Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Join the forum, it's quick and easy

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

salah satu forum terbesar tempat kita bernostalgia

Login

Lupa password?

Our traffic

info rakyat

Sun Oct 31, 2010 9:05 pm by admin

---------------
PEMBERITAHUAN....

SF ZONA RELIGI SEKARANG KAMI PINDAH KE [You must be registered and logged in to see this link.] ANDA BISA BERPARTISIPASI DAN MENJADI MODERATOR SESUAI PERMINTAAN ANDA DENGAN REQUEST VIA SMS NO ADMIN 081945520865


Sekilas Info

Sun Jun 27, 2010 2:44 pm by admin

kabar gembira, forum lentera-rakyat mulai hari ini juga bisa diakses melalui [You must be registered and logged in to see this link.]


    memahami kemiskinan

    ratri
    ratri
    Mega Ultimate Member


    Zodiac : Virgo Jumlah posting : 281
    Join date : 01.04.10
    Age : 36
    Lokasi : di hati si admin

    memahami kemiskinan Empty memahami kemiskinan

    Post by ratri Fri Jun 18, 2010 8:43 pm

    MEMAHAMI KEMISKINAN


    Berbagai Pengertian

    Masalah kemiskinan memang telah lama ada sejak dahulu kala. Pada masa lalu
    umumnya masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan, tetapi miskin
    dalam bentuk minimnya kemudahan atau materi. Dari ukuran kehidupan modern pada
    masakini mereka tidak menikmati fasilitas pendidikan, pelayanan kesehatan, dan
    kemudahan-kemudahan lainnya yang tersedia pada jaman modern.

    Kemiskinan sebagai suatu penyakit sosial ekonomi tidak hanya dialami oleh
    negara-negara yang sedang berkembang, tetapi juga negara-negara maju, seperti
    Inggris dan Amerika Serikat. Negara Inggris mengalami kemiskinan di penghujung
    tahun 1700-an pada era kebangkitan revolusi industri yang muncul di Eropah.
    Pada masa itu kaum miskin di Inggris berasal dari tenaga-tenaga kerja pabrik
    yang sebelumnya sebagai petani yang mendapatkan upah rendah, sehingga kemampuan
    daya belinya juga rendah. Mereka umumnya tinggal di permukiman kumuh yang rawan
    terhadap penyakit sosial lainnya, seperti prostitusi, kriminalitas,
    pengangguran.

    Amerika Serikat sebagai negara maju juga dihadapi masalah kemiskinan,
    terutama pada masa depresi dan resesi ekonomi tahun 1930-an. Pada tahun 1960-an
    Amerika Serikat tercatat sebagai negara adi daya dan terkaya di dunia. Sebagian
    besar penduduknya hidup dalam kecukupan. Bahkan Amerika Serikat telah banyak
    memberi bantuan kepada negara-negara lain. Namun, di balik keadaan itu tercatat
    sebanyak 32 juta orang atau seperenam dari jumlah penduduknya tergolong miskin.


    Indonesia
    sebagai negara yang kaya akan sumber daya alamnya mempunyai 49,5 juta jiwa
    penduduk yang tergolong miskin (Survai Sosial Ekonomi Nasional / Susenas 1998).
    Jumlah penduduk miskin tersebut terdiri dari 17,6 juta jiwa di perkotaan dan
    31,9 juta jiwa di perdesaan. Angka tersebut lebih dari dua kali lipat banyaknya
    dibanding angka tahun 1996 (sebelum krisis ekonomi) yang hanya mencatat jumlah
    penduduk miskin sebanyak 7,2 juta jiwa di Perkotaan dan 15,3 juta jiwa
    perdesaan. Akibat krisis jumlah penduduk miskin diperkirakan makin bertambah.

    Ada dua
    kondisi yang menyebabkan kemiskinan bisa terjadi, yakni kemiskinan alamiah dan
    karena buatan. Kemiskinan alamiah terjadi antara lain akibat sumber daya alam
    yang terbatas, penggunaan teknologi yang rendah dan bencana alam. Kemiskinan
    "buatan" terjadi karena lembaga-lembaga yang ada di masyarakat
    membuat sebagian anggota masyarakat tidak mampu menguasai sarana ekonomi dan
    berbagai fasilitas lain yang tersedia, hingga mereka tetap miskin. Maka itulah
    sebabnya para pakar ekonomi sering mengkritik kebijakan pembangunan yang melulu
    terfokus pada pertumbuhan ketimbang pemerataan.

    Berbagai persoalan kemiskinan penduduk memang menarik untuk disimak dari
    berbagai aspek, sosial, ekonomi, psikologi dan politik. Aspek sosial terutama
    akibat terbatasnya interaksi sosial dan penguasaan informasi. Aspek ekonomi
    akan tampak pada terbatasnya pemilikan alat produksi, upah kecil, daya tawar
    rendah, tabungan nihil, lemah mengantisipasi peluang. Dari aspek psikologi
    terutama akibat rasa rendah diri, fatalisme, malas, dan rasa terisolir.
    Sedangkan, dari aspek politik berkaitan dengan kecilnya akses terhadap berbagai
    fasilitas dan kesempatan, diskriminatif, posisi lemah dalam proses pengambil
    keputusan.

    Kemiskinan dapat dibedakan menjadi tiga pengertian: kemiskinan absolut,
    kemiskinan relatif dan kemiskinan kultural. Seseorang termasuk golongan miskin
    absolut apabila hasil pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan, tidak
    cukup untak memenuhi kebutuhan hidup minimum: pangan, sandang, kesehatan,
    papan, pendidikan. Seseorang yang tergolong miskin relatif sebenarnya telah
    hidup di atas garis kemiskinan namun masih berada di bawah kemampuan masyarakat
    sekitarnya. Sedang miskin kultural berkaitan erat dengan sikap seseorang atau
    sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya
    sekalipun ada usaha dari fihak lain yang membantunya.

    Lebih lanjut, garis kemiskinan merupakan ukuran rata-rata kemampuan
    masyarakat untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup minimum. Melalui pendekatan
    sosial masih sulit mengukur garis kemiskinan masyarakat, tetapi dari indikator
    ekonomi secara teoritis dapat dihitung dengan menggunakan tiga pendekatan,
    yaitu pendekatan produksi, pendapatan, dan pengeluaran. Sementara ini yang
    dilakukan Biro Pusat Statistik (BPS) untuk menarik garis kemiskinan adalah
    pendekatan pengeluaran.

    Menurut data BPS hasil Susenas pada akhir tahun 1998, garis kemiskinan
    penduduk perkotaan ditetapkan sebesar Rp. 96.959 per kapita per bulan dan
    penduduk miskin perdesaan sebesar Rp. 72.780 per kapita per bulan. Dengan
    perhitungan uang tersebut dapat dibelanjakan untuk memenuhi konsumsi setara
    dengan 2.100 kalori per kapita per hari, ditambah dengan pemenuhan kebutuhan
    pokok minimum lainnya, seperti sandang, kesehatan, pendidikan, transportasi. Angka
    garis kemiskinan ini jauh sangat tinggi bila dibanding dengan angka tahun 1996
    sebelum krisis ekonomi yang hanya sekitar Rp. 38.246 per kapita per bulan untuk
    penduduk perkotaan dan Rp. 27.413 bagi penduduk perdesaan.

    Banyak pendapat di kalangan pakar ekonomi mengenai definisi dan klasifikasi
    kemiskinan ini. Dalam bukunya The Affluent Society, John Kenneth Galbraith
    melihat kemiskinan di Amerika Serikat terdiri dari tiga macam, yakni kemiskinan
    umum, kemiskinan kepulauan, dan kemiskinan kasus. Pakar ekonomi lainnya melihat
    secara global, yakni kemiskinan massal/kolektif, kemiskinan musiman (cyclical),
    dan kemiskinan individu.
    Kemiskinan kolektif dapat terjadi pada suatu daerah atau negara yang mengalami
    kekurangan pangan. Kebodohan dan eksploitasi manusia dinilai sebagai penyebab
    keadaan itu. Kemiskinan musiman atau periodik dapat terjadi manakala daya beli
    masyarakat menurun atau rendah. Misalnya sebagaimana, sekarang terjadi di Indonesia.
    Sedangkan, kemiskinan individu dapat terjadi pada setiap orang, terutama kaum
    cacat fisik atau mental, anak-anak yatim, kelompok lanjut usia.


    Penanggulangan Kemiskinan

    Bagaimana menangani kemiskinan memang menarik untuk disimak. Teori ekonomi
    mengatakan bahwa untak memutus mata rantai lingkaran kemiskinan dapat dilakukan
    peningkatan keterampilan sumber daya manusianya, penambahan modal investasi,
    dan mengembangkan teknologi. Melalui berbagai suntikan maka diharapkan
    produktifitas akan meningkat. Namun, dalam praktek persoalannya tidak semudah
    itu. Lantas apa yang dapat dilakukan?

    Program-program kemiskinan sudah banyak dilaksanakan di berbagai negara.
    Sebagai perbandingan, di Amerika Serikat program penanggulangan kemiskinan
    diarahkan untuk meningkatkan kerja sama ekonomi antar negara bagian,
    memperbaiki kondisi permukiman perkotaan dan perdesaan, perluasan kesempatan
    pendidikan dan kerja untuk para pemuda, penyelenggaraan pendidikan dan
    pelatihan bagi orang dewasa, dan pemberian bantuan kepada kaum miskin usia
    lanjut. Selain program pemerintah, juga kalangan masyarakat ikut terlibat
    membantu kaum miskin melalui organisasi kemasyarakatan, gereja, dan lain
    sebagainya.

    Di Indonesia program-program penanggulangan kemiskinan sudah banyak pula
    dilaksanakan, seperti : pengembangan desa tertinggal, perbaikan kampung,
    gerakan terpadu pengentasan kemiskinan. Sekarang pemerintah menangani program
    tersebut secara menyeluruh, terutama sejak krisis moneter dan ekonomi yang
    melanda Indonesia
    pada pertengahan tahun 1997, melalui program-program Jaring Pengaman Sosial
    (JPS). Dalam JPS ini masyarakat sasaran ikut terlibat dalam berbagai kegiatan.

      Waktu sekarang Thu May 09, 2024 1:48 pm