Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Join the forum, it's quick and easy

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

salah satu forum terbesar tempat kita bernostalgia

Login

Lupa password?

Our traffic

info rakyat

Sun Oct 31, 2010 9:05 pm by admin

---------------
PEMBERITAHUAN....

SF ZONA RELIGI SEKARANG KAMI PINDAH KE [You must be registered and logged in to see this link.] ANDA BISA BERPARTISIPASI DAN MENJADI MODERATOR SESUAI PERMINTAAN ANDA DENGAN REQUEST VIA SMS NO ADMIN 081945520865


Sekilas Info

Sun Jun 27, 2010 2:44 pm by admin

kabar gembira, forum lentera-rakyat mulai hari ini juga bisa diakses melalui [You must be registered and logged in to see this link.]


    kisah tukang sepatu

    admin
    admin
    Admin
    Admin


    Zodiac : Virgo Jumlah posting : 688
    Join date : 19.03.10
    Age : 37
    Lokasi : Malang-Indonesia

    kisah tukang sepatu Empty kisah tukang sepatu

    Post by admin Tue Jun 15, 2010 12:34 pm

    Kisah Tukang Sepatu



    Dari
    Muhammad bin Al-Muhandits diriwayatkan bahwa ia berkata: "Ada sebuah tiang
    di Masjid Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam yang biasa kugunakan untuk shalat
    dan belajar di malam hari. Pada waktu itu penduduk Madinah mengalami paceklik.
    Maka merekapun keluar menjalankan shalat Istisqa'. Namun hujan tidak juga
    turun. Pada malam harinya, seperti biasa aku shalat Isya' di Masjid Rasulullah
    Shallallahu 'Alaihi Wasallam, lalu aku datang mendatangi tiang itu dan
    menyandarkan tubuhku di sana (istirahat). Tiba-tiba datang seorang lelaki
    berkulit hitam kecoklat-coklatan, mengenakan kain sarung, dan pada lehernya
    tergantung kain yang lebih kecil lagi. Lelaki itu kemudian mendekati tiang di
    depanku, sementara (tanpa dia ketahui) aku berada di belakangnya.
    Kemudian dia shalat dua raka'at lalu duduk seraya berdo'a :"Wahai Rabb-ku.
    Para penduduk Madinah kota Nabi-Mu telah keluar meminta hujan, namun Engkau
    tidak juga mencurahkan hujan. Kini aku bersumpah atas nama-Mu, turunkanlah
    hujan." Ibnul Muhandits bergumam : "jangan-jangan ini orang
    gila."


    Ia
    meneruskan: "Tatkala lelaki itu meletakkan tangannya, tiba-tiba aku
    mendengar suara guntur, diikuti dengan hujan yang turun dari langit yang
    menyebabkan diriku berkeinginan kembali ke rumah. Ketika ia mendengar suara
    hujan, ia segera memuji Allah dengan berbagai pujian yang belum pernah kudengar
    yang semacam itu sebelumnya." Perawi melanjutkan : "Kemudian lelaki
    itu berkata : "Siapa saya, dan apa kedudukan saya, sehingga doa saya
    terkabul. Akan tetapi aku tetap berlindung denagn memuji diri-Mu dan berlindung
    dengan pertolongan-Mu." Lalu perawi melanjutkan: "kemudian lelaki itu
    mengenakan kain yang digunakan untuk menyelimuti tubuhnya, lalu kain yang
    bergantung di punggungnyaia turunkan ke kakinya. Setelah itu ia shalat. Ia
    terus menjalankan shalatnya, sampai ia merasa akan datang Shubuh. Setelah itu
    ia melakukan shalat Witir dan shalat sunnah Fajar dua raka'at. Kemudian dikumandangkan
    iqamat Shubuh, ia turut shalat berjama'ah bersama orang banyak. Akupun turut
    shalat bersamanya . Setelah imam mengucapkan salam, ia (lelaki hitam) segera
    bangkit dan keluar masjid. Akupun mengikutinya dari belakang, hingga pintu
    masjid. Lalu dia mengangkat pakaiannya dan berjalan di air yang tergenang
    (karena hujan). Akupun ikut mengangkat pakaianku dan berjalan di genangan air.
    Namun kemudian aku kehilangan jejak.


    Pada malam
    selanjutnya, aku kembali shalat Isya di Masjid Rasulullah Shallallahu 'Alaihi
    Wasallam, lalu aku mendatangi tiang tersebut dan berbaring di sana. Tiba-tiba
    lelaki itu datang lagi dan berdiri di tempat biasa. Ia menyelimuti tubuhnya
    dengan kain, sementara kain lainnya yang berada di punggungnya ia selempangkan
    di kedua kakinya, kemudian melakukan shalat. Ia terus melakukan shalat, sampai
    ia khawatir kalau datang waktu Shubuh, baru ia melakukan Witir dan dua raka'at
    sunnah Fajar. Setelah itu iqamat berkumandang. Ia langsung shalat berjama'ah,
    akupun turut bersamanya. Ketika Imam telah mengucapkan salam, ia keluar. Aku
    juga keluar mengikutinya. Ia berjalan dengan cepat. Akupun mengikutinya hingga
    sampai ke salah satu rumah di kota Madinah yang kukenal. Akupun kembali ke
    masjid.


    Setelah
    terbit matahari, dan aku telah menunaikan shalat (Dhuha). Aku segera keluar
    mendatangi rumah tersebut. Kudapati dirinya sedang duduk menjahit. Ternyata ia
    tukang sepatu. Ketika ia melihatku, ia segera mengenaliku. Ia berkata :
    "Wahai Abu Abdillah, selamat datang. Ada yang bisa kubantu ? Anda ingin saya
    buatkan sepatu ?" Aku segera duduk dan berkata : "Bukankah engkau
    yang menjadi temanku di malam pertama itu ?" Rona wajahnya berubah
    menghitam dan berteriak sambil berkata : "Wahai ibnul Muhandits, apa
    urusanmu dengan kejadian itu ?" Perawi melanjutkan: "Lelaki itu marah
    dan akupun segera meninggalkannya." Aku mengatakan: "Sekarang juga
    aku keluar dari tempat ini."


    Pada malam
    ketiga, aku kembali shalat Isya di akhir waktu di Masjid Rasulullah Shallallahu
    'Alaihi Wasallam, kemudian menuju tempatku untuk berbaring. Namun lelaki itu
    tak kunjung datang. Ibnul Muhandits bergumam: "Inna lillahi, apa yang
    telah aku perbuat ?" Pagi harinya, aku duduk di masjid hingga matahari
    terbit. Kemudian aku keluar untuk mendatangi rumah yang ditempati lelaki
    tersebut. Ternyata kudapati pintunya terbuka. Dan ternyata rumah itupun sudah
    tidak berpenghuni lagi. Pemiliki rumah yang ditinggali lelaki itu bertanya
    kepadaku: "Wahai Abu Abdillah, apa yang terjadi antara anda dengan dirinya
    kemarin ?" Aku balik bertanya: "Apakah gerangan yang terjadi
    dengannya ?" Orang-orang di situ berkata :"Ketika anda keluar dari
    rumahnya kemarin, lelaki itu segera membentangkan kainnya di tengah ruangan
    rumahnya. Kemudian ia tidak menyisakan selembar kulit ataupun sepatu. Semuanya
    dia letakkan dalam kainnya, lalu diangkut. Setelah itu kami tidak tahu lagi ke
    mana lagi dia pergi."


    Muhammad bin
    Al-Muhandits berkata: "Setiap rumah yang ada di kota Madinah yang
    kuketahui pasti kusinggahi untuk mencarinya. Namun aku tidak menemukannya lagi.
    Semoga Allah merahmatinya."


    Catatan:
    Dalam buku terjemahannya tertulis Muhammad bin Al-Mukandir, namun menurut
    seorang sumber yang terpercaya seharusnya Muhammad bin Al-Muhandits.


    Sumber : " Panduan akhlak salaf " Hal 24-26

      Waktu sekarang Mon Nov 25, 2024 6:44 am