialah menyeru manusia kepada Allah dengan hikmah dan teladan
(pelajaran) yang baik sehingga manusia mengkufuri thaghut, dan beriman kepada Allah
serta keluar dari kegelapan menuju cahaya Islam.
ﺎِﺑ ْﻢ ُﻬ ﹾﻟ ِﺩ ﺎ َﺟ َﻭ ِﺔ َﻨ َﺴ َﺤ ﹾﻟ ﺍ ِﺔ ﹶﻈ ِﻋ ْﻮ َﻤ ﹾﻟ ﺍ َﻭ ِﺔ َﻤ ﹾﻜ ِﺤ ﹾﻟ ﺎ ِﺑ َﻚ ِّﺑ َﺭ ِﻞ ﻴ ِﺒ َﺳ ﻰﹶﻟِﺇ ُﻉ ْﺩ ﺍ ﱠﺑ َﺭ ّﹶﻥ ِﺇ ُﻦ َﺴ ْﺣ ﹶﺃ َﻲ ِﻫ ﻲِﺘّﹶﻟ ُﻫ َﻚ ْﻦ َﻤ ِﺑ ُﻢ ﹶﻠ ْﻋ ﹶﺃ َﻮ
ﱠﹶﻞ َﺿ َﻦﻳِﺪَﺘْﻬُﻤﹾﻟﺎِﺑ ُﻢ ﹶﻠ ْﻋ ﹶﺃ َﻮ ُﻫ َﻭ ِﻪ ِﻠ ﻴ ِﺒ َﺳ ْﻦ َﻋ
Serulah manusia kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka
dengan cara yang baik. (An-Nahl: 125)
Dakwah Islam adalah seruan kepada Allah yang menuntut komitmen seutuhnya
dan kesadaran terhadap konsekuensinya. Karena itu, seluruh tujuan dan sasarannya
mencakup seluruh tujuan dan sasaran Islam, prinsip-prinsip dan pemahamannya
bersumber pada sumber Islam yang murni yaitu Al-Qur'an dan Sunnah serta Sirah
Nabawiyah sebagai teladan dalam operasionalnya. Dalam hal ini Ustadz Hasan Al-Hudaibi
menyatakan: "Dakwah Islam adalah dakwah yang mencakup seluruh aspek hidup dan
kehidupan manusia; mampu mengubah akidah yang sesat menuju ke lubuk hati manusia
untuk menerangi bashirah mereka; mampu memperlihatkan kepadanya yang haq itu haq
dan yang bathil itu bathil serta mampu membawa manusia untuk mengikuti kebenaran dan
menjauhi kebatilan tersebut.
Hal pertama yang prinsip untuk dipahami dan disadari oleh setiap Muslim, dakwah
Islam akan berhasil manakala tujuan akhir dari seluruh aktivitas dakwah hanya mengharap
ridha Allah semata.
Menyeru kepada Allah bukanlah tujuan agar manusia tertarik terhadap suatu
kelompok, golongan atau partai sehingga mereka lebih merasa dekat kepada organisasi-
organisasi tersebut daripada kepada Allah. Dakwah Ilallah adalah menyeru manusia agar
hidupnya berada di rel Islam dan hanya untuk meraih keridhaan Allah semata. ‘Ulümuddîn Digital Journal Al-Manär Edisi I/2004
3
َﻣ َﻭ ﺎَﻧﹶﺃ ٍﺓ َﲑ ِﺼ َﺑ ﻰﹶﻠَﻋ ِﻪ ّﹶﻠ ﻟ ﺍ ﻰﹶﻟِﺇ ﻮُﻋْﺩﹶﺃ ﻲ ِﻠ ﻴ ِﺒ َﺳ ِﻩ ِﺬ َﻫ ﹾﻞ ﹸﻗ َﲔ ِﻛ ِﺮ ْﺸ ُﻤ ﹾﻟ ﺍ َﻦ ِﻣ ﺎَﻧﹶﺃ ﺎَﻣَﻭ ِﻪ ّﹶﻠ ﻟ ﺍ ﹶﻥ ﺎ َﺤ ْﺒ ُﺳ َﻭ ﻲِﻨَﻌَﺒَّﺗﺍ ِﻦ
Katakanlah: “Inilah jalan-ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku menyeru kepada Allah dengan
hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik." (QS Yusuf:108)
Hal ini bukan berarti dakwah Ilallah menyuruh agar manusia menjauhi para da'i
dengan jamaah dakwahnya, namun harus ditekankan bahwasannya kebersamaan mereka
dalam suatu jamaah adalah merupakan perwujudan komitmen mereka terhadap Islam,
bukan karena fanatisme kelompok, golongan atau figuritas tokoh.
Jadi sebelum seseorang iltizam (berkomitmen) dengan suatu kelompok atau
jamaah dakwah, haruslah ditanamkan terlebih dahulu komitmennya terhadap Islam. Dan
iltizam bil Islam ini akan tumbuh setelah seseorang memiliki pamahaman Islam yang
menyeluruh dan benar. Maka dapatlah dipahami apabila salah seorang ulama abad ini,
Imam Hasan Al-Banna, menetapkan pemahaman sebagai rukun pertama dari bai'ah (janji
setia yang merupakan pernyataan komitmen seseorang terhadap suatu jamaah) dan dalam
operasional dakwahnya beliau menetapkan marhalah ta'rif sebagai tahapan pertama dalam
Dakwah Ilallah ini.
Sebaliknya, bila komitmen terhadap jamaah mendahului pemahamannya terhadap
Islam, maka dakwah akan melahirkan manusia-manusia yang ta’ashub terhadap
kelompoknya; memunculkan fanatisrne golongan yang mengakibatkan perasaan paling
benar atau paling baik. Akhirnya mereka akan mudah melemparkan tuduhan-tuduhan
kepada kelompok dakwah lainnya, yang pada puncaknya bisa memunculkan sikap takfir
(saling mengafirkan sesama Muslim). Inilah realita yang memprihatinkan yang seringkali
terjadi dalam tubuh umat Islam, padaha. Padahal, Allah mengecam keras perilaku
demikian.
َﲔ ِﻛ ِﺮ ْﺸ ُﻤ ﹾﻟ ﺍ َﻦ ِﻣ ﺍﻮُﻧﻮﹸﻜَﺗ ﻻَﻭ ) ٣١ ( ْﻢ ِﻬ ْﻳ َﺪ ﹶﻟ ﺎَﻤِﺑ ٍﺏ ْﺰ ِﺣ ّﹸﻞ ﹸﻛ ﺎًﻌَﻴِﺷ ﺍﻮُﻧﺎﹶﻛَﻭ ْﻢُﻬَﻨﻳِﺩ ﺍﻮﹸﻗَّﺮﹶﻓ َﻦ ﻳ ِﺬ ّﹶﻟ ﺍ َﻦ ِﻣ
ﹶﻥ ﻮ ُﺣ ِﺮ ﹶﻓ ) ٣٢ (
Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah yaitu orang-orang yang memecah
belah dien mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa
yang ada pada golongan mereka. (Ar-Ruum: 31-32) ‘Ulümuddîn Digital Journal Al-Manär Edisi I/2004
4
Dakwah Ilallah bukan pulalah menyeru manusia untuk mengabdi kepada
kepentingan pribadi sang da'i. Dakwah bisa tergelincir dari jalan Allah menuju
kepentingan pribadi manakala dalam diri sang da’i tumbuh keinginan untuk meraih
popularitas atau ambisi menjadi figur masyarakat. Hal ini tentu didorong oleh maksud-
maksud tertentu untuk memanfaatkan potensi umat, baik berupa tenaga ataupun hartanya,
untuk kepentingan sang da'i. Hal semacam ini tidak pantas dilakukan oleh seseorang yang
telah memahami Islam dan menyadari tugasnya dalam mengemban risalah.
َﺏﺎَﺘِﻜﹾﻟﺍ ُﻪ ّﹶﻠ ﻟ ﺍ ُﻪ َﻴ ِﺗ ْﺆ ُﻳ ﹾﻥ ﹶﺃ ٍﺮ َﺸ َﺒ ِﻟ ﹶﻥ ﺎ ﹶﻛ ﺎَﻣ ﹸﺛ ﹶﺓَّﻮُﺒُّﻨﻟﺍَﻭ َﻢ ﹾﻜ ُﺤ ﹾﻟ ﺍ َﻭ ﱠﻢ ﻭُﺩ ْﻦ ِﻣ ﻲِﻟ ﺍ ًﺩ ﺎ َﺒ ِﻋ ﺍﻮُﻧﻮﹸﻛ ِﺱ ﺎ َّﻨ ﻠ ِﻟ ﹶﻝ ﻮ ﹸﻘ َﻳ ِﻪ ّﹶﻠ ﻟ ﺍ ِﻥ
ﱠﺑ َﺭ ﺍﻮُﻧﻮﹸﻛ ْﻦ ِﻜ ﹶﻟ َﻭ ﹶﻥ ﻮ ُﺳ ُﺭ ْﺪ َﺗ ْﻢ ُﺘ ْﻨ ﹸﻛ ﺎَﻤِﺑَﻭ َﺏﺎَﺘِﻜﹾﻟﺍ ﹶﻥ ﻮ ُﻤ ِّﻠ َﻌ ُﺗ ْﻢ ُﺘ ْﻨ ﹸﻛ ﺎَﻤِﺑ َﲔِّﻴِﻧﺎ
Tidak wajar bagi seorang manusia yang Allah berikan kepadanya AI-Kitab, hikmah dan kenabian, lalu ia
berkata kepada manusia: “Hendaklah kalian menjadi pengabdi-pengabdiku bukan pengabdi Allah!” Akan
tetapi (semestinya dia mengatakan): “Hendaklah kalian menjadi orang-orang Rabbani. karena kamu selalu
mengajarkan AI-Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya." (Ali 'lmran: 79)
Dakwah Ilallah bukanlah seorang pedagang ayat-ayat Allah, yang menjual Islam
untuk kepentingan pribadinya; bukan pula seorang aktor yang bersemangat tatkala di
tengah keramaian, namun lesu dihadapan sedikit manusia; bukan pula artis yang
mengharap sanjungan dan tepuk tangan. Da'i Ilallah tidak mengharapkan upah atau
balasan dari manusia atas segala usaha dan pengorbanannya di jalan Allah. Karena itu ia
akan terus menyeru manusia ke jalan Allah, baik manusia memujinya ataupun mencacinya,
baik orang banyak mendukungnya atau menghambatnya. Mereka akan berkata
sebagaimana yang telah dikatakan oleh Nabi Nuh as.:
َﲔ ِﻤ ﹶﻟ ﺎ َﻌ ﹾﻟ ﺍ ِّﺏ َﺭ ﻰﹶﻠَﻋ ﻻِﺇ َﻱ ِﺮ ْﺟ ﹶﺃ ﹾﻥ ِﺇ ٍﺮ ْﺟ ﹶﺃ ْﻦ ِﻣ ِﻪ ْﻴ ﹶﻠ َﻋ ْﻢ ﹸﻜ ﹸﻟ ﹶﺄ ْﺳ ﹶﺃ ﺎَﻣَﻭ
Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan-ajakan itu, upahku tidak lain hanyalah dari
Rabbul ‘alamin. (Asy-Syu'ara: 109)
Karena itu seorang da'i Ilallah dituntut untuk bekerja dan mencari mata
pencaharian sehingga bisa hidup mandiri dan ia pun harus intima' (terikat) dalam suatu ‘Ulümuddîn Digital Journal Al-Manär Edisi I/2004
5
jamaah dakwah. Hal ini agar seluruh aktivitas dakwahnya teratur, terprogram dan
bersasaran jelas. Dengan demikian, ia tidak akan memanfaatkan dakwah untuk
kepentingan pribadinya, atau menjadikannya sebagai tempat mencari mata pencaharian.
* * *
Dakwah Ilallah adalah seruan yang muncul dari hati yang ikhlas, yang
mengharapkan ridha Allah semata hingga tegaknya dienullah yang akan menaungi umat
manusia. Adalah suatu penyimpangan bila dakwah diserukan untuk memenuhi
kepentingan kelompok tertentu tempat dakwah dijadikan alat propaganda.
Dakwah semacam ini seringkali menempatkan para ulama sebagai 'stempel' yang
melegalisasi segala tindakan suatu golongan atau penguasa dengan menghalalkan segala
yang mereka senangi dan mengharamkan hal-hal yang mereka benci. Para ulama semacam
ini pun tidak segan-segan menyembunyikan ayat-ayat Allah serta memutarbalikkan
maknanya demi kepentingan penguasa yang zalim. Orang-orang semacam ini tidak layak
menyandang predikat sebagai da'i Ilallah.
ﻻِﺇ ْﻢ ِﻬ ِﻧ ﻮ ﹸﻄ ُﺑ ﻲِﻓ ﹶﻥ ﻮ ﹸﻠ ﹸﻛ ﹾﺄ َﻳ ﺎَﻣ َﻚ ِﺌ ﹶﻟ ﻭ ﹸﺃ ﻼ ﻴ ِﻠ ﹶﻗ ﺎًﻨَﻤﹶﺛ ِﻪ ِﺑ ﹶﻥﻭُﺮَﺘْﺸَﻳَﻭ ِﺏ ﺎ َﺘ ِﻜ ﹾﻟ ﺍ َﻦ ِﻣ ُﻪ ّﹶﻠ ﻟ ﺍ ﹶﻝ َﺰ ْﻧ ﹶﺃ ﺎَﻣ ﹶﻥﻮُﻤُﺘﹾﻜَﻳ َﻦ ﻳ ِﺬ ّﹶﻟ ﺍ ّﹶﻥ ِﺇ
ٌﻢ ﻴ ِﻟ ﹶﺃ ٌﺏ ﺍ ﹶﺬ َﻋ ْﻢ ُﻬ ﹶﻟ َﻭ ْﻢ ِﻬ ﻴ ِّﻛ َﺰ ُﻳ ﻻَﻭ ِﺔ َﻣ ﺎ َﻴ ِﻘ ﹾﻟ ﺍ َﻡ ْﻮ َﻳ ُﻪ ّﹶﻠ ﻟ ﺍ ُﻢ ُﻬ ُﻤ ِّﻠ ﹶﻜ ُﻳ ﻻَﻭ َﺭ ﺎ َّﻨ ﻟ ﺍ
Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah, yaitu Al-Kitab dan
menjualnya dengan harga yang sedikit (murah), mereka itu sebenarnya tidak makan ke dalam perutnya
melainkan api, dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat dan tidak mensucikan
mereka dan bagi mereka siksa yang sangat pedih. (AI-Baqarah: 174)
Dakwah 'sponsor' semacam ini—yang di dalamnya terlibat para ulama penyeru
kepentingan suatu golongan—sangat berbahaya bagi tegaknya Islam dan kehidupan umat
manusia. Sebab, bisa jadi dakwah ini mengabdi kepada orang-orang yang tidak suka
kepada Islam, bahkan bisa jadi pula mengabdi kepada musuh-musuh Islam yang siang
malam memikirkan strategi untuk melenyapkan Islam dan umatnya dari muka bumi.
* * *
Dakwah Ilallah tegak di atas landasan keikhlasan seorang da'i yang hanya
mengharap ridha Allah semata, dengan tegaknya kalimatullah pada pribadi-pribadi ‘Ulümuddîn Digital Journal Al-Manär Edisi I/2004
6
manusia, keluarganya dan masyarakat luas. Dakwah Ilallah adalah dakwah untuk
menyelamatkan manusia dan kemanusiaannya, seruan untuk membangun peradaban yang
tegak di atas landasan akhlak yang mulia dan di bawah naungan Islam yang kokoh. Maka,
adakah seruan yang lebih baik dan lebih patut disambut seruannya oleh manusia selain
dakwah kepada Allah atau seruan menuju Islam?
ِﻪ ّﹶﻠ ﻟ ﺍ ﻰﹶﻟِﺇ ﺎَﻋَﺩ ْﻦ َّﻤ ِﻣ ﻻْﻮﹶﻗ ُﻦ َﺴ ْﺣ ﹶﺃ ْﻦ َﻣ َﻭ ﱠﻧ ِﺇ ﹶﻝ ﺎ ﹶﻗ َﻭ ﺎًﺤِﻟﺎَﺻ ﹶﻞ ِﻤ َﻋ َﻭ َﲔ ِﻤ ِﻠ ْﺴ ُﻤ ﹾﻟ ﺍ َﻦ ِﻣ ﻲِﻨ
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal
saleh dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri." (Fushshilat: 33)
Pada akhirnya para da'i Ilallah pasti akan memperoleh kesuksesan hidup di dunia
maupun di akhirat, sekalipun gerakan dakwahnya belum mampu mewujudkan cita-citanya
dan mencapai sasaran yang dituju.
1
K Ka ar ra ak kt te er ri is st ti ik k D Da ak kw wa ah h I Il la al ll la ah h
Rilliani Abdurrahman
Dakwah merupakan salah satu kewajiban Muslim. Karena sesungguhnya Allah
SWT mengutus para Nabi dan Rasul untuk menegakkan ad-dien ini dengan petunjuk yang
benar hingga mengatasi dien-dien yang lain. Kini, para Nabi dan Rasul telah tiada. Umat
Islamlah yang mewarisi tugas mereka untuk mengemban risalah Islam, menyeru umat
manusia menuju kebaikan dan ketakwaan, dan mencegah mereka dari perbuatan keji dan
munkar.
ُﻨ َﻣ ﺁ َﻦ ﻳ ِﺬ ّﹶﻟ ﺍ ﺎَﻬُّﻳﹶﺃ ﺎَﻳ ﱠﺮ ﻠ ِﻟ َﻭ ِﻪ ّﹶﻠ ِﻟ ﺍﻮُﺒﻴِﺠَﺘْﺳﺍ ﺍﻮ ِﺀ ْﺮ َﻤ ﹾﻟ ﺍ َﻦ ْﻴ َﺑ ﹸﻝ ﻮ ُﺤ َﻳ َﻪ ّﹶﻠ ﻟ ﺍ ّﹶﻥ ﹶﺃ ﺍﻮُﻤﹶﻠْﻋﺍَﻭ ْﻢﹸﻜﻴِﻴْﺤُﻳ ﺎَﻤِﻟ ْﻢ ﹸﻛ ﺎ َﻋ َﺩ ﺍﹶﺫِﺇ ِﻝ ﻮ ُﺳ
ﹶﻥ ﻭ ُﺮ َﺸ ْﺤ ُﺗ ِﻪ ْﻴ ﹶﻟ ِﺇ ُﻪ َّﻧ ﹶﺃ َﻭ ِﻪ ِﺒ ﹾﻠ ﹶﻗ َﻭ
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu
kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu. (Al-Anfaal: 24)
Sesungguhnya melaksanakan dakwah adalah untuk kepentingan dan eksistensi
manusia itu sendiri di dunia ini. Hal ini sebagaimana yang diisyaratkan dalam firman Allah
SWT di atas, bahwa seruan Allah dan Rasul-Nya yang mesti kita sambut adalah "lima
yuhyiikum" (untuk suatu yang memberi kehidupan kalian).
Jika dakwah memberi kehidupan pada manusia, maka melalaikannya akan
mengakibatkan kesulitan, kerusakan dan kebinasaan. Bila demikian mengapakah masih
banyak manusia yang tidak tergerak untuk berdakwah? Dengan tegas Allah
memperingatkan kepada kaum Muslimin:
LISENSI DOKUMEN
Artikel ini dikutip dan diedit dari Rilliani Abdurrahman, "Da'wah Ilallah", Inthilaq (No
12/16-31 Agustus 1993). Diperkenankan untuk melakukan penyebarluasan artikel ini bagi
kepentingan pendidikan dan bukan untuk kepentingan komersial, dengan tetap
mencantumkan atribut penulis dan keterangan dokumen ini secara lengkap. ‘Ulümuddîn Digital Journal Al-Manär Edisi I/2004
2
َﻭ ﱠﻦ َﺒ ﻴ ِﺼ ُﺗ ﻻ ﹰﺔ َﻨ ْﺘ ِﻓ ﺍﻮﹸﻘَّﺗﺍ ﺍ ُﺪ ﻳ ِﺪ َﺷ َﻪ ّﹶﻠ ﻟ ﺍ ّﹶﻥ ﹶﺃ ﺍﻮُﻤﹶﻠْﻋﺍَﻭ ﹰﺔ َّﺻ ﺎ َﺧ ْﻢ ﹸﻜ ْﻨ ِﻣ ﺍ ﻮ ُﻤ ﹶﻠ ﹶﻇ َﻦ ﻳ ِﺬ ّﹶﻟ ﺍ ِﺏﺎﹶﻘِﻌﹾﻟ
Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara
kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.. (Al-Anfaal: 25)
Dakwah ialah menyeru manusia kepada Allah dengan hikmah dan teladan
(pelajaran) yang baik sehingga manusia mengkufuri thaghut, dan beriman kepada Allah
serta keluar dari kegelapan menuju cahaya Islam.
ﺎِﺑ ْﻢ ُﻬ ﹾﻟ ِﺩ ﺎ َﺟ َﻭ ِﺔ َﻨ َﺴ َﺤ ﹾﻟ ﺍ ِﺔ ﹶﻈ ِﻋ ْﻮ َﻤ ﹾﻟ ﺍ َﻭ ِﺔ َﻤ ﹾﻜ ِﺤ ﹾﻟ ﺎ ِﺑ َﻚ ِّﺑ َﺭ ِﻞ ﻴ ِﺒ َﺳ ﻰﹶﻟِﺇ ُﻉ ْﺩ ﺍ ﱠﺑ َﺭ ّﹶﻥ ِﺇ ُﻦ َﺴ ْﺣ ﹶﺃ َﻲ ِﻫ ﻲِﺘّﹶﻟ ُﻫ َﻚ ْﻦ َﻤ ِﺑ ُﻢ ﹶﻠ ْﻋ ﹶﺃ َﻮ
ﱠﹶﻞ َﺿ َﻦﻳِﺪَﺘْﻬُﻤﹾﻟﺎِﺑ ُﻢ ﹶﻠ ْﻋ ﹶﺃ َﻮ ُﻫ َﻭ ِﻪ ِﻠ ﻴ ِﺒ َﺳ ْﻦ َﻋ
Serulah manusia kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka
dengan cara yang baik. (An-Nahl: 125)
Dakwah Islam adalah seruan kepada Allah yang menuntut komitmen seutuhnya
dan kesadaran terhadap konsekuensinya. Karena itu, seluruh tujuan dan sasarannya
mencakup seluruh tujuan dan sasaran Islam, prinsip-prinsip dan pemahamannya
bersumber pada sumber Islam yang murni yaitu Al-Qur'an dan Sunnah serta Sirah
Nabawiyah sebagai teladan dalam operasionalnya. Dalam hal ini Ustadz Hasan Al-Hudaibi
menyatakan: "Dakwah Islam adalah dakwah yang mencakup seluruh aspek hidup dan
kehidupan manusia; mampu mengubah akidah yang sesat menuju ke lubuk hati manusia
untuk menerangi bashirah mereka; mampu memperlihatkan kepadanya yang haq itu haq
dan yang bathil itu bathil serta mampu membawa manusia untuk mengikuti kebenaran dan
menjauhi kebatilan tersebut.
Hal pertama yang prinsip untuk dipahami dan disadari oleh setiap Muslim, dakwah
Islam akan berhasil manakala tujuan akhir dari seluruh aktivitas dakwah hanya mengharap
ridha Allah semata.
Menyeru kepada Allah bukanlah tujuan agar manusia tertarik terhadap suatu
kelompok, golongan atau partai sehingga mereka lebih merasa dekat kepada organisasi-
organisasi tersebut daripada kepada Allah. Dakwah Ilallah adalah menyeru manusia agar
hidupnya berada di rel Islam dan hanya untuk meraih keridhaan Allah semata. ‘Ulümuddîn Digital Journal Al-Manär Edisi I/2004
3
َﻣ َﻭ ﺎَﻧﹶﺃ ٍﺓ َﲑ ِﺼ َﺑ ﻰﹶﻠَﻋ ِﻪ ّﹶﻠ ﻟ ﺍ ﻰﹶﻟِﺇ ﻮُﻋْﺩﹶﺃ ﻲ ِﻠ ﻴ ِﺒ َﺳ ِﻩ ِﺬ َﻫ ﹾﻞ ﹸﻗ َﲔ ِﻛ ِﺮ ْﺸ ُﻤ ﹾﻟ ﺍ َﻦ ِﻣ ﺎَﻧﹶﺃ ﺎَﻣَﻭ ِﻪ ّﹶﻠ ﻟ ﺍ ﹶﻥ ﺎ َﺤ ْﺒ ُﺳ َﻭ ﻲِﻨَﻌَﺒَّﺗﺍ ِﻦ
Katakanlah: “Inilah jalan-ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku menyeru kepada Allah dengan
hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik." (QS Yusuf:108)
Hal ini bukan berarti dakwah Ilallah menyuruh agar manusia menjauhi para da'i
dengan jamaah dakwahnya, namun harus ditekankan bahwasannya kebersamaan mereka
dalam suatu jamaah adalah merupakan perwujudan komitmen mereka terhadap Islam,
bukan karena fanatisme kelompok, golongan atau figuritas tokoh.
Jadi sebelum seseorang iltizam (berkomitmen) dengan suatu kelompok atau
jamaah dakwah, haruslah ditanamkan terlebih dahulu komitmennya terhadap Islam. Dan
iltizam bil Islam ini akan tumbuh setelah seseorang memiliki pamahaman Islam yang
menyeluruh dan benar. Maka dapatlah dipahami apabila salah seorang ulama abad ini,
Imam Hasan Al-Banna, menetapkan pemahaman sebagai rukun pertama dari bai'ah (janji
setia yang merupakan pernyataan komitmen seseorang terhadap suatu jamaah) dan dalam
operasional dakwahnya beliau menetapkan marhalah ta'rif sebagai tahapan pertama dalam
Dakwah Ilallah ini.
Sebaliknya, bila komitmen terhadap jamaah mendahului pemahamannya terhadap
Islam, maka dakwah akan melahirkan manusia-manusia yang ta’ashub terhadap
kelompoknya; memunculkan fanatisrne golongan yang mengakibatkan perasaan paling
benar atau paling baik. Akhirnya mereka akan mudah melemparkan tuduhan-tuduhan
kepada kelompok dakwah lainnya, yang pada puncaknya bisa memunculkan sikap takfir
(saling mengafirkan sesama Muslim). Inilah realita yang memprihatinkan yang seringkali
terjadi dalam tubuh umat Islam, padaha. Padahal, Allah mengecam keras perilaku
demikian.
َﲔ ِﻛ ِﺮ ْﺸ ُﻤ ﹾﻟ ﺍ َﻦ ِﻣ ﺍﻮُﻧﻮﹸﻜَﺗ ﻻَﻭ ) ٣١ ( ْﻢ ِﻬ ْﻳ َﺪ ﹶﻟ ﺎَﻤِﺑ ٍﺏ ْﺰ ِﺣ ّﹸﻞ ﹸﻛ ﺎًﻌَﻴِﺷ ﺍﻮُﻧﺎﹶﻛَﻭ ْﻢُﻬَﻨﻳِﺩ ﺍﻮﹸﻗَّﺮﹶﻓ َﻦ ﻳ ِﺬ ّﹶﻟ ﺍ َﻦ ِﻣ
ﹶﻥ ﻮ ُﺣ ِﺮ ﹶﻓ ) ٣٢ (
Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah yaitu orang-orang yang memecah
belah dien mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa
yang ada pada golongan mereka. (Ar-Ruum: 31-32) ‘Ulümuddîn Digital Journal Al-Manär Edisi I/2004
4
Dakwah Ilallah bukan pulalah menyeru manusia untuk mengabdi kepada
kepentingan pribadi sang da'i. Dakwah bisa tergelincir dari jalan Allah menuju
kepentingan pribadi manakala dalam diri sang da’i tumbuh keinginan untuk meraih
popularitas atau ambisi menjadi figur masyarakat. Hal ini tentu didorong oleh maksud-
maksud tertentu untuk memanfaatkan potensi umat, baik berupa tenaga ataupun hartanya,
untuk kepentingan sang da'i. Hal semacam ini tidak pantas dilakukan oleh seseorang yang
telah memahami Islam dan menyadari tugasnya dalam mengemban risalah.
َﺏﺎَﺘِﻜﹾﻟﺍ ُﻪ ّﹶﻠ ﻟ ﺍ ُﻪ َﻴ ِﺗ ْﺆ ُﻳ ﹾﻥ ﹶﺃ ٍﺮ َﺸ َﺒ ِﻟ ﹶﻥ ﺎ ﹶﻛ ﺎَﻣ ﹸﺛ ﹶﺓَّﻮُﺒُّﻨﻟﺍَﻭ َﻢ ﹾﻜ ُﺤ ﹾﻟ ﺍ َﻭ ﱠﻢ ﻭُﺩ ْﻦ ِﻣ ﻲِﻟ ﺍ ًﺩ ﺎ َﺒ ِﻋ ﺍﻮُﻧﻮﹸﻛ ِﺱ ﺎ َّﻨ ﻠ ِﻟ ﹶﻝ ﻮ ﹸﻘ َﻳ ِﻪ ّﹶﻠ ﻟ ﺍ ِﻥ
ﱠﺑ َﺭ ﺍﻮُﻧﻮﹸﻛ ْﻦ ِﻜ ﹶﻟ َﻭ ﹶﻥ ﻮ ُﺳ ُﺭ ْﺪ َﺗ ْﻢ ُﺘ ْﻨ ﹸﻛ ﺎَﻤِﺑَﻭ َﺏﺎَﺘِﻜﹾﻟﺍ ﹶﻥ ﻮ ُﻤ ِّﻠ َﻌ ُﺗ ْﻢ ُﺘ ْﻨ ﹸﻛ ﺎَﻤِﺑ َﲔِّﻴِﻧﺎ
Tidak wajar bagi seorang manusia yang Allah berikan kepadanya AI-Kitab, hikmah dan kenabian, lalu ia
berkata kepada manusia: “Hendaklah kalian menjadi pengabdi-pengabdiku bukan pengabdi Allah!” Akan
tetapi (semestinya dia mengatakan): “Hendaklah kalian menjadi orang-orang Rabbani. karena kamu selalu
mengajarkan AI-Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya." (Ali 'lmran: 79)
Dakwah Ilallah bukanlah seorang pedagang ayat-ayat Allah, yang menjual Islam
untuk kepentingan pribadinya; bukan pula seorang aktor yang bersemangat tatkala di
tengah keramaian, namun lesu dihadapan sedikit manusia; bukan pula artis yang
mengharap sanjungan dan tepuk tangan. Da'i Ilallah tidak mengharapkan upah atau
balasan dari manusia atas segala usaha dan pengorbanannya di jalan Allah. Karena itu ia
akan terus menyeru manusia ke jalan Allah, baik manusia memujinya ataupun mencacinya,
baik orang banyak mendukungnya atau menghambatnya. Mereka akan berkata
sebagaimana yang telah dikatakan oleh Nabi Nuh as.:
َﲔ ِﻤ ﹶﻟ ﺎ َﻌ ﹾﻟ ﺍ ِّﺏ َﺭ ﻰﹶﻠَﻋ ﻻِﺇ َﻱ ِﺮ ْﺟ ﹶﺃ ﹾﻥ ِﺇ ٍﺮ ْﺟ ﹶﺃ ْﻦ ِﻣ ِﻪ ْﻴ ﹶﻠ َﻋ ْﻢ ﹸﻜ ﹸﻟ ﹶﺄ ْﺳ ﹶﺃ ﺎَﻣَﻭ
Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan-ajakan itu, upahku tidak lain hanyalah dari
Rabbul ‘alamin. (Asy-Syu'ara: 109)
Karena itu seorang da'i Ilallah dituntut untuk bekerja dan mencari mata
pencaharian sehingga bisa hidup mandiri dan ia pun harus intima' (terikat) dalam suatu ‘Ulümuddîn Digital Journal Al-Manär Edisi I/2004
5
jamaah dakwah. Hal ini agar seluruh aktivitas dakwahnya teratur, terprogram dan
bersasaran jelas. Dengan demikian, ia tidak akan memanfaatkan dakwah untuk
kepentingan pribadinya, atau menjadikannya sebagai tempat mencari mata pencaharian.
* * *
Dakwah Ilallah adalah seruan yang muncul dari hati yang ikhlas, yang
mengharapkan ridha Allah semata hingga tegaknya dienullah yang akan menaungi umat
manusia. Adalah suatu penyimpangan bila dakwah diserukan untuk memenuhi
kepentingan kelompok tertentu tempat dakwah dijadikan alat propaganda.
Dakwah semacam ini seringkali menempatkan para ulama sebagai 'stempel' yang
melegalisasi segala tindakan suatu golongan atau penguasa dengan menghalalkan segala
yang mereka senangi dan mengharamkan hal-hal yang mereka benci. Para ulama semacam
ini pun tidak segan-segan menyembunyikan ayat-ayat Allah serta memutarbalikkan
maknanya demi kepentingan penguasa yang zalim. Orang-orang semacam ini tidak layak
menyandang predikat sebagai da'i Ilallah.
ﻻِﺇ ْﻢ ِﻬ ِﻧ ﻮ ﹸﻄ ُﺑ ﻲِﻓ ﹶﻥ ﻮ ﹸﻠ ﹸﻛ ﹾﺄ َﻳ ﺎَﻣ َﻚ ِﺌ ﹶﻟ ﻭ ﹸﺃ ﻼ ﻴ ِﻠ ﹶﻗ ﺎًﻨَﻤﹶﺛ ِﻪ ِﺑ ﹶﻥﻭُﺮَﺘْﺸَﻳَﻭ ِﺏ ﺎ َﺘ ِﻜ ﹾﻟ ﺍ َﻦ ِﻣ ُﻪ ّﹶﻠ ﻟ ﺍ ﹶﻝ َﺰ ْﻧ ﹶﺃ ﺎَﻣ ﹶﻥﻮُﻤُﺘﹾﻜَﻳ َﻦ ﻳ ِﺬ ّﹶﻟ ﺍ ّﹶﻥ ِﺇ
ٌﻢ ﻴ ِﻟ ﹶﺃ ٌﺏ ﺍ ﹶﺬ َﻋ ْﻢ ُﻬ ﹶﻟ َﻭ ْﻢ ِﻬ ﻴ ِّﻛ َﺰ ُﻳ ﻻَﻭ ِﺔ َﻣ ﺎ َﻴ ِﻘ ﹾﻟ ﺍ َﻡ ْﻮ َﻳ ُﻪ ّﹶﻠ ﻟ ﺍ ُﻢ ُﻬ ُﻤ ِّﻠ ﹶﻜ ُﻳ ﻻَﻭ َﺭ ﺎ َّﻨ ﻟ ﺍ
Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah, yaitu Al-Kitab dan
menjualnya dengan harga yang sedikit (murah), mereka itu sebenarnya tidak makan ke dalam perutnya
melainkan api, dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat dan tidak mensucikan
mereka dan bagi mereka siksa yang sangat pedih. (AI-Baqarah: 174)
Dakwah 'sponsor' semacam ini—yang di dalamnya terlibat para ulama penyeru
kepentingan suatu golongan—sangat berbahaya bagi tegaknya Islam dan kehidupan umat
manusia. Sebab, bisa jadi dakwah ini mengabdi kepada orang-orang yang tidak suka
kepada Islam, bahkan bisa jadi pula mengabdi kepada musuh-musuh Islam yang siang
malam memikirkan strategi untuk melenyapkan Islam dan umatnya dari muka bumi.
* * *
Dakwah Ilallah tegak di atas landasan keikhlasan seorang da'i yang hanya
mengharap ridha Allah semata, dengan tegaknya kalimatullah pada pribadi-pribadi ‘Ulümuddîn Digital Journal Al-Manär Edisi I/2004
6
manusia, keluarganya dan masyarakat luas. Dakwah Ilallah adalah dakwah untuk
menyelamatkan manusia dan kemanusiaannya, seruan untuk membangun peradaban yang
tegak di atas landasan akhlak yang mulia dan di bawah naungan Islam yang kokoh. Maka,
adakah seruan yang lebih baik dan lebih patut disambut seruannya oleh manusia selain
dakwah kepada Allah atau seruan menuju Islam?
ِﻪ ّﹶﻠ ﻟ ﺍ ﻰﹶﻟِﺇ ﺎَﻋَﺩ ْﻦ َّﻤ ِﻣ ﻻْﻮﹶﻗ ُﻦ َﺴ ْﺣ ﹶﺃ ْﻦ َﻣ َﻭ ﱠﻧ ِﺇ ﹶﻝ ﺎ ﹶﻗ َﻭ ﺎًﺤِﻟﺎَﺻ ﹶﻞ ِﻤ َﻋ َﻭ َﲔ ِﻤ ِﻠ ْﺴ ُﻤ ﹾﻟ ﺍ َﻦ ِﻣ ﻲِﻨ
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal
saleh dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri." (Fushshilat: 33)
Pada akhirnya para da'i Ilallah pasti akan memperoleh kesuksesan hidup di dunia
maupun di akhirat, sekalipun gerakan dakwahnya belum mampu mewujudkan cita-citanya
dan mencapai sasaran yang dituju.
Tue Aug 01, 2023 9:56 pm by wisatasemarang
» Portable STATA 18 Crack Full Version
Thu May 11, 2023 5:24 pm by wisatasemarang
» NVivo 12 Crack Full version
Mon Jan 30, 2023 11:16 am by wisatasemarang
» Tutorial Difference In difference (DID (Diff-in-Diff) With Eviews 13
Thu Nov 03, 2022 6:24 am by wisatasemarang
» Online Workshop Smart PLS Minggu, 01 Oktober 2022
Sat Sep 17, 2022 11:35 am by wisatasemarang
» kumpulan ebook tentang robot
Fri Jan 02, 2015 10:04 pm by kyuru
» MANTRA PELET
Wed May 16, 2012 3:31 am by orlandojack
» book love of spell
Sat Mar 24, 2012 8:08 pm by rifqi as
» attraction Formula
Sat Mar 24, 2012 7:09 pm by rifqi as