Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Join the forum, it's quick and easy

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

salah satu forum terbesar tempat kita bernostalgia

Login

Lupa password?

Our traffic

info rakyat

Sun Oct 31, 2010 9:05 pm by admin

---------------
PEMBERITAHUAN....

SF ZONA RELIGI SEKARANG KAMI PINDAH KE [You must be registered and logged in to see this link.] ANDA BISA BERPARTISIPASI DAN MENJADI MODERATOR SESUAI PERMINTAAN ANDA DENGAN REQUEST VIA SMS NO ADMIN 081945520865


Sekilas Info

Sun Jun 27, 2010 2:44 pm by admin

kabar gembira, forum lentera-rakyat mulai hari ini juga bisa diakses melalui [You must be registered and logged in to see this link.]


    kisah maling terong

    admin
    admin
    Admin
    Admin


    Zodiac : Virgo Jumlah posting : 688
    Join date : 19.03.10
    Age : 37
    Lokasi : Malang-Indonesia

    kisah maling terong Empty kisah maling terong

    Post by admin Tue Jun 15, 2010 12:16 pm

    Di
    Damaskus, ada sebuah mesjid besar, namanya mesjid Jami' At-Taubah. Dia adalah
    sebuah masjid yang penuh keberkahan. Di dalamnya ada ketenangan dan keindahan.
    Sejak tujuh puluh tahun, di masjid itu ada seorang syaikh pendidik yang alim
    dan mengamalkan ilmunya. Dia sangat fakir sehingga menjadi contoh dalam
    kefakirannya, dalam menahan diri dari meminta, dalam kemuliaan jiwanya dan
    dalam berkhidmat untuk kepentingan orang lain.

    Saat itu ada pemuda yang bertempat di sebuah kamar dalam masjid. Sudah dua hari
    berlalu tanpa ada makanan yang dapat dimakannya. Dia tidak mempunyai makanana
    ataupun uang untuk membeli makanan. Saat datang hari ketiga dia merasa bahwa
    dia akan mati, lalu dia berfikir tentang apa yang akan dilakukan. Menurutnya,
    saat ini dia telah sampai pada kondisi terpaksa yang membolehkannya memakan
    bangkai atau mencuri sekadar untuk bisa menegakkan tulang punggungnya. Itulah
    pendapatnya pada kondisi semacam ini.

    Masjid tempat dia tinggal itu, atapnya bersambung dengan atap beberapa rumah
    yang ada disampingnya. Hal ini memungkinkan sesorang pindah dari rumah pertama
    sampai terakhir dengan berjalan diatas atap rumah-rumah tersebut. Maka, dia pun
    naik ke atas atap masjid dan dari situ dia pindah kerumah sebelah. Di situ dia
    melihat orang-orang wanita, maka dia memalingkan pandangannya dan menjauh dari
    rumah itu. Lalu dia lihat rumah yang di sebelahnya lagi. Keadaannya sedang sepi
    dan dia mencium ada bau masakan berasal dari rumah itu. Rasa laparnya bangkit,
    seolah-olah bau masakan tersebut magnet yang menariknya.

    Rumah-rumah dimasa itu banyak dibangun dengan satu lantai, maka dia melompat
    dari atap ke dalam serambi. Dalam sekejap dia sudah berada di dalam rumah dan
    dengan cepat dia masuk ke dapur lalu mengangkat tutup panci yang ada disitu.
    Dilihatnya sebuah terong besar dan sudah dimasak. Lalu dia ambil satu, karena
    rasa laparnya dia tidak lagi merasakan panasnya, digigitlah terong yang ada
    ditangannya dan saat itu dia mengunyah dan hendak menelannya, dia ingat dan
    timbul lagi kesadaran beragamanya. Langsung dia berkata, 'A'udzu billah! Aku
    adalah penuntut ilmu dan tinggal di mesjid , pantaskah aku masuk kerumah orang
    dan mencuri barang yang ada di dalamnya?' Dia merasa bahwa ini adalah kesalahn
    besar, lalu dia menyesal dan beristigfar kepada Allah, kemudian mengembalikan
    lagi terong yang ada ditangannya. Akhirnya dia pulang kembali ketempat semula.
    Lalu ia masuk kedalam masjid dan mendengarkan syaikh yang saat itu sedang
    mengajar. Karena terlalu lapar dia tidak dapat memahami apa yang dia dengar.

    Ketika majlis itu selesai dan orang-orang sudah pulang, datanglah seorang
    perempuan yang menutup tubuhnya dengan hijab -saat itu memang tidak ada
    perempuan kecuali dia memakai hijab-, kemudian perempuan itu berbicara dengan
    syaikh. Sang pemuda tidak bisa mendengar apa yang sedang dibicarakannya. Akan
    tetapi, secara tiba-tiba syaikh itu melihat ke sekelilingnya. Tak tampak
    olehnya kecuali pemuda itu, dipanggilah ia dan syaikh itu bertanya, 'Apakah
    kamu sudah menikah?', dijawab, 'Belum,'. Syaikh itu bertanya lagi, 'Apakah kau
    ingin menikah?'. Pemuda itu diam. Syaikh mengulangi lagi pertanyaannya.
    Akhirnya pemuda itu angkat bicara, 'Ya Syaikh, demi Allah! Aku tidak punya uang
    untuk membeli roti, bagaimana aku akan menikah?'. Syaikh itu menjawab, 'Wanita
    ini datang membawa khabar, bahwa suaminya telah meninggal dan dia adalah orang
    asing di kota ini. Di sini bahkan di dunia ini dia tidak mempunyai siapa-siapa
    kecuali seorang paman yang sudah tua dan miskin', kata syaikh itu sambil
    menunjuk seorang laki-laki yang duduk di pojokkan. Syaikh itu melanjutkan
    pembicaraannya, 'Dan wanita ini telah mewarisi rumah suaminya dan hasil
    penghidupannya. Sekarang, dia ingin seorang laki-laki yang mau menikahinya,
    agar dia tidak sendirian dan mungkin diganggu orang. Maukah kau menikah
    dengannya? Pemuda itu menjawab 'Ya'. Kemudian Syaikh bertanya kepada wanita
    itu, 'Apakah engkau mau menerimanya sebagai suamimu?', ia menjawab 'Ya'. Maka
    Syaikh itu mendatangkan pamannya dan dua orang saksi kemudian melangsungkan
    akad nikah dan membayarkan mahar untuk muridnya itu. Kemudian syaikh itu
    berkata, 'peganglah tangan isterimu!' Dipeganglah tangan isterinya dan sang
    isteri membawanya kerumahnya. Setelah keduanya masuk kedalam rumah, sang isteri
    membuka kain yang menutupi wajahnya. Tampaklah oleh pemuda itu, bahwa dia
    adalah seorang wanita yang masih muda dan cantik. Rupanya pemuda itu sadar
    bahwa rumah itu adalah rumah yang tadi telah ia masuki.

    Sang isteri bertanya, 'Kau ingin makan?' 'Ya' jawabnya. Lalu dia membuka tutup
    panci didapurnya. Saat melihat buah terong didalamnya dia berkata: 'heran siapa
    yang masuk kerumah dan menggigit terong ini?!'. Maka pemuda itu menangis dan
    menceritakan kisahnya. Isterinya berkomentar, 'Ini adalah buah dari sifat
    amanah, kau jaga kehormatanmu dan kau tinggalkan terong yang haram itu, lalu
    Allah berikan rumah ini semuanya berikut pemiliknya dalam keadaan halal. Barang
    siapa yang meninggalkan sesuatu ikhlas karena Allah, maka akan Allah ganti
    dengan yang lebih baik dari itu.


    (Sumber: Alsofwah.or.id)

      Waktu sekarang Mon Nov 25, 2024 8:28 am