Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Join the forum, it's quick and easy

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

salah satu forum terbesar tempat kita bernostalgia

Login

Lupa password?

Our traffic

info rakyat

Sun Oct 31, 2010 9:05 pm by admin

---------------
PEMBERITAHUAN....

SF ZONA RELIGI SEKARANG KAMI PINDAH KE [You must be registered and logged in to see this link.] ANDA BISA BERPARTISIPASI DAN MENJADI MODERATOR SESUAI PERMINTAAN ANDA DENGAN REQUEST VIA SMS NO ADMIN 081945520865


Sekilas Info

Sun Jun 27, 2010 2:44 pm by admin

kabar gembira, forum lentera-rakyat mulai hari ini juga bisa diakses melalui [You must be registered and logged in to see this link.]


    waspadai bahaya penyedap rasa

    admin
    admin
    Admin
    Admin


    Zodiac : Virgo Jumlah posting : 688
    Join date : 19.03.10
    Age : 37
    Lokasi : Malang-Indonesia

    waspadai bahaya penyedap rasa Empty waspadai bahaya penyedap rasa

    Post by admin Fri Jan 28, 2011 9:29 pm

    WASPADALAH,MONOSODIUM GLUTAMATE/VETSIN FAKTOR POTENSIAL
    PENCETUS HIPERTENSI DAN KANKER
    Dr. Iwan T. Budiarso , DVM, MSc, Phd, APU
    Sehubungan dengan heboh tercemarnya zat penyedap masakan Ajinomoto oleh enzim asal babi,
    maka Departemen Kesdehatan c.q Dirjen POM telah memerintahkan perusahaan tersebut untuk
    menarik semua produk dari peredaran (KOMPAS , 19 Desember 2000). Pelarangan tadi an sich
    berhubungan dengan persoalan hukum agama saja. Alangkah baiknya kalau sekarang
    Departemen Kesehatan juga mau meninjau kembali apakah Monosodium Glutamat
    (MSG) /Vetsin yang kadarnya 100% yang dijual secara bebas itu betul betul aman untuk
    dikonsumsi dan tidak membahayakan terhadap kesehatan. Karena MSG/Vetsin itu mengandung
    natrium/sodium, jika terlalu banyak termakan bisa menyebabkan hipertensi dan sebaliknya jika
    MSG dipanaskan akan pecah menjadi 2 zat baru yakni Glutamic Pyrolised -1 (Glu-P-1) dan Glu-
    P-2. Kedua zat ini bersifat mutagenik dan karsinogenik.(lihat bawah) (Matsumoto Dkk 1977,
    Sugimura dan Sato, 1983,Takayama DKK, 1984).
    Seperti diketahui, secara epidemiologis 30 % penduduk dunia itu peka terhadap
    keracunan garam dapur (baca natrium/sodium) dan menyebabkan tekanan darah tinggi
    (hipertensi). Dan golongan penduduk dengan kelebihan berat badan (kekegemukan atau obes)
    maka risikonya naik menjadi 50%. Hipertensi memang bukan penyakit pembunuh sejati, tetapi ia
    digolongkan sebagai The Silent Killer (pembunuh diam diam). Penyakit ini gejalanya tidak
    nyata dan harus diwaspadai serta perlu diobati sedini mungkin. Karena hipertensi yang kronis
    dan diabaikan dapat secara tiba tiba membawa malapetaka seperti serangan jantung atau stroke.
    Hal lain juga bisa menyebabkan lemah jantung, penyakit jantung koroner dan gangguan ginjal.
    Di Amerika Serikat, setiap tahunnya hampir setengah jumlah kematian disebabkan oleh faktor
    kelebihan makan garam (baca natrium /sodium). Dan 1 dari 4 orang Amerika secara tidak sadar
    ternyata mengidap penyakit hipertensi.
    Sumber utama natrium atau sodium dinegara negara Barat adalah garam dapur. Akan
    tetapi di Indonesia, disamping garam dapur dan ikan asin, sumber lain yang lebih potensial
    adalah monosodium glutamate (MSG/Vetcin). Karena kadar Natrium/sodium dalam 1 gram
    garam dapur setara dengan kadar natrium/sodium yang terkandung dalam 3 gram (1 sendok teh)
    MSG/Vetcin. Satu gram garam dapur membuat 1 mangkok sop atau mie menjadi asin,
    Sebaliknya 3 gram MSG/Vetcin tidak terasa asin, malah terasa lezat dan gurih. Sehingga secara
    tidak sadar, bisa keracunan natrium atau sodium karena keblabasan menambahakan
    MSG/Vetcin.Di Amerika Serikat makanan siap saji untuk bayi dilarang dibubuhi MSG/Vetsin dan
    pada label harus dicantumkan 3 kata yang besar dan tebal yakni":NO MSG ADDED". (Tidak
    dibubuhi MSG). Apa artinya ini? Karena hasil penelitian menunjukkan bahwa makin muda
    umur hewan yang dipakai untuk percobaan MSG makin peka terjadi kerusakan di bagian
    jaringan otaknya. Jadi sifat keracunan MSG adalah Age Dependent (tergantung umur); makin
    muda umurnya makin sensitif.
    Pemerintah sedang mencanangkan program supaya para ibu menyusui bayinya dengan
    air susu ibu (ASI) sendiri selama 4 bulan penuh. Cara ini terbukti bahwa si bayi menjadi lebih
    sehat dan jarang sakitan. Makanan tambahan baru dianjurkan setelah si bayi umur 4 bulan. Bagi
    para ibu di kota kota besar dan berpendidikan serta tahu tentang pengetahuan gizi, tidak ada
    masalahnya. Karena mereka tahu bagaimana menyediakan makanan tambahan yang bermutu
    "Empat Sehat, Lima Sempurna". Sebaliknya bagi para ibu yang tinggal di pedesaan,
    pegunungan, ekonominya lemah, kurang pendidikan dan tidak tahu tentang ilmu gizi. Maka
    sering kali mereka membuat makanan tambahan yang sederhana dan disukai, tetapi tidak ada
    mutunya.. Seringkali mereka hanya memberikan mie instan atau bubur yang hanya ditaburi
    bubuk MSG/Vetsin dan kecap atau garam. Karena rasa sudah lezat, dan si bayi bisa makan
    dengan lahap dan "kenyang". Padahal menu makanan demikian adalah tidak sehat karena tidak
    mengandung cukup protein, vitamin, mineral dsb. Jadi anak itu sebetulnya sedang mengalami
    yang disebut "Starvation in disguise but malnutrition in reality" (Kelaparan yang semu, tetapi
    mengalami mal nutrisi sejati). Protein adalah sangat diperlukan untuk pembentukan jaringan
    otak. Kalau nanti sudah besar, bisa dibayangkan bagaimana kualitas Sumber Daya Manusia
    (SDM) yang demikian itu? (Ingat di Amerika makanan bayi dilarang dibubuhi MSG).!
    Kalau di atas tadi dibahas dari sisi mengenai efek mal nutrusi, bagaimana sekarang dari
    sisi konsumsi natrium/sodiumnya? Seperti sudah berulang kali diatas dijelaskan 1 gram garam
    dapur adalah setara dengan 1 sendok teh MSG/ Vetsin. Kalau dari sejak bayi saja sudah mulai
    dijejel dengan MSG dan terus sampai dewasa, Biasanya orang yang sudah biasa mengkonsumsi
    MSG menjadi toleran dan ingin makan lebih banyak lagi karena sudah kecanduan. Kalau dari
    bayi terus menerus makan MSG ngetrend (cenderung) seperti sekarang ini dosisnya, tidak
    mustahil 20 tahun kemudian nanti sebagian besar bayi bayi sudah mulai mengidap hipertensi. Sekarang orang tidak bisa lagi menyebutkan 10 macam makanan yang tidak pakai MSG.
    Jadi makanan kita sudah dijajah dan dicemari berat oleh MSG. Makanan tradisionel dan lokal
    yang dulunya lezat oleh ramuan rempah atau bumbu rempah. Sekarang boleh dikatakan tidak ada
    lagi makanan tradisionel dan lokal asli yang tidak dicemari MSG. Bahkan sayur asem, sayur
    bening, sayur lodeh , sambel, santen cendol, adonan tepung pisang goreng, pun sudah dicemari
    MSG. Sudah begitu orang tidak tahu berapa kandungan MSG tadi dalam setiap masakan,
    sehingga jumlah total MSG dari berbagai macam masakan dan makanan yang sudah dilahap apa
    sudah melampaui batas ambang keamanan atau belum, tidak seorang pun yang tahu!
    Kriteria Hipertensi atau Tekanan Darah Tinggi
    Seseorang dinyatakan mengidap hipertensi jika tekanan darah sistoliknya lebih besar
    daripada 140 mm Hg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mm Hg. Tekanan darah yang ideal
    adalah jika tekanan sistoliknya 120 mm Hg dan diastoliknya 80 mm Hg. Tekanan sistolik adalah
    tekanan puncak di mana jantung berkontraksi dan memompa darah keluar melalui pembuluh
    darah arteri. Sedangkan tekanan diastolik adalah di mana jantung sedang mengalami relaksasi
    dan menerima curahan darah dari pembuluh daran periferi. Prevalensi hipertensi pada penduduk
    umumnya berkisar anatara 10-20%, dimana 2/3 tergolong hipertensi ringan (diastolik 90-104
    mm Hg).
    Bagaimana Bisa Terjadi Hipertensi?
    Ada 2 bentuk hipertensi, yakni 1. Bentuk essensial. Bentuk ini penyebabnya belum
    diketahui, ada kemungkinan karena faktor keturunan atau genetik dan 2. Faktor lingkungan.
    Faktor yang akhir ini biasanya erat hubungannya dengan gaya hidup dan pola makan yang
    kurang baik. Faktor makanan yang sangat berpengaruh adalah kelebihan lemak (obesitas),
    konsumsi garam dapur yang tinggi, merokok dan minum alkohol.
    Salah satu sistem yang berperan dalam pengaturan tekanan darah adalah sisitem Renin-
    Angiotensin- Aldosterone. Renin dihasilkan ginjal yang akan mengubah angiotensin hati menjadi
    angiotensin I. Zat ini dengan bantuan Angiotensin Converting Enzyme (ACE), akan diubah
    menjadi Angiotensin II dan zat yang akhir ini akan mengertak otak untuk merangsang sistemsaraf simpatikus. Angiotensin II juga menyebabkan retensi natrium (sodium) dan merangsang
    sekresi aldosterone, sehingga terjadi kenaikan tekanan darah.
    Contoh otentik tentang keracunan monosodiu atau natrium adalah sebagai berikut: Ada
    beberapa penderita hipertensi mengeluh kepada saya bahwa mereka sudah mengurangi makan
    garam (baca monosodium/natrium) sesuai dengan nasihat dokter dan juga sudah tekun dan rutin
    makan obat hipertensi, tetapi ternyata tetap saja tekanan darahnya tinggi dan tidak mau turun
    seperti yang diinginkan. Mereka jadi gelisa dan bingun dan bertanya tanya apakah obatnya
    sudah tidak mempang atau tidak cocok. Lalu saya balik bertanya, apakah disamping sudah
    mengurangi makan garam dan tetap makan obat dokter, kalau makan nasi, masakan lauk
    pauknya dibubuhi MSG/Vetsin atau tidak ? Jawaban mereka spontan, Ya ! Dan tambahnya,
    katanya; la wong , sudah tidak asin, kenapa masakannya tidak boleh ditambah MSG/Vetsin
    supaya gurih ! Emangnya salah?
    Saya jelaskan bahwa garam dapur itu nama kimianya adalah Monosodium Chlorida atau
    Natrium Chlorida. Dan yang menyebakan Hipertensi itu adalah akibat makan Monosodium atau
    Natrium ion-nya. Sekali pun tidak makan garam, tetapi masakannya tadi dibubuhi MSG, maka
    berarti masakan tadi memperoleh Monosodium atau Natrium Ion yang berasal dari MSG
    (Monosodium glutamate). Jadi sekali pun tidak makan garam (baca monosodium atau natriun),
    maka mereka keracunan monosodium/natrium yang berasal dari MSG/Vetsin. Jadi agar supaya
    obat dokternya mempan dan tekanan darahnya pulih normal, maka sebaiknya bukan saja
    mengurangi makan garam, tetapi juga harus tidak makan MSG/vetsin. Pada pertemuan bulan
    berikutnya, mereka mengatakan bahwa setelah tidak makan masakan yang dibubuhi
    MSG/Vetsin, hipertensi langsung pulih normal !
    Kronologis Jumlah Pengguaan MSG/Vetsin

    Sebelum tahun 60-an MSG/Vetsin biasanya digunakan oleh golongan masyarakat
    tertentu saja seperti di Cina, Jepang, Korea, Thailand, Vietnam dan Myanmar., baik oleh para ibu
    rumah tangga maupun di rumah makan. Takarannya pun sangat kecil sekali, yakni 1-2 korek
    kuping (setara dengan 30-60 Mg) untuk setiap porsi masakan ala Cina, mie atau bakso. pangsit.Makanan tradisionel dan lokal asli tidak menggunakan sama sekali, karena sudah terasa lezat dan
    gurih oleh ramuan bumbu rempah.
    Namun pada pertengahan tahun 60-an, produk MSG/Vetsin diimport dari Jepang dan
    Korea, serta secara gencar diiklankan baik melalui media cetak, radio dan televisi, serta dengan
    papan reklame yang besar besar dan dipampang di tempat tempat dan jalan jalan yang strategis
    baik di kota maupun di desa. Disamping harganya murah, juga terbukti bahwa ia dapat
    meningkatkan rasa cita makanan yang kualitasnya rendah menjadi sajian yang lezat dan enak
    disantap. Sekarang disamping golongan Cina, hampir semua golongan penduduk diseluruh
    Indonesia bukan saja yang di kota, tetapi juga yang di desa sudah mengenalnya dan cara
    memakainya pun sangat berlebihan dan tidak wajar.. Karena pada kemasan produk itu tidak
    disertai alat takar dan juga pedoman takaran cara pakainya tidak ada, maka bubuk ini dipakai
    secara amburadul dan melampaui batas kewajaran.
    Contoh, kalau sebelum tahun 60-an dipakai takaran korek kuping, maka setelah diimport
    dari Jepang dan Korea, karena harganya murah, maka untuk setiap mangkok mie atau sop naik
    menjadi 100-300 Mg (jadi 3-5 kali korek kuping). Takaran ini tidak tahan lama dan terus
    meningkat menjadi 500-1200 Mg (jadi sekitar 15-20 kali korek kuping). Pada tahun 70-an karena
    harga MSG relatif murah, maka tiba tiba para pedagang tidak lagi segan segan menggunakan
    sendok teh (setara 3000 Mg, kira kira 100 kali korek kuping), bahkan ada yang menuangkan
    langsung dari ujung kantong yang sudah digunting. Cara yang akhir ini sering kali menjadi
    keblablasan ,sehingga jumlahnya bisa lebih dari 1 sendok teh ( ingat sebelum tahun 60-an hanya
    pakai 2 korek kuping)!
    Dari hasil survei Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) pada tahun 1980
    menemukan bahwa para pedagang mie bakso, mie pangsit dan mie rebus di Jakarta adalah
    sebagai berikut:
    Mie bakso 1.840-1.900 Mg/mangkok (+ 31-61 X KK)
    Mie rebus 2,250-2,780 Mg/mangkok (+ 46-75 X KK)
    Mie goreng/pangsit 2,900-3,400 Mg/mangkok (+ 56-96 X KK)(Warta Konsumen No.74.Th VII, Mei 1980) (KK= Korek kuping)
    Saya merasa sangat concern dan sangat prihatin sekali, karena jajanan jajanan tersebut di
    atas (mie bakso) serta ditambah lagi seperti Pempek "palsu" (karena adonan ikan-tepungnya
    relatif lebih banyak kandungan MSG daripada daging ikannya), adonan tepung untuk pisang,
    tahu dan tempe goreng berisi MSG, Nyamik nyamik (Ekstruder makanan ringan anak anak)
    berisi MSG dll dijajakan kepada anak anak di sekitar sekolah sekolah TK dan SD yang
    memang .cukup rentan terhadap keracunan MSG dibandingan orang dewasa.
    Sekarang penggunaan MSG/Vetsin bukan main "ganasnya", karena bukan lagi
    menggunakan sendok teh, tetapi pakai sendok makan. Hal ini sering dijumpai di restoran besar
    dan sea foods. Satu sendok makan setara dengan 15 gram MSG/Vetsin ( + 250 kali korek kuping
    !) dan kadar natrium /sodium 15 gram MSG setara dengan 5 gram garam dapur! Penggunaan
    yang berlebihan MSG/Vetsin oleh para pedagang atau juru masak karena secara psikologis tidak
    percaya diri kalau masakan yang disajikan itu lezat dan enak. Padahal penambahan 60 Mg per
    mangkok (2 X korek kuping ) gurihnya dan lezatnya sama dengan yang diberi 1 sendok teh atau
    makan.
    Pengalaman Menghadapi Pakar International MSG
    Selama bertahun tahun, saya (padahal saya adalah satu satu ahli patologi di Indonesia yang
    melakukan penelitian sendiri mengenai dampak negatif MSG terhadap kesehatan sejak 1972)
    belum pernah menghadiri atau diundang untuk menghadiri pertemuan atau seminar mengenai
    pemanfaat dan khasiat fortifikasi MSG dengan vitamin A untuk memberantas kebutaan di
    Indonesia. Proyek besar dan mulia ini dibiayai jutaan dollar oleh Helen Keller Foundation.
    Saya merasa heran sekali, karena saya sudah dikenal di kalangan para peneliti bahwa
    saya adalah satu satunya orang Indonesia yang pernah merintis melakukan penelitian dan
    melaporakn hasilnya tentang keracunan MSG dengan hewan percobaan di pertemuan ilmiah di
    Jakarta 1974. Dan sudah bertahun tahun pula belum pernah diundang ke pertemuan ilmiah untuk
    mendiskusikan tentang Keamanan MSG. Tiba tiba saya mendapat undangan dari Direktur
    Akdemi Gizi, Departemen .Kesehatan .R.I. untuk menghadiri seminar sehari di Jakarta pada
    tanggal 7 Nopember 1988 dengan tema "Presentation Regarding The safety of MonosodiumGlutamate" dengan pembicara tunggal Prof.Dr.dr. Micheal J Rand yang ahli Farmakologi,
    University of Melbourne, Australia, dan juga menjabat sebagai Chairman of the 31st Meeting of
    FAO/WHO Joint Expert Committee on Food Additives yang khusus didatangkan ke Jakarta.
    Padahal sehari atau dua hari sebelumnya (saya sudah lupa tanggalnya), sudah ada Seminar
    International tentang the safety of the fortification of MSG with vitamin A (kira kira begitu nama
    temanya, saya sudah lupa), yang diselengarakan di salah satu hotel berbintang (entah oleh
    Dep.Kes atau Helen Keller ayau joint, saya sudah lupa) di Jakarta, namun saya tidak diundang.
    Jadi saya merasa heran sekali dan bertanya tanya kenapa saya tiba tiba mendapat undangan, baik
    dengan surat undangan resmi dan juga ditambah dengan telpon dari Direktur Akademi Gizi,
    Departemen Kesehatan. Padahal baru beberapa hari yang Prof. Rand memberikan naskah yang
    sama. Jadi beliau ini betul betul seorang Pakar Sejati yang ahli dalam bidang keamanan MSG.
    Saya mempunyai firasat bahwa secara sengaja panitia mengundang khusus saya untuk datang
    dengan maksud agar saya bisa "dibungkem" dan "dibantai" oleh Prof. Rand, karena selama
    bertahun tahun, bahkan sampai sekarang 2001, saya tetap adalah orang satu satunya peneliti di
    Indonesia yang secara tegas tidak setuju (ingat saya bukan anti MSG) dan berani secara terang
    terangan menentang Pemerintah s.q. Departemen Kesehatan, tentang penggunaan MSG/Vetsin
    yang 100% untuk umum, dan dalam program pemakaian MSG sebagai "kuda tunggang" untuk
    wahana fortifikasi vitamin A dalam proyek pemberantasan kebutaan yang dibiayai oleh Helen
    Keller Foundation.
    Tentu saja, bukan saja tidak gentar , malah sebaliknya saya merasa sangat bahagia karena
    diberi kehormatan dan kesempatan untuk dapat berhadapan dengan lawan ilmuwan yang seorang
    pakar Saintis Sejati yang berkualitas International untuk diajak diskusi secara ilmiah mengenai
    keamanan MSG.. Karena di Indonesia sejak 1974 sampai 2001, saya belum pernah ketemu
    lawan ilmuwan yang sepadan. Jadi pertemuan tahun 1988 dengan Prof. Rand akan
    membuktikan mana yang benar; apakah hasil pendapat penemuan ilmiah Prof. Rand yang
    menyatakan 100% aman atau hasil penelitian saya yang membuktikan sebaliknya..
    Bagaimana Hasil Seminar MSG Itu ?
    Masih dalam forum, pada waktu saya diberikan kesempatan untuk bertanya. saya
    langsung menayangkan kembali tranperans yang berisi data dan tabel yang sama yang dipakaiProf. Rand. Data dan tabel tersebut adalah dari hasil penelitian Kenney dan Tidball (1972) yang
    dianggap paling ilmiah, sempurna dan sahid oleh yang pro penggunaan MSG. Lalu saya
    tenjukkan kepada Prof. Rand dan para peserta (+ 60 orang dalam dan luar negeri) bahwa data
    dalam tabel tadi cacat ilmiah. Untuk menjelaskannya, saya akan kutip data tersebut sebagai
    berikut:
    Laporan hasil penelitian Kenney dan Tidball berjudul: Human Susceptibility to Oral
    Monosodium Glutamate, (Am.J.Cln. Nutr., 1972). terdiri dari 2 tahap. Pada Fase I adalah tahap
    skreening, dimana digunakan 77 orang sukarelawan dan diberi MSG dalam beberapa macam
    dosis. Hasilnya 25 orang (32 %) yang diberi MSG dosis 5 gram (Mega Dose) sekali makan yang
    dmasukkan dalam hidangan mengalami reaksi Chinese Restaurant Syndrome (CRS).
    Pada Fase II, 22 orang dari 25 orang sukarelawan yang mengalami CRS pada Fase I diuji
    ulang, ternyata ditemukan 2 orang (9%) mengalami reaksi CRS yang lebih parah dan
    berkepanjangan (lihat Tabel 13, Kenney dan Tidball, 1972). Tetapi di dalam tabel hanya
    berisikan 20 orang saja, dan 2 orang yang mengalami reaksi keracunan tidak dicantumkan,
    melainkan dikeluarkan dan dicatat pada foot note. Jadi kalau orang lalai dan tidak hati hati ,maka
    keterangan dalam foot note itu akan terlewatkan begitu saja. Padahal inti kunci hasil penelitian
    itu terletak pada Foot Note!
    Kenney dan Tidball juga telah menemukan bahwa Thresholh Dose (takaran ambang
    kepekaan) untuk bisa menggertak gejala CRS adalah antara 2-3 gram (kira kira setara dengan
    1/2 sampai 1 sendok teh).
    Dimana letak "KESALAHAN" atau " CACAT ILMIAH" data karya Kenney dan
    Tidball adalah pada Fase II, dimana 2 (9%) orang yang mengalami reaksi CRS yang parah dan
    kepanjangan tidak dicantumkan dalam tabel, melainkan dikeluarkan dan hanya dicatat sebagai
    Foot Note dan tanpa diberi penjelasan. Dengan demikian hampir semua peneliti yang
    membaca Tabel 13, dan tidak melihat dan membaca Foot Note-nya (huruf di foot note rupanya
    sengaja diberi huruf kecil sekali, sehingga membuat orang malas membaca.), maka mereka, tak
    terkecuali termasuk Prof. Rand dan Prof Winarno (lihat bawah), terjebak oleh sajian data dan
    tabel dari Kenney dan Tidball sehingga melakukan kesalahan yang fatal dan memalukan!. Sayamenilai hasil karya Kenney dan Tidball sungguh sangat licik dan tidak etik, sehingga banyak
    peneliti yang menyitir hasil karya mereka, tanpa melihat foot notenya, sudah pasti terkecok
    semua. Saya kira Kenney dan Tidball memang mempunyai unsur kesengajaan karena mungkin
    ada sponsornya.
    Setelah melihat data, tabel dan foot note tersebut, Prof. Rand seperti terkena samberan
    petir dan tidak bisa mengeluarkan sepatah kata pun dan beliau menerima kenyataan tersebut
    dengan wajah merah malu dan ketawa kecut!
    Pertanyaan kedua kemudian saya lanjutkan, dan bertanya apakah beliau pernah membaca
    laporan hasil penelitian bahwa kalau MSG dipanaskan (digoreng dengan minyak atau deep fried
    dengan alat pressure cooker) akan pecah menjadi 2 macam zat baru yakni Glutamic Pyrolised-1
    (Glu-P-1) dan Glu-P-2 yang keduanya bersifat mutagenik (menyebabkan kelainan genetik) dan
    karsinogeink (menyebabkan kanker), dengan kesipu sipu dan malu serta garuk garuk kepalanya,
    beliau menjawab bahwa beliau tidak tahu kalau sudah ada laporan hasil penelitian yang demikian
    itu.. Sayang sekali, waktu saya mau bertanya lagi, oleh sang Moderator tiba tiba diskusi itu
    diberhentikan dan dinyatakan waktunya sudah habis!. Sungguh beruntung karena sang
    Moderator telah menyelamatkan Prof. Rand kemalangan itu!
    Kesimpulan dari seminar sehari mengenai Keamanan MSG, membuktikan bahwa MSG
    tidak 100% aman dan bisa sebagai faktor potensial pencetus Hipertensi dan Kaker!
    Demikian pula pengalaman buruk menimpa kepada Prof. DR. F.G. Winarno yang Ahli
    Teknologi Pangan, IPB dan juga menjabat sebagai President Codex Alimentarium Commission,
    Joint Expert Committee on Food Additive, FAO/WHO yang membawahi tentang peraturan
    keamanan penggunaan MSG, telah secara tidak sadar dan tidak hati hati pula telah menyajikan
    data laporan yang sama seperti yang dipakai Prof. Rand, (Kenney dan Tidball, 1972) di harian
    KOMPAS (1992) sehingga beliau dengan penuh kepercayaan bahwa hasil penelitian Kenney dan
    Tidball membuktikan secara ilmiah, sempurna dan sahid bahwa MSG adalah aman 100% bagi
    kesehatan manusia. Padahal hasil penelitian Kenney dan Tidball malah membuktikan sebaliknya.
    Saya akhirnya berkesimpulan, bagaimana mungkin ada 2 pakar Saintis Sejati yang
    berkualitas International ; Prof. Rand yang ahli Farmakologi dan Prof. Winarno yang ahliTeknologi Pangan, dan kedua duanya menduduki jabatan penting yang paling tinggi dan strategis
    di Joint Committee Expert on Food Additives , FAO/WHO; yang membawahi tentang
    pengaturan keamanan pemakaian MSG dapat membuat blunder dan kesalahan yang fatal dan
    memalukan!. Sungguh tidak masuk akal dan pasti ada maksud sesuatu !
    Menurut saya data yang diperoleh dari penelitian Kenney dan Tidball justru merupakan
    data yang sempurna yang telah membuktikan secara ilmiah dan sahid bahw 2-3 gram MSG
    (setara 1/2-1 sendok teh), sudah dapat mengertak gejala Sindroma Restoran Cina. Dan jika
    dosisnya ditingkat menjadi 5 gram (kira kira 2 sendok teh), maka akan terjadi gejala reaksi CRS
    yang lebih parah dan berkepanjangan. Bila kita menggunakan istilah Prof. Winarno untuk dosis 5
    gram adalah Mega Dose, maka sudah banyak orang orang kita setiap hari yang mengkonsumsi
    MSG bukan saja dengan jumlah Mega dose akan tetapi malah melahap sampai Super Mega
    Dose (5 -15 gram MSG)! Ini artinya bahwa setiap hari banyak orang Indonesia yang
    mengkosumsi natriun /sodium ion asal MSG sekitar 1-5 gram sekali makan.. Pada hal menurut
    ahli gizi orang dewasa yang ideal sebaiknya makan garam 6 gram sehari dan. anak anak hanya
    dianjurkan untuk mengkonsumsi 3 gram garam per hari. Jadi bisa dibayangkan apabila setelah
    10-20 tahun terus menrus keracunan natrium/sodium yang berasal dari MSG Mega Dose saja
    (belum termasuk yang berasal dari garam dapur) maka tidak mustahil sebagian besar penduduk
    Indonesia sekarang ini secara tidak sadar telah mengalami penyakit hipertensi terselubung (ingat
    The Silent Killer !), bahkan kalau apes, karena tidak menyadarinya dan tidak berobat, tahu tahu
    mendapat serangan jantung atau stroke atau gagal ginjal.
    Contoh di Jepang Utara, penduduknya keranjingan makan makanan yang asin dan
    diperkirakan setiap hari mereka makan garam antara 15-27 gram, sehingga prevalensi penyakit
    hipertensi dan stroke sangat tinggi jika dibandingkan dengan daerah lain yang
    mengkonsumsinya dibawah 10 gram.(Joossens DKK, 1987).
    Demikian pula kalau di Indonesia cara mengkonsumsi MSG/Vetsin terus ngetrend seperti
    sekarang ini, dan Departemen Kesehatan c.q. Dirjen POM, tidak mau melakukan pencegahan
    dengan cara melarang menjual bebas MSG yang 100% dan menggantikan dengan model Aji-
    Shio (10% MSG-garam), maka tidak mustahil dalam jangka waktu tidak lama lagi banyak
    penduduk Indonesia, (terutama yang tinggal di pedesaan dan pegunungan, yang ekonominyalemah dan kurang pendidikan serta kurang pengetahuan tentang gizi,) akan menjadi korban
    sebagai penderita hipertensi kronis dengan konsekuensi sebagian dari mereka akan mengalami
    serangan jantung atau stroke, penyakit jantung koroner, lemah jantung, bahkan akhirnya juga
    kena gangguan dan gagal ginjal.
    MSG/Vetsin Berpotensi Sebagai Pencetus Kanker
    Lain halnya kalau MSG/Vetsin itu dipanaskan ,seperti digoreng dengan minyak, apa lagi
    kalau dengan cara deep fried dan alat pressure cooker maka ia akan pecah menjadi 2 zat yang
    berbeda dengan induknya; yakni Glutamic pyrlosied 1 (Glu-P-1, Amino-methyl dipyrido
    imidazole) dan Glu-P-2 (amino dipyrido imidazole). Kedua zat bersifat mutagenik
    (menyebabkan kelainan genetik) dan karsinogenik (menyebabkan kanker). Dengan Uji Ame's,
    kedua zat ini secara konsisten mengakibatkan mutagenik pada kuman Salmonella typhimurium
    dan pada tikus dan mencit menyebabkan kanker kerongkongan, lambung, usus, hati, otak,
    mammae dll (Matsumoto Dkk, 1977,Takayama DKK, 1984,,Sugimura dan Sato,1983). Kedua
    zat tadi jauh lebih poten dibandingkan dengan Aflatoksin yang hanya menyebabkan kanker hati
    saja.
    Bagaimana Menggunakan MSG/Vetsin Yang Aman
    Sekarang MSG/Vetsin ; apapun mereknya Ajinomoto, Sasa atau Miwon, atau merek
    dagang lainnya yang semuanya mengandung 100% murni MSG. harus dilarang dijual untuk
    umum dan secara bebas. Seperti telah diuraikan diatas bahwa MSG/Vetsin yang murni
    mempunyai efek samping yang cenderung menyebabkan penyakit hipertensi dan kanker. Oleh
    karena itu untuk amannya, maka sebaiknya menggunakan MSG/Vetsin yang 10% saja dengan
    dicampur garam dapur. Di Jepang, pabrik Ajinomoto sendiri untuk mensuplei bangsanya sendiri
    membuat campuran MSG-Garam 10% dan diberi nama Aji-Shio. Dan Aji-Shio inilah yang dijual
    secara bebas di Jepang. Menurut Dr. Waluyo, Bagian Gizi, FK,UI., di Jepang MSG 100% tidak
    dijual bebas untuk umum, melainkan untuk pabrik makanan.
    Bagaimana cara membuat MSG 10% adalah sangat mudah sekali. Ambil 100 gram
    MSG/Vetsin 100% ditambahkan pada 900 gram bubuk garam dapur yang halus. Sebelum
    dicampurkan, sebaiknya garam halus tadi disangrai (digoreng tanpa minyak) dulu agar betulbetul kering. Setelah kering, dibiarkan sebentar agar sedikit dingin, nah campurkan sekarang 100
    gram MSG yang 100% tadi dan diaduk aduk sampai merata. Masukan dalam pot atau toples
    yang bersih dan kering. Nah, sekarang kita sudah membuat Aji-Shio sendiri. Jadi nanti kalau
    masak, tidak perlu pakai garam dan MSG lagi cukup menggunakan Aji Shio. Nanti kalau rasa
    asinnya sudah pas maka dengan sendirinya rasa gurihnya pun sudah pasti pas juga (Data ini
    diperoleh dari Pabrik Ajinomoto sendiri). Dengan demikian Aji-Shio ini bukan saja aman tetapi
    juga hemat, karena harganya menjadi sangat murah sekali !.
    Mengapa Aji Shio ini lebih aman? Karena sekarang kita tidak bisa memakai MSG/Vetsin
    berlebihan atau sesuka hati. Sebab garam yang dicampurkan menjadi alat pengerem (Built in
    break) yang jitu. Karena kalau sudah asin kita tidak bisa menambahkan lagi, jadi kita tidak bisa
    keracunan MSG/Vetsin !.
    Nah, sekarang mari kita menghitung berapa gram natrium /sodium kita makan sehari.
    Yang ideal untuk orang dewasa mengkonsumsi garam adalah 6 gram dan 3 gram untuk anak
    anak. Kalau sekarang orang mengkonsumsi 6 gram Aji-Shio, maka kita hanya makan MSG
    100% murni 1/10 dari 6 gram atau sama dengan 0,60 gram atau 600 Mg (setara dengan 10 kali
    korek kuping) sehari. Dengan demikian sekalipun kita umpamanya rakus makan Aji -Shio (baca
    garam dapur) sampai 10 gram, makan MSG 100% murni yang sebetulnya dikonsumsi tidak lebih
    dari 1 gram atau 1000 Mg per hari. dan ini kira kira setara dengan 1/3 sendok teh. Dengan
    demikian kita bisa bebas makan enak tanpa akan menanggung risiko keracunan natrium yang
    menjadi faktor potensial penyabab hipertensi dan penyakit jantung lainnya.
    KESIMPULAN DAN SARAN
    Dengan uraian diatas, berdasarkan hasil penelitian penelusuran kepustakaan yang intensif
    sejak 1972 dan dengan data hasil percobaan sendiri sejak 1974 dengan berbagai hewan
    percobaan serta dari hasil pengamatan dilapangan selama hampir 25 tahun, cara penggunaan
    MSG/Vetsin yang 100% murni dan bebas tanpa ada pedoman dan peraturan cara pakainya yang
    benar dari perusahaan MSG, menunjukkan lebih banyak menyebabkan dampak negatif terhadap
    kesehatan manusia daripada keuntungannya hanya menikmati rasa enak makanan yang sesaat.
    Saya sudah berkali kali menghimbau kepada Departemen Kesehatan c.q Dirjen POM untukMELARANG penjualan MSG 100% murni secara bebas untuk masyarakat umum dan diganti
    dengan bentuk Aji-Shio (10% MSG Murni dalam 90% garam dapur) yang lebih aman dan lebih
    kecil dampak negatif terhadap kesehatan! Hal ini bisa untuk mencegah keracunan kronis
    natrium/sodium ion yang menjadi faktor pencetus terjadinya penyakit Hipertensi.
    Kalau sudah dalam bentuk Aji-Shio, maka kemasan tidak perlu lagi diberi pedoman cara
    pakai dan takaran, karena garam yang terkandung sudah otomatis menjadi alat pengerem (built in
    break) yang jitu,. Jadi orang yang BUTA HURUF dan bahkan yang BUTA MATA sekali pun
    tidak bisa memakai MSG berlebihan sehingga tidak mungkin bisa keracunan, kecuali yang bagi
    orang yang sangat hipersensitif ( Medika No.6, Juni 1982)!
    Sebagai akhir kata saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Alm.dr. Aidyatma,
    Mantan Menteri Kesehatam, yang begitu bijaksana dan mau mendengarkan suara nurani
    rakyatnya yang tidak menyetujui Projek Fortifikasi Ajinomoto dengan Vitamin A untuk
    memberantas kebutaan di Indonesiia. dan kepada Tuhan yang Maha Esa, bahwa Projek
    Fortifikasi Ajinomoto dengan Vitamin A dibatalkan oleh Biliau. Kalau tidak Projek yang besar
    dan mulia dari Helen Keller Foundation yang memakan jutaan dollar banyaknya yang semula
    tujuannya untuk memberantas kebutaan dan mendatangkan kesejahteraan bagi rakyat Indonesia,
    malah sebaliknya akan membawah malapetaka. Untung sekali proyek itu tidak jadi dilaksanakan
    kalau tidak maka nama harum Helen Keller Foundation yang tujuannya mulia itu akan berubah
    menjadi proyek Helen Killer di Indonesia!
    Jakarta, 12 Januari 2001
    DR.Iwan T.Budiarso, DVM,.M.Sc. APU.
    Ahli Patologi dan Terapi Auto Urin
    Bagian Patologi Anatomi, Fakultas Kedokteran
    Universitas Tarumanagara, Jakarta
    Alamat Rumah:Tm.Wijayakusuma D/10
    Cilandak, Jakarta Selatan 12430
    Telp: 769-1822, Fax.: 751-5568

      Waktu sekarang Fri Nov 22, 2024 7:02 am