Metode
Memimpin Organisasi Massa Demokratis Nasional
” Harus kita mengerti bahwa massa adalah
pahlawan sebenarnya, namun kita terkadang kekanak-kanakan dan acapkali
mengejeknya, dan jika tanpa pengertian ini tidak mungkin kita akan mendapatkan pengetauan yang paling rendah
sekalipun ”
1. Metode
kolektivitas dalam memimpin ORMAS DEMNAS
Kepemimpinan kolektif
Kepemimpinan kolektif
adalah metode memimpin yang tidak bertumpu pada segelintir tokoh atau
perseorangan yang menonjol. Karena sifat organisasi massa adalah milik seluruh
kelas atau golongan yang diperjuangkannya, maka monopoli kepemimpinan di tangan
satu orang tokoh akan berakibat fatal bagi kelangsungan perjuangan inilah
bedannya dengan kepemimpinan individual
Agar kegiatan operasional
perjuangan dapat berjalan dengan lancar, beberapa prinsip dasar organisasi
massa akan diletakkan sebagai fondasi dasarnya. Selain kepemimpinan kolektif
karena kepemimpinan kolektif juga menyaratkan adanya prinsip demokrasi
terpusat, sistem komite dan garis massa.
Demokrasi Terpusat.
Demokrasi
terpusat adalah prinsip berorganisasi yang mendasarkan pada demokrasi yang
dipusatkan dan kepemimpinan pusat yang berbasis demokrasi. Tujuan dari prinsip
ini adalah membawa kesatuan tindakan dari massa kaum tani agar tidak terpecahbelah
ketika harus mengambil tindakan nyata. Kekompakkan dari seluruh jajaran
organisasi massa adalah jaminan untuk memenangkan perjuangan massa secara luas.
Sistem
komite
Sistem komite adalah
pelaksanaan praktek sehari-hari dari prinsip demokrasi terpusat dan
kepemimpinan kolektif. Sistem ini berbeda dengan sistem fungsional yang biasa
digunakan sebagai sistem organisasi yang tidak demokratis. Dalam sistem ini
semua anggota akan terlibat dalam bagian-bagian kerja yang telah dirumuskan
sebelumnya. Walaupun harus kita pilih pimpinan untuk memimpin sebuah bagian
kerja atau seluruh organisasi namun hubungan pimpinan dan anggota harus setara
dan berkaitan erat. Pimpinan tidak punya hak khusus, suara pimpinan sama dengan
anggota dan bertanggungjawab terhadap jalannya tugas. Anggota harus mendukung,
membantu, hormat pada pimpinan, memberi laporan, dan menjaga kelancaran
pertemuan.
Bagian kerja yang
penting dalam organisasi massa adalah (1) komite pendidikan dan propaganda, (2)
komite organisasi, dan (3) komite keuangan dan dana. Tugas komite pendidikan
dan proganda adalah mengadakan pendidikan-pendidikan terhadap seluruh anggota
atau massa secara luas, menerbitkan panduan pendidikan, menerbitkan surat kabar
atau buletin organisasi massa, dan mengurus kegiatan-kegiatan seni kebudayaan.
Tugas komite organisasi adalah mengkonsolidasi organisasi-organisasi di bawah
badan pimpinan, melakukan kerja pengembangan organisasi, mendata anggota,
menyelesaikan persoalan anggota, dan merekrut anggota baru. Tugas komite keuangan
dan dana adalah membuat administrasi keuangan organisasi, mengutip pendapatan
iuran anggota, mengadakan kegiatan produktif yang akan menambah keuangan
organisasi. Komite-komite yang lain dapat dibentuk sesuai kebutuhan yang ada.
Garis massa
Garis massa dalah
prinsip yang melandasi semua pekerjaan sehari. Prinsipnya adalah “dari massa
untuk massa”. Segala sesuatunya datang dari massa dan untuk massa. Kita mula
dari kebutuhan massa yang obyektif dan sedikit demi sedikit kita tingkatkan
kesadarannya.
Yang perlu kita
hindarkan adalah; (1) Komandoisme yakni seakan-akan kita tahu massa, jadi kita
main perintah; (2) Buntutisme yakni kita hanya mengikuti massa, kita tidak
berinisiatif untuk membangkitkan mereka. Contohnya: jangan memberikan
pendidikan politik karena massa tidak akan mengerti.
Kedua hal tersebut
adalah yang akan merintangi kemajuan massa dalam memperjuangkan hak-hak mereka
melawan imperialisme dan feodalisme. Agar kita dapat tepat menghindari kedua
hal tersebut kita harus menjalankan garis massa dengan tepat, melalui: langgam
kerja yang demokratis, selalu berada dekat dengan Rakyat, menyelenggarakan
diskusi kolektif dengan massa, melakukan investigasi sosial dan analisis kelas
Selain hal tersebut diatas, beberapa prinsip garis massa yang harus digenggam
secara teguh adalah :
1. Mendengarkan kepentingan massa.
2. Menyimpulkan kehendak massa.
3. Mencarikan jalan keluar bersama.
4. Mengerjakan secara bersama-sama.
2. tentang keumuman dan kekhususan
Bagi kita pimpinan massa, ada dua metode yang
harus dipergunakan dalam melakukan pekerjaan apapun. Pertama, memadukan yang
umum dengan yang khusus, memadukan pimpinan dengan massa.
Dalam
menjalankan tugas apapun, jika tidak ada seruan yang umum dan luas merata,
massa luas tidak dapat dimobilisasi untuk bertindak.Tetapi jika
pemimpin-pemimpin hanya membatasi diri pada seruan umum saja, tidak secara
konkrit dan mendalam mengikuti langsung pekerjaan yang diserukan itu dalam organisasi dan tidak melakukan penjebolan di
satu titik tertentu untuk memperoleh pengalaman itu untuk menuntun kesatuan
lainnya, maka mereka tidak akan dapat menguji tepat tidaknya seruan umum yang
mereka kemukakan, juga tidak akan dapat memperkaya isi seruan umum itu,
dan ada bahaya seruan umum itu akan sia-sia belaka. Misalnya Hasil rapat Pleno
Cabang Malang dalam gerakan pembetulan menggariskan pembentukan komite di
setiap level organisasi maka
leder-leader harus turun sampai setiap basis sesuai sasaran untuk melihat
kekhususan-kekhususan dalam seruan umumnya dengan melakukan praktek bersama,
verifikasi dan menyimpulkan praktek untuk melihat titik keberhasilan dan
kekurangannya.
Memusatkan
pendapat dari massa, lalu membawanya lagi ke tengah-tengah massa untuk
dipertahankan, sehingga tersusun pendapat pimpinan yang tepat – inilah metode memimpin
yang pokok. Dalam proses memusatkan pendapat-pendapat dan mempertahankannya
harus digunakan metode memadukan seruan umum dengan seruan khusus dan ini
adalah bagian komponen dari metode yang pokok tersebut. Dari banyak tuntutnan
khusus disusun pendapat yang umum (seruan umum), lalu pendapat yang umum ini
dibawa lagi ke banyak kesatuan tertentu untuk diuji (bukan kita sendiri saja
yang berbuat demikian, tetapi orang lain juga diajak berbuat demikian),
kemudian pengalaman yang baru dipusatkan (pengalaman disimpulkan) dan dijadikan
petunjuk baru untuk menuntun massa secara luas merata.. Kawan-kawan harus
berbuat demikian dalam gerakan pembetulan langgam sekarang ini dan juga harus
berbuat demikian dalam pekerjaan apapun. Pimpinan yang relatif baik justru
berasal dari kecakapan yang relatif besar dalam berbuat demikian.
Bahwa pada hakekatnya salah satu pelaksanaan dari keumuman dari kekhususan
adalah menjalankan prinsip Sentralisme
Demokrasi
Pelaksanaan dari prinsip ini adalah melalui
disiplin:
-
Para pemimpin atau organ yang memimpin di dalam
organisasi harus dipilih secara demokratis dan bertanggung jawab pada
konferensi atau pertemuan organisasi yang memilihnya.
-
Setelah melalui diskusi yang bebas, keputusan diambil dan
harus dilaksanakan tanpa pengecualian. Dengan disiplin sebagai berikut:
1.
Individu menjadi subordinasi dari organisasi.
2.
Minoritas di bawah mayoritas.
3.
Tingkat di bawah menjadi bawahan tingkat di atasnya.
4.
Seluruh anggota di bawah Kongres Nasional atau Pimpinan
Pusat yang dipilih di antara Kongres Nasional.
-
Badan yang memimpin organisasi harus selalu memberikan
perhatian dari laporan dan pandangan dari badan organisasi di bawahnya dan
seluruh jajaran anggota organisasi. Mereka harus selalu mempelajari dengan
terus menerus pengalaman kongkret dan memberikan pertolongan/asistensi dalam
pemecahan masalah.
-
Semua badan organisasi harus selalu memberikan laporan
secara reguler berkala dan khusus tentang kerja mereka kepada badan di atasnya
dan harus selalu meminta petunjuk (instruksi) tentang persoalan yang menjadi
syarat keputusan yang dikeluarkan oleh badan organisasi di atasnya.
Seluruh badan organisasi
harus mengikuti prinsip kepemimpinan kolektif dan memecahkan persoalan secara
kolektif.
3. tentang pimpinan dan massa
Massa adalah segolongan
orang yang memiliki kepentingan dan tujuan
sama, inilah dasar ikatan bagi kerja-kerja mengorganisasikan kedalam
sebuah organisasi massa. Massa merupakan tenaga produktif dimana selain
memproduksi barang materiil juga memproduksi nilai-nilai sosial. Oleh karenanya,
massa adalah sumber pengetahuan sekaligus pembentuk peradaban dan sejarah.
Tetapi selain menjadi sumber ide, massa
juga pelaksana ide. Massa juga merupakan sumber bagi lahirnya
pemimpin/pimpinan, maka antara massa dan pimpinan mempunyai saling hubungan
yang erat. Disinilah letak strategis dari karya massa, dari massa ide perubahan
lahir sekaligus sebagai pelaksana ide perubahan tersebut. Maka tidak akan ada
perubahans tanpa kekuatan massa.
Oleh karena itu setiap
golongan massa mempunyai karakter-karakter khusus tersendiri, disesuaikan
dengan apa pekerjaan yang dilakukan oleh massa. Karakter massa kelas buruh
dengan massa kaum tani tentunya berbeda begitu juga dengan golongan massa
lainnya, seperti kaum miskin kota, pemuda, mahasiswa atau golongan massa
lainnya.
hubungan
pimpinan dan massa
Setiap organisasi
mempunyai kekhususan sendiri-sendiri, ini ditentukan oleh arah tujuan, materi
kepentingan, sasaran perjuangan dan situs aktivitas dari masing-masing
organisasi yang berbeda bentuk dan sifatnya tersebut, disusunlah sebuah
struktur organisasi. Walaupun demikian, semua organisasi mempunyai kesamaan
secara umum, yaitu bahwa setiap organisasi harus mempunyai dan pasti berdiri di
atas basis serta bergerak melangkah dipimpin oleh pimpinan organisasinya.
Organisasi basis sebagai dasar kekuatan, dan pimpinan sebagai pengendali
organisasi, merupakan dua hal yang mutlak tidak bisa ditinggalkan.
Struktur organisasi harus disusun dan diatur
sedemikian rupa agar memenuhi syarat dan mencapai maksud dari arti hakikat
struktur organisasi, yaitu :
1.
Bagaimana hubungan pimpinan sebagai pengendali dan
pengarah penggunaan kekuatan organisasi dengan organisasi basis sebagai wadah
dan penghimpun langsung sebagai dasar dan sumber kekuatan organisasi, bisa
lincah, cepat dan praktis.
2.
Bisa dengan tangkas dan tangguh menghadapi lawan dan
secara luwes berhubungan dengan kawan/sekutu dalam mengurus serta menyelesaikan
persoalan.
3.
Mampu memelihara dan menjaga kekuatannya tetap solid
serta selalu siap-tegap untuk bergerak melangkah melaksanakan tugas.
Bahwa tugas gerakan pembetulan langgam dalam
setiap kesatuan hanya dapat diselesaikan apabila dalam proses gerakan itu
terbentuk suatu tulang punggung pimpinan yang terdiri dari sejumlah kecil
aktivis dengan penanggungjawab-penanggungjawab utama dalam kesatuan itu berpadu
erat dengan massa luas yang ambil bagian dalam gerakan. Kalau hanya ada kegiatan tulang-punggung pimpinan
saja tapi tidak dipadukan dengan kegiatan massa luas, maka kegiatan itu akan
merupakan kesibukan yang sia-sia dari sejumlah kecil orang. Sebaliknya, kalau
hanya ada kegiatan massa luas saja tapi tidak ada tulang punggung pimpinan yang
kuat untuk mengorganisasi kegiatan massa itu dengan sepantasnya, maka kegiatan
massa tidak mungkin tahan lama, juga tidak mungkin
maju ke arah yang tepat dan meningkat ke taraf yang
tinggi. Jadi jelas hubungan pimpinan
dengan massa sama dengan ikan dan sungai
Di manapun saja pada
umumnya massa terdiri dari tiga bagian; yang realtif aktif, yanag
setengah-setengah dan yang relatif terbelajang. Maka itu pemimpin harus pandai
mempersatukan elemen-elemen aktif yang kecil jumlahnya sebagai tulang punggung
utnuk memimpin dan harus bersandar kepada mereka untuk meningkatkan taraf
elemen-elemen yang setengah-setengah dan menarik elemen yang terbelakang.
Tulang punggung pimpinan yang benar-benar
bersatu bulat dan berhubungan dengan massa hanya bisa terbentuk secara
berangsur-angsur dalam perjuangan massa dan tidak bisa terbentuk lepas dari
perjuangan massa. Dalam banyak hal, tulang punggung pimpinan tidak seharusnya
dan juga tidak mungkin tetap sama seluruhnya pada tingkat permulaan, tingkat
pertengahan dan tingkat terakhir dalam suatu proses perjuangan besar;
aktivis-aktivis yang muncul dalam perjuangan harus terus menerus dipromosi untuk
menggantikan elemen-elemen dalam tulang punggung semula yang telah menjadi
kurang baik dibanding dengan orang lain, atau elemen yang telah merosot. Satu
sebab yang pokok mengapa pekerjaan di banyak tempat dan banyak badan tidak
dapat didorong maju ialah karena tidak ada tulang punggung pimpinan
demikian yang bersatu bulat, berhubungan dengan massa dan selalu sehat. Sebuah
sekolah dengan seratus orang pasti tidak akan dapat diselenggarakan dengan baik
apabila sekolah itu tidak mempunyai tulang punggung pimpinan yang terdiri
dari beberapa atau belasan orang yang paling aktif, paling jujur dan paling
cekatan dari kalangan guru, pegawai lainnya dan pelajar, yang terbentuk sesuai
dengan keadaan nyata (bukan dikumpulkan secara dibuat-buat).. Ukuran bagi tulang-punggung pimpinan yang
demikian itu seharusnya ialah politik ( hubungan dengan massa, kemampuan
bekerja, ketaatan kepada disiplin) Baik dalam menjalankan tugas pokok seperti
kerja massa maupun dalam memeriksa pekerjaan,
memeriksa anggota atau melakukan pekerjaan lainnya, selain memadukan seruan
umum dengan tuntunan khusus, harus digunakan pula metode memadukan
tulang-punggung pimpinan dengan massa luas.
Fikiran tentang
diadakannya hubungan yang tepat antara tulang-punggung pimpinan dengan
massa luas dalam organisasi maupun dalam aksi perjuangan, fikiran bahwa
pendapat pimpinan yang tepat hanya dapat diperoleh dengan memusatkan
pendapat dari massa dan lalu membawa ke tengah-tengah massa untuk
dipertahankan, dan fikiran bahwa seruan umum harus dipadukan dengan tuntunan
khusus ketika pendapat pimpinan dipraktekkan, semuanya harus dipropagandakan
secara luas merata dalam gerakan pembetulan langgam sekarang ini supaya
pandangan anggota yang salah dalam soal ini dapat dibetulkan. Banyak kawan
tidak menganggap penting dan tidak pandai mempersatukan aktivis-aktivis untuk
membentuk inti pimpinan, tidak menganggap penting dan tidak pandai memadukan
erat-erat inti pimpinan ini dengan massa luas, sehingga pimpinan mereka
menjadi pimpinan birokratis yang terpisah dari massa. Banyak kawan tidak
menganggap penting dan tidak pandai menyimpulkan pengalaman perjuangan massa,
melainkan suka menyatakan banyak pendapat yang subyektivis dengan berlanggak
seolah-olah diri mereka pintar, sehingga pendapat mereka menjadi omongan yang
kosong dan tidak praktis.
Banyak kawan merasa puas
dengan mengeluarkan seruan umum tentang tugas pekerjaan, tetapi tidak
menganggap penting dan tidak pandai menyusuli seruan umum itu segera dengan
tuntunan yang khusus dan konkrit, sehingga seruan mereka tinggal di mulut, di
atas kertas atau di dalam rapat saja dan pimpinan mereka menjadi birokratis. Dalam
gerakan pembetulan langgam sekarang ini kita harus mengatasi
kekurangan-kekurangan itu dan belajar sampai bisa menggunakan metode
memadukan pimpinan dengan massa dan memadukan yang umum dengan yang khusus
dalam belajar, dalam memeriksa pekerjaan dan dalam memeriksa anggota dan kita
harus mentrapkan metode ini dalam segala pekerjaan di masa datang.
Dalam
menyampaikan tugas pekerjaan apapun kepada kesatuan-kesatuan bawahan, badan
pimpinan atasan dan bagian-bagiannya yang tertentu harus melalui
penanggungjawab utama dari badan bawahan yang bersangkutan supaya ia memikul
tanggungjawab atas tugas itu dan dengan demikian tercapailah pembagian
kerja maupun kesatuan pimpinan (pimpinan tunggal).Tidak seharusnya bagian
tertentu dari tingkat atasan hanya menghubungi bagian tertentu dari tingkat
bawahan (misalnya, bagian oraganisasi, bagian propaganda dari tingkt atasan
hanya menghubungi bagian-bagian yang sama dari tingkat bawahan) sehingga
penanggungjawab umum badan bawahan tidak tahu menahu atau tidak memikul
tanggungjawab. Baik penanggungjawab umum maupun penanggungjawab bagian harus
diberi tahu dan diberi tanggungjawan. Metode pimpinan tunggal yang memadukan
pembagian kerja dengan kesatuan pimpinan itu memungkinkan pemobilisasian,
melalui penanggungjawab umum, atas sejumlah besar kader bahkan kadang-kadang
seluruh personil suatu badan untuk melaksanakan pekerjaan dan dengan
demikian dapat mengatasi kurangnya anggota di dalam bagian-bagian tertentu dan
menjadikan banyak orang sebagai anggota-anggota yang ikut aktif di dalam
pekerjaan tersebut.
4. tentang teori dan praktek
Dalam teori tentang pengetauan untuk merubah materi
tentunya membutuhkan sebuah ilmu. Cara berfikir yang obyektif telah mengajarkan
kita dari mana datangnya pengetauan/ ide atau teori yang muncul dari :
1. Eksperimen ilmiah
2. praktek berproduksi
3. perjuangan klas
Proses
pengetahuan :
O H E K
Observasi
Hipotisis Eksperimen Kesimpulan
Tahapanya:
1. Perseptual : Menangkap/ mengerti
materi lewat panca indra, tahapan ini masih bersifat subyektif.(observasi )
2. Rasional : mengobyektifkan perseptual, membentuk teori
sementara dan investigasi ( hipotisis )
3. Mengujinya dalam Praktek ( eksperimen )
4. Membangun teori dari praktek (kesimpulan )
Dalam segala pekerjaan
praktis berorganisasi kita teori dan praktek harus kita selaraskan sehingga
pekerjaan investigasi, membuat resolusi di dalam rapat dan menguji kembali
resolusi itu merupakan pekerjaan yang secara berulang ulang akan kita lakukan
untuk kemajuan organisasi maka maju tidaknya organisasi bergantung dari praktek
anggota-anggotanya, dan pimpinan yang tepat haruslah “dari massa, kembali ke
massa”. Ini bearti: Pendapat massa (pendapat yang pencar-pencar dan tidak
sistimatis) dipusatkan (dijadikan pendapat yang terpusat dan sistimatis setelah
dipelajari), lalu dibawa ke tengah-tengah massa dan dipropagandakan serta
dijelaskan sampai menjadi pendapat massa, sehingga dengan demikian massa
mempertahankan pendapat itu dan mewujudkannya dalam tindakan, dan menguji tepat
tidaknya pendapat itu dalam tindakan massa. Kemudian pendapat dari massa
dipusatkan lagi, lalu dibawa lagi ke tengah-tengah massa untuk dipertahankan.
Demikianlah seterusnya, berulang-ulang tak henti-hentinya, sehingga setiap kali
pendapat itu menjadi makin tepat, makin mantap dan makin kaya. Inilah teori
ilmiah tentang pengetahuan.
Teori berangkat dari praktek,
tapi praktek selanjutnya dipimpin teori :
Praktek
0 ------- Teori 1 -------- Praktek 1 --------- Teori 2 -------- dan seterusnya
5. tentang
program perjuangan
Program perjuangan dalam organisasi
massa demokratis nasional adalah perjuangan menyelesaikan persoalan massa yang
berangkat dari hasil kesimpulan kebutuhan-kebutuhan massa yang
masih ditindas dan praktek-praktek perjuangan massa. Sesuai dengan bentuknya
yaitu organisasi massa maka segala program akan berangkat dari massa dan akan
terus diuji ditengah-tengah massa maka selayaknya bagi oraganisasi yang
bergaris massa seluruh programya akan disambut oleh massa luas. Oleh karena itu
program perjuangan menyaratkan adanya investigasi sosial dan analisis kondisi
internal dan eksternal agar lebih kongkit dan kelihatan kemenagan-kemenangannya.
syarat-syarat
merumuskan program perjuangan :
1. investigasi
sosial
jantung dan nyawa dari cara berpikir
yang obyektif adalah analisis kongkrit atas situasi yang kongkrit karena teorio
bukanlah dogma namun panduan dalam bertindak.Dari prinsip ini,agar dapat
mengetahui soal-soal pokok dalam perjuangan dan persoalan konkrit yang dihadapi
massa, kita harus melakukan investigasi sosial.Investigasi sosial adalah
pekerjaaan mencari, menemukan dan mengumpulkan data-data konmkrit baik kantitas
maupun kwalitas tentang perkembangan massa dan aspek kesejarahannya. Obyek dari
investigasi sosial adalah hubungan dari penindasan di suatu tempat. Setelah
data terkumpul maka tugas selanjutnya adalah menyimpulkan hubungan penindasan
untuk dibuat sebagai bahan menaikkan kesadaran massa (propaganda massa) dan
menyelesaikan persoalan massa ( kampanye massa ) maka pekerjaan investigasi
sosial harus dibarengi pekerjaan propaganda ke massa yang di investigasi
sekaligus memberi solusi menyelesaikan persoalanya.
Dalam
melakukan investigasi sosial kita tidak bisa menunggu sempurna atau harus
menunggu data terkum,pul semuanya baru menyimpulkannya. Ini adalah pandangan
yang idealis karena materi akan selalu bergerak atau sebaliknya.Gejala yang
nampak terburu-buru untuk disimpulkan ini akan menyebabkan spekulasi perjudian,
petualanganisme meyimpulakan investigasi sosial tidak berlaku kekal.atau abadi
karena materi sekali lagi akan berkemabang kwantitas menuju kwalitas dan negasi
dari negasi se4hingga investigasi sosial akan kita lakukan terus menerus.Agar
selaras dengan langgam kerja yang bertalian erat dengan massa maka kita akan
melihat pentahapan kerja investigasi.
2. analisis
situasi obyektif (eksternal) dan situasi subyektif (internal)
Kenapa kita harus melakukan
analisis terhadap situasi obyektif dan subyektif ? analis diperlukan atas dasar
menentukan tahapan dalam program perjuangan secara maksimal maupun minimal.
Artinya dalam membuat program kita tidak perlu gagah-gagahan yang ompong dan
hanya hebat diatas kertas namun harus memperhatihan situasi ekternal untuk
menemukan taktik yang tepat dalam berpropaganda dan berkampanya. Menganalisis
kondisi eksternal saja, juga akan tumpul perjuangannya tanpa memeperhatikan
kondisi subyektif kerena ini adalah inti dari kekuatan dan perjuangan kita.
Agar kita juaga akan realistis dalam berjuang.
6. tentang rapat
Rapat atau pertemuan
adalah kegiatan yang penting untuk memutuskan sebuah persoalan atau memilih
pimpinan dalam organisasi. Rapat terkadang menjadi membosankan dan bertele-tele
jalannya karena rapat diselenggarakan hanya untuk memenuhi rutinitas. Untuk
menghindari agar rapat tidak membosankan, bertele-tele, atau hanya formalitas
saja, penting kita mengetahui cara menjalankan rapat yang benar, yaitu:
§ Membuat rencana
dalam mengadakan pertemuan rutin. Pertemuan tidak terlalu sering atau jarang
jangka waktunya, sesuaikan dengan penghidupan massa.
§ Selama pertemuan
jangan diselenggarakan terlalu lama atau singkat. Kita bicarakan hal-hal
penting terlebih dahulu, yaitu tentang kerja-kerja organisasi dan informasi
perkembangan terbaru, kemudian baru membicarakan hal-hal yang lebih ringan
seperti: arisan, pembayaran iuran atau yang lain.
§ Sebelum
menjalankan rapat, para pimpinan harus memberitahu jauh hari sebelumnya dan
menyiapkannya materi pembahasan yang harus diketahui oleh anggota sebelumnya
agar dapat mempersiapkan diri.
§ Membuat
administrasi yang sederhana tentang notulensi rapat, keuangan, ataupun data
keanggotaan.
§ Adanya tukar
informasi di antara anggota dengan lancar dalam pertemuan resmi agar setiap
anggota dapat mengetahui dan mengeluarkan pendapatnya berkaitan dengan
informasi tersebut.
Hal-hal yang terperinci berkenaan dengan masalah
metode memimpin tidak akan dibicarakan di sini satu persatu; diharapkan agar
kawan-kawan di setiap tempat memikirkannya dengan sungguh-sungguh dan
mengembangkan daya cipta masing-masing berdasarkan prinsip yang dikemukakan di
sini. Makin berat perjuangan, makin perlu bagi leader-leader untuk memadukan
erat-erat pimpinan mereka dengan tuntutan massa luas, makin perlu bagi kita
untuk memadukan erat-erat seruan umum dengan tuntunan khusus untuk
menghancurkan samasekali metode memimpin yang subyektivis dan birokratis. Semua kawan pimpinan Partai kita harus
selalu mempertentangkan metode yang ilmiah dengan metode memimpin yang
subyektivis dan birokratis dan mengatasi metode memimpin yang belakangan itu
dengan yang pertama. Kaum subyektivis dan birokrat tidak memahami
prinsip-prinsip memadukan pimpinan dengan massa dan memadukan yang umum
dengan yang khusus, maka mereka sangat menghambat perkembangan pekerjaan
organisasi. Untuk melawan metode memimpin yang subyektivis dan birokratis,
metode memimpin kolektive yang ilmiah harus dianjurkan secara luas dan
mendalam. ( An )
Selamat
Bekerja !!!
Memimpin Organisasi Massa Demokratis Nasional
” Harus kita mengerti bahwa massa adalah
pahlawan sebenarnya, namun kita terkadang kekanak-kanakan dan acapkali
mengejeknya, dan jika tanpa pengertian ini tidak mungkin kita akan mendapatkan pengetauan yang paling rendah
sekalipun ”
1. Metode
kolektivitas dalam memimpin ORMAS DEMNAS
Kepemimpinan kolektif
Kepemimpinan kolektif
adalah metode memimpin yang tidak bertumpu pada segelintir tokoh atau
perseorangan yang menonjol. Karena sifat organisasi massa adalah milik seluruh
kelas atau golongan yang diperjuangkannya, maka monopoli kepemimpinan di tangan
satu orang tokoh akan berakibat fatal bagi kelangsungan perjuangan inilah
bedannya dengan kepemimpinan individual
Agar kegiatan operasional
perjuangan dapat berjalan dengan lancar, beberapa prinsip dasar organisasi
massa akan diletakkan sebagai fondasi dasarnya. Selain kepemimpinan kolektif
karena kepemimpinan kolektif juga menyaratkan adanya prinsip demokrasi
terpusat, sistem komite dan garis massa.
Demokrasi Terpusat.
Demokrasi
terpusat adalah prinsip berorganisasi yang mendasarkan pada demokrasi yang
dipusatkan dan kepemimpinan pusat yang berbasis demokrasi. Tujuan dari prinsip
ini adalah membawa kesatuan tindakan dari massa kaum tani agar tidak terpecahbelah
ketika harus mengambil tindakan nyata. Kekompakkan dari seluruh jajaran
organisasi massa adalah jaminan untuk memenangkan perjuangan massa secara luas.
Sistem
komite
Sistem komite adalah
pelaksanaan praktek sehari-hari dari prinsip demokrasi terpusat dan
kepemimpinan kolektif. Sistem ini berbeda dengan sistem fungsional yang biasa
digunakan sebagai sistem organisasi yang tidak demokratis. Dalam sistem ini
semua anggota akan terlibat dalam bagian-bagian kerja yang telah dirumuskan
sebelumnya. Walaupun harus kita pilih pimpinan untuk memimpin sebuah bagian
kerja atau seluruh organisasi namun hubungan pimpinan dan anggota harus setara
dan berkaitan erat. Pimpinan tidak punya hak khusus, suara pimpinan sama dengan
anggota dan bertanggungjawab terhadap jalannya tugas. Anggota harus mendukung,
membantu, hormat pada pimpinan, memberi laporan, dan menjaga kelancaran
pertemuan.
Bagian kerja yang
penting dalam organisasi massa adalah (1) komite pendidikan dan propaganda, (2)
komite organisasi, dan (3) komite keuangan dan dana. Tugas komite pendidikan
dan proganda adalah mengadakan pendidikan-pendidikan terhadap seluruh anggota
atau massa secara luas, menerbitkan panduan pendidikan, menerbitkan surat kabar
atau buletin organisasi massa, dan mengurus kegiatan-kegiatan seni kebudayaan.
Tugas komite organisasi adalah mengkonsolidasi organisasi-organisasi di bawah
badan pimpinan, melakukan kerja pengembangan organisasi, mendata anggota,
menyelesaikan persoalan anggota, dan merekrut anggota baru. Tugas komite keuangan
dan dana adalah membuat administrasi keuangan organisasi, mengutip pendapatan
iuran anggota, mengadakan kegiatan produktif yang akan menambah keuangan
organisasi. Komite-komite yang lain dapat dibentuk sesuai kebutuhan yang ada.
Garis massa
Garis massa dalah
prinsip yang melandasi semua pekerjaan sehari. Prinsipnya adalah “dari massa
untuk massa”. Segala sesuatunya datang dari massa dan untuk massa. Kita mula
dari kebutuhan massa yang obyektif dan sedikit demi sedikit kita tingkatkan
kesadarannya.
Yang perlu kita
hindarkan adalah; (1) Komandoisme yakni seakan-akan kita tahu massa, jadi kita
main perintah; (2) Buntutisme yakni kita hanya mengikuti massa, kita tidak
berinisiatif untuk membangkitkan mereka. Contohnya: jangan memberikan
pendidikan politik karena massa tidak akan mengerti.
Kedua hal tersebut
adalah yang akan merintangi kemajuan massa dalam memperjuangkan hak-hak mereka
melawan imperialisme dan feodalisme. Agar kita dapat tepat menghindari kedua
hal tersebut kita harus menjalankan garis massa dengan tepat, melalui: langgam
kerja yang demokratis, selalu berada dekat dengan Rakyat, menyelenggarakan
diskusi kolektif dengan massa, melakukan investigasi sosial dan analisis kelas
Selain hal tersebut diatas, beberapa prinsip garis massa yang harus digenggam
secara teguh adalah :
1. Mendengarkan kepentingan massa.
2. Menyimpulkan kehendak massa.
3. Mencarikan jalan keluar bersama.
4. Mengerjakan secara bersama-sama.
2. tentang keumuman dan kekhususan
Bagi kita pimpinan massa, ada dua metode yang
harus dipergunakan dalam melakukan pekerjaan apapun. Pertama, memadukan yang
umum dengan yang khusus, memadukan pimpinan dengan massa.
Dalam
menjalankan tugas apapun, jika tidak ada seruan yang umum dan luas merata,
massa luas tidak dapat dimobilisasi untuk bertindak.Tetapi jika
pemimpin-pemimpin hanya membatasi diri pada seruan umum saja, tidak secara
konkrit dan mendalam mengikuti langsung pekerjaan yang diserukan itu dalam organisasi dan tidak melakukan penjebolan di
satu titik tertentu untuk memperoleh pengalaman itu untuk menuntun kesatuan
lainnya, maka mereka tidak akan dapat menguji tepat tidaknya seruan umum yang
mereka kemukakan, juga tidak akan dapat memperkaya isi seruan umum itu,
dan ada bahaya seruan umum itu akan sia-sia belaka. Misalnya Hasil rapat Pleno
Cabang Malang dalam gerakan pembetulan menggariskan pembentukan komite di
setiap level organisasi maka
leder-leader harus turun sampai setiap basis sesuai sasaran untuk melihat
kekhususan-kekhususan dalam seruan umumnya dengan melakukan praktek bersama,
verifikasi dan menyimpulkan praktek untuk melihat titik keberhasilan dan
kekurangannya.
Memusatkan
pendapat dari massa, lalu membawanya lagi ke tengah-tengah massa untuk
dipertahankan, sehingga tersusun pendapat pimpinan yang tepat – inilah metode memimpin
yang pokok. Dalam proses memusatkan pendapat-pendapat dan mempertahankannya
harus digunakan metode memadukan seruan umum dengan seruan khusus dan ini
adalah bagian komponen dari metode yang pokok tersebut. Dari banyak tuntutnan
khusus disusun pendapat yang umum (seruan umum), lalu pendapat yang umum ini
dibawa lagi ke banyak kesatuan tertentu untuk diuji (bukan kita sendiri saja
yang berbuat demikian, tetapi orang lain juga diajak berbuat demikian),
kemudian pengalaman yang baru dipusatkan (pengalaman disimpulkan) dan dijadikan
petunjuk baru untuk menuntun massa secara luas merata.. Kawan-kawan harus
berbuat demikian dalam gerakan pembetulan langgam sekarang ini dan juga harus
berbuat demikian dalam pekerjaan apapun. Pimpinan yang relatif baik justru
berasal dari kecakapan yang relatif besar dalam berbuat demikian.
Bahwa pada hakekatnya salah satu pelaksanaan dari keumuman dari kekhususan
adalah menjalankan prinsip Sentralisme
Demokrasi
Pelaksanaan dari prinsip ini adalah melalui
disiplin:
-
Para pemimpin atau organ yang memimpin di dalam
organisasi harus dipilih secara demokratis dan bertanggung jawab pada
konferensi atau pertemuan organisasi yang memilihnya.
-
Setelah melalui diskusi yang bebas, keputusan diambil dan
harus dilaksanakan tanpa pengecualian. Dengan disiplin sebagai berikut:
1.
Individu menjadi subordinasi dari organisasi.
2.
Minoritas di bawah mayoritas.
3.
Tingkat di bawah menjadi bawahan tingkat di atasnya.
4.
Seluruh anggota di bawah Kongres Nasional atau Pimpinan
Pusat yang dipilih di antara Kongres Nasional.
-
Badan yang memimpin organisasi harus selalu memberikan
perhatian dari laporan dan pandangan dari badan organisasi di bawahnya dan
seluruh jajaran anggota organisasi. Mereka harus selalu mempelajari dengan
terus menerus pengalaman kongkret dan memberikan pertolongan/asistensi dalam
pemecahan masalah.
-
Semua badan organisasi harus selalu memberikan laporan
secara reguler berkala dan khusus tentang kerja mereka kepada badan di atasnya
dan harus selalu meminta petunjuk (instruksi) tentang persoalan yang menjadi
syarat keputusan yang dikeluarkan oleh badan organisasi di atasnya.
Seluruh badan organisasi
harus mengikuti prinsip kepemimpinan kolektif dan memecahkan persoalan secara
kolektif.
3. tentang pimpinan dan massa
Massa adalah segolongan
orang yang memiliki kepentingan dan tujuan
sama, inilah dasar ikatan bagi kerja-kerja mengorganisasikan kedalam
sebuah organisasi massa. Massa merupakan tenaga produktif dimana selain
memproduksi barang materiil juga memproduksi nilai-nilai sosial. Oleh karenanya,
massa adalah sumber pengetahuan sekaligus pembentuk peradaban dan sejarah.
Tetapi selain menjadi sumber ide, massa
juga pelaksana ide. Massa juga merupakan sumber bagi lahirnya
pemimpin/pimpinan, maka antara massa dan pimpinan mempunyai saling hubungan
yang erat. Disinilah letak strategis dari karya massa, dari massa ide perubahan
lahir sekaligus sebagai pelaksana ide perubahan tersebut. Maka tidak akan ada
perubahans tanpa kekuatan massa.
Oleh karena itu setiap
golongan massa mempunyai karakter-karakter khusus tersendiri, disesuaikan
dengan apa pekerjaan yang dilakukan oleh massa. Karakter massa kelas buruh
dengan massa kaum tani tentunya berbeda begitu juga dengan golongan massa
lainnya, seperti kaum miskin kota, pemuda, mahasiswa atau golongan massa
lainnya.
hubungan
pimpinan dan massa
Setiap organisasi
mempunyai kekhususan sendiri-sendiri, ini ditentukan oleh arah tujuan, materi
kepentingan, sasaran perjuangan dan situs aktivitas dari masing-masing
organisasi yang berbeda bentuk dan sifatnya tersebut, disusunlah sebuah
struktur organisasi. Walaupun demikian, semua organisasi mempunyai kesamaan
secara umum, yaitu bahwa setiap organisasi harus mempunyai dan pasti berdiri di
atas basis serta bergerak melangkah dipimpin oleh pimpinan organisasinya.
Organisasi basis sebagai dasar kekuatan, dan pimpinan sebagai pengendali
organisasi, merupakan dua hal yang mutlak tidak bisa ditinggalkan.
Struktur organisasi harus disusun dan diatur
sedemikian rupa agar memenuhi syarat dan mencapai maksud dari arti hakikat
struktur organisasi, yaitu :
1.
Bagaimana hubungan pimpinan sebagai pengendali dan
pengarah penggunaan kekuatan organisasi dengan organisasi basis sebagai wadah
dan penghimpun langsung sebagai dasar dan sumber kekuatan organisasi, bisa
lincah, cepat dan praktis.
2.
Bisa dengan tangkas dan tangguh menghadapi lawan dan
secara luwes berhubungan dengan kawan/sekutu dalam mengurus serta menyelesaikan
persoalan.
3.
Mampu memelihara dan menjaga kekuatannya tetap solid
serta selalu siap-tegap untuk bergerak melangkah melaksanakan tugas.
Bahwa tugas gerakan pembetulan langgam dalam
setiap kesatuan hanya dapat diselesaikan apabila dalam proses gerakan itu
terbentuk suatu tulang punggung pimpinan yang terdiri dari sejumlah kecil
aktivis dengan penanggungjawab-penanggungjawab utama dalam kesatuan itu berpadu
erat dengan massa luas yang ambil bagian dalam gerakan. Kalau hanya ada kegiatan tulang-punggung pimpinan
saja tapi tidak dipadukan dengan kegiatan massa luas, maka kegiatan itu akan
merupakan kesibukan yang sia-sia dari sejumlah kecil orang. Sebaliknya, kalau
hanya ada kegiatan massa luas saja tapi tidak ada tulang punggung pimpinan yang
kuat untuk mengorganisasi kegiatan massa itu dengan sepantasnya, maka kegiatan
massa tidak mungkin tahan lama, juga tidak mungkin
maju ke arah yang tepat dan meningkat ke taraf yang
tinggi. Jadi jelas hubungan pimpinan
dengan massa sama dengan ikan dan sungai
Di manapun saja pada
umumnya massa terdiri dari tiga bagian; yang realtif aktif, yanag
setengah-setengah dan yang relatif terbelajang. Maka itu pemimpin harus pandai
mempersatukan elemen-elemen aktif yang kecil jumlahnya sebagai tulang punggung
utnuk memimpin dan harus bersandar kepada mereka untuk meningkatkan taraf
elemen-elemen yang setengah-setengah dan menarik elemen yang terbelakang.
Tulang punggung pimpinan yang benar-benar
bersatu bulat dan berhubungan dengan massa hanya bisa terbentuk secara
berangsur-angsur dalam perjuangan massa dan tidak bisa terbentuk lepas dari
perjuangan massa. Dalam banyak hal, tulang punggung pimpinan tidak seharusnya
dan juga tidak mungkin tetap sama seluruhnya pada tingkat permulaan, tingkat
pertengahan dan tingkat terakhir dalam suatu proses perjuangan besar;
aktivis-aktivis yang muncul dalam perjuangan harus terus menerus dipromosi untuk
menggantikan elemen-elemen dalam tulang punggung semula yang telah menjadi
kurang baik dibanding dengan orang lain, atau elemen yang telah merosot. Satu
sebab yang pokok mengapa pekerjaan di banyak tempat dan banyak badan tidak
dapat didorong maju ialah karena tidak ada tulang punggung pimpinan
demikian yang bersatu bulat, berhubungan dengan massa dan selalu sehat. Sebuah
sekolah dengan seratus orang pasti tidak akan dapat diselenggarakan dengan baik
apabila sekolah itu tidak mempunyai tulang punggung pimpinan yang terdiri
dari beberapa atau belasan orang yang paling aktif, paling jujur dan paling
cekatan dari kalangan guru, pegawai lainnya dan pelajar, yang terbentuk sesuai
dengan keadaan nyata (bukan dikumpulkan secara dibuat-buat).. Ukuran bagi tulang-punggung pimpinan yang
demikian itu seharusnya ialah politik ( hubungan dengan massa, kemampuan
bekerja, ketaatan kepada disiplin) Baik dalam menjalankan tugas pokok seperti
kerja massa maupun dalam memeriksa pekerjaan,
memeriksa anggota atau melakukan pekerjaan lainnya, selain memadukan seruan
umum dengan tuntunan khusus, harus digunakan pula metode memadukan
tulang-punggung pimpinan dengan massa luas.
Fikiran tentang
diadakannya hubungan yang tepat antara tulang-punggung pimpinan dengan
massa luas dalam organisasi maupun dalam aksi perjuangan, fikiran bahwa
pendapat pimpinan yang tepat hanya dapat diperoleh dengan memusatkan
pendapat dari massa dan lalu membawa ke tengah-tengah massa untuk
dipertahankan, dan fikiran bahwa seruan umum harus dipadukan dengan tuntunan
khusus ketika pendapat pimpinan dipraktekkan, semuanya harus dipropagandakan
secara luas merata dalam gerakan pembetulan langgam sekarang ini supaya
pandangan anggota yang salah dalam soal ini dapat dibetulkan. Banyak kawan
tidak menganggap penting dan tidak pandai mempersatukan aktivis-aktivis untuk
membentuk inti pimpinan, tidak menganggap penting dan tidak pandai memadukan
erat-erat inti pimpinan ini dengan massa luas, sehingga pimpinan mereka
menjadi pimpinan birokratis yang terpisah dari massa. Banyak kawan tidak
menganggap penting dan tidak pandai menyimpulkan pengalaman perjuangan massa,
melainkan suka menyatakan banyak pendapat yang subyektivis dengan berlanggak
seolah-olah diri mereka pintar, sehingga pendapat mereka menjadi omongan yang
kosong dan tidak praktis.
Banyak kawan merasa puas
dengan mengeluarkan seruan umum tentang tugas pekerjaan, tetapi tidak
menganggap penting dan tidak pandai menyusuli seruan umum itu segera dengan
tuntunan yang khusus dan konkrit, sehingga seruan mereka tinggal di mulut, di
atas kertas atau di dalam rapat saja dan pimpinan mereka menjadi birokratis. Dalam
gerakan pembetulan langgam sekarang ini kita harus mengatasi
kekurangan-kekurangan itu dan belajar sampai bisa menggunakan metode
memadukan pimpinan dengan massa dan memadukan yang umum dengan yang khusus
dalam belajar, dalam memeriksa pekerjaan dan dalam memeriksa anggota dan kita
harus mentrapkan metode ini dalam segala pekerjaan di masa datang.
Dalam
menyampaikan tugas pekerjaan apapun kepada kesatuan-kesatuan bawahan, badan
pimpinan atasan dan bagian-bagiannya yang tertentu harus melalui
penanggungjawab utama dari badan bawahan yang bersangkutan supaya ia memikul
tanggungjawab atas tugas itu dan dengan demikian tercapailah pembagian
kerja maupun kesatuan pimpinan (pimpinan tunggal).Tidak seharusnya bagian
tertentu dari tingkat atasan hanya menghubungi bagian tertentu dari tingkat
bawahan (misalnya, bagian oraganisasi, bagian propaganda dari tingkt atasan
hanya menghubungi bagian-bagian yang sama dari tingkat bawahan) sehingga
penanggungjawab umum badan bawahan tidak tahu menahu atau tidak memikul
tanggungjawab. Baik penanggungjawab umum maupun penanggungjawab bagian harus
diberi tahu dan diberi tanggungjawan. Metode pimpinan tunggal yang memadukan
pembagian kerja dengan kesatuan pimpinan itu memungkinkan pemobilisasian,
melalui penanggungjawab umum, atas sejumlah besar kader bahkan kadang-kadang
seluruh personil suatu badan untuk melaksanakan pekerjaan dan dengan
demikian dapat mengatasi kurangnya anggota di dalam bagian-bagian tertentu dan
menjadikan banyak orang sebagai anggota-anggota yang ikut aktif di dalam
pekerjaan tersebut.
4. tentang teori dan praktek
Dalam teori tentang pengetauan untuk merubah materi
tentunya membutuhkan sebuah ilmu. Cara berfikir yang obyektif telah mengajarkan
kita dari mana datangnya pengetauan/ ide atau teori yang muncul dari :
1. Eksperimen ilmiah
2. praktek berproduksi
3. perjuangan klas
Proses
pengetahuan :
O H E K
Observasi
Hipotisis Eksperimen Kesimpulan
Tahapanya:
1. Perseptual : Menangkap/ mengerti
materi lewat panca indra, tahapan ini masih bersifat subyektif.(observasi )
2. Rasional : mengobyektifkan perseptual, membentuk teori
sementara dan investigasi ( hipotisis )
3. Mengujinya dalam Praktek ( eksperimen )
4. Membangun teori dari praktek (kesimpulan )
Dalam segala pekerjaan
praktis berorganisasi kita teori dan praktek harus kita selaraskan sehingga
pekerjaan investigasi, membuat resolusi di dalam rapat dan menguji kembali
resolusi itu merupakan pekerjaan yang secara berulang ulang akan kita lakukan
untuk kemajuan organisasi maka maju tidaknya organisasi bergantung dari praktek
anggota-anggotanya, dan pimpinan yang tepat haruslah “dari massa, kembali ke
massa”. Ini bearti: Pendapat massa (pendapat yang pencar-pencar dan tidak
sistimatis) dipusatkan (dijadikan pendapat yang terpusat dan sistimatis setelah
dipelajari), lalu dibawa ke tengah-tengah massa dan dipropagandakan serta
dijelaskan sampai menjadi pendapat massa, sehingga dengan demikian massa
mempertahankan pendapat itu dan mewujudkannya dalam tindakan, dan menguji tepat
tidaknya pendapat itu dalam tindakan massa. Kemudian pendapat dari massa
dipusatkan lagi, lalu dibawa lagi ke tengah-tengah massa untuk dipertahankan.
Demikianlah seterusnya, berulang-ulang tak henti-hentinya, sehingga setiap kali
pendapat itu menjadi makin tepat, makin mantap dan makin kaya. Inilah teori
ilmiah tentang pengetahuan.
Teori berangkat dari praktek,
tapi praktek selanjutnya dipimpin teori :
Praktek
0 ------- Teori 1 -------- Praktek 1 --------- Teori 2 -------- dan seterusnya
5. tentang
program perjuangan
Program perjuangan dalam organisasi
massa demokratis nasional adalah perjuangan menyelesaikan persoalan massa yang
berangkat dari hasil kesimpulan kebutuhan-kebutuhan massa yang
masih ditindas dan praktek-praktek perjuangan massa. Sesuai dengan bentuknya
yaitu organisasi massa maka segala program akan berangkat dari massa dan akan
terus diuji ditengah-tengah massa maka selayaknya bagi oraganisasi yang
bergaris massa seluruh programya akan disambut oleh massa luas. Oleh karena itu
program perjuangan menyaratkan adanya investigasi sosial dan analisis kondisi
internal dan eksternal agar lebih kongkit dan kelihatan kemenagan-kemenangannya.
syarat-syarat
merumuskan program perjuangan :
1. investigasi
sosial
jantung dan nyawa dari cara berpikir
yang obyektif adalah analisis kongkrit atas situasi yang kongkrit karena teorio
bukanlah dogma namun panduan dalam bertindak.Dari prinsip ini,agar dapat
mengetahui soal-soal pokok dalam perjuangan dan persoalan konkrit yang dihadapi
massa, kita harus melakukan investigasi sosial.Investigasi sosial adalah
pekerjaaan mencari, menemukan dan mengumpulkan data-data konmkrit baik kantitas
maupun kwalitas tentang perkembangan massa dan aspek kesejarahannya. Obyek dari
investigasi sosial adalah hubungan dari penindasan di suatu tempat. Setelah
data terkumpul maka tugas selanjutnya adalah menyimpulkan hubungan penindasan
untuk dibuat sebagai bahan menaikkan kesadaran massa (propaganda massa) dan
menyelesaikan persoalan massa ( kampanye massa ) maka pekerjaan investigasi
sosial harus dibarengi pekerjaan propaganda ke massa yang di investigasi
sekaligus memberi solusi menyelesaikan persoalanya.
Dalam
melakukan investigasi sosial kita tidak bisa menunggu sempurna atau harus
menunggu data terkum,pul semuanya baru menyimpulkannya. Ini adalah pandangan
yang idealis karena materi akan selalu bergerak atau sebaliknya.Gejala yang
nampak terburu-buru untuk disimpulkan ini akan menyebabkan spekulasi perjudian,
petualanganisme meyimpulakan investigasi sosial tidak berlaku kekal.atau abadi
karena materi sekali lagi akan berkemabang kwantitas menuju kwalitas dan negasi
dari negasi se4hingga investigasi sosial akan kita lakukan terus menerus.Agar
selaras dengan langgam kerja yang bertalian erat dengan massa maka kita akan
melihat pentahapan kerja investigasi.
2. analisis
situasi obyektif (eksternal) dan situasi subyektif (internal)
Kenapa kita harus melakukan
analisis terhadap situasi obyektif dan subyektif ? analis diperlukan atas dasar
menentukan tahapan dalam program perjuangan secara maksimal maupun minimal.
Artinya dalam membuat program kita tidak perlu gagah-gagahan yang ompong dan
hanya hebat diatas kertas namun harus memperhatihan situasi ekternal untuk
menemukan taktik yang tepat dalam berpropaganda dan berkampanya. Menganalisis
kondisi eksternal saja, juga akan tumpul perjuangannya tanpa memeperhatikan
kondisi subyektif kerena ini adalah inti dari kekuatan dan perjuangan kita.
Agar kita juaga akan realistis dalam berjuang.
6. tentang rapat
Rapat atau pertemuan
adalah kegiatan yang penting untuk memutuskan sebuah persoalan atau memilih
pimpinan dalam organisasi. Rapat terkadang menjadi membosankan dan bertele-tele
jalannya karena rapat diselenggarakan hanya untuk memenuhi rutinitas. Untuk
menghindari agar rapat tidak membosankan, bertele-tele, atau hanya formalitas
saja, penting kita mengetahui cara menjalankan rapat yang benar, yaitu:
§ Membuat rencana
dalam mengadakan pertemuan rutin. Pertemuan tidak terlalu sering atau jarang
jangka waktunya, sesuaikan dengan penghidupan massa.
§ Selama pertemuan
jangan diselenggarakan terlalu lama atau singkat. Kita bicarakan hal-hal
penting terlebih dahulu, yaitu tentang kerja-kerja organisasi dan informasi
perkembangan terbaru, kemudian baru membicarakan hal-hal yang lebih ringan
seperti: arisan, pembayaran iuran atau yang lain.
§ Sebelum
menjalankan rapat, para pimpinan harus memberitahu jauh hari sebelumnya dan
menyiapkannya materi pembahasan yang harus diketahui oleh anggota sebelumnya
agar dapat mempersiapkan diri.
§ Membuat
administrasi yang sederhana tentang notulensi rapat, keuangan, ataupun data
keanggotaan.
§ Adanya tukar
informasi di antara anggota dengan lancar dalam pertemuan resmi agar setiap
anggota dapat mengetahui dan mengeluarkan pendapatnya berkaitan dengan
informasi tersebut.
Hal-hal yang terperinci berkenaan dengan masalah
metode memimpin tidak akan dibicarakan di sini satu persatu; diharapkan agar
kawan-kawan di setiap tempat memikirkannya dengan sungguh-sungguh dan
mengembangkan daya cipta masing-masing berdasarkan prinsip yang dikemukakan di
sini. Makin berat perjuangan, makin perlu bagi leader-leader untuk memadukan
erat-erat pimpinan mereka dengan tuntutan massa luas, makin perlu bagi kita
untuk memadukan erat-erat seruan umum dengan tuntunan khusus untuk
menghancurkan samasekali metode memimpin yang subyektivis dan birokratis. Semua kawan pimpinan Partai kita harus
selalu mempertentangkan metode yang ilmiah dengan metode memimpin yang
subyektivis dan birokratis dan mengatasi metode memimpin yang belakangan itu
dengan yang pertama. Kaum subyektivis dan birokrat tidak memahami
prinsip-prinsip memadukan pimpinan dengan massa dan memadukan yang umum
dengan yang khusus, maka mereka sangat menghambat perkembangan pekerjaan
organisasi. Untuk melawan metode memimpin yang subyektivis dan birokratis,
metode memimpin kolektive yang ilmiah harus dianjurkan secara luas dan
mendalam. ( An )
Selamat
Bekerja !!!
Tue Aug 01, 2023 9:56 pm by wisatasemarang
» Portable STATA 18 Crack Full Version
Thu May 11, 2023 5:24 pm by wisatasemarang
» NVivo 12 Crack Full version
Mon Jan 30, 2023 11:16 am by wisatasemarang
» Tutorial Difference In difference (DID (Diff-in-Diff) With Eviews 13
Thu Nov 03, 2022 6:24 am by wisatasemarang
» Online Workshop Smart PLS Minggu, 01 Oktober 2022
Sat Sep 17, 2022 11:35 am by wisatasemarang
» kumpulan ebook tentang robot
Fri Jan 02, 2015 10:04 pm by kyuru
» MANTRA PELET
Wed May 16, 2012 3:31 am by orlandojack
» book love of spell
Sat Mar 24, 2012 8:08 pm by rifqi as
» attraction Formula
Sat Mar 24, 2012 7:09 pm by rifqi as