Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Join the forum, it's quick and easy

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

salah satu forum terbesar tempat kita bernostalgia

Login

Lupa password?

Our traffic

info rakyat

Sun Oct 31, 2010 9:05 pm by admin

---------------
PEMBERITAHUAN....

SF ZONA RELIGI SEKARANG KAMI PINDAH KE [You must be registered and logged in to see this link.] ANDA BISA BERPARTISIPASI DAN MENJADI MODERATOR SESUAI PERMINTAAN ANDA DENGAN REQUEST VIA SMS NO ADMIN 081945520865


Sekilas Info

Sun Jun 27, 2010 2:44 pm by admin

kabar gembira, forum lentera-rakyat mulai hari ini juga bisa diakses melalui [You must be registered and logged in to see this link.]


    ideologi islam revolusioner

    ratri
    ratri
    Mega Ultimate Member


    Zodiac : Virgo Jumlah posting : 281
    Join date : 01.04.10
    Age : 37
    Lokasi : di hati si admin

    ideologi islam revolusioner Empty ideologi islam revolusioner

    Post by ratri Mon Jun 14, 2010 8:59 pm

    Ideologi Islam Revolusioner:


    Merusak Banyak Negara Islam (?)





    Ketika menulis buku Jihad Fi Sabilillah dan
    Tantangan-tantangannya tahun 1994, saya memang penuh harapan bisa membangun
    semangat jihad umat Islam Indonesia untuk berjihad menegakkan izzul Islam wal
    muslimin' di bumi ini, paling sedikit, di Indonesia.


    Namun pada akhir Agustus yang lalu saya berjumpa dengan
    teman sekampung yang dulu aktivis pemuda rakyat. Saya terkejut karena ternyata
    dia masih hidup dan sekarang dia menjadi guru madrasah. Dia mengaku sudah
    membaca buku saya dan oleh karena itu dia sangat menyesal sebab, menurut dia,
    justru kampanye ''jihad'' itulah yang telah menggagalkan kejayaan Islam dan
    kaum muslimin sampai saat ini. Pernyataan teman sekampung yang bekas PKI ini
    menjadi renungan saya selama 12 hari ini. Betulkah kejayaan Islam dan kaum
    muslimin justru digagalkan oleh kobaran jihad di mana-mana?


    Lalu saya mulai mengkaji dari negara-negara yang hampir
    100 persen Islam dan sudah memastikan sebagai negara Islam, yaitu: Arab Saudi,
    Mesir, Libya, Irak, Iran, Pakistan, Siria, Jordania, Turki, Aljazair, Sudan,
    Yaman, Somalia, Malaysia, Brunei, Kuwait, dan Uni Emirat Arab. Ternyata hanya
    beberapa di antara mereka yang berhasil kemakmuran kehidupan rakyatnya, yaitu:
    Arab Saudi, Brunei, Uni Emirat Arab, Malaysia, dan Kuwait.


    Namun, ternyata kemakmuran itu bukan didapatkan dengan
    memeras keringat dalam membangun negara dan bangsa, melainkan karena mereka
    punya tambang minyak dan obyek wisata. Dan untuk Malaysia, kemakmuran itu
    justru karena di sana ada sekitar 50 persen penduduk kafir yang menjadi tulang
    punggung pembangunan, yaitu warganegara Malaysia keturunan Cina, India,
    Inggris, dan sebangsanya. Arab Saudi malah mendatangkan banyak orang dan
    perusahaan asing untuk membangun negaranya. Dan Indonesia membantu negeri
    tersebut dengan mengirimkan babu, sopir, dan pekerja kasar lainnya. Irak,
    Libya, dan Iran -- yang kaya minyak bumi -- ternyata malah menggunakan
    kekayaannya untuk menyelenggarakan proyek-proyek revolusi dan permusuhan dengan
    pelbagai negara di dunia. Bahkan Irak-Iran sempat baku hantam selama delapan
    tahun, sehingga menye ngsarakan rakyat masing-masing. Lalu muncul pertanyaan:
    Mengapa kekayaan-kekayaan itu tidak dijadikan modal untuk mempersatukan umat
    Islam di seluruh dunia? Dan kemudian membangun ekonomi, teknologi, dan sumber
    daya manusia Islam yang tangguh dan canggih, untuk masuk ke dalam persaingan
    dunia dalam berdagang dan membangun ekonomi demi kesejahteraan seluruh bangsa
    di dunia -- seperti Jepang, Korea Selatan, Taiwan, RRC, Masyarakat Ekonomi
    Eropa, AS, dan lain-lain? Mengapa pula tak muncul Masyarakat Ekonomi Timur
    Tengah yang dimotori Arab Saudi, Libya, Mesir, Kuwait, dan Iran? Satu
    pertanyaan cukup untuk menggugat partisipasi umat Islam dalam membangun dunia.
    Kalau mau ditambah lagi, maka pertanyaannya: Haruskah dunia diislamkan dulu
    baru dibangun?





    Saya akui bahwa melalui buku Jihad Fi Sabilillah...
    tersebut di atas, saya ingin membangun Ideologi Islam Revolusioner (IIR) supaya
    terbangun suatu kekuatan untuk membangun Islam secara cepat, sehingga cita-cita
    Nabi Muhammad SAW bisa segera tercapai. Namun bukankah kegagalan-kegagalan di
    Timur Tengah itu justru karena menjamurnya macam-macam IIR sesuai dengan kreasi
    ulama atau pemimpin umat setempat? Apalagi masih ada ideologi Islam yang
    moderat, ideologi Islam yang ingin hidup berdampingan dengan non muslim, dan
    lain-lain. Jelas antar ideologi Islam itu pun sudah menghasilkan pergesekan
    antarumat, perlombaan merebut umat, dan lain-lain hal yang menimbulkan suasana
    politik penuh persaingan, sampai-sampai terjadi saling menyalahkan dan
    memfitnah. Kiranya semua ini sudah sangat kita ketahui. Di Indonesia juga
    banyak kita temui. Dan saya adalah salah satu orang yang menyebarkan landasan
    IIR itu. Sekarang muncul pertanyaan: Apakah untuk membangun kejayaan Islam dan
    kaum muslimin perlu dikembangkan IIR? Bukankah sampai saat ini IIR di
    masing-masing negara justru yang menimbulkan banyak kemunduran dan pertikaian
    dengan IIR konsep ulama lain atau negara lain, bahkan bisa menimbulkan perang
    antarnegara Islam seperti Irak-Iran, Irak-Kuwait, Taliban dengan kelompok Islam
    lainnya? Kalau di negaranya tidak mendapat tanding dengan pencetus IIR lainnya,
    maka yang dimusuhi adalah kelompok non-Islam, ini mema ng acara pokoknya.
    Ketika saya membuka buku Jihad Fi Sabilillah... halaman 56 bab
    ''Penentang-penentang Jihad'', saya menjadi tersenyum kecut. Kecut atas
    kebodohan dan kecerobohan saya. Masak saya membeberkan bahwa penentang jihad
    adalah Yahudi/Zionisme, Kristen Katolik dan Protestan, Komunisme-Atheisme,
    Hinduisme-Budhisme, Nasionalisme. Sebab ini berarti semua orang di muka bumi
    ini, yang tak beragama Islam, adalah musuh Islam dan harus dilawan dengan
    semangat jihad. Sungguh sebuah pikiran gila, namun sudah terlambat dikoreksi
    karena empat tahun yang lalu buku itu sudah beredar. Sungguh tolol kalau kita
    harus mengangkat pedang melawan semua kelompok-kelompok itu, sebab paling
    sedikit dengan mengangkat pedang kita tela h meninggalkan cangkul, pena,
    komputer, obeng, traktor pertanian, keramaian, sedekah, dan lain-lain. Dan itu
    berarti membuang dana dan tenaga, sementara pembangunan diri dan persahabatan
    dengan tetangga kita abaikan. Dan itulah persis yang sedang terjadi: Kita
    disibukkan dengan acara mencabik-cabik diri. Sebab ternyata yang kita anggap
    musuh itu telah melawan serbuan jihad kita dengan membangun di segala bidang
    dan membangun persahabatan dan kerjasama. Mereka nampaknya sudah sadar bahwa
    membangun dunia melalui perang dan permusuhan adalah sebuah tindakan kebodohan
    dan suatu pekerjaan yang sia-sia. Mereka memang yakin bahwa kemajuan dirinya
    hanya optimal kalau rakyat lain juga mengalami kemajuan. Sebab kemajuan rakyat
    negara lain itu berarti bisa membeli segala hal yang ia produksi. Artinya
    pembangunan dan kemajuan teknologi di negaranya bisa dibiayai oleh keuntungan
    dari berdagang dengan negara lain itu. Inilah awal zaman globalisasi, karena
    semua pendu duk dunia berhasil dipaksa menjadi Islam! (Sebelumnya, dianggap
    memusuhi Islam, bila tidak Islam!). Di Indonesia gerakan IIR yang berusaha
    mengusir warga keturunan Cina dan orang kafir lainnya sangat jelas, yaitu bila
    kita urutkan tahun dan kejadian di mana umat Islam merusak toko, rumah ibadah
    non-Islam sejak empat tahun terakhir: Dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat,
    Medan, Banjarmasin, Ujungpandang, Pontianak, Aceh, Jakarta, dan lain-lain.
    Beberapa kelompok IIR yang menggerakkan? Dan IIR memang menghasilkan kebodohan
    bahkan kedunguan, sebab ternyata warga keturunan Cina itu belum juga pergi,
    namun semua modal yang milik Cina maupun pribumi telah banyak lari ke luar
    negeri. Jadi Negara Islam Indonesia harus mulai membangun dari nol . Sebab
    mereka yang punya tabungan tahu, bahwa kalau kebrutalan penjarah dipupuk dan
    disulut, yang terjadi tak hanya penjarahan dan pembakaran harta milik warga
    keturunan Cina, namun juga milik orang kaya lainnya. Massa akan sulit
    dikendalikan, apalagi keny ataan bahwa program pengusiran orang kafir itu juga
    menghasilkan krisis sosial, ekonomi, dan politik, sehingga orang miskin dan
    kelaparan makin membengkak. Dan mereka ini kalau lapar tak bisa lagi membedakan
    mana yang warga keturunan Cina dan mana yang pr ibumi asli, yang muslim, dan
    sudah naik haji berkali-kali setiap dapat rezeki nomplok dari program KKN.
    Sungguh saya sangat mengharapkan kebangkitan cendekiawan Muslim untuk
    menyelamatkan Islam dari merajalelanya IIR di mana-mana. Bukan hanya Indonesia
    yang sedang dilanda penyakit IIR, namun juga Afghanistan, Pakistan, Iran, Irak,
    Aljazair, Libya, Mesir, Su dan, Malaysia, Arab Saudi, Libanon Syria, Palestina,
    dan negeri-negeri lain. Mampukah cendekiawan Muslim Indonesia menjadi pelopor
    kebangkitan Islam untuk berjihad melawan dirinya sendiri?





    Republika 21-9-98














    Free College Money








    undefined


    More...











    [Close]











    [Close]








    undefined

      Waktu sekarang Fri Nov 22, 2024 6:49 pm