Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Join the forum, it's quick and easy

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

salah satu forum terbesar tempat kita bernostalgia

Login

Lupa password?

Our traffic

info rakyat

Sun Oct 31, 2010 9:05 pm by admin

---------------
PEMBERITAHUAN....

SF ZONA RELIGI SEKARANG KAMI PINDAH KE [You must be registered and logged in to see this link.] ANDA BISA BERPARTISIPASI DAN MENJADI MODERATOR SESUAI PERMINTAAN ANDA DENGAN REQUEST VIA SMS NO ADMIN 081945520865


Sekilas Info

Sun Jun 27, 2010 2:44 pm by admin

kabar gembira, forum lentera-rakyat mulai hari ini juga bisa diakses melalui [You must be registered and logged in to see this link.]


    8 kebohongan seorang ibu

    kutubuku
    kutubuku
    Mega Ultimate Member


    Zodiac : Virgo Jumlah posting : 297
    Join date : 18.06.10
    Age : 37
    Lokasi : rahasia

    8 kebohongan seorang ibu Empty 8 kebohongan seorang ibu

    Post by kutubuku Wed Jun 30, 2010 5:08 pm

    Delapan Kebohongan Seorang Ibu Selama Hidupnya


    Oleh: Tidak Diketahui











    Dalam kehidupan kita
    sehari-hari, kita percaya bahwa kebohongan akan membuat manusia terpuruk dalam
    penderitaan yang mendalam, tetapi kisah ini justru sebaliknya. Dengan adanya
    kebohongan ini, makna sesungguhnya dari kebohongan ini justru dapat membuka
    mata kita dan terbebas dari penderitaan, ibarat sebuah energi yang mampu
    mendorong mekarnya sekuntum bunga yang paling indah di dunia.






    Cerita bermula ketika aku
    masih kecil, aku terlahir sebagai seorang anak laki-laki di sebuah keluarga
    yang miskin. Bahkan untuk makan saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu
    sering memberikan porsi nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku,
    ibu berkata: "Makanlah nak, aku tidak lapar" ---------- KEBOHONGAN
    IBU YANG PERTAMA






    Ketika saya mulai tumbuh
    dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi
    memancing di kolam dekat rumah, ibu berharap dari ikan hasil pancingan, ia bisa
    memberikan sedikit makanan bergizi untuk petumbuhan. Sepulang memancing, ibu
    memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan
    itu, ibu duduk di sampingku dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di
    tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan. Aku melihat ibu
    seperti itu, hati juga tersentuh, lalu menggunakan sendokku dan memberikannya
    kepada ibuku. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata : "Makanlah
    nak, aku tidak suka makan ikan" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA






    Sekarang aku sudah masuk SMP,
    demi membiayai sekolah abang dan kakakku, ibu pergi ke koperasi untuk membawa
    sejumlah kotak korek api untuk ditempel, dan hasil tempelannya itu membuahkan
    sedikit uang untuk menutupi kebutuhan hidup. Di kala musim dingin tiba, aku
    bangun dari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan
    dengan gigihnya melanjutkan pekerjaannya menempel kotak korek api. Aku berkata
    :"Ibu, tidurlah, udah malam, besok pagi ibu masih harus kerja." Ibu
    tersenyum dan berkata :"Cepatlah tidur nak, aku tidak capek"
    ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KETIGA






    Ketika ujian tiba, ibu
    meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku pergi ujian. Ketika hari sudah
    siang, terik matahari mulai menyinari, ibu yang tegar dan gigih menunggu aku di
    bawah terik matahari selama beberapa jam. Ketika bunyi lonceng berbunyi,
    menandakan ujian sudah selesai. Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan
    teh yang sudah disiapkan dalam botol yang dingin untukku. Teh yang begitu
    kental tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental.
    Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk ibu
    sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata :"Minumlah nak, aku tidak
    haus!" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT






    Setelah kepergian ayah karena
    sakit, ibu yang malang harus merangkap sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang
    pada pekerjaan dia yang dulu, dia harus membiayai kebutuhan hidup sendiri.
    Kehidupan keluarga kita pun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa
    penderitaan. Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang paman
    yang baik hati yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah
    besar maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat
    kehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk menikah
    lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka,
    ibu berkata : "Saya tidak butuh cinta" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG
    KELIMA






    Setelah aku, kakakku dan
    abangku semuanya sudah tamat dari sekolah dan bekerja, ibu yang sudah tua sudah
    waktunya pensiun. Tetapi ibu tidak mau, ia rela untuk pergi ke pasar setiap
    pagi untuk jualan sedikit sayur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kakakku dan
    abangku yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk
    membantu memenuhi kebutuhan ibu, tetapi ibu bersikukuh tidak mau menerima uang
    tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu berkata : "Saya punya
    duit" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KEENAM






    Setelah lulus dari S1, aku
    pun melanjutkan studi ke S2 dan kemudian memperoleh gelar master di sebuah
    universitas ternama di Amerika berkat sebuah beasiswa di sebuah perusahaan.
    Akhirnya aku pun bekerja di perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi,
    aku bermaksud membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang
    baik hati, bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, ia berkata kepadaku
    "Aku tidak terbiasa" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KETUJUH






    Setelah memasuki usianya yang
    tua, ibu terkena penyakit kanker lambung, harus dirawat di rumah sakit, aku
    yang berada jauh di seberang samudra atlantik langsung segera pulang untuk
    menjenguk ibunda tercinta. Aku melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya
    setelah menjalani operasi. Ibu yang keliatan sangat tua, menatap aku dengan
    penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku
    karena sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu
    menjamahi tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat lemah dan kurus kering. Aku
    sambil menatap ibuku sambil berlinang air mata. Hatiku perih, sakit sekali
    melihat ibuku dalam kondisi seperti ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata :
    "jangan menangis anakku, Aku tidak kesakitan" ---------- KEBOHONGAN
    IBU YANG KEDELAPAN.






    Setelah mengucapkan
    kebohongannya yang kedelapan, ibuku tercinta menutup matanya untuk yang
    terakhir kalinya.






    Dari
    cerita di atas, saya percaya teman-teman sekalian pasti merasa tersentuh dan
    ingin sekali mengucapkan : " Terima kasih ibu !"






    Coba
    dipikir-pikir teman, sudah berapa lamakah kita tidak menelepon ayah ibu kita?
    Sudah berapa lamakah kita tidak menghabiskan waktu kita untuk berbincang dengan
    ayah ibu kita? Di tengah-tengah aktivitas kita yang padat ini, kita selalu
    mempunyai beribu-ribu alasan untuk meninggalkan ayah ibu kita yang kesepian.
    Kita selalu lupa akan ayah dan ibu yang ada di rumah.






    Jika
    dibandingkan dengan pacar kita, kita pasti lebih peduli dengan pacar kita.
    Buktinya, kita selalu cemas akan kabar pacar kita, cemas apakah dia sudah makan
    atau belum, cemas apakah dia bahagia bila di samping kita.






    Namun,
    apakah kita semua pernah mencemaskan kabar dari ortu kita? Cemas apakah ortu
    kita sudah makan atau belum? Cemas apakah ortu kita sudah bahagia atau belum?
    Apakah ini benar? Kalau ya, coba kita renungkan kembali lagi..






    Di
    waktu kita masih mempunyai kesempatan untuk membalas budi ortu kita, lakukanlah
    yang terbaik. Jangan sampai ada kata "MENYESAL" di kemudian hari.

      Waktu sekarang Fri Nov 22, 2024 12:13 am