Website Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur
Asing:
Sebuah Upaya Pemanfaatan Teknologi Informasi[1]
oleh
Andika Dutha Bachari[2]
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FPBS Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung
I. Pendahuluan
Dari lima ciri
perubahan zaman yang dikategorikan oleh Alisyahbana (2000), saat ini, kita
sudah memasuki fase ketiga, yaitu fase perkembangan teknologi informasi.
Perkembangan ini ditandai dengan hadirnya teknologi tinggi yang dapat
dikonsumsi dengan mudah dan murah oleh masyarakat. Teknologi yang cenderung
berkembang saat ini adalah teknologi yang berbasis jaringan (net work). Kemajuan ini dalam hitungan
detik selalu mengalami perubahan yang signifikan. Hasil perkembangan teknologi
informasi yang menjadi primadona saat ini adalah teknologi jaringan komputer
dunia atau sering kita sebut internet.
Dengan segala aspeknya, internet telah memberikan
berbagai layanan dan kemudahan yang dapat diaplikasikan dalam kepentingan hidup
manusia. Saat ini, pemanfaatan jaringan komputer banyak diterapkan dalam bidang
perbankan, kesehatan, ekonomi bisnis, hiburan, keamanan, informasi, keagamaan,
pendidikan, dan lain-lain. Dari sejumlah bidang yang disebutkan di atas,
ternyata bidang pendidikan merupakan bidang yang masih tergolong minim dalam
memanfaatkan jaringan komputer ini, terutama bidang pendidikan bahasa. Ada
beberapa alasan yang mendukung minimnya pemanfaatan jaringan komputer dalam
dunia pendidikan bahasa ini, yaitu (1) pembuatan situs pendidikan bahasa
cenderung sulit karena karakter situs ini berbeda dengan situs-situs lainnya,
dan (2) motivasi tertinggi para konsumen dalam menggunakan internet cenderung
bersifat rekreatif. Dengan demikian, situs yang paling banyak diminati adalah
situs yang bernuansa hiburan, bukan pendidikan (Bachari, 2001).
Hal di atas, setidaknya, menggambarkan bahwa dalam
konteks pendidikan bahasa (BIPA) pemanfaatan jaringan komputer belum
berkembang. Artinya, peluang untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas
pendidikan bahasa (BIPA) melalui teknologi informasi belum tersentuh secara
maksimal. Oleh karena itu, berbagai upaya pemanfaatan teknologi informasi ini
harus segera dirumuskan agar dapat memberikan konstribusi maksimal bagi dunia
pendidikan bahasa (BIPA).
II. Berbagai Bentuk Pemanfaatan Jaringan Komputer dalam Konteks
Pengajaran BIPA
Pada dasarnya
pemanfaatan teknologi informasi dalam konteks pengajaran BIPA berguna dalam (1)
membangun profisiensi kebahasaan pembelajar, (2) meningkatkan keefektifan
manajemen lembaga penyelenggara BIPA dalam mempromosikan program kegiatannya,
dan (3) membangun jaringan komunikasi profesional pengajar BIPA.
Bentuk pemanfaatan
tersebut dapat berupa (1) media proses belajar mengajar jarak jauh, (2) media
pengajaran mandiri/klasikal, (3) alat uji kemahiran berbahasa (Indonesia), (4)
media promosi lembaga penyelenggara BIPA, (5) media penyedia bahan ajar, dan
(6) sarana komunikasi profesional pengajar BIPA.
Pembuatan (baca:
pendesainan) jaringan komunikasi dan media promosi yang berbasis jaringan
tidaklah terlalu sulit sebab saat ini sangat banyak software yang memberikan kemudahan bagi kita untuk mendesain sebuah
web. Mendesain web semacam ini tidak berbeda dengan rancangan yang dipergunakan
oleh situs-situs surat kabar, hiburan, bisnis, dan perbankan. Software-software
yang sering dipergunakan untuk mendesain sebuah web secara umum adalah MS.
Publisher, MS. Front Page, dan Net Scope Composer. Setiap software tersebut memiliki fasilitas yang berbeda. MS. Publisher,
misalnya, menyediakan fasilitas yang sangat praktis. Dalam menggunakan software ini, kita cukup mengisi materi
yang akan ditampilkan dalam web karena software
ini telah menyediakan format web beserta html-nya. Lain lagi ketika kita
mempergunakan MS. Front Page, tugas kita hanya membuat gambar dan mengetik naskah
untuk membangun sebuah web. Dapat pula kita sertakan video live dalam situs yang kita bangun dengan menggunakan software ini. Software ini cocok dipergunakan untuk merancang ruang promosi
lembaga penyelenggara BIPA. Karakteristik software
itu harus kita pahami dan pemanfaatannya harus kita sesuaikan dengan
kebutuhan web yang akan kita bangun.
Berbeda dengan
pendesainan web pendidikan bahasa, yang berupa (1) media proses belajar
mengajar jarak jauh, (2) media penyedia bahan ajar, dan (3) alat uji kemahiran
berbahasa (Indonesia). Tujuan perancangan web semacam itu tidak lain untuk
membangun atau meningkatkan profisiensi kebahasaan pembelajar, baik lisan
maupun tulis. Mendesain web semacam ini
cenderung sulit karena seorang desainer web pendidikan bahasa, selain harus
memahami software yang
dipergunakannya, ia pun harus memahami hakikat pendidikan bahasa, hakikat
bahasa secara keseluruhan, dan karakteristik linguistis dari bahasa
(Indonesia). Semuanya itu harus disinergikan dalam konteks pengajaran BIPA.
Inilah yang saya maksud dengan karakteristik web pendidikan bahasa berbeda
dengan karakteristik web yang lainnya.
Materi yang ditampilkan
dalam sebuah web pendidikan bahasa harus didasarkan pada (1) tujuan kurikuler,
(2) minat siswa, dan (3) usul siswa (Alwasilah, 2000). Semua materi tersebut
sangat memungkinkan diwujudkan dalam bentuk tulisan, suara, dan gambar. Hal
yang harus diperhatikan ketika memuat materi dalam sebuah web adalah bahwa kita
harus memahami hakikat tentang bagaimana bahasa dipelajari dan bagaimana bahasa
diajarkan. Jangan sampai ketika kita memuat materi dalam sebuah web hal yang
ditampilkan, misalnya, hanya berbentuk tulisan atau suara. Pemuatan wujud
materi itu harus disesuaikan dengan kebutuhan pembelajar. Tampilan materi yang
sempurna dalam sebuah web dapat menjanjikan pendekatan belajar yang interaktif.
Setidaknya gambaran di
atas membuktikan, bahwa merancang web pendidikan bahasa bukanlah pekerjaan yang
mudah, namun tidak juga dikatakan sebagai pekerjaan yang sulit. Pada hakikatnya
seorang desainer web pendidikan bahasa harus mampu memahami teori (pendidikan)
bahasa dan menguasai teknologi informasi untuk mengaktualisasikan materi dalam
bentuk audio-visual.
III.
Beberapa
Langkah dalam Merancang Web BIPA
Sebuah web BIPA dapat
berisikan (1) homepage pendidikan
bahasa, (2) homepage promosi dan
informasi, dan (3) layanan e-mail, chatting, dan chatting voice[3].
Dalam mewujudkan web tersebut, kita dapat mempergunakan software yang menyediakan fasilitas rancang bangun web site. Fasilitas yang diperlukan
dalam merancang sebuah web adalah satu unit pc
lengkap yang berspesifikasi cukup baik, yaitu pc yang memiliki memory cukup
besar, processor yang berkecepatan
tinggi, dan hard ware lainnya yang
cukup menunjang.
Sebelum kita memuat
materi ke dalam web, sebaiknya kita telah menyusun materi tersebut dalam bentuk
yang sempurna di dalam sebuah CD atau hard
disk. Hal tersebut dapat memudahkan kita dalam bekerja sehingga kita
tinggal memindahkan materi tersebut ke dalam soft ware yang dipergunakan. Setelah materi itu tersusun dalam web
yang kita bangun, sebaiknya dilakukan test
quality control (TQC) agar web yang
kita bangun terjaga dari segi kualitas, keamanan, dan keindahannya. Test Quality Control dapat dilakukan di
lab bahasa dalam bentuk CD. Hasil evaluasi dari TQC ini dapat kita manfaatkan
untuk menyempurnakan segala kekurangan web yang kita bangun. Selanjutnya, kita
tinggal meregister web tersebut di Internet
Service Provider (ISP). Bisa juga kita memanfaatkan fasilitas gratis dari provider tertentu untuk meluncurkan web
kita, tetapi dalam kapasitas yang terbatas.
Setelah web tersebut
masuk dalam jaringan komputer dunia, kita dapat mengoperasionalkannya secara on-line sehingga kita dapat
memperbaharui atau menghapus berbagai
materi yang terdapat di dalam web.
IV.
WWW.
BAHASAKU.AC.ID (Sebuah Contoh)
WWW.BAHASAKU.AC.ID
adalah sebuah web yang saya rancang dengan beberapa orang kawan di UKM Sanggar
Budidaya Linguistik UPI. Perancangan web
ini dimaksudkan untuk mengikuti Lomba Karya Inovatif Produktif Dirjen Dikti
tahun 2001 di bawah bimbingan Dr. H. Yoyo Mulyana, M.Ed. dan beberapa orang
dosen Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia FPBS UPI. Web ini memuat homepage pendidikan bahasa, homepage promosi lembaga penyelenggara
program BIPA, homepage placement test,
dan layanan e-mail serta chatting. Pembuatan web ini menggunakan software Net Scope Composer dalam
komputer yang berspesifikasi hard disk 10 GB, processor IP III 950 Mhz, memory
128 MB, dan hard ware lain yang cukup
menunjang.
Homepage pendidikan bahasa memuat
jenjang pendidikan tingkat dasar, menengah, dan lanjutan. Materi yang
diaktualisasikan dalam jenjang pendidikan dasar 30% berupa audio, 30% berupa
tulisan, dan 40% berupa audiovisual. Hal tersebut kami maksudkan untuk
memprioritaskan pencapaian kemampuan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis
pembelajar tingkat dasar. Pada tingkat menengah materi diaktualisasikan dalam
bentuk audio sebanyak 10%, tulisan 40%,
dan 50% berupa audiovisual. Hal ini kami maksudkan untuk memprioritaskan penguasaan
keterampilan berbicara, membaca, menyimak, dan menulis. Pada tingkat lanjutan,
materi yang kami aktualisasikan dalam bentuk audio sebanyak 10%, tulisan 70%,
dan audiovisual sebanyak 20%. Hal ini kami maksudkan untuk membangun kemampuan
menulis, berbicara, membaca, dan menyimak. Materi yang ditampilkan dilengkapi
dengan alat evaluasi (pilihan objektif) yang dapat diperiksa secara
komputerikal. Komposisi materi di atas kami adaptasikan dari berbagai sumber
yang didapat dalam perkuliahan.
Homepage media promosi lembaga
penyelenggara BIPA di Indonesia ini memuat sejumlah program dan kegiatan yang
dilaksanakan lembaga tersebut. Hal ini dapat bermanfaat untuk memperlebar
jaringan pasar lembaga penyelenggara BIPA, terutama untuk menarik peminat BIPA
di luar negeri. Materi yang dapat ditampilkan dalam homepage ini tidak hanya berupa audio, namun juga dapat berupa
gambar (photo).
Layanan
e-mail dan chatting dalam web ini dapat bermanfaat bagi pembelajar untuk
memperaktekkan keterampilan berbahasanya dalam bentuk komunikasi tulis. Selain
itu, layanan ini dapat pula dimanfaatkan sebagai sarana komunikasi bagi
profesional pengajar BIPA untuk bertukar pikiran dan bertukar pengalaman.
Homepage placement test dimaksudkan
untuk menguji kemampuan berbahasa Indonesia pembelajar. Hasil tes ini akan
direkomendasikan kepada tester yang
kemudian akan disarankan belajar pada level yang sesuai dengan hasil tesnya. Placement test ini berupa soal pilihan
objektif, dan diperiksa secara komputerikal. Perangkat tes ini kami susun
sendiri, dan kami akui bahwa validitas dan realibilitas perangkat ini belum
teruji secara sempurna.
V.
Penutup
Uraian di atas,
setidaknya, menggambarkan kepada kita bahwa peranan teknologi informasi dapat
memberikan konstribusi yang besar bagi dunia pengajaran BIPA, terutama pada
saat ini ketika perkembangan BIPA telah menunjukkan grafik yang menggembirakan
seperti dilaporkan oleh Lengkanawati (1997) dan Alwasilah (2000). Oleh karena
itu, pemanfaatan hasil kemajuan teknologi informasi ini harus disegerakan untuk
mengimbangi perkembangan BIPA. Berbagai
upaya harus segera dipikirkan dan dirumuskan untuk mendukung percepatan
perkembangan BIPA. Berbagai langkah pun harus disinergikan dalam konteks
perencanaan yang strategis agar menghasilkan hasil yang maksimal. Di sinilah
pentingnya peran Asosiasi Pengajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing dan
khususnya Konferensi Internasional Pengajar Bahasa Indonesia untuk Penutur
Asing yang merupakan ajang penyajian berbagai hasil penelitian pakar dan ahli
kita, dan sekaligus yang menjadi pendorong bagi dilakukannya
penelitian-penelitian untuk pengembangan program BIPA. Semoga!
Untuk:
Tuhan, Bangsa, dan Almamater.
Daftar Pustaka
Alisyahbana.
2000. “Lima Ciri Perubahan Masyarakat Dunia”. Artikel pada Harian umum
Kompas.
Alwasilah,
A. Chaedar. 2000. Perspektif Pendidikan
Bahasa Inggris di Indonesia dalam Konteks Persaingan Global. Bandung:
Andira.
Alwi,
Hasan. 1999.
Bachari,
A. Dutha. 2001.”Ajari Mereka Bahasa, Bukan tentang Bahasa”. Artikel pada Harian
Umum Lampung Pos.
Bachari,
A. Dutha. 2001. “Kejahatan (Intelektual) dalam dunia Cyber”. Artikel pada
Harian Umum Galamedia.
Lengkanawati,
Nenden S. 1997. Konstribusi strategi Belajar Bahasa Terhadap Tingkat Kemahiran
Berbahasa (Studi Tentang Perbedaan antara Strategi Belajar Bahasa Pembelajar
Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Asing dengan Strategi Belajar Bahasa Pembelajar
Bahasa Inggris sebagai Bahasa Asing). Unpublished Dissertation. PPS IKIP
Bandung.
Purbo,
Ono.W. 2001. TCP/IP; Sistem Jaringan
Radio Paket. Jakarta: Gramedia Elektroindo
Purbo, Ono.W. 2000. Keamanan
Jaringan Internet. Jakarta: Gramedia Elektroindo.
Purbo, Ono.W. 2000. Internet
Radio Pocket. Jakarta: Gramedia Elektroindo.
|
[1]
Disampaikan pada Konferensi Internasional Pengajar Bahasa Indonesia bagi
Penutur Asing, Grand Bali Beach Hotel 1-3 Oktober 2001
[2]
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS UPI Angk.’98.
Ketua Umum Unit Kegiatan Mahasiswa Sanggar Budidaya Linguistik UPI
[3]
Layanan chatting voice, sampai saat
ini teknologi yang mendukungnya masih terus dikembangkan. Diperkirakan layanan
ini dapat dinikmati secara sempurna di Indonesia pada tahun 2003.
Tue Aug 01, 2023 9:56 pm by wisatasemarang
» Portable STATA 18 Crack Full Version
Thu May 11, 2023 5:24 pm by wisatasemarang
» NVivo 12 Crack Full version
Mon Jan 30, 2023 11:16 am by wisatasemarang
» Tutorial Difference In difference (DID (Diff-in-Diff) With Eviews 13
Thu Nov 03, 2022 6:24 am by wisatasemarang
» Online Workshop Smart PLS Minggu, 01 Oktober 2022
Sat Sep 17, 2022 11:35 am by wisatasemarang
» kumpulan ebook tentang robot
Fri Jan 02, 2015 10:04 pm by kyuru
» MANTRA PELET
Wed May 16, 2012 3:31 am by orlandojack
» book love of spell
Sat Mar 24, 2012 8:08 pm by rifqi as
» attraction Formula
Sat Mar 24, 2012 7:09 pm by rifqi as