JALAN MENUJU KEBANGKITAN
Kondisi dunia Islam saat ini
----------------------------
Setiap muslim saat ini akan melihat dunia Islam yang
terpecah dalam hampir 50 negara yang lemah, yang baik langsung maupun tak
langsung jadi "bulan-bulanan" politik negara-negara adidaya. Cukup
dengan sekilas, terbukalah mata setiap muslim akan kenyataan pahit: kemunduran
menyeluruh sejak beberapa abad terakhir, yang intinya adalah kemandegan
berpikir, ketakpedulian pada perilaku politik para penguasa; ketakberdayaaan di
segala bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek); kelemahan ekonomi
mayoritas negeri-negeri muslim, yang berakibat tak tercukupinya kebutuhan dasar
jutaan kaum muslimin; kelaparan, dan penderitaan.
Semua ini membentuk citra dunia Islam saat ini,
suatu citra yang mungkin bahkan tidak cukup menggambarkan kemunduran berpikir
dan budaya, yang menjadikan kita pada level terendah baik dalam iptek maupun
dalam politik dan ekonomi, yang bahkan menjadikan kita secara langsung maupun
tak langsung jajahan neoimperialisme.
Posisi unggul yang dimiliki oleh negara Islam
sebagai satu-satunya negara adidaya di masa lalu selama sekitar 1000 tahun,
sudah lama berlalu, dan negara-negara di dunia Islam saat ini tidak memiliki
pengaruh apapun di panggung politik dunia. Pemerintah mereka saat ini justru
menjadi wayang-wayang kepentingan negara-negara adidaya Barat, dan bahkan –
secara realistis - tidak mampu menggunakan hak politiknya untuk menentukan
nasibnya sendiri. Dan dari kepeloporan
iptek kaum muslimin di masa lalu, kini tak lebih dari sekedar ingatan sejarah.
Pendeknya, dunia Islam yang dulu merupakan kekuasaan
unggul dan meliputi segala bidang baik budaya, politik maupun ekonomi dari
masyarakat Asia, Afrika, dan Eropa, kini tidak lebih dari dunia yang
menyedihkan yang penuh kemunduran dan kelemahan. Mereka dibingungkan dan
sekaligus terkagum-kagum dengan gemerlap dunia Barat, yang menjadikan mereka
semakin asing dari pandangan hidup serta pola hidup islami, bahkan mereka
mencoba sekuat tenaga untuk mengimitasi dan mengcopy gaya hidup Barat,
ipteknya, serta kemajuan industrinya, dengan harapan untuk menemukan jalan,
agar bisa keluar dari kemunduran dan ketidakberartian mereka di kancah dunia.
Teori-teori menuju kemajuan
---------------------------
Tidak jarang keluar teori, bahwa kemajuan suatu
masyarakat dimulai dari potensi ekonomi wilayahnya, dalam arti kekayaan
alamnya. Sebuah tesis yang langsung
ditolak realitas. Negara-negara teluk yang merupakan yang terkaya di dunia
karena minyak dan gas buminya, sekaligus merupakan bangsa yang paling
terbelakang dalam kemampuannya mengembangkan diri serta kreativitas ipteknya.
Karena sesungguhnya, kondisi modern yang tak ada duanya yang terdapat di sana,
yang bahkan mungkin tak akan ditemui di dunia Barat sendiri, dalam elemennya
yang paling dasarpun bukanlah karya bangsa-bangsa negeri itu. Kemakmuran itu
dibangun dari impor barang dan jasa yang dibayar dengan devisa minyak. Tanpa mesin-mesin dan tenaga ahli dari luar,
negeri-negeri petrodollar itu bahkan tidak mampu untuk menggali cadangan
minyaknya.
Juga teori pembatasan jumlah penduduk di dunia
ketiga yang digalakkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bukanlah jalan
menuju kemajuan. PBB, yang akhir-akhir ini nyata-nyata diperalat untuk
realisasi keinginan hegemoni Barat di seluruh dunia, telah kehilangan
kredibilitasnya. Apa yang didukung PBB
sebagai "politik kependudukan" Barat sesungguhnya tidaklah sesuai
dengan kodrat manusia.
Sejarah Bangsa-bangsa yang Maju
-------------------------------
Sedikit menoleh ke sejarah menunjukkan, bahwa
kebangkitan dan kemajuan suatu bangsa berakar pada hal yang lain, bukan primer
pada masalah-masalah yang berkaitan dengan ekonomi. Masalah yang mendasar
adalah ideologi. Baru jika mayoritas dari bangsa itu memahami dan menghayati
suatu ideologi, maka hal itu akan menjadi penggerak kebangkitan bangsa itu, di
luar soal apakah ideologinya benar apa salah. Namun sebelumnya marilah kita
definisikan dulu apa ideologi dalam konteks ini, agar tidak terjadi
kesalahfahaman.
Di sini ideologi supaya difahami sebagai ide
esensial, yang darinya diambil metode untuk merealisasi tujuan yang diharapkan.
Jadi, ideologi adalah keyakinan dasar, di mana manusia mendapatkan jawaban
pertanyaan dari mana dia berasal serta apa makna dan tujuan hidupnya. Ideologi menjadi tolok ukur serta pemandu
berpikir seluruh sikap dan perbuatannya.
Keyakinan dasar ini juga sumber dari sistem untuk memecahkan semua
problem manusia baik problem individu, masyarakat, politik, ekonomi, budaya dan
sebagainya, tidak spesifik untuk satu bangsa, namun untuk seluruh manusia di
dunia. Inilah definisi ideologi yang
dipakai di tulisan ini.
Sekular-Kapitalisme, Atheis-Komunisme, Islam
--------------------------------------------
Barulah setelah zaman pencerahan memasuki sejarah
Eropa, mulailah Eropa bangkit. Setiap bangsa Eropa yang terkena pemikiran
pencerahan dan menjadikannya dasar untuk membentuk masa depannya segera
mengalami kemajuan yang sangat pesat. Pikiran utama dari pencerahan adalah ide
sekularisme, pemisahan negara (kehidupan umum) - dan agama (yang dijadikan
masalah pribadi). Yang dijadikan titik
perhatian sentral adalah manusia, dan tidak lagi Tuhan - seperti yang
ditekankan oleh gereja. Manusialah yang
dengan orientasi keuntungan materi akan menentukan tujuan dan membentuk sistem.
Sebagai ide utama dari zaman baru ini adalah sistem
kapitalisme, yang dengan cepat berkembang menjadi imperialisme dengan jangkauan
internasional, karena pertumbuhan ekonomi memerlukan sumber alam, tenaga kerja
murah dan daerah pasaran baru. Karena
politik Barat (termasuk isu-isu demokrasi, hak asasi manusia maupun lingkungan
hidup) diletakkan di bawah kepentingan ekonomi dan haluan pemerintah ditentukan
oleh posisi tawar menawar dan lobby pemilik kapital, maka kita menyebutnya
ideologi kapitalisme. Hegemoni politik dan ekonomi Barat saat ini adalah bukti
nyata keberhasilan ideologi ini.
Contoh ini lebih jelas lagi kebenarannya dengan
melihat sejarah Islam. Penduduk jazirah
Arab di sebelum masa Nabi Muhammad saw, yang sebagian menetap dan sebagian
nomaden, sejak dihuninya daerah itu belum pernah memainkan peranan yang berarti
dalam sejarah. Bangsa Arab berabad-abad terpecah belah dalam banyak sekali suku
dan marga, dan mayoritas saling bermusuhan.
Dalam ketertinggalannya di balik bayang-bayang negara adidaya Persia dan
Romawi, mereka bahkan tidak sempat bermimpi, bahwa suatu saat akan menjadi
kekuatan yang bersatu melampaui batas-batas wilayah itu, bahkan menentukan
nasib kedua adidaya itu, bahkan menghabisi sejarahnya.
Namun, bahkan dalam abad pertama Hijriyah, hal itu
sudah menjadi realitas. Islam, yang
telah mendarah daging dalam kaum muslimin terdahulu (salafus shaleh), sebagai
satu-satunya ajaran yang benar, yang bisa menimbulkan kepuasan batin setiap
individu serta sebagai ideologi dijalankan dalam segala kehidupan pribadi
maupun masyarakat, telah meminjami tenaga yang luar biasa, sehingga hanya dalam
beberapa dekade saja membentuk suatu negara yang terbentang dari tepi Atlantik
sampai perbatasan Cina, menaungi Eropa Selatan, Afrika Utara hingga Asia
Tengah. Sebuah negara, yang hasil kebudayaannya menjadi rahmat bagi seluruh
bangsa-bangsa yang bersentuhan dengan semangat Islam (termasuk yang non muslim
sekalipun) yang hingga lebih dari seribu tahun praktis sendirian menjadi
adidaya yang menentukan di panggung politik dunia. Kebesaran, budaya dan iptek
kaum muslimin di abad-abad yang silam serta cepatnya meluas wilayah Islam
tentunya sudah dikenal baik oleh setiap pelajar sejarah, sehingga dalam konteks
ini tidak perlu diulangi.
Untuk berapa lama?
------------------
Seperti telah disebutkan di muka, ideologi
menimbulkan semangat maju pada masyarakat, lepas dari soal benar atau salahnya.
Namun kebenaran atau kesalahnya tentu akan berpengaruh pada keawetannya,
efektivitasnya, dan derajat dari kemajuan yang akan diraih. Karena ideologi
merupakan fundamen dari bangunan sosial ekonomi di atasnya, maka kesalahan
ideologi akan menimbulkan kesalahan perkembangan pada semua ciptaan individu
maupun masyarakat dan terutama pada ketakpuasan dan ketakbahagiaan
manusia-manusianya. Fenomena ini bisa diamati dari realitas yang menyedihkan,
baik dari masyarakat kapitalis maupun komunis, bahkan pada masa keemasan serta
dominasi politik dunia mereka.
Islam, yang bagi kaum muslimin adalah satu-satunya
ideologi yang benar, dibandingkan dengan kapitalisme atau komunisme
mendatangkan proses kemajuan yang berbeda. Namun demikiran timbullah
pertanyaan, bagaimana untuk mengenali kebenaran atau kesalahan suatu ideologi
sejak dari mula?
Mengenali kebenaran ideologi
----------------------------
konsumen tidak bahagia, karena ada saja
"kebutuhan baru" yang belum terpenuhi, yang untuk mencapainya semakin
rumit. Kehidupan Komunisme mencoba menekan instink religius manusia dan menolak
eksistensi spiritual, karena universum, kehidupan dan manusia hanya dipandang
sebagai wujud dialektika materi dalam evolusinya. Lebih dari itu komunisme
menolak hak manusia atas milik pribadi sehingga melawan instink mempertahankan
diri tiap individu yang antara lain minat mempunya milik pribadi.
Kapitalisme melakukan kesalahan yang mirip ketika ia
sebagai reaksi atas ajaran ekstrim agama Kristen abad pertengahan, menafikan
nilai-nilai spiritual dan sebaliknya menjadikan materi sebagai tolok ukur,
dengan harapan bahwa terpenuhinya kebutuhan materi akan menjamin kebahagiaan
bangsa-bangsa Eropa. Namun ternyata posisi ini menyulut spiral permintaan
pertumbuhan ekonomi yang tidak ada hentinya, yang berakibat fatal pada
lingkungan hidup secara global. Dengan alasan memperbesar market, makin banyak produk
yang ditawarkan kepada manusia, agar semakin besar pula keuntungan yang
didapat. Namun hal ini menjadikan manusia sebagai menjadi perburuan atas
peningkatan materi yang terus menerus. Dampaknya adalah frustrasi dan
ketakpuasan yang justru diamati pada kalangan masyarakat ekonomi kuat yang
justru lari menuju ajaran-ajaran ketimuran atau sekte-sekte tertentu guna
memenuhi kebutuhan rohaninya, atau melupakan dunianya dengan tenggelam dalam
alkohol atau narkotika. Dengan demikian ideologi ini bertentangan dengan kodrat
alami manusia, yang di antaranya adalah kebutuhan spiritual.
Kesimpulan
----------
Akhirnya dapatlah disimpulkan, bahwa penyebab dari
kemunduran yang terus-menerus pada kaum muslimin dewasa ini adalah bahwa mereka
tidak memahami Islam secara menyeluruh (kaffah), tidak memahami Islam sebagai
ideologi, dan bahwa Ideologi adalah motor kemajuan.
Di mata mayoritas kaum muslimin hingga beberapa
dekade yang lalu, Islam hanyalah sebagai agama, yang seperti agama lainnya bisa
disisipkan dalam suatu sistem sekuler. Mereka anggap perbedaan Islam dengan
agama lainnya hanyalah dalam konsep teologi dan praktek ritual. Sebagian
penganut Islam yang saleh sering tenggelam dalam praktek ritual yang berlebihan
serta penekanan pada ibadah khusus, tanpa sedikitpun menginginkan bahwa Islam
juga dijadikan norma dalam bidang politik, ekonomi dan sosial yang harus
direalisir oleh negara dan masyarakat. Betapa banyak hukum dalam Qur'an dan
Sunnah, baik yang mengatur politik dalam dan luar negeri, kewajiban-kewajibannya,
termasuk transaksi ekonomi inter dan antar negara, yang dewasa ini sangat
jarang ditemui di negeri-negeri Islam.
Banyak kaum muslimin yang saleh yang bahkan tidak
begitu yakin bahwa perintah-perintah Ilahi seperti itu perlu atau mungkin
direalisir. Karena terbawa oleh cara
berpikir Eropa yang sekuler, mereka menganjurkan bahwa Islam sebaiknya
"disucikan" di wilayah rumah tangga dan masjid-masjid saja. Atau Islam sebaiknya hanya aktif dalam urusan
bantuan sosial, penasehat rohani atau menyantuni fakir miskin dengan sumbangan
yang disebut "amal shaleh".
Pendeknya, Islam telah didegradasi menjadi semacam Kristen yang
"lebih baik". Islam tidak dijadikan suatu sistem yang menyeluruh,
yang bisa mengatasi segala macam problema individu maupun masyarakat, namun
suatu agama yang telah diamputasi daya merubahnya, yang sebaiknya dalam level
politik tidak perlu punya hak bicara. Pemahaman yang keliru tentang Islam
inilah sumber kemunduran dan dekadensi dari keseluruhan dunia Islam dewasa ini.
Meskipun kondisi yang dilukiskan di atas masih
melanda mayoritas kaum muslimin, namun sejak akhir 1970-an telah diamati
perubahan yang cukup signifikan. Setiap
hari bertambahlah tanda-tanda yang menunjukkan, bahwa langkah-langkah menuju
kemajuan sudah dimulai: minat umum kaum muslimin pada Islam mulai timbul, dan
kesadaran politis yang pernah hilang berabad-abad telah tumbuh kembali. Mereka mulai aktif mengorbankan waktu, harta
dan tenaganya untuk menyingkirkan penyakit di dalam rakyat dan struktur
kekuasaan yang sama sekali tidak berhubungan dengan Islam. Semakin banyak kaum muslimin yang mengerti,
bahwa Islam adalah ideologi yang mencakup segala bidang baik pribadi maupun
masyarakat, dan mereka bertekad untuk menjadikan Islam sebagai landasan dan
satu-satunya tolok ukur seluruh keputusan dan aktivitas politik, ekonomi dan
kemasyarakatan.
Pemahaman menyeluruh atas Islam, penyebarannya yang
cepat, kembalinya kaum muslimin ke prinsip-prinsip asalnya, serta penerimaan
bahwa kedaulatan tunggal adalah pada Allah yang terwujud dalam Qur'an dan
Sunnah sebagai landasan berperilaku dan berbuat, sepertinya tidak terlalu jauh
lagi. Perkembangan yang masih akan
berlanjut ini pernah diramalkan oleh Rasulullah saw yang bersabda, bahwa Islam
dan kaum muslimin, setelah mengalami kemunduran berpikir dan kehancuran fisik
di seluruh dunia, akan mendapatkan lagi kebesaran dan kehormatan yang pernah
diraihnya, segera setelah mereka mulai untuk merubah cara berpikirnya, dan
menjadikan Islam sebagai satu-satunya pandangan hidup dan aturan hidup.
Kondisi dunia Islam saat ini
----------------------------
Setiap muslim saat ini akan melihat dunia Islam yang
terpecah dalam hampir 50 negara yang lemah, yang baik langsung maupun tak
langsung jadi "bulan-bulanan" politik negara-negara adidaya. Cukup
dengan sekilas, terbukalah mata setiap muslim akan kenyataan pahit: kemunduran
menyeluruh sejak beberapa abad terakhir, yang intinya adalah kemandegan
berpikir, ketakpedulian pada perilaku politik para penguasa; ketakberdayaaan di
segala bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek); kelemahan ekonomi
mayoritas negeri-negeri muslim, yang berakibat tak tercukupinya kebutuhan dasar
jutaan kaum muslimin; kelaparan, dan penderitaan.
Semua ini membentuk citra dunia Islam saat ini,
suatu citra yang mungkin bahkan tidak cukup menggambarkan kemunduran berpikir
dan budaya, yang menjadikan kita pada level terendah baik dalam iptek maupun
dalam politik dan ekonomi, yang bahkan menjadikan kita secara langsung maupun
tak langsung jajahan neoimperialisme.
Posisi unggul yang dimiliki oleh negara Islam
sebagai satu-satunya negara adidaya di masa lalu selama sekitar 1000 tahun,
sudah lama berlalu, dan negara-negara di dunia Islam saat ini tidak memiliki
pengaruh apapun di panggung politik dunia. Pemerintah mereka saat ini justru
menjadi wayang-wayang kepentingan negara-negara adidaya Barat, dan bahkan –
secara realistis - tidak mampu menggunakan hak politiknya untuk menentukan
nasibnya sendiri. Dan dari kepeloporan
iptek kaum muslimin di masa lalu, kini tak lebih dari sekedar ingatan sejarah.
Pendeknya, dunia Islam yang dulu merupakan kekuasaan
unggul dan meliputi segala bidang baik budaya, politik maupun ekonomi dari
masyarakat Asia, Afrika, dan Eropa, kini tidak lebih dari dunia yang
menyedihkan yang penuh kemunduran dan kelemahan. Mereka dibingungkan dan
sekaligus terkagum-kagum dengan gemerlap dunia Barat, yang menjadikan mereka
semakin asing dari pandangan hidup serta pola hidup islami, bahkan mereka
mencoba sekuat tenaga untuk mengimitasi dan mengcopy gaya hidup Barat,
ipteknya, serta kemajuan industrinya, dengan harapan untuk menemukan jalan,
agar bisa keluar dari kemunduran dan ketidakberartian mereka di kancah dunia.
Teori-teori menuju kemajuan
---------------------------
Tidak jarang keluar teori, bahwa kemajuan suatu
masyarakat dimulai dari potensi ekonomi wilayahnya, dalam arti kekayaan
alamnya. Sebuah tesis yang langsung
ditolak realitas. Negara-negara teluk yang merupakan yang terkaya di dunia
karena minyak dan gas buminya, sekaligus merupakan bangsa yang paling
terbelakang dalam kemampuannya mengembangkan diri serta kreativitas ipteknya.
Karena sesungguhnya, kondisi modern yang tak ada duanya yang terdapat di sana,
yang bahkan mungkin tak akan ditemui di dunia Barat sendiri, dalam elemennya
yang paling dasarpun bukanlah karya bangsa-bangsa negeri itu. Kemakmuran itu
dibangun dari impor barang dan jasa yang dibayar dengan devisa minyak. Tanpa mesin-mesin dan tenaga ahli dari luar,
negeri-negeri petrodollar itu bahkan tidak mampu untuk menggali cadangan
minyaknya.
Juga teori pembatasan jumlah penduduk di dunia
ketiga yang digalakkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bukanlah jalan
menuju kemajuan. PBB, yang akhir-akhir ini nyata-nyata diperalat untuk
realisasi keinginan hegemoni Barat di seluruh dunia, telah kehilangan
kredibilitasnya. Apa yang didukung PBB
sebagai "politik kependudukan" Barat sesungguhnya tidaklah sesuai
dengan kodrat manusia.
Sejarah Bangsa-bangsa yang Maju
-------------------------------
Sedikit menoleh ke sejarah menunjukkan, bahwa
kebangkitan dan kemajuan suatu bangsa berakar pada hal yang lain, bukan primer
pada masalah-masalah yang berkaitan dengan ekonomi. Masalah yang mendasar
adalah ideologi. Baru jika mayoritas dari bangsa itu memahami dan menghayati
suatu ideologi, maka hal itu akan menjadi penggerak kebangkitan bangsa itu, di
luar soal apakah ideologinya benar apa salah. Namun sebelumnya marilah kita
definisikan dulu apa ideologi dalam konteks ini, agar tidak terjadi
kesalahfahaman.
Di sini ideologi supaya difahami sebagai ide
esensial, yang darinya diambil metode untuk merealisasi tujuan yang diharapkan.
Jadi, ideologi adalah keyakinan dasar, di mana manusia mendapatkan jawaban
pertanyaan dari mana dia berasal serta apa makna dan tujuan hidupnya. Ideologi menjadi tolok ukur serta pemandu
berpikir seluruh sikap dan perbuatannya.
Keyakinan dasar ini juga sumber dari sistem untuk memecahkan semua
problem manusia baik problem individu, masyarakat, politik, ekonomi, budaya dan
sebagainya, tidak spesifik untuk satu bangsa, namun untuk seluruh manusia di
dunia. Inilah definisi ideologi yang
dipakai di tulisan ini.
Sekular-Kapitalisme, Atheis-Komunisme, Islam
--------------------------------------------
Barulah setelah zaman pencerahan memasuki sejarah
Eropa, mulailah Eropa bangkit. Setiap bangsa Eropa yang terkena pemikiran
pencerahan dan menjadikannya dasar untuk membentuk masa depannya segera
mengalami kemajuan yang sangat pesat. Pikiran utama dari pencerahan adalah ide
sekularisme, pemisahan negara (kehidupan umum) - dan agama (yang dijadikan
masalah pribadi). Yang dijadikan titik
perhatian sentral adalah manusia, dan tidak lagi Tuhan - seperti yang
ditekankan oleh gereja. Manusialah yang
dengan orientasi keuntungan materi akan menentukan tujuan dan membentuk sistem.
Sebagai ide utama dari zaman baru ini adalah sistem
kapitalisme, yang dengan cepat berkembang menjadi imperialisme dengan jangkauan
internasional, karena pertumbuhan ekonomi memerlukan sumber alam, tenaga kerja
murah dan daerah pasaran baru. Karena
politik Barat (termasuk isu-isu demokrasi, hak asasi manusia maupun lingkungan
hidup) diletakkan di bawah kepentingan ekonomi dan haluan pemerintah ditentukan
oleh posisi tawar menawar dan lobby pemilik kapital, maka kita menyebutnya
ideologi kapitalisme. Hegemoni politik dan ekonomi Barat saat ini adalah bukti
nyata keberhasilan ideologi ini.
Contoh ini lebih jelas lagi kebenarannya dengan
melihat sejarah Islam. Penduduk jazirah
Arab di sebelum masa Nabi Muhammad saw, yang sebagian menetap dan sebagian
nomaden, sejak dihuninya daerah itu belum pernah memainkan peranan yang berarti
dalam sejarah. Bangsa Arab berabad-abad terpecah belah dalam banyak sekali suku
dan marga, dan mayoritas saling bermusuhan.
Dalam ketertinggalannya di balik bayang-bayang negara adidaya Persia dan
Romawi, mereka bahkan tidak sempat bermimpi, bahwa suatu saat akan menjadi
kekuatan yang bersatu melampaui batas-batas wilayah itu, bahkan menentukan
nasib kedua adidaya itu, bahkan menghabisi sejarahnya.
Namun, bahkan dalam abad pertama Hijriyah, hal itu
sudah menjadi realitas. Islam, yang
telah mendarah daging dalam kaum muslimin terdahulu (salafus shaleh), sebagai
satu-satunya ajaran yang benar, yang bisa menimbulkan kepuasan batin setiap
individu serta sebagai ideologi dijalankan dalam segala kehidupan pribadi
maupun masyarakat, telah meminjami tenaga yang luar biasa, sehingga hanya dalam
beberapa dekade saja membentuk suatu negara yang terbentang dari tepi Atlantik
sampai perbatasan Cina, menaungi Eropa Selatan, Afrika Utara hingga Asia
Tengah. Sebuah negara, yang hasil kebudayaannya menjadi rahmat bagi seluruh
bangsa-bangsa yang bersentuhan dengan semangat Islam (termasuk yang non muslim
sekalipun) yang hingga lebih dari seribu tahun praktis sendirian menjadi
adidaya yang menentukan di panggung politik dunia. Kebesaran, budaya dan iptek
kaum muslimin di abad-abad yang silam serta cepatnya meluas wilayah Islam
tentunya sudah dikenal baik oleh setiap pelajar sejarah, sehingga dalam konteks
ini tidak perlu diulangi.
Untuk berapa lama?
------------------
Seperti telah disebutkan di muka, ideologi
menimbulkan semangat maju pada masyarakat, lepas dari soal benar atau salahnya.
Namun kebenaran atau kesalahnya tentu akan berpengaruh pada keawetannya,
efektivitasnya, dan derajat dari kemajuan yang akan diraih. Karena ideologi
merupakan fundamen dari bangunan sosial ekonomi di atasnya, maka kesalahan
ideologi akan menimbulkan kesalahan perkembangan pada semua ciptaan individu
maupun masyarakat dan terutama pada ketakpuasan dan ketakbahagiaan
manusia-manusianya. Fenomena ini bisa diamati dari realitas yang menyedihkan,
baik dari masyarakat kapitalis maupun komunis, bahkan pada masa keemasan serta
dominasi politik dunia mereka.
Islam, yang bagi kaum muslimin adalah satu-satunya
ideologi yang benar, dibandingkan dengan kapitalisme atau komunisme
mendatangkan proses kemajuan yang berbeda. Namun demikiran timbullah
pertanyaan, bagaimana untuk mengenali kebenaran atau kesalahan suatu ideologi
sejak dari mula?
Mengenali kebenaran ideologi
----------------------------
konsumen tidak bahagia, karena ada saja
"kebutuhan baru" yang belum terpenuhi, yang untuk mencapainya semakin
rumit. Kehidupan Komunisme mencoba menekan instink religius manusia dan menolak
eksistensi spiritual, karena universum, kehidupan dan manusia hanya dipandang
sebagai wujud dialektika materi dalam evolusinya. Lebih dari itu komunisme
menolak hak manusia atas milik pribadi sehingga melawan instink mempertahankan
diri tiap individu yang antara lain minat mempunya milik pribadi.
Kapitalisme melakukan kesalahan yang mirip ketika ia
sebagai reaksi atas ajaran ekstrim agama Kristen abad pertengahan, menafikan
nilai-nilai spiritual dan sebaliknya menjadikan materi sebagai tolok ukur,
dengan harapan bahwa terpenuhinya kebutuhan materi akan menjamin kebahagiaan
bangsa-bangsa Eropa. Namun ternyata posisi ini menyulut spiral permintaan
pertumbuhan ekonomi yang tidak ada hentinya, yang berakibat fatal pada
lingkungan hidup secara global. Dengan alasan memperbesar market, makin banyak produk
yang ditawarkan kepada manusia, agar semakin besar pula keuntungan yang
didapat. Namun hal ini menjadikan manusia sebagai menjadi perburuan atas
peningkatan materi yang terus menerus. Dampaknya adalah frustrasi dan
ketakpuasan yang justru diamati pada kalangan masyarakat ekonomi kuat yang
justru lari menuju ajaran-ajaran ketimuran atau sekte-sekte tertentu guna
memenuhi kebutuhan rohaninya, atau melupakan dunianya dengan tenggelam dalam
alkohol atau narkotika. Dengan demikian ideologi ini bertentangan dengan kodrat
alami manusia, yang di antaranya adalah kebutuhan spiritual.
Kesimpulan
----------
Akhirnya dapatlah disimpulkan, bahwa penyebab dari
kemunduran yang terus-menerus pada kaum muslimin dewasa ini adalah bahwa mereka
tidak memahami Islam secara menyeluruh (kaffah), tidak memahami Islam sebagai
ideologi, dan bahwa Ideologi adalah motor kemajuan.
Di mata mayoritas kaum muslimin hingga beberapa
dekade yang lalu, Islam hanyalah sebagai agama, yang seperti agama lainnya bisa
disisipkan dalam suatu sistem sekuler. Mereka anggap perbedaan Islam dengan
agama lainnya hanyalah dalam konsep teologi dan praktek ritual. Sebagian
penganut Islam yang saleh sering tenggelam dalam praktek ritual yang berlebihan
serta penekanan pada ibadah khusus, tanpa sedikitpun menginginkan bahwa Islam
juga dijadikan norma dalam bidang politik, ekonomi dan sosial yang harus
direalisir oleh negara dan masyarakat. Betapa banyak hukum dalam Qur'an dan
Sunnah, baik yang mengatur politik dalam dan luar negeri, kewajiban-kewajibannya,
termasuk transaksi ekonomi inter dan antar negara, yang dewasa ini sangat
jarang ditemui di negeri-negeri Islam.
Banyak kaum muslimin yang saleh yang bahkan tidak
begitu yakin bahwa perintah-perintah Ilahi seperti itu perlu atau mungkin
direalisir. Karena terbawa oleh cara
berpikir Eropa yang sekuler, mereka menganjurkan bahwa Islam sebaiknya
"disucikan" di wilayah rumah tangga dan masjid-masjid saja. Atau Islam sebaiknya hanya aktif dalam urusan
bantuan sosial, penasehat rohani atau menyantuni fakir miskin dengan sumbangan
yang disebut "amal shaleh".
Pendeknya, Islam telah didegradasi menjadi semacam Kristen yang
"lebih baik". Islam tidak dijadikan suatu sistem yang menyeluruh,
yang bisa mengatasi segala macam problema individu maupun masyarakat, namun
suatu agama yang telah diamputasi daya merubahnya, yang sebaiknya dalam level
politik tidak perlu punya hak bicara. Pemahaman yang keliru tentang Islam
inilah sumber kemunduran dan dekadensi dari keseluruhan dunia Islam dewasa ini.
Meskipun kondisi yang dilukiskan di atas masih
melanda mayoritas kaum muslimin, namun sejak akhir 1970-an telah diamati
perubahan yang cukup signifikan. Setiap
hari bertambahlah tanda-tanda yang menunjukkan, bahwa langkah-langkah menuju
kemajuan sudah dimulai: minat umum kaum muslimin pada Islam mulai timbul, dan
kesadaran politis yang pernah hilang berabad-abad telah tumbuh kembali. Mereka mulai aktif mengorbankan waktu, harta
dan tenaganya untuk menyingkirkan penyakit di dalam rakyat dan struktur
kekuasaan yang sama sekali tidak berhubungan dengan Islam. Semakin banyak kaum muslimin yang mengerti,
bahwa Islam adalah ideologi yang mencakup segala bidang baik pribadi maupun
masyarakat, dan mereka bertekad untuk menjadikan Islam sebagai landasan dan
satu-satunya tolok ukur seluruh keputusan dan aktivitas politik, ekonomi dan
kemasyarakatan.
Pemahaman menyeluruh atas Islam, penyebarannya yang
cepat, kembalinya kaum muslimin ke prinsip-prinsip asalnya, serta penerimaan
bahwa kedaulatan tunggal adalah pada Allah yang terwujud dalam Qur'an dan
Sunnah sebagai landasan berperilaku dan berbuat, sepertinya tidak terlalu jauh
lagi. Perkembangan yang masih akan
berlanjut ini pernah diramalkan oleh Rasulullah saw yang bersabda, bahwa Islam
dan kaum muslimin, setelah mengalami kemunduran berpikir dan kehancuran fisik
di seluruh dunia, akan mendapatkan lagi kebesaran dan kehormatan yang pernah
diraihnya, segera setelah mereka mulai untuk merubah cara berpikirnya, dan
menjadikan Islam sebagai satu-satunya pandangan hidup dan aturan hidup.
Tue Aug 01, 2023 9:56 pm by wisatasemarang
» Portable STATA 18 Crack Full Version
Thu May 11, 2023 5:24 pm by wisatasemarang
» NVivo 12 Crack Full version
Mon Jan 30, 2023 11:16 am by wisatasemarang
» Tutorial Difference In difference (DID (Diff-in-Diff) With Eviews 13
Thu Nov 03, 2022 6:24 am by wisatasemarang
» Online Workshop Smart PLS Minggu, 01 Oktober 2022
Sat Sep 17, 2022 11:35 am by wisatasemarang
» kumpulan ebook tentang robot
Fri Jan 02, 2015 10:04 pm by kyuru
» MANTRA PELET
Wed May 16, 2012 3:31 am by orlandojack
» book love of spell
Sat Mar 24, 2012 8:08 pm by rifqi as
» attraction Formula
Sat Mar 24, 2012 7:09 pm by rifqi as