Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Join the forum, it's quick and easy

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

salah satu forum terbesar tempat kita bernostalgia

Login

Lupa password?

Our traffic

info rakyat

Sun Oct 31, 2010 9:05 pm by admin

---------------
PEMBERITAHUAN....

SF ZONA RELIGI SEKARANG KAMI PINDAH KE [You must be registered and logged in to see this link.] ANDA BISA BERPARTISIPASI DAN MENJADI MODERATOR SESUAI PERMINTAAN ANDA DENGAN REQUEST VIA SMS NO ADMIN 081945520865


Sekilas Info

Sun Jun 27, 2010 2:44 pm by admin

kabar gembira, forum lentera-rakyat mulai hari ini juga bisa diakses melalui [You must be registered and logged in to see this link.]


3 posters

    rahasia 7 langit

    sumanto
    sumanto
    Mega Ultimate Member


    Zodiac : Libra Jumlah posting : 123
    Join date : 03.07.10
    Age : 58
    Lokasi : di belakangmu

    rahasia 7 langit Empty rahasia 7 langit

    Post by sumanto Wed Jul 07, 2010 2:46 pm

    Tujuh Langit, Tidak
    Berarti Tujuh Lapis




    Menarik menyimak argumentasi para peminat astronomi tentang
    makna sab'a samaawaat (tujuh langit). Namun ada kesan pemaksaan fenomena
    astronomis untuk dicocokkan dengan eksistensi lapisan-lapisan langit.

    Di kalangan mufasirin lama pernah juga berkembang penafsiran
    lapisan-lapisan langit itu berdasarkan konsep geosentris. Bulan pada langit
    pertama, kemudian disusul Merkurius, Venus, Matahari, Mars, Jupiter, dan
    Saturnus pada langit ke dua sampai ke tujuh.

    Konsep geosentris tersebut yang dipadukan dengan astrologi
    (suatu hal yang tidak terpisahkan dengan astronomi pada masa itu) sejak sebelum
    zaman Islam telah dikenal dan melahirkan konsep tujuh hari dalam sepekan.
    Benda-benda langit itu dianggap mempengaruhi kehidupan manusia dari jam ke jam
    secara bergantian dari yang terjauh ke yang terdekat.

    Bukanlah suatu kebetulan 1 Januari tahun 1 ditetapkan sebagai
    hari Sabtu (Saturday -- hari Saturnus -- atau Doyobi dalam bahasa Jepang yang
    secara jelas menyebut nama hari dengan nama benda langitnya). Pada jam 00.00
    itu Saturnus yang dianggap berpengaruh pada kehidupan manusia. Bila diurut
    selama 24 jam, pada jam 00.00 berikutnya jatuh pada matahari. Jadilah hari
    berikutnya sebagai hari matahari (Sunday, Nichyobi). Dan seterusnya.

    Hari-hari yang lain dipengaruhi oleh benda-benda langit yang
    lain. Secara berurutan hari-hari itu menjadi hari Bulan (Monday, getsuyobi,
    Senin), hari Mars (Kayobi, Selasa), hari Merkurius (Suiyobi, Rabu), hari
    Jupiter (Mokuyobi, Kamis), dan hari Venus (Kinyobi, Jum'at). Itulah asal mula
    satu pekan menjadi tujuh hari.

    Pemahaman tentang tujuh langit sebagai tujuh lapis langit
    dalam konsep keislaman mungkin bukan sekadar pengaruh konsep geosentris lama,
    tetapi juga diambil dari kisah mi'raj Rasulullah SAW. Mi'raj adalah perjalanan
    dari masjidil Aqsha ke Sidratul Muntaha yang secara harfiah berarti 'tumbuhan
    sidrah yang tak terlampaui', suatu perlambang batas yang tak ada manusia atau
    makhluk lainnya bisa mengetahui lebih jauh lagi. Hanya Allah yang tahu hal-hal
    yang lebih jauh dari batas itu. Sedikit sekali penjelasan dalam Al-Qur'an dan
    hadits yang menerangkan apa, di mana, dan bagaimana sidratul muntaha itu.

    Secara sekilas kisah mi'raj di dalam hadits shahih sebagai
    berikut: Mula-mula Rasulullah SAW memasuki langit dunia. Di sana dijumpainya
    Nabi Adam yang dikanannya berjejer para ruh ahli surga dan di kirinya para ruh
    ahli neraka. Perjalanan diteruskan ke langit ke dua sampai ke tujuh. Di langit
    ke dua dijumpainya Nabi Isa dan Nabi Yahya. Di langit ke tiga ada Nabi Yusuf.
    Nabi Idris dijumpai di langit ke empat. Lalu Nabi SAW bertemu dengan Nabi Harun
    di langit ke lima, Nabi Musa di langit ke enam, dan Nabi Ibrahim di langit ke
    tujuh. Di langit ke tujuh dilihatnya baitul Ma'mur, tempat 70.000 malaikat
    shalat tiap harinya, setiap malaikat hanya sekali memasukinya dan tak akan
    pernah masuk lagi.

    Perjalanan dilanjutkan ke Sidratul Muntaha. Dari Sidratul
    Muntaha didengarnya kalam-kalam ('pena'). Dari sidratul muntaha dilihatnya pula
    empat sungai, dua sungai non-fisik (bathin) di surga, dua sungai fisik (dhahir)
    di dunia: sungai Efrat di Iraq dan sungai Nil di Mesir.

    Jibril juga mengajak Rasulullah SAW melihat surga yang indah.
    Inilah yang dijelaskan pula dalam Al-Qur'an surat An-Najm. Di Sidratul Muntaha
    itu pula Nabi melihat wujud Jibril yang sebenarnya. Puncak dari perjalanan itu
    adalah diterimanya perintah shalat wajib.

    Lapisan Langit?



    Langit (samaa' atau samawat) di dalam Al-Qur'an berarti segala
    yang ada di atas kita, yang berarti pula angkasa luar, yang berisi galaksi,
    bintang, planet, batuan, debu, dan gas yang bertebaran. Dan lapisan-lapisan
    yang melukiskan tempat kedudukan benda-benda langit sama sekali tidak dikenal
    dalam astronomi.

    Ada yang berpendapat lapisan itu ada dengan berdalil pada QS
    67:3 dan 71:15 sab'a samaawaatin thibaqaa. Tafsir Depag menyebutkan "tujuh
    langit berlapis-lapis" atau "tujuh langit bertingkat-tingkat".
    Walaupun demikian, itu tidak bermakna tujuh lapis langit. Makna thibaqaa, bukan
    berarti berlapis-lapis seperti kulit bawang, tetapi (berdasarkan
    tafsir/terjemah Yusuf Ali, A. Hassan, Hasbi Ash-Shidiq, dan lain-lain) bermakna
    bertingkat-tingkat, bertumpuk, satu di atas yang lain.

    "Bertingkat-tingkat" berarti jaraknya berbeda-beda.
    Walaupun kita melihat benda-benda langit seperti menempel pada bola langit,
    sesungguhnya jaraknya tidak sama. Rasi-rasi bintang yang dilukiskan mirip
    kalajengking, mirip layang-layang, dan sebagainya sebenarnya jaraknya
    berjauhan, tidak sebidang seperti titik-titik pada gambar di kertas.

    Lalu apa makna tujuh langit bila bukan berarti tujuh lapis
    langit? Di dalam Al-Qur'an ungkapan 'tujuh' atau 'tujuh puluh' sering mengacu
    pada jumlah yang tak terhitung banyaknya. Dalam matematika kita mengenal
    istilah "tak berhingga" dalam suatu pendekatan limit, yang berarti
    bilangan yang sedemikian besarnya yang lebih besar dari yang kita bayangkan.
    Kira-kira seperti itu pula, makna ungkapan "tujuh" dalam beberapa
    ayat Al-Qur'an.

    Misalnya, di dalam Q.S. Luqman:27 diungkapkan, "Jika
    seandainya semua pohon di bumi dijadikan sebagai pena dan lautan menjadi
    tintanya dan ditambahkan tujuh lautan lagi, maka tak akan habis Kalimat
    Allah." Tujuh lautan bukan berarti jumlah eksak, karena dengan delapan
    lautan lagi atau lebih kalimat Allah tak akan ada habisnya.

    Sama halnya dalam Q. S. 9:80: "...Walaupun kamu mohonkan
    ampun bagi mereka (kaum munafik) tujuh puluh kali, Allah tidak akan memberi
    ampun...." Jelas, ungkapan "tujuh puluh" bukan berarti bilangan
    eksak. Allah tidak mungkin mengampuni mereka bila kita mohonkan ampunan lebih
    dari tujuh puluh kali.

    Jadi, 'tujuh langit' semestinya difahami pula sebagai
    benda-benda langit yang tak terhitung banyaknya, bukan sebagai lapisan-lapisan
    langit.

    Lalu apa makna langit pertama, ke dua, sampai ke tujuh dalam
    kisah mi'raj Rasulullah SAW? Muhammad Al Banna dari Mesir menyatakan bahwa
    beberapa ahli tafsir berpendapat Sidratul Muntaha itu adalah Bintang Syi'ra,
    yang berarti menafsirkan tujuh langit dalam makna fisik. Tetapi sebagian
    lainnya, seperti Muhammad Rasyid Ridha juga dari Mesir, berpendapat bahwa tujuh
    langit dalam kisah isra' mi'raj adalah langit ghaib.

    Dalam kisah mi'raj itu peristiwa fisik bercampur dengan
    peristiwa ghaib. Misalnya pertemuan dengan ruh para Nabi, melihat dua sungai di
    surga dan dua sungai di bumi, serta melihat Baitur Makmur, tempat ibadah para
    malaikat. Jadi, saya sependapat dengan Muhammad Rasyid Ridha dan lainnya bahwa
    pengertian langit dalam kisah mi'raj itu memang bukan langit fisik yang berisi
    bintang- bintang, tetapi langit ghaib.
    detemon
    detemon
    NewBie Member


    Zodiac : Aquarius Jumlah posting : 6
    Join date : 07.08.10
    Age : 70
    Lokasi : Bogor

    rahasia 7 langit Empty Re: rahasia 7 langit

    Post by detemon Mon Sep 20, 2010 11:39 am

    bahasa Ilahiah memang tidak bisa diterjemahkan dengan bahasa harafiah semata
    admin
    admin
    Admin
    Admin


    Zodiac : Virgo Jumlah posting : 688
    Join date : 19.03.10
    Age : 36
    Lokasi : Malang-Indonesia

    rahasia 7 langit Empty Re: rahasia 7 langit

    Post by admin Mon Sep 20, 2010 5:11 pm

    detemon wrote:bahasa Ilahiah memang tidak bisa diterjemahkan dengan bahasa harafiah semata

    bagaimana dengan kontroversi alam 9 dimensi? apakah anda yakin dengan keberadaannya?

    Sponsored content


    rahasia 7 langit Empty Re: rahasia 7 langit

    Post by Sponsored content


      Waktu sekarang Thu May 09, 2024 1:54 am