Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Join the forum, it's quick and easy

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

salah satu forum terbesar tempat kita bernostalgia

Login

Lupa password?

Our traffic

info rakyat

Sun Oct 31, 2010 9:05 pm by admin

---------------
PEMBERITAHUAN....

SF ZONA RELIGI SEKARANG KAMI PINDAH KE [You must be registered and logged in to see this link.] ANDA BISA BERPARTISIPASI DAN MENJADI MODERATOR SESUAI PERMINTAAN ANDA DENGAN REQUEST VIA SMS NO ADMIN 081945520865


Sekilas Info

Sun Jun 27, 2010 2:44 pm by admin

kabar gembira, forum lentera-rakyat mulai hari ini juga bisa diakses melalui [You must be registered and logged in to see this link.]


    belajar dari wajah

    kutubuku
    kutubuku
    Mega Ultimate Member


    Zodiac : Virgo Jumlah posting : 297
    Join date : 18.06.10
    Age : 37
    Lokasi : rahasia

    belajar dari wajah Empty belajar dari wajah

    Post by kutubuku Wed Jun 30, 2010 4:49 pm

    Belajar Dari
    Wajah

    Menarik sekali jikalau kita terus menerus belajar tentang fenomena apapun yang
    terjadi dalam hiruk-pikuk kehidupan ini. Tidak ada salahnya kalau kita buat
    semacam target. Misalnya : hari ini kita belajar tentang wajah. Wajah? Ya,
    wajah. Karena masalah wajah bukan hanya masalah bentuknya, tapi yang utama
    adalah pancaran yang tersemburat dari si pemilik wajah tersebut.

    Ketika pagi menyingsing, misalnya, tekadkan dalam diri : "Saya ingin tahu
    wajah yang paling menenteramkan hati itu seperti apa? Wajah yang paling
    menggelisahkan itu seperti bagaimana?" karena pastilah hari ini kita akan
    banyak bertemu dengan wajah orang per orang. Ya, karena setiap orang pastilah
    punya wajah. Wajah irtri, suami, anak, tetangga, teman sekantor, orang di perjalanan,
    dan lain sebagainya. Nah, ketika kita berjumpa dengan siapapun hari ini,
    marilah kita belajar ilmu tentang wajah.

    Subhanallaah, pastilah kita akan bertemu dengan beraneka macam bentuk wajah.
    Dan, tiap wajah ternyata dampaknya berbeda-beda kepada kita. Ada yang menenteramkan, ada yang menyejukkan,
    ada yang menggelikan, ada yang menggelisahkan, dan ada pula yang menakutkan.
    Lho, kok menakutkan? Kenapa? Apa yang menakutkan karena bentuk hidungnya? Tentu
    saja tidak! Sebab ada yang hidungnya mungil tapi menenteramkan. Ada yang sorot matanya
    tajam menghunjam, tapi menyejukkan. Ada
    yang kulitnya hitam, tapi penuh wibawa.

    Pernah suatu ketika berjumpa dengan seorang ulama dari Afrika di Masjidil
    Haram, subhanallaah, walaupun kulitnya tidak putih, tidak kuning, tetapi ketika
    memandang wajahnya... sejuk sekali! Senyumnya begitu tulus meresap ke relung
    qolbu yang paling dalam. Sungguh bagai disiram air sejuk menyegarkan di pagi
    hari. Ada pula
    seorang ulama yang tubuhnya mungil, dan diberi karunia kelumpuhan sejak kecil.
    Namanya Syekh Ahmad Yassin, pemimpin spiritual gerakan Intifadah, Palestina. Ia
    tidak punya daya, duduknya saja di atas kursi roda. Hanya kepalanya saja yang
    bergerak. Tapi, saat menatap wajahnya, terpancar kesejukan yang luar biasa.
    Padahal, beliau jauh dari ketampanan wajah sebagaimana yang dianggap rupawan
    dalam versi manusia. Tapi, ternyata dibalik kelumpuhannya itu beliau memendam
    ketenteraman batin yang begitu dahsyat, tergambar saat kita memandang sejuknya
    pancaran rona wajahnya.

    Nah, saudaraku, kalau hari ini kita berhasil menemukan struktur wajah seseorang
    yang menenteramkan, maka caru tahulah kenapa dia sampai memiliki wajah yang
    menenteramkan seperti itu. Tentulah, benar-benar kita akan menaruh hormat.
    Betapa senyumannya yang tulus; pancaran wajahnya, nampak ingin sekali ia
    membahagiakan siapapun yang menatapnya. Dan sebaliknya, bagaimana kalau kita
    menatap wajah lain dengan sifat yang berlawanan; (maaf, bukan bermaksud
    meremehkan) ada pula yang wajahnya bengis, struktur katanya ketus, sorot
    matanya kejam, senyumannya sinis, dan sikapnya pun tidak ramah. Begitulah,
    wajah-wajah dari saudara-saudara kita yang lain, yang belum mendapat ilmu;
    bengis dan ketus. Dan ini pun perlu kita pelajari.

    Ambillah kelebihan dari wajah yang menenteramkan, yang menyejukkan tadi menjadi
    bagian dari wajah kita, dan buang jauh-jauh raut wajah yang tidak ramah, tidak
    menenteramkan, dan yang tidak menyejukkan.

    Tidak ada salahnya jika kita evalusi diri di depan cermin. Tanyalah; raut
    seperti apakah yang ada di wajah kita ini? Memang ada diantara hamba-hamba
    Allah yang bibirnya di desain agak berat ke bawah. Kadang-kadang menyangkanya
    dia kurang senyum, sinis, atau kurang ramah. Subhanallaah, bentuk seperti ini
    pun karunia Allah yang patut disyukuri dan bisa jadi ladang amal bagi siapapun
    yang memilikinya untuk berusaha senyum ramah lebih maksimal lagi.

    Sedangkan bagi wajah yang untuk seulas senyum itu sudah ada, maka tinggal
    meningkatkan lagi kualitas senyum tersebut, yaitu untuk lebih ikhlas lagi.
    Karena senyum di wajah, bukan hanya persoalan menyangkut ujung bibir saja, tapi
    yang utama adalah, ingin tidak kita membahagiakan orang lain? Ingin tidak kita
    membuat di sekitar kita tercahayai? Nabi Muhammad SAW, memberikan perhatian
    yang luar biasa kepada setiap orang yang bertemu dengan beliau sehingga orang
    itu merasa puas. Kenapa puas? Diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW bila ada
    orang yang menyapanya menganggap orang tersebut adalah orang yang paling utama
    di hadapan beliau. Sesuai kadar kemampuannya.

    Walhasil, ketika Nabi SAW berbincang dengan siapapun, maka orang yang diajak
    berbincang ini senantiasa menjadi curahan perhatian. Tak heran bila cara
    memandang, cara bersikap, ternyata menjadi atribut kemuliaan yang beliau
    contohkan. Dan itu ternyata berpengaruh besar terhadap sikap dan perasaan orang
    yang diajak bicara.

    Adapun kemuramdurjaan, ketidakenakkan, kegelisahan itu muncul ternyata diantara
    akibta kita belum menganggap orang yang ada dihadapan kita orang yang paling
    utama. Makanya, terkadang kita melihat seseorang itu hanya separuh mata,
    berbicara hanya separuh perhatian. Misalnya, ketika ada seseorang yang datang
    menghampiri, kita sapa orang itu sambil baca koran. Padahal, kalau kita sudah
    tidak mengutamakan orang lain, maka curahan kata-kata, cara memandang, cara
    bersikap, itu tidak akan punya daya sentuh. Tidak punya daya pancar yang kuat.

    Orang karena itu, marilah kita berlatih diri meneliti wajah, tentu saja bukan
    maksud untuk meremehkan. Tapi, mengambil tauladan wajah yang baik, menghindari
    yang tidak baiknya, dan cari kuncinya kenapa sampai seperti itu? Lalu
    praktekkan dalam perilaku kita sehari-hari. Selain itu belajarlah untuk
    mengutamakan orang lain!

    Mudah-mudahan kita dapat mengutamakan orang lain di hadapan kita, walaupun
    hanya beberapa menit, walaupun hanya beberapa detik, subhanallaah.***

      Waktu sekarang Sat Nov 23, 2024 6:57 pm