Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Join the forum, it's quick and easy

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

salah satu forum terbesar tempat kita bernostalgia

Login

Lupa password?

Our traffic

info rakyat

Sun Oct 31, 2010 9:05 pm by admin

---------------
PEMBERITAHUAN....

SF ZONA RELIGI SEKARANG KAMI PINDAH KE [You must be registered and logged in to see this link.] ANDA BISA BERPARTISIPASI DAN MENJADI MODERATOR SESUAI PERMINTAAN ANDA DENGAN REQUEST VIA SMS NO ADMIN 081945520865


Sekilas Info

Sun Jun 27, 2010 2:44 pm by admin

kabar gembira, forum lentera-rakyat mulai hari ini juga bisa diakses melalui [You must be registered and logged in to see this link.]


    spiritualitas seorang muslim

    kutubuku
    kutubuku
    Mega Ultimate Member


    Zodiac : Virgo Jumlah posting : 297
    Join date : 18.06.10
    Age : 36
    Lokasi : rahasia

    spiritualitas seorang muslim Empty spiritualitas seorang muslim

    Post by kutubuku Thu Jun 24, 2010 6:03 pm

    Spiritualitas Seorang Muslim







    Seorang muslim adalah orang yang
    telah menyerahkan seluruh jiwa raganya kepada Allah SWT, sebagaimana yang
    senantiasa ia ikrarkan pada permulaan setiap kali dia melaksanakan sholat:


    «وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضَ
    حَنِيْفاً مُسْلِماً وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ. اِنَّ صَلاَتِي وَنُسُكِي،
    وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِى، ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، لاَ شَرِيْكَ لَهُ،
    وَبِذَلِكَ اُمِرْتُ، وَاَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ.






    “Aku hadapkan wajahku kehadirat Sang Pencipta langit dan bumi
    sepenuh ketundukan dan kepasrahan diri, dan bukanlah aku dari golongan
    orang-orang musyrik. Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidup dan matiku hanyalah
    bagi Allah Sang Penguasa semesta alam. Tiada sekutu apa pun bagi-Nya, dan demikianlah
    aku diperintahkan sedang aku termasuk dari orang-orang muslim.” (Lihat Ali
    Raghib, Ahkamus Sholat hal
    127).


    Namun terkadang kita sebagai muslim
    lupa bahwa setiap hari, minimal lima kali kita mendeklarasikan penyerahan kita
    kepada Allah SWT sebagaimana tersebut di
    atas. Di dalam sholat kita menyatakan
    pasrah diri dan tunduk kepada Allah, namun di luar sholat tidak jarang di
    antara kita ada yang berani menentang perintah Allah SWT, bahkan ada yang
    berani menyelewengkan agama Allah Azza wa Jalla. Astaghfirullah!


    Kenapa hal itu bisa terjadi? Tidak lain adalah karena miskinnya
    spiritualitas di antara kita, bahkan ada yang tidak paham apa itu spiritualitas
    bagi seorang muslim. Oleh karena itu,
    tulisan ini akan menyegarkan kembali ingatan kita pada spiritualitas seorang
    muslim. Moga-moga mengingatkan kembali
    jati diri kita sebagai seorang muslim, hamba Allah Yang Maha Pengasih!




    Arti
    Spirit, Aspek Spiritual, dan Spiritulitas








    Spirit dalam Kamus Besar Bahasa
    Indonesia (Balai Pustaka, 1996) diartikan sebagai jiwa, sukma, dan roh. Juga diartikan semangat. Satu kesalahan besar yang dilakukan oleh para
    filosof Barat dan Yunani selama berabad-abad adalah urain mereka bahwa manusia
    itu terdiri dari roh dan jasad, dimana roh, menurut mereka adalah bagian dari
    Tuhan, dan manakala roh itu dominan dalam diri seseorang, dia akan menjadi
    manusia yang baik, karena mendekati sifat-sifat ketuhanan. Sebaliknya, manakala yang dominan adalah
    jasadnya, manusia menjadi buruk sifatnya.
    Tentu saja teori jasmanani-rohani
    itu tanpa bukti, baik empirik maupun informasi dari kitab suci. Secara
    faktual, teori kuno itu tak bisa
    dibenarkan, karena nyawa manusia itu tidak bertambah dan berkurang dengan luhur
    dan rendahnya sifat manusia.


    Roh dalam arti sukma atau nyawa manusia (sirrul
    hayah
    ) adalah rahasia Tuhan. Manusia
    hanya bisa merasakan atau mengindera bekas-bekas adanya roh itu, seperti
    gerakan fisik, tumbuh, dan menjadi banyak.
    Tapi hakikat roh penyebab itu semua tak mungkin diketahui manusia. Allah SWT berfirman:


    وَيَسْأَلُونَكَ
    عَنِ الرُّوحِ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ
    إِلَّا قَلِيلًا






    Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh.
    Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi
    pengetahuan melainkan sedikit".(QS. AL Isra’ 85).



    Oleh
    karena itu, roh yang dimaksud manusia—termasuk bangsa Barat dan Yunani yang
    salah alamat di atas—bukanlah nyawa, atau bagian yang ada dalam diri manusia,
    tapi merupakan sifat dari luar yang
    diinginkan manusia agar bisa mempengaruhi perbuatannya. Dan ini hanya bisa terjadi manakala manusia
    menyetir perbuatannya dengan aturan dari Dzat Yang Maha Luhur, yakni Allah
    SWT. Oleh klarena itu, roh atau spirit yang
    dimaksud adalah kesadaran hubungan manusia dengan Allah Sang Maha Pencipta. Itulah arti spirit yang sebenarnya bagi
    manusia, yang dapat membuatnya menjadi
    muslim sejati.


    Dengan
    memahami arti spirit sebagai keadaran hubungan seorang muslim dengan Allah SWT,
    maka seorang muslim dapat memahami adanya aspek spiritual dalam dirinya,
    kehidupannya, maupun alam smesta tempatnya berpijak. Dirinya, kehidupannya, maupun alam semesta
    memiliki hubungan dengan Allah SWT, yaitu sebagai makhluk ciptaan-Nya. Sehingga masing-masing punya aspek
    spiritual. Aspek spiritual dirinya
    sebagai manusia bagi seorang muslim
    adalah keberadaan dia sebagai manusia ciptaan Allah SWT. Al Quran membimbingnya dalam firman Allah:


    يَاأَيُّهَا النَّاسُ
    اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ
    تَتَّقُونَ



    Hai manusia, sembahlah
    Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu
    bertakwa.(QS. Al Baqarah 21)
    . Juga
    dapat dilihat pada QS. An Nisa 1, Ar Ruum 20, As Sajdah 7, AL Mukmin 67, Ar
    Rahman 14, Al Alaq 2.


    Demikian juga
    kehidupannya, memiliki aspek spiritual,
    yakni keberadaan hidup dan mati hakikatnya adalah ciptaan Allah SWT,
    sebagaimana firman-Nya:


    اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُمْ ثُمَّ رَزَقَكُمْ ثُمَّ
    يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ هَلْ مِنْ شُرَكَائِكُمْ مَنْ يَفْعَلُ مِنْ
    ذَلِكُمْ مِنْ شَيْءٍ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ



    Allah-lah yang menciptakan kamu, kemudian
    memberimu rezki, kemudian mematikanmu, kemudian menghidupkanmu (kembali).
    Adakah di antara yang kamu sekutukan dengan Allah itu yang dapat berbuat
    sesuatu dari yang demikian itu? Maha Sucilah Dia dan Maha Tinggi dari apa yang
    mereka persekutukan.(QS. Ar Ruum 40).
    Juga bisa kita lihat pada QS. Al
    Baqarah 28, AL Hajj 66, Al Jatsiyah 26, dan Al Mulk ayat 2.


    Dan seluruh alam semesta ini
    memiliki aspek spiritual, yakni keberadaan seluruh alam jagad raya ini sebagai
    ciptaan Allah SWT, sebagaimana firman-Nya:


    إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَوَاتِ
    وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي
    اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ
    مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ أَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ تَبَارَكَ اللَّهُ
    رَبُّ الْعَالَمِينَ



    Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah
    menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas `Arsy.
    Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan
    (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing)
    tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak
    Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.(QS. Al A’raf 54).
    Juga
    bisa kita lihat pada QS. AL Baqarah 29, Al Baqarah 164, Ali Imran 190,
    AL An’am 1, AL AN’am 101, dan Yunus 3.


    Spiritualitas
    dalam diri manusia yang telah meyakini keberadaan Allah SWT sebagai sang
    Pencipta ( Al Khaliq) dan menyadari hubungannya dengan Allah SWT, yakni sebagai
    makhluk-Nya, adalah: perasaan
    tunduk dan tawadlu’ terhadap Sang Pencipta, Kekuasaan-Nya, dan Ilmu-Nya
    . (lihat Muhammad Husain Abdullah, Mafahim
    Islamiyah
    , hal. 14). Kalau
    perasaan ini bersifat kontinu, maka
    seorang muslim akan senantiasa hidup dalam suasana iman. Dan itu akan membantunya untuk bisa terikat dengan syariah Allah SWT dengan
    perasaan ridlo dan hatinya tenteram.





    Hubungan Aspek
    Spiritual dengan Perbuatan Manusia






    Allah SWT
    tidak hanya menciptakan alam semesta, tapi juga mengaturnya. Ini ditegaskan dalam firman-Nya:


    إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ
    الَّذِي خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى
    عَلَى الْعَرْشِ يُدَبِّرُ الْأَمْرَ



    Sesungguhnya Tuhan
    kamu ialah Allah Yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia
    bersemayam di atas `Arsy untuk mengatur segala urusan. (QS. Yunus 3).



    Allah SWT menurunkan syariah
    untuk mengatur kehidupan manusia. Allah
    menurunkan Al Quran untuk menjadi petunjuk, penjelas, dan garis batas, antara
    yang boleh dilakukan (haq), dan yang tak boleh dilakukan manusia (batil). Allah SWT berfirman:


    شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي
    أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْءَانُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى
    وَالْفُرْقَانِ



    bulan Ramadhan,
    bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi
    manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara
    yang hak dan yang bathil).(QS. Al Baqarah 185).



    Allah SWT pun menyuruh kita untuk senantiasa
    mengikuti petunjuk-Nya. Dia SWT
    berfirman:


    اتَّبِعُوا مَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ مِنْ رَبِّكُمْ
    وَلَا تَتَّبِعُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ



    Ikutilah apa yang
    diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin
    selain-Nya..(QS. Al A’raf 3).



    وَمَا ءَاتَاكُمُ
    الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ
    إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ



    Apa yang
    diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu
    maka tinggalkanlah; dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat
    keras hukuman-Nya.(QS. AL Hasyr 7).



    Oleh karena itu, bagi orang yang memiliki
    spirit dalam arti kesadaran hubungannya dengan Allah, maka pada hakikatnya
    seluruh perbuatannya ada dalam daerah hukum Allah SWT. Jadi semua perbuatan manusia tidak lepas dari
    aspek spiritualnya, yaitu keberadaannya di daerah hukum Allah SWT. Dan Allah SWT bakal memberikan penilaian dan
    balasan atas perbuatannya itu, kecil maupun besar.Ketika dia makan, dia yakin
    bahwa apa yang dimakan, apakah halal atau haram dzatnya, apakah halal ataukah
    haram pemilikannya, semua akan dipertanggung jawabkan di hadapan Allah SWT. Kalau dia berpakaian, apakah halal barang
    yang dipakainya, dan apakah telah menutup aurat seperti tuntunan syariah? Kalau ia bermuamalah, dia yakin bahwa kelak
    bakal ditanya apakah akad muamalahnya sesuai ketentuan akad syariah Islam
    ataukah malah justru mengikuti sistem transaksi kapitalisme? Kalau dia berpolitik, dia yakin bakal ditanya
    kelak, apakah berpolitik sesuai tuntunan Rasulullah saw., ataukah malah
    mengikuti Montesque? Atau bahkan mengikuti Machiavelli?


    Dan seorang muslim yakin bahwa Allah SWT akan
    mengabarkan-Nya kelak di hari akhirat seluruh perbuatan manusia. Dia berfirman:


    قُلْ إِنَّ
    الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ
    إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ
    تَعْمَلُونَ



    Katakanlah:
    "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya
    kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah),
    yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang
    telah kamu kerjakan".(QS. AL Jumu’ah Cool.









    Khatimah





    Dengan kesadaran akan aspek
    spiritual tersebut, seorang muslim akan berjalan mantap dengan sikap hidup
    mengemban syariah Allah SWT. Dan dengan kesadaran
    spiritualitas dalam dirinya, seorang muslim akan senantiasa dapat mensinergikan
    antara pernyataannya penyerahannya sebagai muslim di dalam sholatnya dengan
    perbuatannya di seluruh pentas kehidupan nyata.
    Wallahu a’lam!


















      Waktu sekarang Wed May 08, 2024 4:16 pm