Indahnya Saling Menasehati
Bismillahirrahmaanirrahiim
Rangkuman Tausyiah KH. Abdullah Gymnastiar
Pengajian MMQ Masjid Istiqlal, 11 Agustus 2002
Indahnya Saling Menasehati
"Demi masa. Sesungguhya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasehat menasehati supaya
mentaati kebenaran dan nasehat nasehati supaya menetapi kesabaran."(QS. Al-Ashr : 1-3)
Waktu adalah modal. Berjalannya waktu berarti berkurangnya modal. Kerugian
akan mengiringi setiap orang bersamaan dengan berlalunya waktu. Bila seseorang
tidak mampu meraih keuntungan dari tiap detik kehidupannya, maka semakin tua
usianya semakin pula kerugiannya. Ketika waktunya habis karena maut, maka ia
akan pulang dengan tangan hampa bahkan membawa beban dosa.
Keuntungan ada pada tiga hal.
Pertama, menghabiskan waktu untuk mempertebal iman. Tanpa iman yang
kokoh orang akan terseret kepada cinta dunia dan lupa akhirat. Ketika berbuat sesuatu
orientasinya keuntungan dunia. Meskipun banyak harta dan pangkat pun tinggi, ia
akan menjadi budak harta dan pangkatnya. Sebanyak apapun amalnya, kalau tanpa
iman, tidak akan diterima Allah.
Kedua, seseorang akan untung kalau ia menghabiskan waktunya untuk
beramal. Di akhirat nanti yang akan dinilai adalah amal. Aktivitas apapun yang tidak
menjadi amal hanya akan membuang waktu dan tenaga saja. Sesuatu bisa menjadi
amal kalau niatnya ikhlas dan perbuatannya benar di jalan Allah.
Ketiga, seseorang akan beruntung kalau ia menggunakan waktunya untuk saling
menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.
Alangkah indahnya bila kehidupan kita sudah disemarakkan dengan
semangat saling menasehati. Betapa tidak? Setiap orang butuh keselamatan.
Selamat dari kerusakan, kebodohan, kecelakaan, kekurangan, kelalaian, dan kesalahan. Ia
tidak mungkin dapat melihat bahaya-bahaya tadi hanya dengan mata dan telinganya
sendiri. Ada ribuan mata dan telinga saudaranya yang dapat yang dapat membantu
melihat bahaya-bahaya yang mengancam. Pemberitahuan itu adalah nasehat, saran,
atau kritik. Namun, meskipun kita butuh pemberitahuan atau nasehat, tidak semua
orang siap menerima nasehat.
Ada beberapa kiat yang dapat kita terapkan dalam menerima nasehat atau
kritik agar dapat menjadi sarana pembangunan kemuliaan.
Pertama, rindu kritik dan nasehat. Setiap kita tidak pernah bosan-bosannya
melihat cermin, walaupun wajah yang ada dalam cermin adalah wajah yang itu-itu juga,
kita tidak pernah keberatan untuk merapikan rambut bila cermin memperlihatkan
gambar rambut yang acak-acakan. Kita pun tidak pernah marah kepada cermin bila di
cermin kita melihat di mata kita ada kotoran. Reaksi kita adalah membuang kotoran
itu dan bukan memecahkan cermin. Ketahuilah, orang-orang di sekitar kita adalah
cermin yang memberitahukan apa kekurangan kita. Sehingga sepatutnyalah kitabergembira ketika ada yang memperlihatkan kekurangan kita, karena dengan
demikian kita menjadi tahu dan dapat segera memperbaiki diri.
Kedua, bertanya. Belajarlah bertanya kepada orang tentang kekurangan-
kekurangan kita dan belajar pula untuk mendengar dan menerima kritik. Istri, suami,
anak-anak, dan teman-teman adalah cermin yang dapat ditanyakan mengenai
kekurangan kita.
Ketiga, nikmati kritik. Persiapkan diri menghadapi kenyataan bahwa kritik
tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Kritik selain mengandung isi juga melibatkan
cara. Kadang isinya benar tetapi caranya kurang bijak. Ada yang isinya salah tetapi
caranya benar. Ada yang isi maupun caranya salah. Ada pula yang isi dan caranya
juga benar. Namun tidak ada kerugian sedikitpun bagi kita selama cara kita
menyikapinya benar. Dengarkan dengan baik dan jangan memotong apalagi
membantah.
Keempat, syukuri. Adanya orang yang peduli dengan memberikan kritik
kepada kita merupakan karunia yang patut disyukuri. Jangan lupa mengucapkan terima
kasih. Bila kita berubah menjadi lebih baik melalui nasehat seseorang, jangan lupakan ia
dalam do'a kita dan sebutlah namanya ketika kita menyampaikan nasehat yang sama
kepada orang lain.
Kelima, perbaiki diri. Lihatlah apakah benar ada kekurangan pada diri kita.
Jawaban terbaik ketika dikoreksi bukanlah membela diri tetapi memperbaiki diri.
Sibukkan diri dengan mendengar kritik dan iringi dengan memperbaiki diri.
Keenam, balas budi. Sebagai orang yang tahu terima kasih dan menghargai
sebuah pemberian, sudah selayaknya kita membalas pemberian kritik itu sebagai
pemberian hadiah pula. Kalau tidak mampu memberikan sesuatu yang berharga, paling
tidak sebuah ucapan terima kasih yang tulus dan doa yang ikhlas. ***
(tim ustad DT Jakarta)
Bismillahirrahmaanirrahiim
Rangkuman Tausyiah KH. Abdullah Gymnastiar
Pengajian MMQ Masjid Istiqlal, 11 Agustus 2002
Indahnya Saling Menasehati
"Demi masa. Sesungguhya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasehat menasehati supaya
mentaati kebenaran dan nasehat nasehati supaya menetapi kesabaran."(QS. Al-Ashr : 1-3)
Waktu adalah modal. Berjalannya waktu berarti berkurangnya modal. Kerugian
akan mengiringi setiap orang bersamaan dengan berlalunya waktu. Bila seseorang
tidak mampu meraih keuntungan dari tiap detik kehidupannya, maka semakin tua
usianya semakin pula kerugiannya. Ketika waktunya habis karena maut, maka ia
akan pulang dengan tangan hampa bahkan membawa beban dosa.
Keuntungan ada pada tiga hal.
Pertama, menghabiskan waktu untuk mempertebal iman. Tanpa iman yang
kokoh orang akan terseret kepada cinta dunia dan lupa akhirat. Ketika berbuat sesuatu
orientasinya keuntungan dunia. Meskipun banyak harta dan pangkat pun tinggi, ia
akan menjadi budak harta dan pangkatnya. Sebanyak apapun amalnya, kalau tanpa
iman, tidak akan diterima Allah.
Kedua, seseorang akan untung kalau ia menghabiskan waktunya untuk
beramal. Di akhirat nanti yang akan dinilai adalah amal. Aktivitas apapun yang tidak
menjadi amal hanya akan membuang waktu dan tenaga saja. Sesuatu bisa menjadi
amal kalau niatnya ikhlas dan perbuatannya benar di jalan Allah.
Ketiga, seseorang akan beruntung kalau ia menggunakan waktunya untuk saling
menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.
Alangkah indahnya bila kehidupan kita sudah disemarakkan dengan
semangat saling menasehati. Betapa tidak? Setiap orang butuh keselamatan.
Selamat dari kerusakan, kebodohan, kecelakaan, kekurangan, kelalaian, dan kesalahan. Ia
tidak mungkin dapat melihat bahaya-bahaya tadi hanya dengan mata dan telinganya
sendiri. Ada ribuan mata dan telinga saudaranya yang dapat yang dapat membantu
melihat bahaya-bahaya yang mengancam. Pemberitahuan itu adalah nasehat, saran,
atau kritik. Namun, meskipun kita butuh pemberitahuan atau nasehat, tidak semua
orang siap menerima nasehat.
Ada beberapa kiat yang dapat kita terapkan dalam menerima nasehat atau
kritik agar dapat menjadi sarana pembangunan kemuliaan.
Pertama, rindu kritik dan nasehat. Setiap kita tidak pernah bosan-bosannya
melihat cermin, walaupun wajah yang ada dalam cermin adalah wajah yang itu-itu juga,
kita tidak pernah keberatan untuk merapikan rambut bila cermin memperlihatkan
gambar rambut yang acak-acakan. Kita pun tidak pernah marah kepada cermin bila di
cermin kita melihat di mata kita ada kotoran. Reaksi kita adalah membuang kotoran
itu dan bukan memecahkan cermin. Ketahuilah, orang-orang di sekitar kita adalah
cermin yang memberitahukan apa kekurangan kita. Sehingga sepatutnyalah kitabergembira ketika ada yang memperlihatkan kekurangan kita, karena dengan
demikian kita menjadi tahu dan dapat segera memperbaiki diri.
Kedua, bertanya. Belajarlah bertanya kepada orang tentang kekurangan-
kekurangan kita dan belajar pula untuk mendengar dan menerima kritik. Istri, suami,
anak-anak, dan teman-teman adalah cermin yang dapat ditanyakan mengenai
kekurangan kita.
Ketiga, nikmati kritik. Persiapkan diri menghadapi kenyataan bahwa kritik
tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Kritik selain mengandung isi juga melibatkan
cara. Kadang isinya benar tetapi caranya kurang bijak. Ada yang isinya salah tetapi
caranya benar. Ada yang isi maupun caranya salah. Ada pula yang isi dan caranya
juga benar. Namun tidak ada kerugian sedikitpun bagi kita selama cara kita
menyikapinya benar. Dengarkan dengan baik dan jangan memotong apalagi
membantah.
Keempat, syukuri. Adanya orang yang peduli dengan memberikan kritik
kepada kita merupakan karunia yang patut disyukuri. Jangan lupa mengucapkan terima
kasih. Bila kita berubah menjadi lebih baik melalui nasehat seseorang, jangan lupakan ia
dalam do'a kita dan sebutlah namanya ketika kita menyampaikan nasehat yang sama
kepada orang lain.
Kelima, perbaiki diri. Lihatlah apakah benar ada kekurangan pada diri kita.
Jawaban terbaik ketika dikoreksi bukanlah membela diri tetapi memperbaiki diri.
Sibukkan diri dengan mendengar kritik dan iringi dengan memperbaiki diri.
Keenam, balas budi. Sebagai orang yang tahu terima kasih dan menghargai
sebuah pemberian, sudah selayaknya kita membalas pemberian kritik itu sebagai
pemberian hadiah pula. Kalau tidak mampu memberikan sesuatu yang berharga, paling
tidak sebuah ucapan terima kasih yang tulus dan doa yang ikhlas. ***
(tim ustad DT Jakarta)
Tue Aug 01, 2023 9:56 pm by wisatasemarang
» Portable STATA 18 Crack Full Version
Thu May 11, 2023 5:24 pm by wisatasemarang
» NVivo 12 Crack Full version
Mon Jan 30, 2023 11:16 am by wisatasemarang
» Tutorial Difference In difference (DID (Diff-in-Diff) With Eviews 13
Thu Nov 03, 2022 6:24 am by wisatasemarang
» Online Workshop Smart PLS Minggu, 01 Oktober 2022
Sat Sep 17, 2022 11:35 am by wisatasemarang
» kumpulan ebook tentang robot
Fri Jan 02, 2015 10:04 pm by kyuru
» MANTRA PELET
Wed May 16, 2012 3:31 am by orlandojack
» book love of spell
Sat Mar 24, 2012 8:08 pm by rifqi as
» attraction Formula
Sat Mar 24, 2012 7:09 pm by rifqi as