Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Join the forum, it's quick and easy

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

salah satu forum terbesar tempat kita bernostalgia

Login

Lupa password?

Our traffic

info rakyat

Sun Oct 31, 2010 9:05 pm by admin

---------------
PEMBERITAHUAN....

SF ZONA RELIGI SEKARANG KAMI PINDAH KE [You must be registered and logged in to see this link.] ANDA BISA BERPARTISIPASI DAN MENJADI MODERATOR SESUAI PERMINTAAN ANDA DENGAN REQUEST VIA SMS NO ADMIN 081945520865


Sekilas Info

Sun Jun 27, 2010 2:44 pm by admin

kabar gembira, forum lentera-rakyat mulai hari ini juga bisa diakses melalui [You must be registered and logged in to see this link.]


    email dari seorang rasul

    kutubuku
    kutubuku
    Mega Ultimate Member


    Zodiac : Virgo Jumlah posting : 297
    Join date : 18.06.10
    Age : 37
    Lokasi : rahasia

    email dari seorang rasul Empty email dari seorang rasul

    Post by kutubuku Thu Jun 24, 2010 6:08 pm

    Email Dari Rasul





    eramuslim - Malam sudah cukup larut,
    namun mata ini masih tak bisa terpejam. Semua tugas-tugas kantor yang kubawa
    pulang sudah selesai, tak lupa kusediakan setengah jam sebelum pukul 23.00
    untuk membalas beberapa email yang baru sempat terbaca malam ini. Nyaris saja
    kupilih menu ‘shut down’ setelah sebelumnya menutup semua jendela di layar
    komputer, tiba-tiba muncul alert yahoo
    masuknya email baru. “You have 1 new message(s)...”. Seperti biasanya, aku
    selalu tersenyum setiap kali alert
    itu muncul, karena sudah bisa diduga, email itu datang dari orang-orang,
    sahabat, saudara, kerabat, intinya, aku selalu senang menunggu kabar melalui
    email dari mereka. Tapi yang ini ... Ooopss
    ... ini pasti main-main ... disitu tertulis “From: Muhammad Rasul Allah”


    Walaupun sudah seringkali menerima junkmail atau beraneka spam, namun kali ini aku tidak
    menganggapnya sebagai email sampah atau orang sedang main-main denganku.
    Maklum, meski selama ini sering sekali teman-teman yang ‘ngerjain’, tapi kali
    ini, sekonyol-konyolnya teman-teman sudah pasti tidak ada yang berani
    mengatasnamakan Rasulullah Saw. Maka dengan hati-hati, kuraih mouse-ku dan ... klik ...


    “Salam
    sejahtera saudaraku, bagaimana khabar imanmu hari ini ...



    Kebaikan
    apa yang sudah kau perbuat hari ini, sebanyak apa perbuatan dosamu hari ini
    ...”






    Aku tersentak ... degub didada semakin keras,
    sedetik kemudian, ritmenya terus meningkat cepat. Kuhela nafas dalam-dalam
    untuk melegakan rongga dada yang serasa ditohok teramat keras hingga
    menyesakkan. Tiga pertanyaan awal dari “Rasulullah” itu membuatku menahan nafas
    sementara otakku berputar mencari dan memilih kata untuk siap-





    siap me-reply
    email tersebut. Barisan kalimat “Rasulullah” belum selesai, tapi rasanya
    terlalu berat untuk melanjutkannya. Antara takut dan penasaran bergelut hingga
    akhirnya kuputuskan untuk membacanya lagi.





    “Cinta
    seorang ummat kepada Rasulnya, harus tercermin dalam setiap perilakunya. Tidak
    memilih tempat, waktu dan keadaan. Karena aku, akan selalu mencintai ummatku,
    tak kenal lelah. Masihkah kau mencintaiku hari ini?”






    Air menetes membasahi pipiku, semakin kuteruskan
    membaca kalimat-kalimatnya, semakin deras air yang keluar dari sudut mataku.





    “Pengorbanan
    seorang ummat terhadap agamanya, jangan pernah berhenti sebelum Allah menghendaki
    untuk berhenti. Dan kau tahu, kehendak untuk berhenti memberikan pengorbanan
    itu, biasanya seiring dengan perintah yang diberikan-Nya kepada Izrail untuk
    menghentikan semua aktifitas manusia. Sampai detik ini, pernahkah kau berkorban
    untuk Allah?”
    .





    Kusorot ketengah halaman ....


    “Sebagai
    Ayah, aku contohkan kepada ummatku untuk menyayangi anak-anak mereka dengan
    penuh kasih. Kuajari juga bagaimana mencintai istri-istri tanpa sedikit melukai
    perasaannya, sehingga kudapati istri-istriku teramat mencintaiku atas nama
    Allah. Aku tidak pernah merasakan memiliki orangtua seperti kebanyakan ummatku,
    tapi kepada orang-orang yang lebih tua, aku sangat menghormati, kepada yang
    muda, aku mencintai mereka. Sudahkah hari ini kau mencium mesra dan membelai lembut
    anak-anakmu seperti yang kulakukan terhadap Fatimah? Masihkah panggilan sayang
    dan hangat menghiasi hari-harimu bersama istrimu? Sudahkah juga kau menjadi
    pemimpin yang baik untuk keluargamu, seperti aku mencontohkannya langsung
    terhadap keluargaku?
    .


    Satu hentakkan pagedown
    lagi ...


    “Aku
    telah memberi contoh bagaimana berkasih sayang kepada sesama mukmin, bersikap
    arif dan bijak namun tegas kepada manusia dari golongan lainnya, termasuk
    menghormati keberadaan makhluk lain dimuka bumi. Saudaraku ...”






    Cukup sudah. Aku tak lagi sanggup meneruskan
    rentetan kalimatnya hingga habis. Masih tersisa panjang isi email dari
    Rasulullah, namun baru yang sedikit ini saja, aku merasa tidak kuat. Aku tidak
    sanggup meneruskan semuanya karena sepertinya Rasulullah sangat tahu semua
    kesalahan dan kekuranganku, dan jika kulanjutkan hingga habis, yang pasti
    semuanya tentang aku, tentang semua kesalahan dan dosa-dosaku.


    Kuhela nafas panjang berkali-kali, tapi justru
    semain sesak. Tiba-tiba pandanganku menjadi gelap, entah apa yang terjadi.
    Sudah tibakah waktuku? Padahal aku belum sempat me-reply email Rasulullah itu untuk memberitahukan kepada beliau bahwa
    aku tidak akan menjawab semua emailku dengan kata-kata. Karena aku yakin, Rasul
    lebih senang aku memperbaiki semua kesalahanku hari ini dan hari-hari
    sebelumnya, dari pada harus bermanis-manis mengumbar kata memikat hati, yang
    biasanya tak berketerusan dengan amal yang nyata.


    Pandanganku kini benar-benar gelap, pekat sampai tak
    ada lagi yang bisa terlihat. Hingga ... nit...
    nit
    ... alarm jam tanganku berbunyi. 00.00 WIB. Ah, kulirik komputerku, kosong, kucari-cari email dari Rasulullah
    di inbox-ku. Tidak ada. Astaghfirullaah,
    mungkinkah Rasulullah manusia mulia itu mau mengirimi ummatnya yang belum
    benar-benar mencintainya ini sebuah email? Ternyata aku hanya bermimpi, mungkin
    mimpi yang berangkat dari kerinduanku akan bertemu Rasul Allah. Tapi aku merasa
    berdosa telah bermimpi seperti ini. Tinggal kini, kumohon ampunan kepada Allah
    atas kelancangan mimpiku. Wallahu ‘a’lam
    bishshowaab
    (Bayu Gautama)

      Waktu sekarang Fri Nov 22, 2024 12:25 am