Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Join the forum, it's quick and easy

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

salah satu forum terbesar tempat kita bernostalgia

Login

Lupa password?

Our traffic

info rakyat

Sun Oct 31, 2010 9:05 pm by admin

---------------
PEMBERITAHUAN....

SF ZONA RELIGI SEKARANG KAMI PINDAH KE [You must be registered and logged in to see this link.] ANDA BISA BERPARTISIPASI DAN MENJADI MODERATOR SESUAI PERMINTAAN ANDA DENGAN REQUEST VIA SMS NO ADMIN 081945520865


Sekilas Info

Sun Jun 27, 2010 2:44 pm by admin

kabar gembira, forum lentera-rakyat mulai hari ini juga bisa diakses melalui [You must be registered and logged in to see this link.]


    teknik penulisan investigasi

    kutubuku
    kutubuku
    Mega Ultimate Member


    Zodiac : Virgo Jumlah posting : 297
    Join date : 18.06.10
    Age : 37
    Lokasi : rahasia

    teknik penulisan investigasi Empty teknik penulisan investigasi

    Post by kutubuku Thu Jun 24, 2010 7:16 pm

    Teknik Penulisan Investigasi


    Oleh Rommy Fibri





    Sebuah kapal nelayan fiber berwarna biru putih bermanuver lincah di
    antara deretan bagan ikan. Sang nelayan memacu mesin pada kecepatan penuh. Ia
    menghindari kejaran sebuah kapal tunda (tugboat) yang menempel ketat di
    belakangnya. Buih ombak memecah di kedua sisi kapal yang saling berkejaran,
    meninggalkan garis putih panjang di atas di permukaan samudera yang membiru.
    Dari segi kekuatanm jelas ini bukan duel seimbang.



    Kapal biru putih itu cuma sebuah perahu motor biasa dengan mesin 22 PK
    yang hanya memapu melaju pada kecepatan 4 knot. Sementara, dengan mesin 12
    silinder, kapal tunda tersebut dengan mudah melibas buruannya dalam kecepatan
    dobel. Alhasil, jarak antara mereka kian memendek. Seratus meter..., limapuluh
    meter..., empatpuluh meter...



    Lalu astaga! Seperti dalam kisah-kisah fiksi
    spionase, sebuah antiklimaks mengakhiri aksi kejar-kejaran yang mendebarkan
    itu. Nelayan Irwan (bukan nama sebenarnya) nekad memarkirkan kapalnya ke sebuah
    ceruk karang di Pulau Panjang, sekitar 2 KM dari Desa Griyang, Kecamatan
    Bojonegoro. Sang nelayan lantas bersecepat meloncati karang-karang pantai,
    disusul sepasang pria dan wanita muda – keduanya reporter TEMPO. Tiga ojek di
    pantai segera melarikan mereka ke sebuah rumah persembunyian di Pulau Panjang.
    Selamat? Tunggu dulu!


    Beberapa pria berkulit legam (mereka awak
    kapal tunda) menyusul ke desa. “Saya mencari wartawan yang memergoki pekerjaan
    saya,” ujar salah seorang dari mereka – seperti yang ditirukan beberapa nelayan
    setempat kepada sang reporter.” (TEMPO, pertengahan Juli 2000)


    Tulisan tersebut bukanlah kisah fiksi. Itu kejadian nyata dari wartawan
    investigatif yang tengah menelusuri data dan keterangan di lapangan. Cerita,
    yang ditampilkan dalam sebuah boks ini, adalah ekses serangkaian investigasi TEMPO terhadap
    penyelundupan BBM di kawasan Merak dan sekitarnya, tepatnya di kawasan pantai
    antara Kecamatan Bojonegoro dan Kecamatan Kesemen, Serang, Jawa Barat.


    Di lokasi inilah TEMPO memergoki proses
    pemindahan BBM (transpoting) dari jarak tak sampai 100 meter. Minyak
    dipindahkan dari tongkang berukuran 2000 ton ke sebuah tangker berwarna hitam
    putih. Nansa Singapore tertulis di lambung kapal, yang buang sauh sekitar dua
    mil dari daratan. Di samping tongkang merapat sebuah tunda yang bertuliskan
    Lohjinawi II.


    Kepada TEMPO, Irwan membisikkan bahwa itu
    tongkang ketiga yang beroperasi sejak Jum’at malam. Kamera panjang sang
    reporter berkali-kali menjepret proses itu melalui jendela seukuran layar
    komputer. Sebuah selang (host) warna biru yang menyambungkan tongkang
    menunjukkan kapal itu sedang loading. Posisi tanker memberat ke belakang.
    Sedangkan tongkang sudah mengambang – pertanda sebagian isinya sudah “dimuntah”
    kan ke sebelah.


    Seorang awak kapal tunda rupanya mengarahkan
    keker ke arah kapal Irwan. Apa lacur, teropong itu menangkap lensa kamera yang
    sedang membidik. Akibatnya? Kapal tunda yang tadinya senyap, seolah tak
    berawak, mendadak heboh. Belasan orang berlari ke geladak. Dalam hitungan
    menit, mereka memburu kapal nelayan itu ke Pulau Panjang. (TEMPO, Pertengahan
    Juli 2000).


    Contoh di atas adalah salah satu tulisan dari hasil akhir liputan
    investigasi Majalah TEMPO tentang penyelundupan BBM. Secara faktual, seluruh
    data dan temuan lapangan yang sudah terkodifikasikan itu, dirangkai menjadi
    satu tulisan yang menarik, enak dibaca dan menggambarkan fakta yang terjadi di
    lapangan. Langkah yang paling aman, adalah memisahkan seluruh laporan dan data
    yang dipunyai ke dalam masing-masing kapling tema. Misalnya, seluruh bahan yang
    bertutur tentang modus atau pola manipulasi BBM, para pelaku, kerugian yang
    diderita dan timeline kejadian, dikelompokkan masing-masing. Lantas diserahkan
    pada setiap penanggungjawab penulisnya.


    Secara deskriptif,
    langkah-langkah penulisan investigasi bisa digambarkan sebagai berikut:


    1.
    Buat
    outline yang betul-betul fokus dan representatif terhadap masalah yang
    bersangkutan. Outline menggambarkan judul, angle, latar belakang masalah,
    narasumber, seluruh daftar pertanyaan dan data yang diperlukan, cara pengumpulan
    data dan foto dari tulisan yang akan dibuat.


    2.
    Bikin
    judul yang menarik minat pembaca dan sifatnya eye cathcing. Judul bisa dibuat kapan saja, baik setelah
    tulisan jadi ataupun sebelumnya. Yang
    terpenting, judul mesti merepresentasikan isi tulisan.


    3.
    Yang tak
    kalah pentingnya dari judul, yakni subjudul. Biasanya, subjudul yang baik
    terdiri atas 2-3 kalimat. Tapi ini bukan hal yang baku, bisa lebih bisa juga
    kurang. Bentuknya bisa sebuah kesimpulan, ringkasan tulisan atau juga
    kesimpulan.


    4.
    Bikin
    lead yang yang mengundang selera pembaca. Biasanya kalimat yang digunakan untuk
    menarik minat bersifat deskripsi, asosiasi atau juga kesimpulan.


    5.
    Eksplorasi
    data-data dan angka yang menunjukkan signifikansi investigasi tersebut. Dengan
    dukungan data yang akurat, tulisan investigasi akan terasa lebih bernilai.
    Kalau perlu, tampilkan dalam bentuk grafik, flowchart, diagram, poin per poin
    atau juga gambar.


    6.
    Fokuskan
    arah dan alur tulisan pada hipotesis dan angle yang sudah dibuat, sehingga
    tidak melantur ke mana-mana. Jika tidak, maka cerita akan tumpang tindih dan
    bertele-tele. Bisanya, bagian per bagian tulisan investigasi itu terdiri atas
    Round up, Modus, Pelaku/pihak yang bertanggung jawab, Display Data, Hal-ihwal
    Kerugian, Kronologi kejadian dan juga kisah menarik selama penyamaran/bukti
    lapangan yang betul-betul menakjubkan.


    7.
    Berperanlah
    sebagai pencerita. Deskripsikan setiap detil hasil liputan investigasi dengan
    gaya berkisah. Dan jangan lupa mencantumkan setiap detil yang patut
    diungkapkan. Jangan cuma mengajak pembaca berpikir, melainkan mengajak untuk
    “berkhayal” barang sejenak. Sehingga seolah-olah, pembaca merasa berada di
    lokasi kejadian dan ikut andil dalam peliputan investigasi itu. Ingat, tema
    investigasi biasanya adalah tema-tema “berat”, makanya perlu dikemas dalam
    bentuk yang populer. Artinya, bisa dinikmati oleh awam tanpa perlu
    mengernyitkan dahi.


    8.
    Tutup
    tulisan dengan kata yang “bernafsu”. Bisa sebuah “penyimpulan”, pertanyaan yang
    menggelitik, harapan, pujian, maupun sindiran. Pemakaiannya tergantung pada
    angle tulisan. Kalau misalnya tulisan bagian modus, maka bisa digunakan penutup
    kalimat yang menyimpulkan. Bisa juga ditutup oleh pertanyaan yang menggelitik
    dan menyentil. Sementara untuk bagian Round Up, biasanya digongi oleh harapan.


    Penulisan dalam liputan investigasi memegang peranan yang cukup
    penting. Karena, ia harus bisa menggambarkan secara utuh masalah yang sedang
    investigasi. Ia harus mampu menarik benang merah masalah, memaparkannya dengan
    lincah, enak, kritis dan (kalau bisa) jenaka, serta ada jalan keluar atas
    masalah tersebut. Karena investigasi (di
    Majalah TEMPO), menurut Toriq Hadad, Wakil Pemimpin Redaksi Majalah TEMPO,
    dimaksudkan sebagai alat mencari kebenaran ketika terjadi kekacauan informasi di masyarakat.


    Selesai penulisan, ada satu hal penting yang tak
    boleh ditinggalkan sama sekali. Ia adalah pengecekan pencemaran nama baik dan
    juga fakta. Pun mesti dipertimbangkan informasi terbaru dari masalah yang
    sedang ditulis. Siapa tahu, perkembangan informasi terakhir – yang muncul di saat
    tulisan sudah siap saji – bisa mempengaruhi kesimpulan dan alur kronologi
    ceritanya.


    Namun demikian, menulis adalah satu hal yang sifatnya
    keahlian. Semua harus dicoba, dicoba dan dicoba. Toh, tak ada orang yang tiba-tiab ahli naik
    sepeda, motor atau mobil. Semua harus menjalaninya secara bertahap. Yang
    penting, jangan takut untuk selalu mencoba.





    Disampaikan dalam DIKLAT tingkat Lanjut UAPKM – UB 2002


    Penulis adalah staf redaksi Majalah TEMPO Jakarta

      Waktu sekarang Mon Nov 25, 2024 7:41 am