Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Join the forum, it's quick and easy

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

salah satu forum terbesar tempat kita bernostalgia

Login

Lupa password?

Our traffic

info rakyat

Sun Oct 31, 2010 9:05 pm by admin

---------------
PEMBERITAHUAN....

SF ZONA RELIGI SEKARANG KAMI PINDAH KE [You must be registered and logged in to see this link.] ANDA BISA BERPARTISIPASI DAN MENJADI MODERATOR SESUAI PERMINTAAN ANDA DENGAN REQUEST VIA SMS NO ADMIN 081945520865


Sekilas Info

Sun Jun 27, 2010 2:44 pm by admin

kabar gembira, forum lentera-rakyat mulai hari ini juga bisa diakses melalui [You must be registered and logged in to see this link.]


    tujuan hidup seorang muslim

    kutubuku
    kutubuku
    Mega Ultimate Member


    Zodiac : Virgo Jumlah posting : 297
    Join date : 18.06.10
    Age : 37
    Lokasi : rahasia

    tujuan hidup seorang muslim Empty tujuan hidup seorang muslim

    Post by kutubuku Sun Jun 27, 2010 8:07 pm

    TUJUAN HIDUP SEORANG
    MUSLIM


    Oleh
    Syaikh Ali bin Hasan bin Ali bin Abdul Hamid Al-Halabi Al-Atsary




    Setiap orang yang mendalami Al-Qur'an dan mempelajari Sunnah tentu mengetahui
    bahwa puncak tujuan dan sasaran yang dilakukan orang Muslim yang diwujudkan
    pada dirinya dan di antara manusia ialah ibadah kepada Allah semata.

    Tidak ada jalan untuk membebaskan ibadah ini dari setiap aib yang mengotorinya
    kecuali dengan mengetahui benar-benar tauhidullah.

    Da'i yang menyadari hal ini tentu akan menghadapi kesulitan yang besar dalam
    mengaplikasikannya. Tetapi toh kesulitan ini tidak membuatnya surut ke
    belakang. Sebab setiap saat dakwahnya menyerupai perkataan Nabi Shallallahu
    'Alaihi wa Sallam:

    "Artinya : Orang yang paling keras cobaannya adalah para nabi, kemudian
    yang paling menyerupai (mereka) lalu yang paling menyerupainya lagi." [1]

    Bagaimana tidak, sedang dia selalu meniti jalan beliau, menyerupai sirah-nya
    dan mengikuti jalannya? Al-Amtsalu tsumma al-amtsalu adalah orang-orang shalih
    yang mengikuti jalan para nabi dalam berdakwah keapda Allah, menyeru kepada
    tauhidullah seperti yang mereka lakukan, memurnikan ibadah hanya kepada-Nya dan
    menyingkirkan syirik. Mereka mengahadapi gangguan dan cobaan seperti yang
    dihadapi para panutannya, yaitu nabi-nabi.

    Oleh karena itu banyak para da'i yang menjauhi jalan yang sulit dan penuh
    rintangan ini. Sebab seoarang da'i yang meniti jalan itu akan menghadapi ayah,
    ibu, saudara, rekan-rekan, orang-orang yang dicintainya, dan bahkan dia harus
    menghadapi masyarakat yang merintangi, memusuhi dan menyakitinya.

    Lebih baik mereka menyingkir ke sisi-sisi Islam yang sudah mapan, yang tidak
    dimusuhi orang yang beriman kepada Allah. Di dalam sisi-sisi ini mereka tidak
    akan menghadapi kesulitan, kekerasan, ejekan, dan gangguan, khususnya di
    berbagai masyarakat Islam. Biasanya mayoritas umat justru mau memandang da'i
    seperti ini, menyanjung dan memuliakannya dan tidak mengejek atau pun
    mengganggunya, kecuali jika mereka menentang para penguasa dan mengancam
    kedudukan mereka. Kalau seperti ini keadaannya, tentu para penguasa ini akan
    menumpas mereka dengan kekerasan, sebagaiman menumpas partai politik yang
    hendak mengincar kursi kekuasaannya. Sebab, para penguasa dalam masalah ini
    tidak bisa diajak kompromi, baik mereka itu kerabat atau pun rekan, baik orang
    Muslim maupun orang kafir.

    Bagaimanapun juga kami merasa perlu mengatakan para da'i, bahwa meskipun mereka
    tetap harus menyaringkan suaranya atas nama Islam, toh mereka tetap harus
    mengasihi dirinya sendiri. Karena mereka keluar dari manhaj Allah dan jalan-Nya
    yang lurus dan jelas, yang pernah dilalui para nabi dan para pengikutnya dalam
    berdakwah kepada tauhidullah dan memurnikan agama hanya bagi Allah semata. Apa
    pun usaha yang mereka lakukan untuk kepentingan dakwah, toh mereka tetap harus
    memikirkan sarananya sebelum tujuannya. Sebab berapa banyak sarana yang remeh
    justru membahayakan tujuan yang hendak dicapai dan justru menjadi pertimbangan
    yang besar.

    Bahkan banyak da'i yang memaksakan cara yang mereka ciptakan sendiri dan tidak
    mau mengikuti manhaj para nabi dalam berdakwah kepada tauhidullah di bawah
    slogan-slogan yang serba gemerlap, tapi akhirnya hanya memperdayai orang-orang
    bodoh, sehingga mereka menganggapnya sebagai manhaj para nabi.

    Karena Islam mempunyai beberapa cabang dan pembagian, maka harus ada
    penitikberatan pada masalah yang paling penting, lalu disusul dengan yang
    penting lainnya. Pertama kali dakwah harus diprioritaskan pada penataan akidah.
    Caranya menyuruh memurnikan ibadah bagi Allah semata dan melarang menyekutukan
    sesuatu kepada-Nya. Kemudian perintah mendirikan sholat, mengeluarkan zakat,
    melaksanakan berbagai kewajiban dan meninggalkan hal-hal yang diharamkan,
    seperti cara yang dilakukan semua para nabi. Firman Allah.

    "Artinya : Dan, sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat
    (untuk menyerukan): 'Sembahlah Allah (saja) dan juahilah thaghut'."
    [An-Nahl : 36]

    "Artinya : Dan, Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu,
    melainkan Kami wahyukan kepadanya, bahwa tidak ada Ilah selain Aku, maka
    sembahlah olehmu sekalian akan Aku." [Al-Anbiya' : 25]

    Dalam sirah Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan cara yang diterapkan beliau
    terkandung keteladanan yang baik serta manhaj yang paling sempurna. Hingga
    beberapa tahun beliau hanya menyeru manusia kepada tauhid dan mencegah mereka
    dari syirik, sebelum menyuruh mendirikan sholat, melaksanakan zakat, puasa,
    haji, dan sebelum melarang mereka melakukan riba, zina, pencurian dan membunuh
    jiwa tanpa alasan yang benar.

    Jadi dasar yang paling pokok adalah mewujudkan peribadatan bagi Allah semata,
    sebagaimana firman-Nya.

    "Artinya : Dan, AKu tidak menciptakan manusia dan jin melainkan untuk
    menyembah-Ku." [Adz-Dzariat : 56]

    Hal ini tidak bisa terjadi kecuali dengan mengenal tauhidullah, baik secara
    ilmu maupun praktik, realitas sehari-hari maupun jihad.

    Anda bisa melihat berapa banyak para da'i Muslim dan jama'ah-jama'ah Islam yang
    menghabiskan umurnya dan menghabiskan energinya untuk menegakkan hukum Islam
    atau menuntut berdirinya negara Islam. Mereka tidak tahu atau pura-pura tidak
    tahu, mereka lupa atau pura-pura lupa bahwa tegaknya hukum Islam tidak akan
    terwujud dengan cara seperti itu. Tujuan itu tidak akan terealisir kecuali
    dengan suatu manhaj yang dilakukan secara perlahan-perlahan, memerlukan waktu
    yang panjang, dilandaskan kepada kaidah yang jelas, harus dimulai dari
    penanaman akidah dan menghidupkan pendidikan Islam serta menekankan masalah
    akhlak. Jalan yang perlahan-lahan dan panjang ini merupakan jalan yang paling
    dekat dan paling cepat yang bisa ditempuh. Sebab untuk bisa mengaplikasikan
    tatanan Islam dan hukum syariat Allah bukan merupakan tujuan yang bisa
    dilakukan secara spontan dan tergesa-gesa. Karena hal ini tidak mungkin
    diwujudkan kecuali dengan merombak masyarakat, atau adanya sekumpulan orang
    yang berkedudukan dan berbobot di tengah kehidupan manusia secara umum yang
    siap memberikan pemahaman akidah Islam yang benar, baru kemudian melangkah
    kepada pembentukan tatanan Islam, meskipun harus menghabiskan waktu yang
    lama[2]

    Kesimpulannya, menerapkan hukum-hukum syariat, menegakkan hudud, mendirikan
    pemerintahan Islam, menjauhkan hal-hal yang diharamkan dan melaksanakan hal-hal
    yang diwajibkan, semuanya merupakan penyempurna tauhid dan penyertanya. Lalu
    bagaimana mungkin penyertanya mendapat prioritas utama, sedangkan pangkalnya
    diabaikan?

    Kami melihat sepak terjang berbagai jama'ah yang menyalahi manhaj para rasul
    dalam berdakwah kepada Allah ini terjadi karena ketidaktahuan mereka terhadap
    manhaj ini. Padahal orang yang bodoh tidak pantas menjadi da'i. Sebab syarat
    terpenting dalam aktivitas dakwah adalah ilmu, sebagaimana yang difirmankan
    Allah tentang Nabi-Nya.

    "Artinya : Katakanlah: 'Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang
    mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata. Maha Suci
    Allah, dan aku tidak termasuk orang-orang yang musyrik." [Yusuf : 108]

    Jadi, keahlian seorang da'i yang paling penting adalah ilmu pengetahuan.

    Kemudian kami melihat jama'ah-jama'ah yang menisbatkan diri kepada dakwah ini
    saling berbeda-beda. Setiap jama'ah menciptakan pola yang tidak sama dengan
    jama'ah lain dan meniti jalannya sendiri. Ini merupakan akibat dari tindakan
    yang menyalahi manhaj Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Karena manhaj
    beliau hanya satu, tidak terbagi-bagi dan tidak saling berselisihan. Firman
    Allah.

    "Artinya : Katakanlah: 'Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang
    mengikutiku."

    Orang-orang yang mengikuti Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam berada di
    atas jalan yang satu ini dan tidak saling berselisih. Tapi orang-orang yang
    tidak mengikuti beliau tentu saling berselisih. Firman Allah.

    "Artinya : Dan, bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang
    lurus, maka ikutilah dia dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain),
    karena jalan-jalan itu menceraiberaikan kamu dari jalan-Nya." [Al-An'am :
    153]

    Jadi tauhid merupakan titik tolak dakwah kepada Allah dan tujuannya. Tidak ada
    gunanya dakwah kepada Allah kecuali dengan tauhid ini, meskipun ia ditempeli
    dengan merk Islam dan dinisbatkan kepadanya. Sebab semua rasul, terutama dakwah
    penutup mereka, Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dimulai dari tauhidullah
    dan sekaligus itu pula tujuan akhirnya. Setiap rasul pasti mengatakan untuk
    pertama kalinya seperti yang dijelaskan Allah.

    "Artinya : Wahai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Ilah
    selain daripada-Nya." [Al-A'raaf :59 ][3]

    Ini merupakan tujuan hidup orang Muslim yang paling tinggi, yang untuk itulah
    dia menghabiskan umurnya sambil mengusahakannya di tengah kehidupan manusia dan
    menguatkannya di antara mereka.

    Khaliq yang telah menyediakan apa-apa yang menunjang kemaslahatan kehidupan
    dunianya, Dia pula yang menetapkan syariat agama bagi mereka dan menjaga
    kelangsungannya. Allah selalu menjaga Islam, karena Islam itulah tujuan dari
    diciptakannya dunia bagi manusia, lalu mereka diberi kewajiban untuk beribadah
    dan menguatkan tauhid, sebagaimana yang tercermin dalam firman Allah Ta'ala.

    [Disalin dari kitab Ad-Da'wah ilallah Bainat-tajammu'i-hizby Wat-Ta'awunisy-Syar'y,
    Syaikh Ali bin Hasan bin Ali bin Abdul Hamid Al-Halabi Al-Atsary. Edisi Indonesia:
    Menggugat Keberadaan Jama'ah-Jama'ah Islam. Penerjemah: Kathur Suhardi,
    Penerbit, Pustaka Al-Kautsar. Cet. Pertama, September 1994; hal.38-44]
    _________
    FooteNote
    [1]. Diriwayatkan At-Tirmidzy, hadits nomor 2400, Ibnu Majah, hadits nomer
    4023, Ahmad 1/172, dari Sa'id bin Abi Waqqash, dengan sanad hasan.
    [2]. Limadza a'damuni?
    [3]. Mukaddimah Manhajul Anbiya'

      Waktu sekarang Fri Nov 22, 2024 1:04 am