UNTUK PEMBEBASAN PEREMPUAN1
Diterjemahkan
oleh : Vivi Widyawati2
Penindasan terhadap kaum perempuan integral dalam sistem
masyarakat kapitalis dan juga integral dalam semua klas dalam masyarakat sejak
berakhirnya sistem masyarakat komunal primitif.
Penindasan terhadap kaum perempuan dilembagakan dalam sebuah sistem
keluarga. Dalam masyarakat berkelas, keluarga merupakan satu-satunya lembaga
yang bagi kebanyakan orang dapat beralih untuk memenuhi beberapa kebutuhan
dasar manusia termasuk cinta dan berpasangan. Walaupun bagi banyak orang sistem
keluarga kurang memenuhi kebutuhan tersebut, tak ada alternatif yang nyata
selama adanya masyarakat berkelas.
Namun, tujuan utama dari keluarga bukan untuk memenuhi kebutuhan
mendasar tersebut. Keluarga bukanlah sekedar , sebuah kelompok orang dewasa
yang secara suka rela hidup bersama dalam sebuah rumah tangga, bersama dengan
anak-anak mereka. Keluarga adalah inti unit sosial-ekonomi dalam struktur
masyarakat berkelas , yang didasari pada sebuah ikatan pernikahan legal yang
memungkinkan transmisi kepemilikan pribadi dan meneruskan pembagian-pembagian klas dari satu generasi
ke generasi yang lainnya. Keluarga adalah sebuah mekanisme dasar yang
dijalankan kelas penindas menghapuskan tanggung jawab sosial terhadap kesejahteraan ekonomi buruh yang mereka
eksploitasi.
Sebagai sebuah unit ekonomi, setiap keluarga bertanggungjawab untuk
memenuhi kebutuhan ekonomi anggotanya. Di
bawah sistem keluarga tidak ada konsep bahwa masyarakat sebagai sebuah
kesatuan, harus menciptakan standar
hidup yang nyaman dan aman bagi setiap anggota masyarakat. akibatnya, manusia
dipaksa untuk tinggal bersama dalam sebuah rumah tangga yang individual.
Sistem keluarga memaksa
pmebagian kerja sosial berdasarkan pada penaklukan perempuan dan ketergantungan mereka terhadap
seorang lelaki, ayah atau suami mereka. Atas basis material inilah, ideology
sexist berkembang dan dipelihara oleh Kelas
penindas. Menggambarkan perempuan sebagai kaum
yang secara phisikologis dan mentalogis berada di bawah kaum laki-laki dan
secara biologis tidak pantas untuk berperan lebih dari melahirkan dan kerja domestik. Status hukum kaum perempuan yang lebih rendah dalam
klas masyarakat menjadi sumber dari kekerasan yang bersifat anti - perempuan,
perkosaan, penyiksaan terhadap istri dan pembunuhan bayi perempuan.
Ketika beberapa aspek dari sistem yang menindas telah ditentang
belakangan ini, dan beberapa individu telah mampu untuk mereduksi tingkat
penindasan mereka. Secara keseluruhan sistem penindasan ini masih utuh.
Tidak ada satu pun institusi lain dalam kelas masyarakat yang peran
sejatinya tersembunyi oleh prasangka dan mistifikasi seperti yang terjadi pada
keluarga.. Borjuis moralis mengklaim
bahwa keluarga adalah basis untuk kealamian dan kesatuan moral masyarakat.
Antropoligis sepakat tentang mitos bahwa
unit keluarga selalu ada. Mereka
mengabaikan fakta bahwa keluarga berasal dan berjalan dari
perkembangan kepemilikan pribadi, kmasyarakat berkelas dan negara. Mereka
mengaburkan fakta bahwa sebelum terbentuknya masyarakat
berkelas basis dari unit sosial adalah klan dan dalam setiap klan kekayaan
dibagi bersama – sama.
Bagaimanapun,
dengan berkembangnya surflus
ekonomi yang permanen dan penyalahgunaan surplus oleh individu pribadi,
pasangan mulai memisahkan diri dari klan dan membangun dumah tangga secara
terpisah. Kaum perempuan menjadi terisolasi dari aktifitas komunal dan monogami
untuk perempuan yang sudah menikah menjadi keharusan atau dipaksa untuk
mendapatkan hak waris.
Keluarga dan penaklukan terhadap perempuan hadir bersamaan
denga institusi-institusi yang lain dari
munculnya masyarakat berkelas untuk menopang lahirnya pembagian klas dan
mengabadikan akumulasi kekayaan pribadi. Negara dengan tentara-tentara dan
polisi-polisinya, hukum-hukum serta pengadilan-pengadilannya, memaksa
diterapkan hubungan keluarga ini.
Asal mula sistem keluarga dalam kepemilikan pribadi diambil dari bahasa
Latin yaitu famulus yang berarti budak rumahtangga dan familia dan arti keseluruhannya budak milik dari
seorang laki-laki.
Selama berabad abad, struktur dan
fungsi-fungsi dari institut keluarga beragam diantara masyarakat yang berbeda
dan klas yang berbeda dalam masyarakat
yang sama. Tapi fungsi esensialnya tetap
sama. Seperti halnya negara, keluarga
adalah sebuah institusi yang represif yang dibuat untuk mengabadikan
ketidakseimbangan distribusi kekayaan
dan pembagian klas dalam masyarakat kedalam klas penindas dan kelas
tertindas.
Mustahil untuk mengatakan penghapusan
keluarga . Orang – orang sosialis mencari cara untuk menghilangkan
paksaan ekonomi dan sosial yang telah menggerakkan mayoritas orang ke dalam
sebuah sistem keluarga saat ini, serta
untuk memberikan pilihan yang lebih
luas dan lebih bebas pada setiap individu dalam kehidupan mereka
Meskipun demikian, revolusi sosialis akan mewarisi banyak intitusi dari
struktur masyarakat lama, termasuk keluarga.
Peran keluarga sebagai sebuah unit ekonomi hanya akan melenyap ketika
masyarakat secara keseluruhan bertanggung jawab untuk kepentingan material
rakyat.
Seperti sistem keluarga yang sangat diperlukan dalam masyarakat
berkelas, maka penindasan terhadap
perempuan sangatlah diperlukan untuk melanggengkan sistem keluarga. Dengan munculnya sistem keluarga, perempuan yang sudah menikah
dihentikan untuk berperan secara langsung dalam produksi sosial.
Mereka dibatasi
untuk kerja-kerja domestik dalam unit individual keluarga, menjadi secara
ekonomi bergantung kepada suami. Ketergantungan
ekonomi ini menetukan status sosial
masyarakt kelas dua kaum perempuan, yang mana kosehivitas dan keberlajutan dari
sistem keluarga selalu bergantung pada status ini.
Perempuan diasingkan ke dalam perbudakan domestik dan berstatus kelas
kedua dalam masyarakat bukan karena pelayanan kepentingan laki – laki secara umum
tapi, karena berperan melayani kebutuhan perhatian dari laki-laki pada umumnya
tetapi karena melayani kebutuhan kaum laki – laki yang mempunyai properti.
Sistem kapitalis telah memperhalus dan merubah penindasan terhadap kaum
perempuan untuk memenuhi kebutuhan kapitalis. Bagi kapitalisme, penindasan
terhadap kaum perempuan memiliki banyak keuntungan ekonomi yang vital:
Ø Melalui sistem keluarga, kebanyakan perempuan berperan
sebagai tenaga kerja domestik yang tidak perlu dibayar dan ditugaskan untuk
mengurus seluruh anggota keluarga, maka dari itu menghemat pengeluaran pembayaran
dari klas kapitalis, untuk
merawat generasi buruh berikutnya dan dan sebagai bagian untuk mempertahankan generasi saat ini.
Ø Seksime adalah salah satu alat ideologi yang digunakan
oleh klas kapitalis untuk tetap memerthankan agar klas buruh terpecah, melemahkan kemampuan
kaum buruh untuk bersatu dalam mempertahankan kepentingan kelasnya.
Ø Penerimaan yang luas tentang gagasan seksis bahwa
tempat perempuan adalah di rumah memudahkan bagi kapitalis untuk membenarkan
eksploitasi terhadap kaum buruh, yang bertujuan untuk menekan upah buruh dengan
mempertahankan cadangan tenaga kerja
yang tak terpakai, dan untuk mengurangi biaya
sosial dan konsekuensi mempertahankan sebuah sektor yang besar dari populasi
hanya secara periodik menarik dalam
produksi sosial.
Pada saat yang bersamaan, kapitalis melemahkan sistem keluarga dalam
klas pekerja. Di antara para pekerja, unit keluarga berakhir menjadi
unit dari produksi seperti yang terjadi dalam masyarakakat pra-kapitalis, Walaupun unit dasar konsumsi dan reproduksi tenaga kerja tetap. Setiap anggota keluarga menjual tenaga kerjanya
secara indivudual dalam pasar tebaga kerja. Sistem
kapitalis memutuskan rantai utama ekonomi yang sebelumnya dilakukan oleh kelas
buruh secara bersama – kenyataannya bahwa mereka harus kerja sebagai unit
keluarga untuk bertahan hidup.
Sebelum indrustrialisasi kapitalis, perempuan mempunyai sedikit hak-hak
dan hampir tidak punya indentitas atau kehidupan di luar fungsi mereka di dalam
keluarga. Kebangkitan kapitalisme industri mulai mengakhiri pengasingan domestik
dengan memberikan sebuah peran priduktif yang indenpenden di luar rumah bagi
kaum perempuan . meskipun kerja ini menjadi Brutal dan eksplotatif, namun sejumlah besar
perempuan mulai untuk mencapai beberapa
tingkat kemandirian ekonomi untuk pertama kalinya sejak kebangkitan masyarakat
berkelas.
Keterlibatan sebagian besar perempuan dalam industrialisasi menimbulkan
kontradiksi antara peningkatan kemandirian ekonomi perempuan dengan penaklukan domestik mereka di dalam unit
keluarga, menggerakkan kaum perempuan untuk melawan penindasan mereka dan idiologi yang menopang penindasan.
Penindasan terhadap kaum perempuan berdasarkan jenis
kelamin (karena dia perempuan) memberikan basis obyektif bagi perempuan untuk
memobilisasi diri untuk berjuang di dalam organisasi-organisasi mereka.
Partai mendukung pembangunan sebuah gerakan pembebasan perempuan yang di
oraganisir dan di pimpin oleh kaum perempuan, dan prioritas utama adalah berjuang
untuk memenangkan dan mempertahankan hak-hak kaum perempuan.
Gerakan haruslah menolak untuk mensubordinasikan perjuangan untuk
hak-hak kaum perempuan untuk kepentingan apappun dan harus berniat menyelesaikan
perjuangan itu dengan cara apa saja dan dengan kekuatan apapun yang diperlukan.
Seperti seluruh gerakan
progresif yang lainnya, demikian juga sebuah gerakan pembebasan perempuan yang
independen tidak akan bisa berhasil jika hanya sendirian. Hanya
dengan pengggabungkan tujuan dan tuntutan-tututan dari gerakan pembebasan
perempuan dengan perjuangan klas pekerja dan gerakan progresif yang lainnya
akan menjadi kekuatan penuh untuk mencapai pembebasan perempuan.
Walaupun semua perempuan di tindas karena dia perempuan
tetapi dampak dari penindasan ini berbeda-beda tergantung dari klas sosialnya. Kaum
pekerja perempuan mengalami penindasan secara seksis dalam bentuk yang paling
akut, tidak
seperti kaum perempuan kelas pemilik modal , tidak
mempunyai kepenntingan di dalam menegakan akar dari penindasan yaitu sistem
kepemilikan pribadi. Jika gerakan pembebasan perempuan
melakukan perjuangan dengan pendirian yang teguh gerakan tersebut harus mebawa tuntutan-tuntutan dari kaum pekerja
perempuan dan melibatkan mereka dalam kepemimpinan dari gerakan.
Perjuangan pembebasan perempuan memiliki persoalan reorganisasi total masyarakat mulai dari
unit terkecil yang represif yaitu keluarga sampai pada yang lebih besar yaitu
negara. Pembebasan perempuan menuntut sebuah restrukturisasi menyeluruh dari masyarakat
produktif dan institusi-institusi reproduktif untuk memaksimalkan kesejahteraan
sosoial dan membentuk eksistensi manusia
dengan sungguh-sungguh untuk semua. Tanpa revolusi sosialis, kaum perempuan
tidak akan mampu menciptakan prakondisi material untuk pembebasan mereka.
Tanpa kesadaran dan partisipasi yang
setara dari massa luas kaum perempuan, klas pekerja tidak akan sanggup untuk mentuntaskan
revolusi sosialis dan membangun sosialisme.
Partai mencoba untuk meyakinkan klas pekerja tentang
penyatuan perjuang bagi hak-hak kaum
perempuan menjadi perjuangan klas pekerja untuk pembebasan sosial. Partai
mencoba untuk menjernihkan dan memberikan jawaban konkrit dari
persoalan-persoalan yang ditimbulkan oleh penindasan sistem kapitalis terhadap
perempuan, serta membantu gerakan
permbebasan perempuan untuk menegakkan cita-cita politik
Partai mengajukan
tuntutan-tuntutan yang secara langsung tmengenai penghapuskan penindasan khusus terhadap kaum perempuan dan melawan
klas kapitalis serta institusi sosial
dan institusi politik kapitalis , yang bertanggung jawab secara ekonomi dan
kondisi-kondisi sosial yang menjadi dasar penindasan terhadap kaum perempuan.
Tuntutan-tututan tersebut dapat dirangkum sebagai berikut :
1. Hak
perempuan untuk mengkontrol tubuh mereka sendiri. Hak ini Harus menjadi hak tunggal bagi setiap
perempuan memutuskan untuk mencegah atau mengakhiri sebuah kehamilan.
Semua undang-undang anti-aborsi harus di cabut / di batalkan.
Aborsi haruslah menjadi tuntutan dan biayanya harus sepenuhnya di
tanggung oleh sistem pelayanan kesehatan. Kontrasepsi yang aman dan
terpecaya baik untuk perempuan ataupun
laki-laki harus tersedia dengan bebas untuk setiap yang memerlukannya.
KB dan pusat-pusat pendidikan seksual yang dibiayai oleh negara harus di
bangun di setiap sekolah, lingkungan perumahan, rumah sakit-rumah sakit dan di
tempat-tempat kerja. Hak untuk kebebasan reproduksi termasuk hak bagi perempuan
untuk melahirkan jika itu menjadi pilihannya. Sterilisasi tanpa ijin perempuan
atau menggunakan tekanan untuk memperoleh ijin perempuan harus di hukum.
2. Hak
Perempuan untuk indenpden secara ekonomi dan kesetaraan. Termasuk hak untuk menjadi tenaga
kerja penuh, kesetaraan upah, mendapat akses pekerjaan non- tradisional dan
kenaikan upah dalam pekerjaan tradisional perempuan membuat mereka sebanding dengan jabatan tradisonal laki-laki
yang memerlukan level dan keahlian serupa. Pekerja-pekerja paruh waktu harus
dijamin mendapatkan upah yang sama seperti full timer untuk setiap jam.
Partai juga mendukung bayaran untuk cuti pemeliharaan anak, akses yang
sama untuk mendapatkan tunjangan bagi pengangguran tanpa memandang status
perkawinan dan mengakhiri diskriminasi terhadap perempuan lewat program-program
pelatihan dan pelatihan ulang. Undang-undang yang berguna untuk melindungi
kondisi-kondisi pekerjaaan yang khusus untuk kaum perempuan harus di tawarkan kepada laki-laki supaya
memperbaiki kondisi kerja semua pekerja dan untuk mencegah tindakan serupa
sebuah dalih untuk diskriminasi terhadap perempuan.
Pewajiban untuk menyediakan
kuota, sangatlah penting untuk mengatasi dampak-dampak darii diskriminasi sistimatik selama beberapa dekade
dalam pekerjaan, pelatihan dan promosi. Untuk mengatasi ketidakseimbangan yang ada, perawatan
prefensial haruslah diiberikan kepada perempuan di dalam pekerjaan , pelatihan, penataran dan penyesuaian diri dalam kenaikan
jabatan.
Pelayanan pemeliharaan anak yang
murah dan nyaman adalah penting untuk memungkinkan perempuan untuk mencapai
partusipasi setara dalam angktan kerja . Kebutuhan
mendesak adalah sebuah program untuk menciptakan hubungan kerja yang bebas,
dibiayai negara, pusat-pusat pemeliharaan anak ada disetiap lingkungan perumahan
dan di tempat kerja yang besar. Pusat-pusat itu harus terbuka setiap
saat dan bisa untuk mengurus semua anak-anak mulai dari tahap perkembangan
sampai mendekati masa remaja. Pengasuhan/pemeliharaan , kesejahteraan dan
pendidikan anak-anak harus menjadi tanggung jawab bersama dari masyarakat, dari
pada semata-mata menjadi beban individu orang tua. Hukum-hukum yang mengijinkan hak kepemilikan
orang tua dan mengontrol anak secara penuh harus dihapuskan.
Kaum perempuan tidak akan bisa
menikmati kesetaraan ekonomi dengan kaum
laki-laki sepanjang mereka dipaksa untuk
memikul beban utama dari pekerjaan-pekerjaan domestik (rumah tangga). Ini
adalah persoalan yang diciptakan secara sosial yang memerlukan sebuah solusi
sosial. Solusi ini termasuk sosialisasi dari pelayanan domestik (rumah tangga)
through the creation of a network of easly accsible, harga murah, fasilitas
laundri untuk umum, kafetaria-kafetaria dan rumah makan-rumah makan, pelayanan
kebersihan rumah pada basis industri dan lain
sebagainya.
3. Hak
Perempuan untuk mendapatkan kesempatan pendidikanyang setara .
Sistem pendidikan saat ini mendiskriminasikan kaum perempuan dalam semua level
mulai taman kanak-kanak sampai tingkatan sarjana. stereotip sex dalam buku-buku
pendidikan Harus dihentikan, dan berhenti untuk menghubungkan
siswa/pelajar kedalam subjek laki-laki dan perempuan dan untuk semua bentuk-bentuk yang menekan pelajar/siswa
perempuan untuk mempesiapkan diri mereka untuk pekerjaan yang disebut pekerjaan
perempuan (mengurus rumah, perawat, guru dan pekerjaan kesekretariatan).
Program-program pengakuan
khusus harus dikenalkan untuk memberi semangat kepada kaum perempuan untuk
enter budaya dominasi laki-laki dari mata pelajaran dan pekerjaan.
4. Hak
Perempuan untuk bebas dari kekerasan
seksual dan eksploitasi. Kekerasan yang bersifat seksis adalah
kenyataan sehari-hari yang dialami oleh semua perempuan dalam segala bentuk.
Meskipun saat ini tidak mengambil bentuk ekstrim dari perkosaan,
pemukulan-pemukulan dan pemburuhan, setiap saat menjadi ancaman serangan
seksual secara implisit di dalam jangkauan yang luas dari kepustakaan seksis
dan
Dibutuhkan sebuah kampanye
pendidikan yang masif untuk mengkaunter keingingan untuk menindas
perempuan. Kampanye ini harus didukung
oleh pemerintah dan bekerja sama dengan
gerakan perempuan. Hukum-hukum pelecehan seksual terhadap perempuan haruslah
diperkuat dan dilaksankan dengan tegas.
Semakin bertambahnya perkosaan,
pemukulan terhadap istri dan penyerangan seksual kepada anak-anak mempertegas
kebutuhan untuk meningkatkan fasilitas untuk korban – korban tersebut.
Fasiltitas-fasilitas tersebut harus independen
dari pengadilan dan polisi, dari mereka yang berperan sebagaic status quo. .
Semua hukum yang membutuhkan pembenaran
dari penyerangan seksual atau kesaksian dari kerusakan fisik atau yang
melimpahkan kesalahan pada perempuan
korban perkosaan harus dibatalkan. Pertanyaan-pertanyaan terhadap perempuan
korban perkosaan tentang masa lalu aktivitas seksual mereka harus di larang.
Pelacuran tidak seharusnya
diperlakukan sebagai krimial. Semua hukum yang mengorbankan pelacuran harus
dibatalkan.
1 Judul Asli : For the Liberation of Women di ambil dari materi
Democratic Social Party
2 Ketua Bidang Perempuan Partai Rakyat Demokratik
Diterjemahkan
oleh : Vivi Widyawati2
Penindasan terhadap kaum perempuan integral dalam sistem
masyarakat kapitalis dan juga integral dalam semua klas dalam masyarakat sejak
berakhirnya sistem masyarakat komunal primitif.
Penindasan terhadap kaum perempuan dilembagakan dalam sebuah sistem
keluarga. Dalam masyarakat berkelas, keluarga merupakan satu-satunya lembaga
yang bagi kebanyakan orang dapat beralih untuk memenuhi beberapa kebutuhan
dasar manusia termasuk cinta dan berpasangan. Walaupun bagi banyak orang sistem
keluarga kurang memenuhi kebutuhan tersebut, tak ada alternatif yang nyata
selama adanya masyarakat berkelas.
Namun, tujuan utama dari keluarga bukan untuk memenuhi kebutuhan
mendasar tersebut. Keluarga bukanlah sekedar , sebuah kelompok orang dewasa
yang secara suka rela hidup bersama dalam sebuah rumah tangga, bersama dengan
anak-anak mereka. Keluarga adalah inti unit sosial-ekonomi dalam struktur
masyarakat berkelas , yang didasari pada sebuah ikatan pernikahan legal yang
memungkinkan transmisi kepemilikan pribadi dan meneruskan pembagian-pembagian klas dari satu generasi
ke generasi yang lainnya. Keluarga adalah sebuah mekanisme dasar yang
dijalankan kelas penindas menghapuskan tanggung jawab sosial terhadap kesejahteraan ekonomi buruh yang mereka
eksploitasi.
Sebagai sebuah unit ekonomi, setiap keluarga bertanggungjawab untuk
memenuhi kebutuhan ekonomi anggotanya. Di
bawah sistem keluarga tidak ada konsep bahwa masyarakat sebagai sebuah
kesatuan, harus menciptakan standar
hidup yang nyaman dan aman bagi setiap anggota masyarakat. akibatnya, manusia
dipaksa untuk tinggal bersama dalam sebuah rumah tangga yang individual.
Sistem keluarga memaksa
pmebagian kerja sosial berdasarkan pada penaklukan perempuan dan ketergantungan mereka terhadap
seorang lelaki, ayah atau suami mereka. Atas basis material inilah, ideology
sexist berkembang dan dipelihara oleh Kelas
penindas. Menggambarkan perempuan sebagai kaum
yang secara phisikologis dan mentalogis berada di bawah kaum laki-laki dan
secara biologis tidak pantas untuk berperan lebih dari melahirkan dan kerja domestik. Status hukum kaum perempuan yang lebih rendah dalam
klas masyarakat menjadi sumber dari kekerasan yang bersifat anti - perempuan,
perkosaan, penyiksaan terhadap istri dan pembunuhan bayi perempuan.
Ketika beberapa aspek dari sistem yang menindas telah ditentang
belakangan ini, dan beberapa individu telah mampu untuk mereduksi tingkat
penindasan mereka. Secara keseluruhan sistem penindasan ini masih utuh.
Tidak ada satu pun institusi lain dalam kelas masyarakat yang peran
sejatinya tersembunyi oleh prasangka dan mistifikasi seperti yang terjadi pada
keluarga.. Borjuis moralis mengklaim
bahwa keluarga adalah basis untuk kealamian dan kesatuan moral masyarakat.
Antropoligis sepakat tentang mitos bahwa
unit keluarga selalu ada. Mereka
mengabaikan fakta bahwa keluarga berasal dan berjalan dari
perkembangan kepemilikan pribadi, kmasyarakat berkelas dan negara. Mereka
mengaburkan fakta bahwa sebelum terbentuknya masyarakat
berkelas basis dari unit sosial adalah klan dan dalam setiap klan kekayaan
dibagi bersama – sama.
Bagaimanapun,
dengan berkembangnya surflus
ekonomi yang permanen dan penyalahgunaan surplus oleh individu pribadi,
pasangan mulai memisahkan diri dari klan dan membangun dumah tangga secara
terpisah. Kaum perempuan menjadi terisolasi dari aktifitas komunal dan monogami
untuk perempuan yang sudah menikah menjadi keharusan atau dipaksa untuk
mendapatkan hak waris.
Keluarga dan penaklukan terhadap perempuan hadir bersamaan
denga institusi-institusi yang lain dari
munculnya masyarakat berkelas untuk menopang lahirnya pembagian klas dan
mengabadikan akumulasi kekayaan pribadi. Negara dengan tentara-tentara dan
polisi-polisinya, hukum-hukum serta pengadilan-pengadilannya, memaksa
diterapkan hubungan keluarga ini.
Asal mula sistem keluarga dalam kepemilikan pribadi diambil dari bahasa
Latin yaitu famulus yang berarti budak rumahtangga dan familia dan arti keseluruhannya budak milik dari
seorang laki-laki.
Selama berabad abad, struktur dan
fungsi-fungsi dari institut keluarga beragam diantara masyarakat yang berbeda
dan klas yang berbeda dalam masyarakat
yang sama. Tapi fungsi esensialnya tetap
sama. Seperti halnya negara, keluarga
adalah sebuah institusi yang represif yang dibuat untuk mengabadikan
ketidakseimbangan distribusi kekayaan
dan pembagian klas dalam masyarakat kedalam klas penindas dan kelas
tertindas.
Mustahil untuk mengatakan penghapusan
keluarga . Orang – orang sosialis mencari cara untuk menghilangkan
paksaan ekonomi dan sosial yang telah menggerakkan mayoritas orang ke dalam
sebuah sistem keluarga saat ini, serta
untuk memberikan pilihan yang lebih
luas dan lebih bebas pada setiap individu dalam kehidupan mereka
Meskipun demikian, revolusi sosialis akan mewarisi banyak intitusi dari
struktur masyarakat lama, termasuk keluarga.
Peran keluarga sebagai sebuah unit ekonomi hanya akan melenyap ketika
masyarakat secara keseluruhan bertanggung jawab untuk kepentingan material
rakyat.
Seperti sistem keluarga yang sangat diperlukan dalam masyarakat
berkelas, maka penindasan terhadap
perempuan sangatlah diperlukan untuk melanggengkan sistem keluarga. Dengan munculnya sistem keluarga, perempuan yang sudah menikah
dihentikan untuk berperan secara langsung dalam produksi sosial.
Mereka dibatasi
untuk kerja-kerja domestik dalam unit individual keluarga, menjadi secara
ekonomi bergantung kepada suami. Ketergantungan
ekonomi ini menetukan status sosial
masyarakt kelas dua kaum perempuan, yang mana kosehivitas dan keberlajutan dari
sistem keluarga selalu bergantung pada status ini.
Perempuan diasingkan ke dalam perbudakan domestik dan berstatus kelas
kedua dalam masyarakat bukan karena pelayanan kepentingan laki – laki secara umum
tapi, karena berperan melayani kebutuhan perhatian dari laki-laki pada umumnya
tetapi karena melayani kebutuhan kaum laki – laki yang mempunyai properti.
Sistem kapitalis telah memperhalus dan merubah penindasan terhadap kaum
perempuan untuk memenuhi kebutuhan kapitalis. Bagi kapitalisme, penindasan
terhadap kaum perempuan memiliki banyak keuntungan ekonomi yang vital:
Ø Melalui sistem keluarga, kebanyakan perempuan berperan
sebagai tenaga kerja domestik yang tidak perlu dibayar dan ditugaskan untuk
mengurus seluruh anggota keluarga, maka dari itu menghemat pengeluaran pembayaran
dari klas kapitalis, untuk
merawat generasi buruh berikutnya dan dan sebagai bagian untuk mempertahankan generasi saat ini.
Ø Seksime adalah salah satu alat ideologi yang digunakan
oleh klas kapitalis untuk tetap memerthankan agar klas buruh terpecah, melemahkan kemampuan
kaum buruh untuk bersatu dalam mempertahankan kepentingan kelasnya.
Ø Penerimaan yang luas tentang gagasan seksis bahwa
tempat perempuan adalah di rumah memudahkan bagi kapitalis untuk membenarkan
eksploitasi terhadap kaum buruh, yang bertujuan untuk menekan upah buruh dengan
mempertahankan cadangan tenaga kerja
yang tak terpakai, dan untuk mengurangi biaya
sosial dan konsekuensi mempertahankan sebuah sektor yang besar dari populasi
hanya secara periodik menarik dalam
produksi sosial.
Pada saat yang bersamaan, kapitalis melemahkan sistem keluarga dalam
klas pekerja. Di antara para pekerja, unit keluarga berakhir menjadi
unit dari produksi seperti yang terjadi dalam masyarakakat pra-kapitalis, Walaupun unit dasar konsumsi dan reproduksi tenaga kerja tetap. Setiap anggota keluarga menjual tenaga kerjanya
secara indivudual dalam pasar tebaga kerja. Sistem
kapitalis memutuskan rantai utama ekonomi yang sebelumnya dilakukan oleh kelas
buruh secara bersama – kenyataannya bahwa mereka harus kerja sebagai unit
keluarga untuk bertahan hidup.
Sebelum indrustrialisasi kapitalis, perempuan mempunyai sedikit hak-hak
dan hampir tidak punya indentitas atau kehidupan di luar fungsi mereka di dalam
keluarga. Kebangkitan kapitalisme industri mulai mengakhiri pengasingan domestik
dengan memberikan sebuah peran priduktif yang indenpenden di luar rumah bagi
kaum perempuan . meskipun kerja ini menjadi Brutal dan eksplotatif, namun sejumlah besar
perempuan mulai untuk mencapai beberapa
tingkat kemandirian ekonomi untuk pertama kalinya sejak kebangkitan masyarakat
berkelas.
Keterlibatan sebagian besar perempuan dalam industrialisasi menimbulkan
kontradiksi antara peningkatan kemandirian ekonomi perempuan dengan penaklukan domestik mereka di dalam unit
keluarga, menggerakkan kaum perempuan untuk melawan penindasan mereka dan idiologi yang menopang penindasan.
Penindasan terhadap kaum perempuan berdasarkan jenis
kelamin (karena dia perempuan) memberikan basis obyektif bagi perempuan untuk
memobilisasi diri untuk berjuang di dalam organisasi-organisasi mereka.
Partai mendukung pembangunan sebuah gerakan pembebasan perempuan yang di
oraganisir dan di pimpin oleh kaum perempuan, dan prioritas utama adalah berjuang
untuk memenangkan dan mempertahankan hak-hak kaum perempuan.
Gerakan haruslah menolak untuk mensubordinasikan perjuangan untuk
hak-hak kaum perempuan untuk kepentingan apappun dan harus berniat menyelesaikan
perjuangan itu dengan cara apa saja dan dengan kekuatan apapun yang diperlukan.
Seperti seluruh gerakan
progresif yang lainnya, demikian juga sebuah gerakan pembebasan perempuan yang
independen tidak akan bisa berhasil jika hanya sendirian. Hanya
dengan pengggabungkan tujuan dan tuntutan-tututan dari gerakan pembebasan
perempuan dengan perjuangan klas pekerja dan gerakan progresif yang lainnya
akan menjadi kekuatan penuh untuk mencapai pembebasan perempuan.
Walaupun semua perempuan di tindas karena dia perempuan
tetapi dampak dari penindasan ini berbeda-beda tergantung dari klas sosialnya. Kaum
pekerja perempuan mengalami penindasan secara seksis dalam bentuk yang paling
akut, tidak
seperti kaum perempuan kelas pemilik modal , tidak
mempunyai kepenntingan di dalam menegakan akar dari penindasan yaitu sistem
kepemilikan pribadi. Jika gerakan pembebasan perempuan
melakukan perjuangan dengan pendirian yang teguh gerakan tersebut harus mebawa tuntutan-tuntutan dari kaum pekerja
perempuan dan melibatkan mereka dalam kepemimpinan dari gerakan.
Perjuangan pembebasan perempuan memiliki persoalan reorganisasi total masyarakat mulai dari
unit terkecil yang represif yaitu keluarga sampai pada yang lebih besar yaitu
negara. Pembebasan perempuan menuntut sebuah restrukturisasi menyeluruh dari masyarakat
produktif dan institusi-institusi reproduktif untuk memaksimalkan kesejahteraan
sosoial dan membentuk eksistensi manusia
dengan sungguh-sungguh untuk semua. Tanpa revolusi sosialis, kaum perempuan
tidak akan mampu menciptakan prakondisi material untuk pembebasan mereka.
Tanpa kesadaran dan partisipasi yang
setara dari massa luas kaum perempuan, klas pekerja tidak akan sanggup untuk mentuntaskan
revolusi sosialis dan membangun sosialisme.
Partai mencoba untuk meyakinkan klas pekerja tentang
penyatuan perjuang bagi hak-hak kaum
perempuan menjadi perjuangan klas pekerja untuk pembebasan sosial. Partai
mencoba untuk menjernihkan dan memberikan jawaban konkrit dari
persoalan-persoalan yang ditimbulkan oleh penindasan sistem kapitalis terhadap
perempuan, serta membantu gerakan
permbebasan perempuan untuk menegakkan cita-cita politik
Partai mengajukan
tuntutan-tuntutan yang secara langsung tmengenai penghapuskan penindasan khusus terhadap kaum perempuan dan melawan
klas kapitalis serta institusi sosial
dan institusi politik kapitalis , yang bertanggung jawab secara ekonomi dan
kondisi-kondisi sosial yang menjadi dasar penindasan terhadap kaum perempuan.
Tuntutan-tututan tersebut dapat dirangkum sebagai berikut :
1. Hak
perempuan untuk mengkontrol tubuh mereka sendiri. Hak ini Harus menjadi hak tunggal bagi setiap
perempuan memutuskan untuk mencegah atau mengakhiri sebuah kehamilan.
Semua undang-undang anti-aborsi harus di cabut / di batalkan.
Aborsi haruslah menjadi tuntutan dan biayanya harus sepenuhnya di
tanggung oleh sistem pelayanan kesehatan. Kontrasepsi yang aman dan
terpecaya baik untuk perempuan ataupun
laki-laki harus tersedia dengan bebas untuk setiap yang memerlukannya.
KB dan pusat-pusat pendidikan seksual yang dibiayai oleh negara harus di
bangun di setiap sekolah, lingkungan perumahan, rumah sakit-rumah sakit dan di
tempat-tempat kerja. Hak untuk kebebasan reproduksi termasuk hak bagi perempuan
untuk melahirkan jika itu menjadi pilihannya. Sterilisasi tanpa ijin perempuan
atau menggunakan tekanan untuk memperoleh ijin perempuan harus di hukum.
2. Hak
Perempuan untuk indenpden secara ekonomi dan kesetaraan. Termasuk hak untuk menjadi tenaga
kerja penuh, kesetaraan upah, mendapat akses pekerjaan non- tradisional dan
kenaikan upah dalam pekerjaan tradisional perempuan membuat mereka sebanding dengan jabatan tradisonal laki-laki
yang memerlukan level dan keahlian serupa. Pekerja-pekerja paruh waktu harus
dijamin mendapatkan upah yang sama seperti full timer untuk setiap jam.
Partai juga mendukung bayaran untuk cuti pemeliharaan anak, akses yang
sama untuk mendapatkan tunjangan bagi pengangguran tanpa memandang status
perkawinan dan mengakhiri diskriminasi terhadap perempuan lewat program-program
pelatihan dan pelatihan ulang. Undang-undang yang berguna untuk melindungi
kondisi-kondisi pekerjaaan yang khusus untuk kaum perempuan harus di tawarkan kepada laki-laki supaya
memperbaiki kondisi kerja semua pekerja dan untuk mencegah tindakan serupa
sebuah dalih untuk diskriminasi terhadap perempuan.
Pewajiban untuk menyediakan
kuota, sangatlah penting untuk mengatasi dampak-dampak darii diskriminasi sistimatik selama beberapa dekade
dalam pekerjaan, pelatihan dan promosi. Untuk mengatasi ketidakseimbangan yang ada, perawatan
prefensial haruslah diiberikan kepada perempuan di dalam pekerjaan , pelatihan, penataran dan penyesuaian diri dalam kenaikan
jabatan.
Pelayanan pemeliharaan anak yang
murah dan nyaman adalah penting untuk memungkinkan perempuan untuk mencapai
partusipasi setara dalam angktan kerja . Kebutuhan
mendesak adalah sebuah program untuk menciptakan hubungan kerja yang bebas,
dibiayai negara, pusat-pusat pemeliharaan anak ada disetiap lingkungan perumahan
dan di tempat kerja yang besar. Pusat-pusat itu harus terbuka setiap
saat dan bisa untuk mengurus semua anak-anak mulai dari tahap perkembangan
sampai mendekati masa remaja. Pengasuhan/pemeliharaan , kesejahteraan dan
pendidikan anak-anak harus menjadi tanggung jawab bersama dari masyarakat, dari
pada semata-mata menjadi beban individu orang tua. Hukum-hukum yang mengijinkan hak kepemilikan
orang tua dan mengontrol anak secara penuh harus dihapuskan.
Kaum perempuan tidak akan bisa
menikmati kesetaraan ekonomi dengan kaum
laki-laki sepanjang mereka dipaksa untuk
memikul beban utama dari pekerjaan-pekerjaan domestik (rumah tangga). Ini
adalah persoalan yang diciptakan secara sosial yang memerlukan sebuah solusi
sosial. Solusi ini termasuk sosialisasi dari pelayanan domestik (rumah tangga)
through the creation of a network of easly accsible, harga murah, fasilitas
laundri untuk umum, kafetaria-kafetaria dan rumah makan-rumah makan, pelayanan
kebersihan rumah pada basis industri dan lain
sebagainya.
3. Hak
Perempuan untuk mendapatkan kesempatan pendidikanyang setara .
Sistem pendidikan saat ini mendiskriminasikan kaum perempuan dalam semua level
mulai taman kanak-kanak sampai tingkatan sarjana. stereotip sex dalam buku-buku
pendidikan Harus dihentikan, dan berhenti untuk menghubungkan
siswa/pelajar kedalam subjek laki-laki dan perempuan dan untuk semua bentuk-bentuk yang menekan pelajar/siswa
perempuan untuk mempesiapkan diri mereka untuk pekerjaan yang disebut pekerjaan
perempuan (mengurus rumah, perawat, guru dan pekerjaan kesekretariatan).
Program-program pengakuan
khusus harus dikenalkan untuk memberi semangat kepada kaum perempuan untuk
enter budaya dominasi laki-laki dari mata pelajaran dan pekerjaan.
4. Hak
Perempuan untuk bebas dari kekerasan
seksual dan eksploitasi. Kekerasan yang bersifat seksis adalah
kenyataan sehari-hari yang dialami oleh semua perempuan dalam segala bentuk.
Meskipun saat ini tidak mengambil bentuk ekstrim dari perkosaan,
pemukulan-pemukulan dan pemburuhan, setiap saat menjadi ancaman serangan
seksual secara implisit di dalam jangkauan yang luas dari kepustakaan seksis
dan
Dibutuhkan sebuah kampanye
pendidikan yang masif untuk mengkaunter keingingan untuk menindas
perempuan. Kampanye ini harus didukung
oleh pemerintah dan bekerja sama dengan
gerakan perempuan. Hukum-hukum pelecehan seksual terhadap perempuan haruslah
diperkuat dan dilaksankan dengan tegas.
Semakin bertambahnya perkosaan,
pemukulan terhadap istri dan penyerangan seksual kepada anak-anak mempertegas
kebutuhan untuk meningkatkan fasilitas untuk korban – korban tersebut.
Fasiltitas-fasilitas tersebut harus independen
dari pengadilan dan polisi, dari mereka yang berperan sebagaic status quo. .
Semua hukum yang membutuhkan pembenaran
dari penyerangan seksual atau kesaksian dari kerusakan fisik atau yang
melimpahkan kesalahan pada perempuan
korban perkosaan harus dibatalkan. Pertanyaan-pertanyaan terhadap perempuan
korban perkosaan tentang masa lalu aktivitas seksual mereka harus di larang.
Pelacuran tidak seharusnya
diperlakukan sebagai krimial. Semua hukum yang mengorbankan pelacuran harus
dibatalkan.
1 Judul Asli : For the Liberation of Women di ambil dari materi
Democratic Social Party
2 Ketua Bidang Perempuan Partai Rakyat Demokratik
Tue Aug 01, 2023 9:56 pm by wisatasemarang
» Portable STATA 18 Crack Full Version
Thu May 11, 2023 5:24 pm by wisatasemarang
» NVivo 12 Crack Full version
Mon Jan 30, 2023 11:16 am by wisatasemarang
» Tutorial Difference In difference (DID (Diff-in-Diff) With Eviews 13
Thu Nov 03, 2022 6:24 am by wisatasemarang
» Online Workshop Smart PLS Minggu, 01 Oktober 2022
Sat Sep 17, 2022 11:35 am by wisatasemarang
» kumpulan ebook tentang robot
Fri Jan 02, 2015 10:04 pm by kyuru
» MANTRA PELET
Wed May 16, 2012 3:31 am by orlandojack
» book love of spell
Sat Mar 24, 2012 8:08 pm by rifqi as
» attraction Formula
Sat Mar 24, 2012 7:09 pm by rifqi as