Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Join the forum, it's quick and easy

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

salah satu forum terbesar tempat kita bernostalgia

Login

Lupa password?

Our traffic

info rakyat

Sun Oct 31, 2010 9:05 pm by admin

---------------
PEMBERITAHUAN....

SF ZONA RELIGI SEKARANG KAMI PINDAH KE [You must be registered and logged in to see this link.] ANDA BISA BERPARTISIPASI DAN MENJADI MODERATOR SESUAI PERMINTAAN ANDA DENGAN REQUEST VIA SMS NO ADMIN 081945520865


Sekilas Info

Sun Jun 27, 2010 2:44 pm by admin

kabar gembira, forum lentera-rakyat mulai hari ini juga bisa diakses melalui [You must be registered and logged in to see this link.]


    demokratisasi kampus

    admin
    admin
    Admin
    Admin


    Zodiac : Virgo Jumlah posting : 688
    Join date : 19.03.10
    Age : 37
    Lokasi : Malang-Indonesia

    demokratisasi kampus Empty demokratisasi kampus

    Post by admin Wed May 19, 2010 2:12 pm

    Pendahuluan





    Pendidikan merupakan
    sebuah proses untuk mengembangkan segenap potensi diri secara dialektis
    berdasar kemampuan akal dan pikiran kita dalam rangka mencerdaskan kehidupan
    rakyat Indonesia. Peran penting dari pendidikan adalah sebagai pendorong
    kemajuan suatu negara untuk menciptakan masyarakat yang adil, sejahtera,
    demokratis, dan berdaulat. Pendidikan nasional yang demokratis harus
    bersandarkan pada nilai-nilai kesetaraan, partisipatif, dan merupakan
    kepentingan mayoritas dari rakyatnya.


    Pendidikan memiliki arti
    penting dalam memajukan sebuah bangsa. Bangsa yang maju bisa dipastikan adalah
    bangsa yang menghargai dan menempatkan pendidikan sebagai hal yang utama dalam
    prioritas kebutuhannya. Tentunya selain kebutuhan pokok sebagai seorang manusia
    (sandang, pangan, papan). Pendidikan harus mampu menjawab segala persoalan yang
    tengah dihadapi oleh bangsa dan persolan pada masa mendatang. Pendidikan juga
    harus disesuaikan dengan kepentingan bangsa ( baca: rakyat ) secara umum.


    Peran serta para tenaga
    pendidik / pengajar dengan para peserta didiknya layaknya sebagai seorang kawan
    berdiskusi, untuk mencoba mencari jawaban dari sekian banyak persoalan yang
    sedang dihadapi rakyat sekarang dan akan datang. Pengajar bukanlah orang yang
    paling tahu dan paling pintar yang akan selalu benar. Mereka (guru dan dosen)
    hanya berfungsi sebagai pemandu jalannya proses belajar mengajar dengan terus
    meningkatkan kualitas pengajarannya dari waktu ke waktu. Patronase terhadap
    dosen sudah saatnya kita tinggalkan bersama karena akan menghambat proses
    demokratisasi nantinya.


    Kampus merupakan sebuah
    lembaga pendidikan dimana suasana demokratis yang harus senantiasa diciptakan dan
    dijunjung tinggi dalam setiap denyut dinamika kehidupan kampus. Mulai dari
    tingkat tertinggi pengambil kebijakan sampai pada tingkat terendahnya, yaitu
    pada metode dan proses pengajaran. Tidak
    ada pihak dalam posisi yang lebih tinggi, mahasiswa dan para birokrasi kampus
    (mulai Rektor sampai Dekan) adalah setara atau berdiri sejajar, baik secara
    kelembagaan maupun individu. Pada prinsipnya demokratisasi sangat menekankan
    pentingnya partisipatif dan kesetaraan antar sesama.


    Kesetaraan secara
    kelembagaan dalam kampus ialah setiap lembaga kemahasiswaan harus benar-benar
    merupakan perwujudan kepentingan mayoritas mahasiswa dan bukan merupakan
    kepentingan dari pihak minoritas (baca : birokrat kampus). Independensi lembaga
    kemahasiswaan adalah jawaban untuk
    mewujudkan kedaulatan mahasiswa. Kesetaraan secara individu mengandung
    pengertian tidak diperkenankannya melakukan tindakan-tindakan diskriminatif dan
    represif terhadap setiap kekritisan (pandangan, sikap, dan tindakan) oleh
    mahasiswa.


    Demokratisasi kampus
    adalah perwujudan kongkrit dari kedaulatan mahasiswa terhadap lingkungannya.
    Pada perjalanannya, upaya untuk mewujudkan demokratisasi kampus selama ini
    selalu menghadapi persoalan, tapi kesemuanya itu tidak akan menyurutkan langkah
    dari gelombang perlawanan mahasiswa untuk terus memperjuangkannya.





    Hak demokratis mahasiswa
    dalam kampus



    Mahasiswa adalah sumber
    penggalian dana yang utama dan terbesar dalam kampus. Untuk itu sudah
    sepatutnya kepentingan mahasiswa yang harus diutamakan. Adapun yang menjadi
    hak-hak mahasiswa dalam kampus antara lain :





    Hak untuk mendapat fasilitas
    pendidikan yang layak dan kemudahan dalam mengaksesnya



    Dalam masa penerimaan
    mahasiswa baru seperti sekarang ini, kita sering disuguhi brosur atau iklan
    dari berbagai kampus yang banyak menawarkan ’janji-janji’ berupa fasilitas
    perkuliahan yang mewah dan modern dengan biaya yang ’terjangkau’. Mulai dari
    ruang kuliah yang nyaman, kemudahan mengakses fasilitas kampus dengan mudah, birokrasi
    yang sederhana dan efektif sampai pada para tenaga pengajarnya yang
    profesional. Namun, apakah setelah kita masuk dalam kampus tersebut, janji-janji
    dalam ’iklannya’ tersebut benar adanya ?


    Tentu secara tegas kita dapat kita katakan TIDAK!!! Karena seringkali kita
    (baca:mahasiswa) tertipu dari ’iklan’ yang ditawarkan kampus. Komputer yang
    sering rusak, peralatan laboratorium yang sudah usang, sulitnya mengakses
    sarana kampus, dosen yang arogan dan sering bolos karena sibuk mengurusi
    proyeknya, banyaknya ’pungutan liar’, sulitnya dalam mengurus dispensasi, serta
    berbelitnya birokrasi adalah kenyataan yang tiap hari kita temui dalam kampus.
    Sementara itu kita terus disuruh bayar SPP yang tiap tahunnya naik. Adilkah ini
    kawan....?





    Hak untuk berorganisasi,
    berekspresi, dan menyampaikan pendapat



    Kebebasan berorganisasi
    dan menyampaikan pendapat bagi seluruh mahasiswa dan segenap civitas akademika
    ialah harga mati yang harus dibayar oleh birokrat kampus dalam rangka
    menciptakan suasana kampus yang demokratis. Kampus harus menjamin kebebasan
    mahasiswa untuk menyuarakan ide dan kekritisannya, baik dalam kelas perkuliahan
    maupun dalam menggelar aksi untuk menyikapi persoalan kampusnya.
    Tindakan-tindakan untuk menghambat kekritisan mahasiswa seperti mengancam dapat
    nilai jelek, akan di-DO, hukuman presensi, dipersulit dalam administrasi
    merupakan praktek-praktek terbelakang dari para birokrat kampus yang mesti kita
    akhiri.


    Satu hal lagi yang harus
    kita cermati bersama, yaitu upaya dari pemerintah yang termanifestasikan dalam
    birokrat kampus dalam menghalau gelombang demokratik mahasiswa dalm
    memperjuangkan hak sosial-ekonominya ialah memecah kekuatan dan berusaha
    mengadu domba antar mahasiswa itu sendiri agar penindasan yang dilakukan kampus
    menjadi bias. Konkritnya ialah pendikotomian antara lembaga intra dan ekstra
    kampus. Di banyak kampus sering kita menemukan sentimen antar organisasi, baik
    itu antar intra kampus sendiri (BEM,UKM,SENAT) maupun antar intra dengan ekstra. Bahkan ada kampus yang sangat anti terhadap
    organisasi massa mahasiswa hanya karena alasan bisa mempengaruhi pikiran
    mahasiswanya. Apakah kalau ada organisasi massa mahasiswa yang melakukan kampanye
    dan aksi menolak SPP Mahal, hentikan pungutan liar, transparansi dana, dan
    berikan fasilitas yang layak itu bertentangan dengan kepentingan sosial-ekonomi
    mahasiswa secara umum...??


    Hei...sadarlah kawan!!
    kita (organisasi intra & ekstra) menghadapi persoalan yang sama dan
    ditindas oleh musuh yang sama, yaitu Kampus yang Anti-Rakyat dan Anti-Demokrasi.
    Sudah menjadi tugas bersama bagi kita mahasiswa untuk bersatu dan berjuang
    bersama melawan segala bentuk ketidakadilan.





    Hak untuk mendapat
    transparansi dana kampus



    Kita
    setiap tahun wajib bayar SPP berikut iuran-iuran lain yang dibebankan kepada
    kita. Seringkali kita tidak pernah tahu dianggarkan kemana saja uang kita
    tersebut. Rincian dana kampus jarang sekali dipublikasikan oleh para birokrat.
    Mereka paling terdepan dalam hal tarik-menarik uang dan memberi hukuman pada
    mahasiswa jika terlambat membayarnya, tapi terbelakang dalam hal memberikan
    laporan transparansi dana berikut alasannya. Tranparansi dana kampus adalah hak
    kita untuk mengetahuinya, karena kita merupakan donatur terbesar dari kas
    keuangan birokrasi kampus.Dan hal yang selalu dijadikan alasan bahwa hal yang
    bersinggungan dengan keuangan itu adalah rahasia perusahaan atau pribadi
    kampus,padahal kita mahasiswa hanya sekedar ingin tahu arah uang yang telah
    kita bayaarkan atau kita berikan pada pihak kampus.itukan uang kita
    sendiri,masa kita ngga’boleh tahu kemana larinya.Hal ini yang selalu menjadi
    tanda tanya besar buat kita bersama.


    Dan alasan lain yang
    terkadang ganjil terdengar ditelinga,ketika kampus menaikkan biaya-biaya
    perkuliahan dengan alasan kampus kekurangan biaya atas operasional dan lain-lainnya,kemudian
    yang membuat ganjil dan menjadi pertanyaan kita ialah,kemana saja uang yang
    telah dibayarkan mahasiswa untuk kampus dan kita mahasiswa selalu tidak pernah
    dijelaskan secara utuh dimana letak kekurangan dan kerugian kampus,dan segala
    sesuatu yang berkaitan dengan uang pasti selalu berusaha untuk ditutup-tutupi
    dan dikaburkan.


    Hal yang berkaitan tentang
    keuangan kampus secara menyeluruh memanglah sengaja untuk tidak dipublikasikan
    pada mahasiswa.hal ini dilakukan agar mahasiswa tidak mengetahui dimana letak
    kerugian yang dibebankan pada mahasiswa dan dimana keuntungan yang diambil oleh
    kampus dari uang mahasiswa.Sebab itulah mengapa kampus selalu berusaha untuk
    tidak memberikan rincian dana secara transparan pada mahasiswa dengan berbagai
    macam alasan yang tidak masuk akal dan ilmiah.


    Sudahlah saatnya sekarang
    kita mahasiswa untuk meminta kejelasan atas arah dan tujuan pengelolaan
    keuangan pada kampus,karena setiap individu mahasiswa memiliki saham atas
    kampus,yang artinya setiap individu mahasiswa mempunyai hak yang sama atas
    kejelasan pengelolaan saham yang kita miliki dikampus.





    Hak untuk dilibatkan dalam
    setiap pengambilan kebijakan kampus



    Hari ini seluruh
    pengambilan kebijakan dalam kampus masih menjadi monopoli dari pihak birokrat
    kampus, minim sekali dari pihak mahasiswa untuk dilibatkan bersama. Dan
    kalaupun ada sifatnya sebatas formalitas belaka alias gugur kewajiban seperti halnya dialog interaktif antara mahasiswa
    dengan pihak birokrat kampus . Hasilnya kemudian bisa kita tebak bersama yaitu kebijakan
    yang dikeluarkan selama ini jarang sekali yang benar-banar merupakan
    kepentingan mahasiswa secara langsung, semisal: pemberlakuan jam malam, kawasan
    ’steril’ kampus, melarang organisasi
    massa masuk selain organisasi Intra kampus, besarnya pembiayaan pendidikan (
    SPP, uang gedung, praktikum, dan pungutan-2 lainnya).


    Terlibat dalam setiap
    pengambilan kebijakan kampus adalah hak dasar/demokratis kita seluruh mahasiswa
    untuk dapat mengetahui sejauh mana keseriusan kampus untuk benar-benar
    mengutamakan kepentingan mayoritas, yakni mahasiswa.


    Perjuangan massa
    didalam kampus tidak akan pernah surut
    selama hak-hak demokratis mahasiswa direnggut. Teror, ancaman DO serta represifitas birokrasi kampus adalah senjata
    ampuh untuk menghadang gelombang protes massa mahasiswa yang kian waktu kian
    meluas, tindakan-tindakan fasis itu pulalah yang semakin menjelaskan dan
    menyadarkan kita bahwa birokrasi kampus
    tidak pernah sanggup menjelaskan secara ilmiah persoalan-persoalan
    mahasiswa dan tidak pernah mengakui kesalahannya secara terbuka. Maka cara ala bar-barian
    menjadi menjadi jalan pintas yang sangat efektif ketika terjadi kebuntuan
    menghadapi gejolak massa mahasiswa.


    Akhirnya perjuangan yang
    paling ilmiah bagi mahasiswa adalah perjuangan merebut kembali hak-hak
    sosial-ekonominya maka perjuangan yang paling kongrit dan sejati adalah
    perjuangan yang lahir dari kepentingan, suara dan perasaan massa yaitu
    mahasiswa. Adalah bohong jika mahasiswa
    tahun 1998 sanggup menurunkan rezim totaliter suharto tapi sekarang tidak mampu
    menurunkan rektor yang anti-mahasiswa
    . Karenanya tidak ada pilihan lain
    bagi seluruh MAHASISWA untuk menyatukan diri dalam denyut perasaan massa serta
    kembali menggelorakan perjuangan massa
    yang sejati.

      Waktu sekarang Mon Nov 25, 2024 2:33 pm