Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Join the forum, it's quick and easy

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

salah satu forum terbesar tempat kita bernostalgia

Login

Lupa password?

Our traffic

info rakyat

Sun Oct 31, 2010 9:05 pm by admin

---------------
PEMBERITAHUAN....

SF ZONA RELIGI SEKARANG KAMI PINDAH KE [You must be registered and logged in to see this link.] ANDA BISA BERPARTISIPASI DAN MENJADI MODERATOR SESUAI PERMINTAAN ANDA DENGAN REQUEST VIA SMS NO ADMIN 081945520865


Sekilas Info

Sun Jun 27, 2010 2:44 pm by admin

kabar gembira, forum lentera-rakyat mulai hari ini juga bisa diakses melalui [You must be registered and logged in to see this link.]


    peradaban islam nusantara

    kutubuku
    kutubuku
    Mega Ultimate Member


    Zodiac : Virgo Jumlah posting : 297
    Join date : 18.06.10
    Age : 36
    Lokasi : rahasia

    peradaban islam nusantara Empty peradaban islam nusantara

    Post by kutubuku Wed Jun 30, 2010 4:01 pm

    Berbicara tentang peradaban sangat menarik (interestable),
    karena ia menjadi bagian dari kehidupan umat manusia yang signifikan. Sejarah
    manusia penuh dengan berbagai peradaban yang silih berganti, tergantung para
    penguasa dan para pemimpin dunia. Mereka yang kuat akan menentukan model
    peradaban umat manusia. Apalagi di era global ini, model peradaban hampir
    menjadi seragam karena sekat-sekat teritorial, nasional, budaya, agama, dan ras
    tidak mampu membentengi dirinya dari upaya memasarkan model peradaban yang
    menjadi trend di pihak-pihak yang kuat dan berkuasa. Sehingga pada gilirannya,
    corak-corak budaya, agama, nasional, dan ras menjadi luntur dan akhirnya
    hancur, kemudian diganti dengan model paradaban yang mendunia.


    Peradaban islam adalah terjemahan dari
    kata Arab al – hadha- rah al – islamiyah.Kata arab ini juga sering di
    artikan dalam bahasa indonesia dengan kebuayaan islam “kebudayaan” dalam bahasa
    arab adalah al-tsaqafa, di indonesia,sebagai mana juga di arab dan
    barat.


    Kalau kita baca definisi kebudayaan (culture),
    misalnya dalam Kamus yang sama: (1). The totality of socially transmitted
    behavior patterns, arts, beliefs, institutions, and all other products of human
    work and thought….
    , maka kebudayaan memiliki makna yang hampir sama dengan
    peradaban. Keduanya adalah hasil kerja manusia pada suatu zaman. Namun, dalam
    pembicaraan secara umum, peradaban nuansanya lebih luas, lebih menyeluruh,
    lebih sophisticated, dan lebih mentereng.
    Disamping itu, berbeda dengan kebudayaan, peradaban lebih dekat dengan struktural
    (kekuasaan), bahkan melingkupinya. Sedang kebudayaan, biasanya malah sering
    disebut sebagai antitesa dari kekuasaan (struktural), sehingga sering muncul
    istilah ‘pendekatan struktural’ dan ‘pendekatan kultural’. Belum lagi dalam
    keseharian, kebudayaan malah dipersempit lagi dengan aspek2 kesenian belaka.
    Bahkan kedua aspek itu sering digabung menjadi seni-budaya. Karenanya berbeda
    dengan kebudayaan yang bisa dibiarakan relatif terlepas dari kekuasaan,
    peradaban hampir selalu terkait dengan kekuasaan.


    Islam diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
    membawa bangsa arab yang semula terkebelakang, bodoh, tidak terkenal,dan di
    abaikan oleh bangsa- bangsa lain,menjadi banngsa yang maju.Ia dengan cepat
    bergerak mengembangkan dunia, membina suatu kebudayaan dan pradaban yang sangat
    penting artinya dalam sejarah manusia hingga sekarang.bahkan kemajuan wilayah
    barat bersumber dari peradaban islam yang masuk ke Eropa melalui Spayol.


    Ketika berbicara tentang masa lalu kaum muslimin bisa jadi
    sebagian orang –muslim- merasa kurang tertarik bahkan terkesan tidak mau
    membicarakannya
    . Inilah buah dari pendidikan kita yang sekuler, Islam
    tidak diperkenalkan secara komprehensif sebagai peradaban yang agung dan mulia
    namun hanya diperkenalkan sebagai sebuah ‘agama’ belaka, bukan sebagai sebuah
    aturan hidup di segala bidang (Idiologi).


    Gambaran Islam sebagai sebuah peradaban secara objektif
    yang terdiri dari aspek kebudayan materi (madaniah) dan kebudayaan inmateri
    (Tsaqafah) sedikit sekali kita temukan dibuku-buku standar pendidikan kita
    hingga hari ini.


    Peradaban Islam yang dibangun oleh kebudayan materi
    (madaniah) yaitu hasil karya fisik yang disyariatkan maupun yang bersifat
    mubah, yaitu produk ilmu pengetahuan dan teknologi. Adapun kebudayaan inmateri
    (Tsaqafah) yaitu berupa pemikiran yang berfondasikan aqidah dan syariah islam
    yaitu aturan beribadah dengan sang pencipta, aturan pergaulan, ilmu ekonomi,
    pendidikan, aturan pemerintahan, kemiliteran, aturan hukum, hingga aturan
    berhubungan dengan luar negeri.


    Dalam ranah sejarah, harapan membangun kaum muslimin
    bangga terhadap Agamanya sehingga ingin mengamalkan agamanya dan
    memperjuangkannya, justru terbalik, karena yang ditemukan dalam sejarah
    Peradaban Islam ternyata kejumudan, penindasan, pengkhianatan, pembunuhan,
    kerakusan, dsb
    . Apa sebab? Ternyata yang kita baca selama
    ini referensinya kebanyakan dari para orientalis barat yang jelas-jelas
    membenci islam.


    Imbas dari pandangan negatif terhadap Sejarah Peradaban
    Islam adalah dimarjinalkannya ilmu-ilmu islam lainnya. Aqidah dikaji secara
    dangkal, difahami sebagai Rukun Iman belaka yang dicukupkan untuk dihapal dan
    dilisankan, bukannya untuk perlihatkan, diamalkan. Syariah sering
    didengung-dengungkan tetapi mengkajinya jarang-jarang.Bahasa arab dipinggirkan.
    Al-Qur’an lebih banyak dilagukan daripada dijadikan petunjuk dan pedoman
    kehidupan. As-Sunnah sering diperbincangkan namun contoh Rasulullah seringkali
    diacuhkan. Padahal tidak akan terlihat idealitas keagungan dan kemuliaan Islam
    tersebut apabila tidak difaktual dalam kehidupan. Saya rasa sedang kita rasakan
    saat ini. Itulah kiranya fakta kemunduran umat muslim saat Ini.


    Barat menuduh kaum muslimin sebagai kaum yang bengis, dan
    agamanya adalah agama yang jumud, anti ilmu, anti pemikiran serta kreatifitas
    dalam seluruh segemen. Ini adalah penghinaan murni kepada Islam dan
    umatnya
    . Kaum muslimin terdahulu, adalah pembawa obor ilmu
    pengetahuan, membangun pilar-pilar peradaban Islam yang telah menerangi dunia
    ini, dan hingga sekarang tetap meneranginya.Memang benar, kaum muslimin
    mengetahui peradaban-peradaban umat sebelumnya, dan mereka mengambil manfaat
    pelajaran darinya dan bahkan menambahkannya, membenarkan yang benar, lalu
    mereka membuat kreasi baru di setiap lapangan ilmu pengetahuan dan kemanusiaan
    di saat Eropa dalam kegelapan. Kemajuan Eropa di segala bidang yang telah
    diraihnya pun tak terlepas dari peradaban Islam dan kaum muslimin.


    Kejadian-kejadian dan penemuan-penemuan yang telah
    ditemukan oleh tokoh-tokoh ilmuwan muslim terdahulu jarang diwacanakan atau diinformasikan
    kepada kita. Sebaliknya, – pada masa kejayaan islam- dimanipulir oleh Barat.,
    lalu mereka menisbatkan penemuan-penemuan tersebut kepada tokoh-tokoh mereka.
    Sebagai contoh, Isaac Newton, , Barat menobatkan ia sebagai penemu teori
    gravitasi bumi. Padahal, Tsabit bin Qarah telah menemukan teori itu
    seratus tahun sebelumnya daripada Newton
    .


    Dimanakah Sejarah Peradaban Islam Indonesia?


    Peradaban yang dibangun oleh Nabi Muhammad Saw. adalah
    peradaban yang dibangun di atas pijakan pandangan dunia agama bukan materi.
    Islam lebih mengedepankan nilai-nilai ruhani dan kemanusiaan. Materi – termasuk
    teknologi – bukan tujuan utama tetapi hanya aksidental. Keberhasilan
    menurut Islam tidak diukur dengan perolehan materi yang banyak tetapi diukur
    dengan pendekatan diri kepada Allah dan memperbanyak bekal untuk hari akhir
    .
    Imam Ali as. di saat kepalanya ditebas oleh seorang Khawarij secara spontan
    berkata, “Demi Tuhan Ka’bah, aku telah berhasil !”. Sampainya seseorang kepada
    Allah Swt dan berkhidmat kepada manusia adalah prestasi yang dituntut oleh
    Islam. Materi sebagai materi tidak mempunyai nilai apapun di mata Islam. Materi
    akan berarti jika dimaknai dengan tujuan-tujuan akhirat. Dalam tulisan ringkas
    ini, saya tidak perlu mengutip ayat maupun hadis tentang iman dan amal
    kebaikan, karena sangat banyak ayat dan hadis yang menjelaskan hal tersebut.


    Nabi Muhammad Saw. dengan peradaban yang berdasarkan
    nilai-nilai agama dan kemanusiaan berhasil mengalahkan dua kekuatan yang kuat;
    Persia dan Romawi yang membangun peradaban dengan kekuatan materi. Meskipun
    pada perkembangan berikutnya para pemimpin Islam, khususnya khilafah
    Abbasiyyah, lebih concern pada pembangunan materi bukan pengembangan
    nilai-nilai agama dan kemanusiaan.


    Jauh sebelum Islam masuk ke Indonesia, bangsa Indonesia
    telah memeluk agama hindu dan budha disamping kepercayaan nenek moyang mereka
    yang menganut animisme dan dinamisme. Setelah Islam masuk ke Indonesia, Islam
    berpengaruh besar baik dalam bidang politik, sosial, ekonomi,maupun di bidang
    kebudayaan yang antara lain seperti di bawah ini.


    Pengaruh Bahasa dan Nama
    Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan sangat banyak dipengaruhi oleh bahasa
    Arab. Bahasa Arab sudah banayk menyatu dalam kosa kata bahasa Indonesia,
    contohnya kata wajib, fardu, lahir, bathin, musyawarah, surat, kabar, koran,
    jual, kursi dan masker. Dalam hal nama juga banyak dipakai nama-nama yang
    berciri Islam (Arab) seperti Muhammad, Abdullah, Anwar, Ahmad, Abdul, Muthalib,
    Muhaimin, Junaidi, Aminah, Khadijah, Maimunah, Rahmillah, Rohani dan Rahma.


    Pengaruh Budaya, Adat Istiadat dan Seni
    Kebiasaan yang banyak berkembang dari budaya Islam dapat berupa ucapan salam,
    acara tahlilan, syukuran, yasinan dan lain-lain. Dalam hal kesenian, banyak
    dijumpai seni musik seperti kasidah, rebana, marawis, barzanji dan shalawat.
    Kita juga melihat pengaruh di bidang seni arsitektur rumah peribadatan atau
    masjid di Indonesia yang banayak dipengaruhi oleh arsitektur masjid yang ada di
    wilayah Timur Tengah.


    Pengaruh dalam Bidang Politik
    Pengaruh ini dapat dilihat dalam sistem pemerintahan kerajaan-kerajaan Islam di
    Indonesia seperti konsep khilafah atau kesultanan yang sering kita jumpai pada
    kerajaan-kerajaan seperti Aceh, Mataram. Demak, Banten dan Tidore


    Pengaruh di bidang ekonomi
    Daerah-daerah pesisir sering dikunjungi para pedagang Islam dari Arab,
    Parsi,dan Gujarat yang menerapkan konsep jual beli secara Islam. Juga adanya
    kewajiban membayar zakat atau amal jariyah yang lainnya, seperti sedekah,
    infak, waqaf, menyantuni yatim, piatu, fakir dan miskin. Hal itu membuat
    perekonomian umat Islam semakin berkembang.


    Ulama dan Intelektual; Simbol Peradaban Islam
    Indonesia



    Sangat disayangkan.. “penglihatan” sejarah Islam di
    Indonesia tidak memunculkan “periodisasi keemasan” peradaban Islam dalam kurun
    waktu abad 16 sampai 18 M, karena periodisasi yang muncul adalah masa
    “prakolonialis”. Padahal pada masa ini tumbuh peradaban Islam yang setaraf
    dengan sejarah peradaban Islam di Timur Tengah masa Daulah Abassiyah.
    Bukti-bukti yang menunjukan lahirnya peradaban Islam di Indonesia adalah dengan
    munculnya para Ulama dan Intelektual Islam di seluruh penjuru Nusantara. Mereka
    diantaranya :
    - Syeikh Hamzah al-Fansuri (Sasterawan sufi agung)
    - Syeikh Nuruddin ar-Raniri (Ulama ahli debat,tersohor di Aceh)
    - Habib Husein al-Qadri (Penyebar Islam Kalimantan Barat)
    - Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari (Pengarang Sabil al-Muhtadin)
    - Syeikh Muhammad Nafis al-Banjari (Ulama sufi dunia Melayu)
    - Syarif Abdur Rahman al-Qadri (Sultan pertama kerajaan Pontianak)
    - Syeikh Abdul Rahman Minangkabau (Mursyid Thariqat Naqsyabandiyah)
    - Mufti Jamaluddin al-Banjari (Ahli undang-undang Kerajaan Banjar)
    - Ahmad Khathib Sambas (Mursyid Tariqat Qadiriyah)
    - Syeikh Nawawi al-Bantani (Digelar Imam Nawawi kedua)
    - Muhammad Khalil al-Maduri (Guru ulama Jawa, Madura)
    - Saiyid Utsman Betawi (Mufti paling masyhur)
    - Tuanku Kisa-i al-Minankabawi lahirkan tokoh besar Hamka
    - Raja Muhammad Sa’id – Cendekiawan Istana Riau
    - dll


    ….. sayang sedikit pengetahuan tentang mereka..padahal
    mereka telah memberikan andil besar dalam peradaban Islam di Indonesia dengan
    karya-karya kitab yang mereka tulis. Tulisan tangan asli para ulama yang
    disebut manuskrip, merupakan bukti sejarah perkembangan Islam di kawasan ini.
    DR H Uka Tjandrasasmita, seorang Arkeolog Islam menyatakan ; Di Aceh, pada abad
    16–17 terdapat cukup banyak penulis manuskrip. Misalnya, Hamzah Fansuri, yang
    dikenal sebagai tokoh sufi ternama pada masanya. Kemudian ada Syekh Nuruddin
    ar-Raniri alias Syeikh Nuruddin Muhammad ibnu ‘Ali ibnu Hasanji ibnu Muhammad
    Hamid ar-Raniri al-Quraisyi. Ia dikenal sebagai ulama yang juga bertugas
    menjadi Qadhi al-Malik al-Adil dan Mufti Muaddam di Kesultanan Aceh pada
    kepemimpinan Sultan Iskandar Tsani abad 16. Salah satu karyanya yang terkenal
    berjudul ”Bustanul Salatin.” Syeikh Abdul Rauf al-Singkili yang juga ditetapkan
    sebagai Mufti dan Qadhi Malik al-Adil di Kesultanan Aceh selama periode empat
    orang ratu, juga banyak menulis naskah-naskah keislaman.


    Karya-karya mereka tidak hanya berkembang di Aceh, tapi
    juga berkembang seluruh Sumatera, Semenanjung Malaka sampai ke Thailand
    Selatan. Karya-karya mereka juga mempengaruhi pemikiran dan awal peradaban
    Islam di Pulau Jawa, Sulawesi, Kalimantan, Nusa Tenggara, kepulauan Maluku,
    Buton hingga Papua. Sehingga di daerah itu juga terdapat peninggalan karya
    ulama Aceh ini. Perkembangan selanjutnya, memunculkan karya keislaman di daerah
    lain seperti, Kitab Sabilal Muhtadin karya Syekh al Banjari di Banjarmasin. Di
    Palembang juga ada. Di Banten ada Syekh al Bantani yang juga menulis banyak
    manuskrip. Semua manuskrip ini menjadi rujukan umat dan penguasa saat itu.


    Taufik Abdullah (2002) membagi sejarah peradaban Islam di
    Nusantara dari abad ke-13 hingga pertengahan abad ke-19 M ke dalam tiga
    gelombang, yaitu :


    1.
    Gelombang Pertama adalah gelombang diletakkannya
    dasar-dasar kosmopolitanisme Islam, yaitu sikap budaya yang menjadikan diri
    sebagai bagian dari masyarakat kosmopolitan dengan referensi kebudayaan Islam.
    Gelombang ini terjadi sebelum dan setelah munculnya kerajaan Samudra Pasai
    hingga akhir abad ke-14 M.


    2.
    Gelombang Kedua terjadi proses islamisasi
    kebudayaan dan realitas secara besar-besaran. Islam dipakai sebagai cermin
    untuk melihat dan memahami realitas. Pusaka lama dari zaman pra-Islam, yang
    Syamanistik, Hinduistik dan Buddhistik ditransformasikan ke dalam situasi
    pemikiran Islam dan tidak jarang dipahami sebagai sesuatu yang islami dari
    sudut pandang doktrin. Gelombang ini terjadi bersamaan dengan munculnya
    kesultanan Malaka (1400-1511) dan Aceh Darussalam (1516-1700).


    3. Gelombang
    Ketiga, ketika pusat-pusat kekuasaan Islam di Nusantara mulai tersebar hampir
    seluruh kepulauan Nusantara, pusat-pusat kekuasaan ini ‘seolah-olah’
    berlomba-lomba melahirkan para ulama besar. Dalam gelombang inilah proses
    ortodoksi Islam mengalami masa puncaknya. Ini terjadi pada abad ke-18 – 19 M.

      Waktu sekarang Thu May 09, 2024 11:58 am