BURUKNYA DUNIA DAN INDAHNYA AKHIRAT
"Dan tiadalah
kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan
sesungguhnya kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa,
maka tidakkah kamu memahaminya." (Q.S. Al-A'raf (6) : 32)
Dunia dan akhirat adalah dua wujud yang
berbeda. Keduanya bak sepasang pengantin yang berdampingan. Artinya, jika
kehidupan duniawi seseorang baik, maka baik pula kehidupan ukhrawinya.
Begitupun sebaliknya. Secara substantif, hanya ada suatu sekat tipis pemisah
antara dunia dan akhirat, yaitu barzah. Kehidupan dunia yang begitu rapuh
sangat mudah pecah lalu menembus batas keduanya, sehingga seseorang dapat
dengan mudah berpindah ke alam ukhrawinya. Dan seseorang tidak akan sekali-kali
dapat kembali menuju alam dunianya lagi. Akankah manusia mengetahui hakikat
kedua wujud yang berbeda ini?
Seorang muslim tentunya mengetahui bahwa
kehidupan yang baik di dunia hanya dapat dicapai dengan ketakwaan pada Allah.
Berjalan di muka bumi berdasarkan ketentuan-ketentuan yang telah
ditetapkan-Nya. Kedengarannya mudah tetapi nyatanya begitu sulit untuk
dilakukan. Realitas dunia dengan beragam perhiasannya membuat manusia mudah
lupa dengan janjinya pada Allah swt. Keindahan dunia terasa nyata dirasakan
oleh manusia, membuat banyak manusia berlomba meraih satu demi satu gemerlapnya
dengan meninggalkan bahkan melupakan sama sekali keabadian akhirat. Sebegitu
dahsyatnyakah magnet keindahan dunia?
Padahal sangat jelas dikatakan bahwa
kehidupan akhirat itu lebih baik dari dunia (Q.S. 3:14, 4:77, 6:32). Kehidupan
real dunia yang jelas-jelas dijalani oleh semua manusia sebenarnya hanyalah
kesenangan semu yang melenakan belaka, sedangkan akhirat dengan segala
keabadiannya adalah suatu kehidupan yang tiada akhir, sesuai subtansi di atas
di mana manusia tak akan dapat kembali lagi ke dunia jika telah meninggalkan
dunia, dalam satu riwayat disebutkan : "Jika engkau menyanjung dunia,
maka dunia akan terlihat tinggi di depanmu, namun jika engkau menganggap rendah
dunia, maka dunia akan bertekuk lutut di depanmu."
Sebegitu bodohnyakah manusia sehingga dengan
mudah tertipu dengan nikmatnya dunia? Seberapa jauh engkau berlari, mengejar,
mencoba meraih setiap perhiasan dunia, maka semakin dalam engkau terperosok
direndahkan oleh dunia. Secara tak sadar engkau menjadi "budak
dunia," bersedia melakukan apa saja asalkan keinginan duniamu terpenuhi.
Sebegitu bodohnyakah engkau wahai manusia, menyerah bertekuk lutut menjadi
budaknya.
Oleh karena itu diberikan pada kehidupan
dunia tempat yang sesuai dengannya, tidak berlebih-lebihan kadarnya. Maka dunia
akan sendirinya menjadi budakmu, mengikuti segala kehendakmu. Karena
sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah sebagian kecil dari kehidupan manusia.
Dunia merupakan jembatan yang akan mengantarkan kepada kehidupan akhirat yang
abadi dan yang lebih indah. Sebenarnya tidak seutuhnya kehidupan akhirat begitu
jauh dari jangkauan manusia. Bagi seorang muslim yang bertakwa
keindahan-keindahan akhirat tersebut akan mudah terasa dan tergambar dalam
benaknya, sehingga seluruh ruh dan jiwanya akan di korbankannya untuk meraih
indahnya kampung akhirat. Akirnya kemanakah kita akan mengkondisikan diri kita,
apakah kita orang yang menjadi budak dunia atau menjadi tuan bagi dunia? hanya
Allah kemudian diri kitalah yang mengetahuinya. (Ummu Ayyasy)
"Dan tiadalah
kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan
sesungguhnya kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa,
maka tidakkah kamu memahaminya." (Q.S. Al-A'raf (6) : 32)
Dunia dan akhirat adalah dua wujud yang
berbeda. Keduanya bak sepasang pengantin yang berdampingan. Artinya, jika
kehidupan duniawi seseorang baik, maka baik pula kehidupan ukhrawinya.
Begitupun sebaliknya. Secara substantif, hanya ada suatu sekat tipis pemisah
antara dunia dan akhirat, yaitu barzah. Kehidupan dunia yang begitu rapuh
sangat mudah pecah lalu menembus batas keduanya, sehingga seseorang dapat
dengan mudah berpindah ke alam ukhrawinya. Dan seseorang tidak akan sekali-kali
dapat kembali menuju alam dunianya lagi. Akankah manusia mengetahui hakikat
kedua wujud yang berbeda ini?
Seorang muslim tentunya mengetahui bahwa
kehidupan yang baik di dunia hanya dapat dicapai dengan ketakwaan pada Allah.
Berjalan di muka bumi berdasarkan ketentuan-ketentuan yang telah
ditetapkan-Nya. Kedengarannya mudah tetapi nyatanya begitu sulit untuk
dilakukan. Realitas dunia dengan beragam perhiasannya membuat manusia mudah
lupa dengan janjinya pada Allah swt. Keindahan dunia terasa nyata dirasakan
oleh manusia, membuat banyak manusia berlomba meraih satu demi satu gemerlapnya
dengan meninggalkan bahkan melupakan sama sekali keabadian akhirat. Sebegitu
dahsyatnyakah magnet keindahan dunia?
Padahal sangat jelas dikatakan bahwa
kehidupan akhirat itu lebih baik dari dunia (Q.S. 3:14, 4:77, 6:32). Kehidupan
real dunia yang jelas-jelas dijalani oleh semua manusia sebenarnya hanyalah
kesenangan semu yang melenakan belaka, sedangkan akhirat dengan segala
keabadiannya adalah suatu kehidupan yang tiada akhir, sesuai subtansi di atas
di mana manusia tak akan dapat kembali lagi ke dunia jika telah meninggalkan
dunia, dalam satu riwayat disebutkan : "Jika engkau menyanjung dunia,
maka dunia akan terlihat tinggi di depanmu, namun jika engkau menganggap rendah
dunia, maka dunia akan bertekuk lutut di depanmu."
Sebegitu bodohnyakah manusia sehingga dengan
mudah tertipu dengan nikmatnya dunia? Seberapa jauh engkau berlari, mengejar,
mencoba meraih setiap perhiasan dunia, maka semakin dalam engkau terperosok
direndahkan oleh dunia. Secara tak sadar engkau menjadi "budak
dunia," bersedia melakukan apa saja asalkan keinginan duniamu terpenuhi.
Sebegitu bodohnyakah engkau wahai manusia, menyerah bertekuk lutut menjadi
budaknya.
Oleh karena itu diberikan pada kehidupan
dunia tempat yang sesuai dengannya, tidak berlebih-lebihan kadarnya. Maka dunia
akan sendirinya menjadi budakmu, mengikuti segala kehendakmu. Karena
sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah sebagian kecil dari kehidupan manusia.
Dunia merupakan jembatan yang akan mengantarkan kepada kehidupan akhirat yang
abadi dan yang lebih indah. Sebenarnya tidak seutuhnya kehidupan akhirat begitu
jauh dari jangkauan manusia. Bagi seorang muslim yang bertakwa
keindahan-keindahan akhirat tersebut akan mudah terasa dan tergambar dalam
benaknya, sehingga seluruh ruh dan jiwanya akan di korbankannya untuk meraih
indahnya kampung akhirat. Akirnya kemanakah kita akan mengkondisikan diri kita,
apakah kita orang yang menjadi budak dunia atau menjadi tuan bagi dunia? hanya
Allah kemudian diri kitalah yang mengetahuinya. (Ummu Ayyasy)
Tue Aug 01, 2023 9:56 pm by wisatasemarang
» Portable STATA 18 Crack Full Version
Thu May 11, 2023 5:24 pm by wisatasemarang
» NVivo 12 Crack Full version
Mon Jan 30, 2023 11:16 am by wisatasemarang
» Tutorial Difference In difference (DID (Diff-in-Diff) With Eviews 13
Thu Nov 03, 2022 6:24 am by wisatasemarang
» Online Workshop Smart PLS Minggu, 01 Oktober 2022
Sat Sep 17, 2022 11:35 am by wisatasemarang
» kumpulan ebook tentang robot
Fri Jan 02, 2015 10:04 pm by kyuru
» MANTRA PELET
Wed May 16, 2012 3:31 am by orlandojack
» book love of spell
Sat Mar 24, 2012 8:08 pm by rifqi as
» attraction Formula
Sat Mar 24, 2012 7:09 pm by rifqi as