Alquran
Diantara kemurahan Allah terhadap manusia adalah Dia
tidak saja memberikan sifat yang bersih yang dapat membimbing dan memberi
petunjuk kepada mereka ke arah kebaikan, tetapi juga dari waktu ke waktu Dia
mengutus seorang rasul kepada umat manusia dengan membawa kitab dari Allah dan
menyuruh mereka beribadah hanya kepada Allah saja, menyampaikan kabar gembira
dan memberikan peringatan agar menjadi bukti bagi manusia.
"
(Mereka kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan
agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya
rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."
( An Nisaa' :165).
Perkembangan dan kemajuan berpikir manusia senantiasa disertai wahyu yang
sesuai dan dapat memecahkan problematika yang dihadapi kaum setiap rasul,
sampai perkembangan itu mengalami kematangannya. Allah menghendaki agar risalah
Muhammad saw. muncul di dunia ini, maka diutuslah beliau saat manusia tengah
mengalami kekosongan para rasul, untuk menyempurnakan "bangunan"
saudara-saudara pendahulunya (para rasul) dengan syariatnya yang universal dan
abadi serta dengan kitab yang diturunkan kepadanya, yaitu Alquraanul kariim.
Rasulullah saw. bersabda yang artinya, "Perumpamaan diriku dengan para nabi sebelumku adalah
bagaikan orang yang membangun sebuah rumah. Ia kemudian membaikkan dan
memperindah rumah itu, kecuali letak satu bata di sebuah sudutnya. Maka
orang-orangpun mengelilingi rumah itu, mereka mengaguminya dan berkata,
"Seandainya bukan karena batu bata ini, tentulah rumah itu sudah sempurna.
Maka akulah batu bata itu, dan akulah penutup para nabi." (HR
Muttafaqun 'alaihi)
Quran adalah risalah Allah kepada seluruh manusia. Banyak nash yang menunjukkan
hal itu, baik di dalam Alquran maupun sunah.
"Katakanlah,
"Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua...."
(Al A'raaf :158).
"Maha Suci
Allah yang telah menurunkan Al-Furqaan (Alquran) kepada hamba-Nya, agar dia
menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam."
(Al Furqaan : 1).
"Setiap
nabi diutus kepada kaumnya secara khusus, sedang aku diutus kepada segenap umat
manusia." (HR Bukhori Muslim)
Sesudah Muhammad saw. tidak akan ada lagi kerasulan lain.
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang
laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi.
Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."(Al Ahzaab: 40).
Maka tidaklah aneh, bila Alquran dapat memenuhi semua tuntutan kemanusiaan
berdasarkan asas-asas pertama konsep agama samawi.
“Dia telah
mensyari`atkan kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan
apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada
Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah
tentangnya...." (Asy Syuuraa: 13).
Rasulullah juga telah menantang orang-orang Arab dengan Alquran, padahal
Alquran diturunkan dengan bahasa mereka dan merekapun ahli dalam bahasa dan
retorikanya. Namun ternyata mereka tidak mampu membuat apapun seperti Alquran,
atau membuat sepuluh surat saja, bahkan satu surah pun seperti Alquran. Maka
terbuktilah kemukjizatan Alquran dan terbukti pula kerasulan Muhammad.
Allah juga menetapkan untuk menjaga Alquran dan menjaga pula penyampaiannya
yang beruntun, sehingga tak ada penyimpangan atau perubahan apapun. Tentang
Jibril yang membawa Alquran didasarkan pada firman Allah yang artinya, "Dia dibawa
turun oleh ar-Ruh Al-Amin (Jibril)." (Asy Syu'araa : 193).
Dan diantara sifat Alquran dan sifat orang yang diturunkan kepadanya Alquran
adalah :
"Sesungguhnya Alquran itu benar-benar firman
(Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril), yang mempunyai kekuatan,
yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah yang mempunyai 'Arsy, yang
dita'ati di sana (di alam malaikat) lagi dipercaya. Dan temanmu (Muhammad) itu
bukanlah sekali-kali orang yang gila. Dan sesungguhnya Muhammad itu melihat
Jibril di ufuk yang terang. Dan Dia (Muhammad) bukanlah seorang yang bakhil
untuk menerangkan yang ghaib." ( At Takwiir : 19-24).
"Sesungguhnya
Alquran ini adalah bacaan yang sangat mulia, pada kitab yang terpelihara (Lauh
Mahfuzh), tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan." (Al
Waaqi'ah : 77-79).
Keistimewaan yang demikian ini tidak dimiliki oleh kitab-kitab yang terdahulu,
karena kitab-kitab itu diperuntukkan bagi satu waktu tertentu. Maha Benar Allah
dalam firman-Nya yang artinya, "Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Adz Dzikr
(Alquran), dan sesungguhnya Kamilah yang benar-benar akan menjaganya."(Al
Hijr: 9).
Risalah Alquran di samping ditujukan kepada manusia, juga ditujukan kepada jin.
"Dan
(ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan
Alquran, maka tatkala mereka menghadiri pembacaan (nya) lalu mereka berkata,
"Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)". Ketika pembacaan telah
selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan. Mereka
berkata, "Hai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab (Al
quran) yang telah diturunkan sesudah Musa yang membenarkan kitab-kitab yang
sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus. Hai kaum
kami, terimalah (seruan) orang yang menyeru kepada Allah dan berimanlah
kepada-Nya..." (Al Ahqaf : 29-31).
Dengan keistimewaan ini, Alquran memecahkan problematika manusia dalam berbagai
segi kehidupan, baik rohani, jasmani, sosial, ekonomi maupun politik dengan
solusi yang bijaksana, karena ia diturunkan oleh Yang Maha Bijaksana dan Maha
Terpuji. Pada setiap problem itu Alquran meletakkan sentuhannya yang mujarrab
dengan dasar-dasar yang umum yang dapat dijadikan landasan untuk
langkah-langkah manusia, dan yang sesuai pula buat setiap zaman. Dengan
demikian, Alquran selalu memperoleh kelayakannya di setiap waktu dan tempat,
karena Islam adalah agama yang abadi. Alangkah menariknya apa yang dikatakan
oleh seorang juru dakwah abad ke 14 ini, " Islam adalah suatu sistem yang
lengkap, ia dapat mengatasi segala gejala kehidupan. Ia adalah negara dan tanah
air, atau pemerintah dan bangsa. Ia adalah moral dan potensi atau rahmat dan
keadilan ia adalah pengetahuan dan undang-undang atau ilmu dan keputusan. Ia
adalah materi dan kekayaan, atau pendapatan dan kesejahteraan. Ia adalah jihad
dan dakwah atau negara dan ideologi. Begitu pula ia adalah aqidah yang benar
dan ibadah yang sah."
Manusia yang kini hati nuraninya tersiksa dan akhlaknya rusak, tidak mempunyai
pelindung lagi dari kejatuhannya ke jurang kehinaan selain dari pada Alquran.
"....barangsiapa
yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan
barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan
yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan
buta." (Thaahaa : 123-124).
Kaum muslimin sendirilah yang membangun obor di tengah gelapnya sistem dan
prinsip lain. Mereka harus menjauhkan diri dari segala kegemerlapan yang palsu.
Mereka harus membimbing manusia yang kebingungan dengan Alquran sehingga
terbimbing ke pantai keselamatan. Seperti halnya kaum muslimin dahulu mempunyai
negara dengan melalui Alquran, maka tidak boleh tidak pada masa kini pun mereka
harus memiliki bangsa dengan Alquran juga.
Sumber: Mabaahits fii 'Uluumil Quraan, Manna'
Khaliil al-Qattaan.
(Buku Mabaahits fii 'Uluumil Quraan telah
diterjemahkan dengan judul Studi
Ilmu-Ilmu Quran oleh Drs. Mudzakkir AS dan diterbitkan oleh PT Pustaka
Litera AntarNusa Jl. Arzimar III, blok B no. 7A, telepon (0251) 330505, 370505,
Jl. Rukem I-19, Rawamangun, telp. 4722889 Jakarta).
Al-Islam, Pusat Informasi dan
Komunikasi Islam Indonesia
Diantara kemurahan Allah terhadap manusia adalah Dia
tidak saja memberikan sifat yang bersih yang dapat membimbing dan memberi
petunjuk kepada mereka ke arah kebaikan, tetapi juga dari waktu ke waktu Dia
mengutus seorang rasul kepada umat manusia dengan membawa kitab dari Allah dan
menyuruh mereka beribadah hanya kepada Allah saja, menyampaikan kabar gembira
dan memberikan peringatan agar menjadi bukti bagi manusia.
"
(Mereka kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan
agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya
rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."
( An Nisaa' :165).
Perkembangan dan kemajuan berpikir manusia senantiasa disertai wahyu yang
sesuai dan dapat memecahkan problematika yang dihadapi kaum setiap rasul,
sampai perkembangan itu mengalami kematangannya. Allah menghendaki agar risalah
Muhammad saw. muncul di dunia ini, maka diutuslah beliau saat manusia tengah
mengalami kekosongan para rasul, untuk menyempurnakan "bangunan"
saudara-saudara pendahulunya (para rasul) dengan syariatnya yang universal dan
abadi serta dengan kitab yang diturunkan kepadanya, yaitu Alquraanul kariim.
Rasulullah saw. bersabda yang artinya, "Perumpamaan diriku dengan para nabi sebelumku adalah
bagaikan orang yang membangun sebuah rumah. Ia kemudian membaikkan dan
memperindah rumah itu, kecuali letak satu bata di sebuah sudutnya. Maka
orang-orangpun mengelilingi rumah itu, mereka mengaguminya dan berkata,
"Seandainya bukan karena batu bata ini, tentulah rumah itu sudah sempurna.
Maka akulah batu bata itu, dan akulah penutup para nabi." (HR
Muttafaqun 'alaihi)
Quran adalah risalah Allah kepada seluruh manusia. Banyak nash yang menunjukkan
hal itu, baik di dalam Alquran maupun sunah.
"Katakanlah,
"Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua...."
(Al A'raaf :158).
"Maha Suci
Allah yang telah menurunkan Al-Furqaan (Alquran) kepada hamba-Nya, agar dia
menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam."
(Al Furqaan : 1).
"Setiap
nabi diutus kepada kaumnya secara khusus, sedang aku diutus kepada segenap umat
manusia." (HR Bukhori Muslim)
Sesudah Muhammad saw. tidak akan ada lagi kerasulan lain.
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang
laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi.
Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."(Al Ahzaab: 40).
Maka tidaklah aneh, bila Alquran dapat memenuhi semua tuntutan kemanusiaan
berdasarkan asas-asas pertama konsep agama samawi.
“Dia telah
mensyari`atkan kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan
apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada
Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah
tentangnya...." (Asy Syuuraa: 13).
Rasulullah juga telah menantang orang-orang Arab dengan Alquran, padahal
Alquran diturunkan dengan bahasa mereka dan merekapun ahli dalam bahasa dan
retorikanya. Namun ternyata mereka tidak mampu membuat apapun seperti Alquran,
atau membuat sepuluh surat saja, bahkan satu surah pun seperti Alquran. Maka
terbuktilah kemukjizatan Alquran dan terbukti pula kerasulan Muhammad.
Allah juga menetapkan untuk menjaga Alquran dan menjaga pula penyampaiannya
yang beruntun, sehingga tak ada penyimpangan atau perubahan apapun. Tentang
Jibril yang membawa Alquran didasarkan pada firman Allah yang artinya, "Dia dibawa
turun oleh ar-Ruh Al-Amin (Jibril)." (Asy Syu'araa : 193).
Dan diantara sifat Alquran dan sifat orang yang diturunkan kepadanya Alquran
adalah :
"Sesungguhnya Alquran itu benar-benar firman
(Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril), yang mempunyai kekuatan,
yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah yang mempunyai 'Arsy, yang
dita'ati di sana (di alam malaikat) lagi dipercaya. Dan temanmu (Muhammad) itu
bukanlah sekali-kali orang yang gila. Dan sesungguhnya Muhammad itu melihat
Jibril di ufuk yang terang. Dan Dia (Muhammad) bukanlah seorang yang bakhil
untuk menerangkan yang ghaib." ( At Takwiir : 19-24).
"Sesungguhnya
Alquran ini adalah bacaan yang sangat mulia, pada kitab yang terpelihara (Lauh
Mahfuzh), tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan." (Al
Waaqi'ah : 77-79).
Keistimewaan yang demikian ini tidak dimiliki oleh kitab-kitab yang terdahulu,
karena kitab-kitab itu diperuntukkan bagi satu waktu tertentu. Maha Benar Allah
dalam firman-Nya yang artinya, "Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Adz Dzikr
(Alquran), dan sesungguhnya Kamilah yang benar-benar akan menjaganya."(Al
Hijr: 9).
Risalah Alquran di samping ditujukan kepada manusia, juga ditujukan kepada jin.
"Dan
(ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan
Alquran, maka tatkala mereka menghadiri pembacaan (nya) lalu mereka berkata,
"Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)". Ketika pembacaan telah
selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan. Mereka
berkata, "Hai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab (Al
quran) yang telah diturunkan sesudah Musa yang membenarkan kitab-kitab yang
sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus. Hai kaum
kami, terimalah (seruan) orang yang menyeru kepada Allah dan berimanlah
kepada-Nya..." (Al Ahqaf : 29-31).
Dengan keistimewaan ini, Alquran memecahkan problematika manusia dalam berbagai
segi kehidupan, baik rohani, jasmani, sosial, ekonomi maupun politik dengan
solusi yang bijaksana, karena ia diturunkan oleh Yang Maha Bijaksana dan Maha
Terpuji. Pada setiap problem itu Alquran meletakkan sentuhannya yang mujarrab
dengan dasar-dasar yang umum yang dapat dijadikan landasan untuk
langkah-langkah manusia, dan yang sesuai pula buat setiap zaman. Dengan
demikian, Alquran selalu memperoleh kelayakannya di setiap waktu dan tempat,
karena Islam adalah agama yang abadi. Alangkah menariknya apa yang dikatakan
oleh seorang juru dakwah abad ke 14 ini, " Islam adalah suatu sistem yang
lengkap, ia dapat mengatasi segala gejala kehidupan. Ia adalah negara dan tanah
air, atau pemerintah dan bangsa. Ia adalah moral dan potensi atau rahmat dan
keadilan ia adalah pengetahuan dan undang-undang atau ilmu dan keputusan. Ia
adalah materi dan kekayaan, atau pendapatan dan kesejahteraan. Ia adalah jihad
dan dakwah atau negara dan ideologi. Begitu pula ia adalah aqidah yang benar
dan ibadah yang sah."
Manusia yang kini hati nuraninya tersiksa dan akhlaknya rusak, tidak mempunyai
pelindung lagi dari kejatuhannya ke jurang kehinaan selain dari pada Alquran.
"....barangsiapa
yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan
barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan
yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan
buta." (Thaahaa : 123-124).
Kaum muslimin sendirilah yang membangun obor di tengah gelapnya sistem dan
prinsip lain. Mereka harus menjauhkan diri dari segala kegemerlapan yang palsu.
Mereka harus membimbing manusia yang kebingungan dengan Alquran sehingga
terbimbing ke pantai keselamatan. Seperti halnya kaum muslimin dahulu mempunyai
negara dengan melalui Alquran, maka tidak boleh tidak pada masa kini pun mereka
harus memiliki bangsa dengan Alquran juga.
Sumber: Mabaahits fii 'Uluumil Quraan, Manna'
Khaliil al-Qattaan.
(Buku Mabaahits fii 'Uluumil Quraan telah
diterjemahkan dengan judul Studi
Ilmu-Ilmu Quran oleh Drs. Mudzakkir AS dan diterbitkan oleh PT Pustaka
Litera AntarNusa Jl. Arzimar III, blok B no. 7A, telepon (0251) 330505, 370505,
Jl. Rukem I-19, Rawamangun, telp. 4722889 Jakarta).
Al-Islam, Pusat Informasi dan
Komunikasi Islam Indonesia
Tue Aug 01, 2023 9:56 pm by wisatasemarang
» Portable STATA 18 Crack Full Version
Thu May 11, 2023 5:24 pm by wisatasemarang
» NVivo 12 Crack Full version
Mon Jan 30, 2023 11:16 am by wisatasemarang
» Tutorial Difference In difference (DID (Diff-in-Diff) With Eviews 13
Thu Nov 03, 2022 6:24 am by wisatasemarang
» Online Workshop Smart PLS Minggu, 01 Oktober 2022
Sat Sep 17, 2022 11:35 am by wisatasemarang
» kumpulan ebook tentang robot
Fri Jan 02, 2015 10:04 pm by kyuru
» MANTRA PELET
Wed May 16, 2012 3:31 am by orlandojack
» book love of spell
Sat Mar 24, 2012 8:08 pm by rifqi as
» attraction Formula
Sat Mar 24, 2012 7:09 pm by rifqi as