Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Join the forum, it's quick and easy

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

salah satu forum terbesar tempat kita bernostalgia

Login

Lupa password?

Our traffic

info rakyat

Sun Oct 31, 2010 9:05 pm by admin

---------------
PEMBERITAHUAN....

SF ZONA RELIGI SEKARANG KAMI PINDAH KE [You must be registered and logged in to see this link.] ANDA BISA BERPARTISIPASI DAN MENJADI MODERATOR SESUAI PERMINTAAN ANDA DENGAN REQUEST VIA SMS NO ADMIN 081945520865


Sekilas Info

Sun Jun 27, 2010 2:44 pm by admin

kabar gembira, forum lentera-rakyat mulai hari ini juga bisa diakses melalui [You must be registered and logged in to see this link.]


    wanita dalam islam

    kutubuku
    kutubuku
    Mega Ultimate Member


    Zodiac : Virgo Jumlah posting : 297
    Join date : 18.06.10
    Age : 37
    Lokasi : rahasia

    wanita dalam islam Empty wanita dalam islam

    Post by kutubuku Sat Jul 03, 2010 4:25 pm

    MATERI
    TARBIYAH





    WANITA DALAM


    ISLAM





    Bismillah Walhamdulillah Was
    Salaatu Was Salaam 'ala Rasulillah



    Bismillaahirrahmaanirrahiim


    Assalamualaikum Wr. Wb...





    PENGANTAR


    Seperti yg ikhwan/akhwat ketahui bahwa
    baru2 ini telah berlangsung konferensi wanita sedunia di Beijing. Dari berbagai
    informasi bisa diketahui bahwa ada beberapa usulan dalam konf tsb yg
    kontradiktif dg hukum Islam, misalnya saja usulan ttg penyeragaman pembagian
    hak waris antara pria & wanita di seluruh dunia. Dari berbagai info ttg
    konferensi tsb, saya berkesimpulan bahwa Islam memang banyak disalahfahami dan
    adalah kewajiban bagi kita semua utk meluruskan kesalahfahaman terhadap Islam
    dalam bentuk apapun sepanjang kita bisa melakukannya.






    Kemudian, menjelang konferensi tsb saya
    mempersiapkan satu artikel ttg "wanita dalam Islam". Tulisan yg saya
    persiapkan itu tadinya tdk berkaitan dg konf tsb. Yg menjadi pendorong bagi
    saya sebetulnya adalah salah satu posting ttg Wanita dalam Islam beberapa waktu
    lalu yg diambil dari tulisan Morteza Mutahhari yg diterbitkan kedalam bahasa
    Indonesia oleh pustaka Salman ITB. Tadinya saya merasa bahwa mungkin ada
    baiknya bila ikhwan/akhwat mengetahui juga pendapat mengenai masalah ini dari
    penulis selain Mutahhari.



    Kebetulan saya memiliki copy dari buku "Islam The
    Misunderstood Religion" oleh Muhammad Kutub yg mana salah satu chapter
    dalam buku tsb (chapter 9) berisi ttg thema ini. Bagi ikhwan/akhwat yg belum
    membaca buku tsb, saya punya satu pesan:



    this book is very very very
    highly recommended
    . Saya
    kurang tahu apakah buku ini telah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia; hanya
    yg menarik dari karya Muhammad Kutub yg satu ini adalah kritikan yg cukup pedas
    dari Wilfred Cantwell Smith dalam bukunya "Islam in Modern History".
    FYI, Smith yang pada waktu itu adalah seorang professor of Islamic Study di
    McGill juga membuat kritikan yg cukup sinis terhadap Harokah Islamiyah Ikhwanul
    Muslimin. Well... what do you expect from someone like him?Smile






    Anyway, kembali ke artikel yg saya siapkan
    itu. Buku Muhammad Kutub merupakan referensi utama yg saya pakai. Referensi2
    pendukung lainnya adalah beberapa artikel dari journal "Science" yg
    diterbitkan oleh AAAS (American Association for the Advancement of Science,
    kalau tak salah Thomas Alva Edison adalah salah seorang pendiri journal tsb)
    dan buku "America and Its People" yg saya pakai utk pelajaran
    American History waktu Undergrad dulu. Artikel yg saya siapkan ini cukup panjang
    dan mungkin baru setengahnya selesai. Meskipun demikian, mungkin ada baiknya
    juga bila saya postingkan di sini secara serial. Insya Allah setengahnya lagi
    yg belum selesai akan diselesaikan sambil jalan.






    Mudah2an posting2 saya dg thema
    "Wanita dalam Islam" dg sumber utama buku Muhammad Kutub bisa sedikit
    bermanfaat. Apabila yg saya tulis (sampaikan) benar, itu datangnya dari Allah
    dan bila salah, itu datangnya dari kekhilafan/kelemahan saya sendiri. Saya akan
    sangat berterimakasih seandainya ikhwan/akhwat mau membuat koreksi bila ada yg
    salah.






    Akhirul kalam,
    wassalamu'alaikum wr. wb...






    Akhukum Fillah,


    Dodi





    Date:
    Tue, 24 Oct 95 16:56:15 JST



    From:
    Arif Fauzi g30016@gzc.cit.nihon-u.ac.jp



    To: tarbiyah@isnet.ee.umanitoba.ca


    Subject:
    database-log wanita_dalam_islam_01 silent-mode









    WANITA
    DALAM ISLAM






    Assalamualaikum Wr Wb..





    Berikut ini adalah kisah nyata di United
    States:



    Pada tahun 1957, jurnalis Barbara Seaman--saat berada di
    rumah sakit setelah kelahiran bayi pertamanya--menanyakan dokter dan perawatnya
    ttg apa yg terdapat di dalam pil yg mereka berikan. Namun dokter & perawat
    tdk memberikan jawaban. Hanya setelah bayinya menjadi sangat sakit, Seaman
    mengetahui bahwa pil tersebut mengandung laxatives yg secara tak sengaja
    turut terkonsumsi oleh bayi melalui air susu. Laxatives, menurut Seaman,
    diberikan dg asumsi keliru yg mana tak seorangpun ibu-ibu saat ini akan
    menyusui bayi saat mereka mengkonsumsi bahan kimia itu.






    Kemarahan dan kekesalan thd situasi
    seperti itu mendorong Seaman untuk melakukan perjuangan yg membuat dia berada
    di garis terdepan dalam gerakan kesehatan wanita (women's health movement).
    Perjuangan Seaman tdk terbatas pada



    laxatives saja. Setelah melakukan investigasi ttg
    pil kontrasepsi, Seaman menuliskan temuannya dalam sebuah buku "The
    Doctor's Case Against The Pill"
    , "expose" th 1969 yg
    menyatakan bahwa pil tersebut menyebabkan stroke yg fatal, penyakit jantung,
    diabetes, depresi, dan berbagai penyakit lainnya, seperti yg tertulis dalam
    cover buku itu: "Love with the pill can cripple and kill."






    Kontroversi yg terus menerus menyebabkan
    Seaman kehilangan pekerjaannya sebagai jurnalis. Namun, itu menyebabkan pula
    salah seorang senator pada saat itu, Gaylord Nelson (D-WI) untuk mengadakan
    "hearings" ttg keamanan pil pada tahun 1970. Yang menarik dari
    hearings tersebut adalah interupsi dari Alice Wolfson, seorang aktifis HAM dan
    anggota dari "women's group" pertama di New York City, yg menuntut
    utk mengetahui kenapa tak seorang pun wanita---bahkan Seaman
    sendiri---diperbolehkan utk memberikan kesaksian. ("Science",
    vol. 269, 11 August 1995, pp766)






    Dari kisah nyata di atas bisa dilihat
    bahwa bahkan di negara yg sering2 disebut sebagai pembela demokrasi sekalipun,
    wanita masih belum dihargai sepenuhnya sehingga bisa dimengerti kalau berbagai
    gerakan utk memperbaiki status dan kondisi wanita, misalnya gerakan feminisme,
    timbul di negara ini. Mengenai kelahiran feminisme sendiri, Martin et al
    menulis:



    The
    women's rights movement was another major legacy of radical reform in the early
    nineteenth century. At the beginning of the century, women were prohibited from
    voting or holding office in every state; they had no access to higher education
    and were excluded from professional occupations. American law was guided by the
    principle that a wife had no legal identity apart from her husband. She could
    not be sued, neither could she bring a legal suit, make a contract, or own
    property. She was not permitted to control her own wages or gain custody of her
    children in case of separation or divorce, and under many circumstances she was
    even deemed incapable of committing crimes. ("America And Its People",
    pp 318).






    Dengan adanya berbagai gerakan perbaikan
    di US, apakah status dan kedudukan wanita menjadi lebih baik? Jawabnya: tidak
    selalu!






    Pada saat ini wanita memang bisa memasuki
    hampir semua bidang kehidupan: politik, ekonomi, pendidikan, kebudayaan,
    hankam, dll. Berbagai kebijaksanaan dibuat utk mengencourage dan mempermudah
    wanita utk memperoleh akses dan ikut aktif dalam berbagai bidang. Misalnya,
    didalam usaha merekrut pegawai telah banyak digunakan policy yg namanya "affirmative
    action/equal opportunity",
    dimana wanita dan minoritas diencourage utk
    melamar. (catatan: policy tsb saat ini mengundang controversy sehingga baru2
    ini University of California system meninggalkan kebijaksanaan affirmative
    action).



    Namun, pada yg saat sama pula masih banyak terjadi
    pelanggaran-pelanggaran terhadap wanita, misalnya pelecehan seksual di tempat
    kerja, "domestic violence", dan wanita yg hanya dijadikan
    sebagai object sex.






    Mengenai sexual harrasment di tempat
    kerja, dua contoh terkenal dan telah diketahui oleh banyak orang bisa diberikan
    di sini:



    - kasus "hearings" di Congress
    antara Judge Clarence Thomas dan Anita Hill yg banyak memperoleh coverage dari
    berbagai media meskipun kasus ini banyak mengandung kontroversi



    - kasus yg menimpa senator dari Oregon,
    Packwood, dimana karyawatinya mengeluh karena memperoleh sexual harrassment dari
    sang Senator.






    Perlakuan sewenang-wenang terhadap wanita
    tdk hanya terjadi di tempat kerja saja. Rumah yg seharusnya menjadi tempat
    berlindung malah menjadi tempat di mana



    wanita sering diperlakukan
    dengan kasar. Salah satu "domestic violence" yang sangat
    terkenal adalah kasus yg terjadi antara O.J. Simpson dan mendiang Nicole Brown
    yg mana pengadilan atas kasus tersebut (yg disebut-sebut sebagai pengadilan yg
    mendapat media coverage terbesar pada abad 20) masih berlangsung sampai detik
    ini.






    Dalam upaya merendahkan martabat wanita, media terutama majalah
    dan televisi, mempunyai peranan yg sangat besar. Cobalah nyalakan remote
    control. Hampir setiap saat televisi dipenuhi oleh iklan-iklan yg
    memperlihatkan wanita dg penekanan atas kecantikan fisiknya, bukan karena
    ketinggian intelektualnya.






    Dilihat dari segi hidup berkeluarga, U.S.
    adalah salah satu negara yg memiliki tingkat perceraian tertinggi di dunia.
    Kemudian, sebagian masyarakat U.S. pendukung kebebasan seks (terutama tahun
    70-an) meskipun akhir2 ini, "which thanks to the widespread of STDs (sexually
    transmitted diseases
    )", para pendukung tsb tdk sebanyak 20 tahunan yg
    lalu. Bahkan saat ini para anak muda (paling tidak di South) di encourage utk "abstain
    & wait 'til marriage".






    Dengan berbagai keadaan yg tidak
    menguntungkan yg harus dihadapi oleh kaum wanita, bisa dimengerti dan sekali
    lagi---bisa dimengerti---mengapa gerakan feminisme dan gerakan2 lainnya utk
    memperbaiki status dan kedudukan wanita lainnya lahir dan tumbuh di Barat. Yang
    patut disayangkan adalah bila kaum Muslimin/Muslimah mengidolakan gerakan
    feminisme dari West serta segala hal yg berbau West, tanpa melihat dan
    mempelajari contoh-contoh yg diberikan oleh Rasulullah, Sahabah, dan orang2
    saleh yg terlihat komitmennya terhadap Islam.






    Benar sekali apa yg telah disinyalir oleh
    Rasulullah SAW dalam haditsnya yg isinya kurang lebih bahwa kaum yg kalah itu
    akan mengikuti tradisi kaum yg menang, sejengkal demi sejengkal dan sehasta
    demi sehasta sehingga bila kaum yg menang masuk ke dalam lubang buaya sekalipun
    kaum yg kalah akan ikut masuk pula. Saat ini ummat Islam kalah hampir di semua
    bidang (terutama dalam ekonomi, politik, & militer) sehingga seperti
    sinyalemen Rasulullah SAW sebagian dari orang Islam banyak berkiblat ke Barat
    tak perduli apakah itu sesuai dg syariah Islam ataupun tidak. Dalam menjawab
    masalah2 agama dan kehidupan secara umum, sebagian orang harus merefer ke
    pendapat2 penulis yg tidak begitu jelas komitmennya terhadap Islam.






    Umat Islam seharusnya menyelesaikan semua
    persoalan dengan senantiasa merefer kepada AlQuran dan Sunnah Rasul. Kehidupan
    dan jejak para sahabat seharusnya dijadikan contoh dalam setiap kehidupan.
    Dengan kata lain, ummat Islam harus kembali ke dasar (fundamen). Umat Islam
    harus belajar utk memahami bahwa Islam memberikan jalan dan jawaban atas semua
    kehidupan, termasuk di antaranya masalah wanita.






    Banyak yg menjadi pertanyaan ttg status dan kedudukan wanita
    dalam Islam yg bila tanpa merefer ke AlQur'an, hadits, tradisi para sahabat,
    dan pendapat jumhur ulama akan bisa menimbulkan kesalahfahaman ttg Islam. Di
    antara berbagai masalah itu diantaranya adalah perbedaan hak waris antara pria
    dan wanita (i.e. mengapa tdk fifty-fifty), kepemimpinan dalam keluarga (kenapa
    suami yg harus memimpin dan bila istri menjadi sumber nafkah juga apakah suami
    tetap menjadi pemimpin), masalah poligami, dan baru2 ini di Isnet ttg asal-usul
    Hawwa yg dari tulang rusuk Adam, serta masalah2 lain.
















    Sebagai prinsip dasar, Islam memandang
    bahwa asal-usul wanita dan pria (kecuali, seperti kata bang Cepi.. hehehe
    sekali2 mas Cepi ada yg manggil abang, Adam AS, Isa AS, dan Hawwa) adalah sama:



    Hai
    sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yg telah menciptakanmu dari diri
    yg satu, dan dari padanya Allah menciptakan istrinya; dan daripada keduanya
    Allah memperkembangbiakkan laki2 dan perempuan yg banyak. Dan bertakwalah
    kepada Allah yg dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama
    lain, dan peliharalah hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga
    dan mengawasi kamu. (QS 4:1)






    Jadi, dari sini bisa dilihat bahwa
    asal-usul, kewajiban, dan tempat kembali pria dan wanita adalah sama sehingga
    keduanya memiliki hak yang sama pula. Seperti halnya kepada pria, Islam memberi
    jaminan hak hidup, kehormatan, dan hak milik kepada wanita. Wanita adalah
    mahluk terhormat yg tak seorangpun diperbolehkan utk mencari2 kesalahannya dan
    membicarakannya di belakang (melakukan ghibah). Tak seorangpun berhak utk
    memata-matainya. Ini adalah hak2 yg diberikan kepada pria dan wanita dan tak
    ada perbedaan di antara keduanya.



    Hukum Islam berlaku sama utk wanita dan pria:


    Hai
    orang2 yg beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokan kaum yg lain (karena)
    boleh jadi mereka yg (diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yg mengolok2an)
    dan jangan pula wanita2 (mengolok2an) wanita lain (karena) boleh jadi wanita
    (yg diperolok2an) lebih baik dari wanita (yg mengolok2an) dan janganlah kamu
    mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil-memanggil dg gelar2 yg buruk.
    Seburuk2 panggilan adalah (panggilan) yg buruk sesudah iman dan barangsiapa yg
    tdk bertaubat, maka mereka itulah orang2 yg zalim (49:11)






    Kemudian, Nabi telah bersabda:


    Diharamkan
    bagi seorang Muslim utk mengambil hidup, kehormatan, dan milik Muslim yg lain. (HR
    Bukhari dan Muslim)






    Pria dan wanita memiliki hak2 yg sama
    dalam kebutuhan2 materi di dunia, termasuk diantaranya memegang property serta
    menggunakannya semau mereka:



    Bagi
    laki2 ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapak dan kerabatnya, dan bagi
    wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapak dan kerabatnya,
    baik sedikit atau banyak menurut bahagian yg telah ditetapkan (QS 4:7)



    Dan


    ...Bagi
    orang laki2 ada bahagian dari apa yg mereka usahakan, dan bagi para wanita
    (pun) ada bahagian dari apa yg mereka usahakan... (QS 4:32)






    Kita berhenti sejenak di sini untuk
    mencatat masalah hak wanita utk memegang hak milik (property) dan
    menggunakannya semau dia. Seperti yg ditulis oleh Martin et al, sampai abad
    lalu wanita Amerika tdk memperoleh hak milik (lihat posting sebelumnya). Untuk memperoleh
    hak yg merupakan sebagian dari hak2 yg dijamin oleh Islam kepada wanita, mereka
    harus melalui perjuangan yg berat. Sebagai gambaran, bisa dilihat dari
    perjuangan dua pejuang wanita, Catherine Beecher (1800-1874) dan Sarah Josepha
    Hale (1788-1879):



    Both
    Beecher and Hale worked tirelessly for women's education (Hale helped organize
    Vassar College) and gave voice to the grievances of women---the ab-



    symally
    low wages paid to women in the needle trades (twelve-and-a-half cents a day for
    a fourteen-hour workday), the physical hardship endured by female operatives in
    the nation's shops and mills (where women workers were awakened at five,
    required to work fourteen hours a day by lamplight, standing all the while,
    breathing particles thrown off by the spindles and looms), and the enfeebling
    of women's intellectual aspirations. Eventhough both women rejected equal
    rights, they were important transitional figures in the emergence of feminism.
    Each significantly broadened society's definition of "women's sphere"
    and assigned women vital social responsibilities; to shape the character of
    children, to morally uplift husbands, and to promote causes of "practical
    benevolence", icluding Sunday Schools, playgrounds, and seamen's societies
    (which aided not sailors but abandoned wives, widows, and orphans). ("America
    and Its People
    ", pp 319)






    By
    mid-century women's rights conventions had been held in every northern state.
    Despite ridicule from the public press---"the Worcester (Massachusetts)
    Telegraph" denounced women's rights advocates as
    "Amazones"—female reformers contributed to important, if limited,
    advances againsts discrimination. They succeded in gaining adoption of Married
    Women's Property Laws in a number of states, granting married women full control
    over their income and property. A New York law passed in 1860 gave women joint
    custody over children and the right to sue and be sued, and in several states
    women's rights reformers secured adoption of permissive divorce laws that
    granted divorce for any "misconduct" that "permanently destroys
    the happiness of the petitioner and defeats the purposes of the marriage
    relationship." ("America and Its People", pp 320)






    Semenjak empat belas abad yg lalu Islam
    telah mengakui status ekonomi wanita yg independen dan memberikan wanita hak
    untuk memiliki, menggunakan dan menikmati kekayaan tanpa melalui perantara.
    Keindependenan wanita tdk hanya terbatas dalam masalah ini, dalam masalah yg
    sangat penting dalam hidup wanita, yaitu pernikahan, wanita tetap memiliki
    status independen. Tak ada pernikahan yg valid kecuali dg persetujuan wanita.
    Rasulullah SAW telah bersabda:



    Tak
    ada janda yg dinikahkan kecuali setelah berkonsultasi dg nya; tiada gadis yg
    dinikahkan tanpa persetujuannya, dan persetujuannya adalah diamnya". (HR
    Bukhari dan Muslim).



    Bahkan setelah upacara pernikahan
    sekalipun bila wanita menyatakan tdk setuju maka bubarlah pernikahan tersebut.
    Dalam Islam wanita mempunyai hak utk mempropose pernikahan (melamar) kepada
    pria yang ingin dia nikahi



    Dalam masalah pendidikan, Islam mewajibkan Muslimin/ah utk
    mencari ilmu sebagai syarat utk bisa menjadi orang yg betul2 beriman.
    Mendapatkan pengetahuan adalah kewajiban bagi wanita dan pria; Islam
    menghendaki Muslimah untuk mengembangkan kemampuan rasio serta melatih kekuatan
    fisiknya. Begitu besarnya Islam menaruh perhatian terhadap usaha mencari
    pengetahuan baik kepada pria maupun kepada wanita. Ini membuktikan bahwa Islam
    memberikan status terhormat kepada wanita, di mata Allah maupun masyarakat.






    Setelah mengakui status yg sama antara
    pria dan wanita, Islam membedakan pria dan wanita atas fungsi2 khusus mereka
    dalam hidup. Pembedaan ini menyebabkan protes dari beberapa organisasi wanita
    yg didukung oleh penulis2 tertentu dan para "pembaharu". Namun
    sebelum melihat point2 dimana Islam membedakan kedua gender ini, ada baiknya
    bila pertama2 kita handle dulu masalah2 dasar dari segi fisiologis maupun
    psikologis.






    Apakah pria dan wanita memiliki gender yg
    sama ataukah berbeda? Apakah mereka memiliki fungsi yg sama dalam hidup ataukah
    fungsi mereka terpisah dan berbeda sebagai pria dan wanita? Ini adalah point
    utama, "the crux of the problem".



    Bila konferensi2 wanita, pendukung2 mereka, para penulis, dan
    para pembaharu mengatakan bahwa wanita dan pria tdk memiliki perbedaan dalam
    perangkat2 fisik dan intuisi maupun fungsi2 biologis mereka dalam hidup maka
    tdk ada lagi yg bisa dikatakan kepada mereka. Namun bila mereka mengakui bahwa
    perbedaan2 antara fungsi pria dan wanita itu ada, mendiskusikan masalah
    bersama2 Insya Allah akan berguna. Untuk
    memulai diskusi, marilah kita lihat beberapa temuan baru ttg perbedaan antara
    pria dan wanita.






    Dalam dunia ilmiah, baru2 ini sajalah para
    peneliti memfokuskan diri dalam riset ttg perbedaan antar gender, terutama
    dalam masalah medis, seperti yg ditulis



    dalam journal "Science"
    edisi 11 Agustus 1995:



    ...medical
    researchers are now aggressively examining medical differences between the
    sexes. Much research has focused on female hormones, which have wide-ranging
    effects that scientists are just beginning to unravel. Indeed, many researchers
    focusing on women's health find it difficult to believe that scientists have so
    long failed to appreciate the enormous medical implications of the sexes'
    diverse hormonal environments. (pp 768).






    Para ilmuwan sendiri telah lama menganggap
    bahwa perbedaan gender tdk berpengaruh terhadap respon terhadap obat. Ini
    dikatakan sendiri oleh psichiatrist Margaret Jensvold, direktur Institute for
    Research in Women's Health di Washington DC:



    "for
    a long time there was the mistaken belief that sex differences didn't exist in response to drugs. But in
    fact we are learning that there are significant sex differences with regard to
    medication, and that these are directly related to the menstrual cycle."
    (Science, pp 768).






    Dalam bidang medis, para ilmuwan masih
    terus mengadakan penelitian utk mempelajari apakah perbedaan-perbedaan
    farmakokinetik antara pria dan wanita (i.e. variasi dalam cara tubuh pria dan
    wanita mentransportasikan obat2an melalui aliran darah) cocok dg
    perbedaan-perbedaan farmakodinamik antara pria dan wanita (i.e. variasi dalam
    pengaruh obat ketika mencapai reseptor). Itu sedikit dari segi fisiologis!






    Dari sudut psikologis, Myrna M. Weissman
    dan Mark Olfson dari College of Physicians and Surgeons, Columbia University
    New York, menemukan bahwa depresi pada wanita adalah dua kali lebih umum
    dibandingkan dg depresi pada pria. Dalam abstrak paper mereka di journal
    Science yg berjudul "Depression in Women: Implications for
    Health Care Research
    ", Weissman dan Olfson menulis:



    Epidemiologic
    data from around the world demonstrate that major depression



    is
    approximately twice as common in women than men and that its first onset peaks
    during the childbearing years. Progress has been made in understanding the
    epidemiology of depression and in developing effective treatments.
    Much
    remains to be learned about the basic pathogenesis of depression and their
    offspring, especially during the reproductive years.
    (Science pp. 799)





    Mudah2an realitas perbedaan antara pria
    dan wanita bisa lebih dimengerti. Sekarang, Marilah kita kembali ke point2 yg
    menjadikan dasar
    bagi
    pembedaan antara dua gender dan fungsi2 mereka dalam Islam.






    Ciri khas Islam yg jelas adalah bahwa
    Islam merupakan sistem hidup yg praktis dan sesuai dg sifat alami manusia.
    Islam mengajak manusia utk memurnikan jiwa mereka dan menuju pada tingkat yg
    paling tinggi; sesuatu yg ideal dan mungkin merupakan impian. Namun di dalam
    keseluruhan proses utk memperbaiki dan "menyempurnakan" manusia Islam
    tidak berusaha utk merubah sifat2 alami manusia; Islam juga tidak percaya bahwa
    perubahan dalam sifat2 alami manusia adalah mungkin atau berguna bagi
    kesejahteraan mereka. Islam percaya bahwa hasil tertinggi dalam kemanusiaan
    bisa diperoleh melalui dan dengan pertolongan sifat2 alami tersebut setelah
    refinement dan peningkatan ke tingkat yg paling mulia.






    Sikap Islam tentang masalah pria dan
    wanita juga sesuai dg sifat alami manusia. Islam mengakui persamaan antara
    mereka bila memang ada dasar2 natural utk itu. dan membedakan keduanya kalau
    memang itu natural. Marilah kita ambil dua situasi dimana Islam membedakan
    kedua gender: distribusi warisan dan kepemimpinan dalam keluarga.






    wassalaamu'alaikum wr.wb





    Dodi


    tarbiyah@isnet.org


    Last
    edited by Akhmad Yunianto Jan 3th 2001

      Waktu sekarang Sat Nov 23, 2024 9:44 am