Kapan Pertolongan Allah Datang?
Maasyiral muslimin rahimakumullah!
Ketahuilah bahwa kalian akan menghadap Allah, dan
amal perbuatan kalian pasti akan dihitung. Siapa yang berbuat baik, maka itu
untuk dirinya sendiri; dan siapa yang berbuat buruk, maka ia akan menanggung
akibatnya. Tidaklah Rab kalian berbuat zalim kepada para hamba-hamba-Nya.
Maasyiral muslimin rahimakumullah!
Manakala Imam Junaid r.a. berada dalam detik-detik
kematiannya, para orang saleh datang kepadanya dan berkata, "Wahai Junaid,
tidak lama lagi kematian akan menjemputmu." Imam Junaid lalu berkata,
"Lalu akan dibawa ke manakah aku setelah kematianku?" Orang-orang
saleh itu menjawab, "Engkau akan dibawa ke hadapan Allah." Imam
Junaid berkata, "Dan bagaimanakah aku akan takut bertemu dengan zat yang
telah mengatakan (artinya), "Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya
Akulah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Al-Hijr: 49).
Maasyiral muslimin rahimakumullah!
Adanya air mata yang menangis adalah pertanda adanya
rasa takut kepada Allah. Sebaliknya, tidak ada mata air yang mengalir berasal
dari hati yang keras. Hati yang keras berasal dari dosa yang banyak. Banyaknya
dosa akibat lalai mengingat mati. Lalai mengingat mati disebabkan panjangnya
angan-angan. Pangjangnya angan-angan berasal dari rasa tamak yang kuat. Rasa
tamak itu berasal dari cinta kepada dunia. Padahal, cinta kepada dunia adalah
induk dari segala kesalahan. Wahai keturunan Adam, bila bumi ini terasa sempit
bagimu, ucapkanlah, "Ya Allah." Bila kamu meminta, ucapkanlah,
"Ya Allah." Bila kamu meminta pertolongan, ucapkanlah, "Ya
Allah." Bila kamu bertawakal, ucapkanlah, "Ya Allah." Bila kamu
berbaring di atas tempat tidurmu, ucapkanlah, "Ya Allah." Bila
malaikat maut datang kepadamu, ucapkanlah, " Ya Allah."
Ya Allah sesungguhnya kami memohon kepadamu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang
luas, dan rasa
sembuh dari segala penyakit. Ya Allah sesungguhnya
kami berlindung kepadamu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyu', jiwa yang tidak kenyang dan doa
yang tidak dikabulkan.
Maasyiral muslimin rahimakumullah!
Allah Tabaraka wa Taala telah berfirman dalam surah
Al-Anfal ayat 27 yang artinya, "Wahai orang yang beriman janganlah kamu menghianati
Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu menghianati amanat-amanat
yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui." Ayat ini
ditujukan kepada seluruh kaum muslimin dan masyarakat muslimin yang rela Allah
menjadi Rab, Islam menjadi din, dan Muhammad menjadi Nabi dan Rasul-Nya.
"Wahai orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah ...."
Pertanyaan yang kemudian muncul adalah apakah manusia di atas muka bumi ini
bisa menghiananti Allah dan bagaimanakah ia menghianati Rabnya itu? Seorang
hamba dinilai menghianati Rabnya bila ia menghilangkan amal dari hukum Allah.
Maka, siapa saja yang menghilangkan berhukum dengan kitab Allah, ia telah
menghianati Allah Tabaraka wa Taala.
Maasyiral muslimin rahimakumullah!
Dalam kitab tafsir disebutkan bahwa ayat di atas
turun kepada sahabat yang mulia Abi Lubabah bin Abdil Mundzir tatkala ia
mengusulkan kepada Bani Quraidha untuk dibunuh. Berkatalah Abu Lubabah,
"Demi Allah kedua kakiku akan tetap (berada di atas muka bumi) sehingga
aku mengetahui bahwa aku telah menghianati Allah dan Rasul-Nya." Maka, ia
kemudian bertobat, menyesal, dan mengikat dirinya dengan salah satu tiang
masjid dan bersumpah tidak makan dan minum sehingga Allah mengampuninya atau
dirnya meninggal dunia. Abi Lubabah tetap dalam kondisi tersebut, sehingga
akhirnya Allah memaafkannya. Lalu Rasulullah memerintahkan kepadanya agar
melepas tali ikatannya.
Termasuk doa yang diucapkan Rasulullah saw adalah (yang artinya), "Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari
kelaparan karena ia adalah sejelek-jelek teman tidur dan dari khianat karena ia
adalah seburuk-buruk orang dekat" (An-Nasai).
Maasyiral muslimin rahimakumullah!
Lihatlah kepada sikap sahabat di atas yang
menunjukkan kekuatan iman dirinya. Sikap yang ia tunjukkan tidaklah
mengakibatkan kehancuran kaum muslimin atau keselamatan Bani Quraidha, tetapi
ia merasa dirinya telah menghianati Allah dan rasul-Nya. Lantas, bagaimanakah
dengan orang yang justru menyerahkan para hamba Allah (kepada musuh-musuhnya).
Lantas, bagaimanakah dengan orang yang menghinakan hamba Allah menyerahkan
negara kepada pasukan asing, menyerahkan bumi raafidiin (Irak) di atas bentangan emas. Maka tidak ada daya dan
kekuatan kecuali dari Allah semata.
Maasyiral muslimin rahimakumullah!
Ibu kota Harun ar-rasyid dan bumi rafidiin telah diserahkan. Negara
kedamaian telah jatuh ke tangan agresor dan pasukan koalisi setelah musuh-musun
Islam itu menjatuhkan beribu-ribu kilo bom dan senjata penghancur massal tanpa
ada rasa belas kasihan. Sehingga jumlah total apa yang telah dijatuhkan agresor
tersebut melebihi apa yang telah terjadi dalam dua perang: Perang Dunia I dan
Perang Dunia II. Bagdad jatuh antara ketakutan dan air mata orang-orang yang
mencintai Bagdad dan merindukan kebudayaan raafidin,
serta orang-orang yang mengingat bahwa di dalam bumi Irak terdapat ribuan
syuhada dari para sahabat Rasulullah saw. yang ikut serta dalam penaklukan
wilayah-wilayah Islam seperti Imam Ali r.a., anaknya, Husein, dan sahabat
lainnya.
Di bumi Irak ini pulalah para imam besar pernah berbaring, Imam Abu Hanifah
an-Nu'man, Imam Ahmad bin Hanbal dan para imam besar lainnya. Mereka telah
memenuhi dunia ini dengan ilmu dan kebaikannya. Bagdad jatuh antara syimatah (perasaan gembira atas
penderitaan orang lain) dan senyuman orang-orang yang dendam. Maka tidak ada
daya dan kekuatan kecuali dari Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.
Sesungguhnya kita adalah milik dan sesungguhnya kita akan kembali kepada-Nya.
Maasyiral muslimin rahimakumullah!
Dengarkanlah baik-baik, Bagdad bukanlah satu-satunya
ibu kota yang jatuh ke tangan agresor dan bukan pula yang terakhir terjadi
dalam dunia Islam yang bimbang di bawah naungan diamnya bangsa Arab yang cuek
dan munafik serta penghianatan dan konspirasi untuk menghancurkan Islam.
Kemarin Andalusia telah jatuh dan lenyaplah peradaban Islam di Granada dan
Cordoba, begitu pula dengan Jabal ath-Thariq (Gibaltar)nya. Dan, yang belum
lama adalah Istanbul, ibu kota khilafah islamiah (pemerintahan Islam) setelah
kekuatan penjajah dan keburukan menyatakan permusuhannya. Alangkah serupanya kemarin
dengan hari ini. Baitul Maqdis, permata Palestina, telah jatuh. Grozny, ibu
kota Chechny, juga telah jatuh dan yang belum lama adalah Kabul, ibu kota
Afghanistan. Lalu, kemarin Bagdad, ibu kota Irak. Mengapa kehancuran ini
terjadi secara berurutan? Mengapa pada hari ini kaum muslimin belum mendapatkan
pertolongan dari Allah?
Dengarkanlah jawaban, wahai maasyiral muslimin rahimakumullah. Sesungguhnya
Allah Tabaraka Wa Taala telah menetapkan syarat untuk mendapatkan pertolongan.
Termasuk dari syarat itu adalah iman dan berpegang teguh terhadap prinsip dan
akidah, jauh dari nasionalisme, arabisme dan kepartaian. Termasuk dari syarat
itu adalah tetap sabar dalam ujian, musibah, ribath di jalan Allah dan tidak lari pada saat perang berkecamuk.
Termasuk dari syarat pertolongan adalah ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya
serta tidak menyelisihi maupun menentangnya. Termasuk syarat pertolongan adalah
kesatuan iman dan pertolongan orang-orang mukmin.
Sungguh Irak telah meminta pertolongan kepada umat Islam, tetapi apa yang
terjadi? Mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutup
bajunya (ke mukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan menyombongkan diri
dengan sangat. Mereka mempersilakan pasukan asing untuk mendaratkan pesawat dan
peralatan militer lainnya, mereka jadikan negaranya sebagai pangkalan militer
Amerika dan sekutunya untuk menyerang Irak selangkah demi selangkah dan
akhirnya jatuhlah Baghdad.
Apa yang terjadi setelah itu? Televisi-televisi asing menyiarkan secara
besar-besaran penjarahan dan penghancuran museum, gedung-gedung milik
pemerintahan dan partai Baats di bawah pengawasan pasukan Amerika tanpa mereka
bergerak sedikit pun. Besok Irak akan menyaksikan perang saudara yang
diskenario oleh Amerika karena mereka menginginkan agar Irak hancur,
melenyapkannya dari peta dunia dan menghancurkan peradabannya, itu semua demi
keamanan Israel.
Maasyiral muslimin rahimakumullah!
Kami telah katakan bahwa Amerika ingin menghancurkan
semua tempat sebagimana mereka menghancurkan Afghanistan. Hari ini adalah Irak
dan besok mungkin Suriah. Hari-hari ini kita telah mendengar serangan dan
ancaman yang diarahkan kepada Suriah dengan tuduhan menyembunyikan teroris,
menyimpan senjata pemusnah massal, dan membantu kelompok yang menentang
Amerika.
Maasyiral muslimin rahimakumullah!
Bila kalian menginginkan agar umat ini menjaga
kemuliaannya, yang harus dilakukannya adalah mempelajari dan mengambil
pelajaran apa yang telah terjadi di Afghanistan dan Irak. Maka, pelajarilah hal
itu berdasarkan konsep Islam, bukan konsep Amerika. Hendaknya umat ini kembali
kepada Allah dan bertobat kepada-Nya. Sehingga, iman itu menjadi pengikat hati
dan akidah. Bacalah sejarah bagaimana para sahabat itu dan bagaimana Allah
menjanjikan kemenangan bagi mereka.
Ketika Heraklius--pemimpin Romawi--mengalami kehancuran dan kekalahan, ia
berjumpa dengan para pemimpin terasnya dan bertanya kepada mereka satu buah
pertanyaan, "Siapakah yang mengalahkan dan menghancurkan kalian,
manusiakah atau malaikat?" Dengarkanlah jawabannya. Salah seroang pemimpin
itu berkata, "Wahai tuanku, bolehkah aku menjawab dengan jelas?" Ia
berakta, "Jawablah." Maka berkatalah pemimpin itu, "Sesungguhnya
yang menghancukan kami adalah manusia. Tetapi, mereka bukanlah seperti manusia."
Heraklius bertanya, "Bagaimana bisa seperti itu?" Ia menjawab,
"Pada malam hari mereka salat sementara pada siang hari mereka berpuasa.
Bila malam telah gelap gulita aku mendengar gema Alquran seperti gema lebah.
Sementara, bila matahari telah terbit, mereka bagaikan singa. Mereka berpuasa
dan mengerjakan salat. Sementara kami tidak berpuasa dan juga tidak salat.
Mereka tidak minum khamr, sementara kami meminumnya. Mereka tidak berzina,
sedangkan kami berzina. Tidaklah salah seroang dari mereka kecuali mengharapkan
kematian sebelum saudaranya. Sementara, kami berharap agar sahabat kami mati
terlebih dahulu sebelum kami. Mereka menyerang kita dan menampakkan
keberaniannya. Sementara, bila kami menyerang mereka, mereka bersabar. Adapun
kami, bila kami diserang, kami tidak sabar dan tidak berani." Apa yang
dikatakan Heraklius mendengar jawaban ini? Ia berkata, "Bila mereka
sebagaimana yang engkau katakan, demi Allah, mereka betul-betul akan menguasai
tempat kedua kakiku ini.
Hal di atas hanyalah beberapa hari saja, sampai akhirnya Khalifah Umar bin
Khattab r.a. datang, lalu Heraklius berkata kepada Suriah, "Selamat
tinggal wahai Suriah, Selamat tinggal, tidak ada pertemuan sesudah ini."
Maasyiral muslimin rahimakumullah!
Reduplah matahari imperium Romawi dan mulai
bersinarlah matahari Islam yang memenuhi belahan bumi ini dengan cahaya, dan
sinar gemerlapan. Mereka adalah rijal dan rijal itu hanyalah sedikit. Mereka
tidak mengenal khamr, penghianatan, dan kemunafikan. Mereka menjaga kebersihan
mata, telinga, tangan, pakaian, dan hatinya. Mereka mengenal Allah dan Allah
pun mengenal mereka. Mereka takut kepada Allah, maka Allah menjadikan segala
sesuatu takut kepada mereka. Lantas, bagaimanakah keadaan kita hari ini?
"Maka
datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan salat dan
memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan."
(Maryam: 59).
Maasyiral muslimin rahimakumullah!
Apa yang terjadi pada umat Islam hari ini, apakah
bumi ini di bawah telapak kaki mereka? Tidak, tetapi yang terjadi adalah
perselisihan, perpecahan, permusuhan yang menyelimuti tubuh umat Islam hari
ini. Mengapa hal ini bisa terjadi? Karena, umat Islam dizalimi, merekalah yang
telah menghalalkan darah kaum muslimin dan membunuh beribu-ribu kaum muslimin.
Din dan Islam kita menyatukan kita di bawah satu bendera, yaitu bendera tauhid,
bendera kalimat laa ilaaha illallah,
muhammadar rasuulullaah. Islam tidak mengenal kelompok, Islam itu
berkumpul, bersatu, dan tidak terpecah menjadi kelompok-kelompok. "Sesungguhnya (agama
tauhid) ini adalah agama kamu semua, agama yang satu dan Aku adalah Rabmu, maka
sembahlah Aku."(Al-Anbiya :
92).
Maasyiral muslimin rahimakumullah!
Ingatlah baik-baik bahwa solusi atas persoalan kita
hari ini adalah satu hal, yaitu keimanan kepada Allah Tabaraka wa Taala. Kalau
kita beriman kepada Allah dan meyakini bahwa segala sesuatu itu di tangan
Allah, Allah akan memberikan jalan keluar atas persoalan kita semua. Kami
katakan demikian karena ada sebagaian orang yang bertanya, "Mengapa Irak
bisa jatuh? Bukankah kita sudah mengesakan Allah? Bukankah kita ini hamba-hamba
Allah? Sebenarnya jawabannya simple.
Bukankah Allah Tabraka wa Taala sudah berfirman yang artinya, "… dan kami
selalu berkewajiban menolong orang-orang beriman." (Ar-ruum:
47). Pertanyaannya apakah kita sudah benar-benar menjadi orang yang beriman?
Ketahuilah maasyiral muslimin rakhimakumullah!
Allah SWT tidak akan membenarkan kondisi sebuah umat, kecuali apabila para
ulama itu menasihai para penguasa. Inilah prinsip ishlah (perbaikan). Tidaklah mungkin persoalan umat ini akan
dientaskan oleh Allah, kecuali bila orang zalim dibinasakan. Allah berfirman
yang artinya, "Dan
penduduk negeri itu telah Kami binasakan ketika mereka berbuat zalim, dan telah
Kami tetapkan waktu tertentu bagi kebinasaan mereka."
(Al-Kahfi: 59). "Dan
Rabmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim,
sedangakan penduduknya orang-orang yang berbuat kebajikan." (Hud: 117).
Wahai orang-orang yang zalim, dengarkanlah wahai orang-oarng yang telah memakan
harta anak yatim secara zalim, wahai orang-orang yang telah memakan harta para
hamba Allah, dengarkanlah wahai para tagut, istana dan kekuasaan itu tidak akan
kekal. Begitu pula dengan jabatan dan kenikmatan. Allah Tabaraka wa Taala telah
berfirman (yang artinya), "Katakanlah wahai Allah yang mempunyai kerajaan, Engkau
berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan
dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki
dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala
kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."
(Ali Imron: 26).
Maasyiral muslimin rahimakumullah!
Ketahuilah bahwa jalan keluar dari persoalan yang
melilit umat Islam hari ini adalah menegakkan hukum Allah di atas muka bumi.
Kekhilafahan di atas manhaj Nabi saw. Apakah kalian tidak senang bila sejarah
kehidupan orang Anshar dan Muhajirin kembali terwujud? Yang Rasulullah dan para
pembantunya mendapatkan pertolongan? Dan, menjadikan negara mereka negara
kedamaian?
Maasyiral muslimin rahimakumullah!
Marilah kita memohon kepada Allah agar senantiasa
kita mendapatkan pertolongan dari-Nya.
Ya Allah, tolonglah siapa yang menolong din Muhammad. Ya Allah, hinakanlah
siapa yang menghinakan din Muhammad. Ya Allah, sayangilah siapa yang menyayangi
umat Muhammad. Ya Allah, tolaklah siapa yang menolak umat Muhammad. Ya Allah,
barang siapa yang menginginkan keburukan pada Islam, timpakanlah pedang
kemurkaan-Mu kepadanya. Ya Allah, hancurkanlah orang yang mengkhianati kaum
muslimin ya rabbal 'alamin. Wallahua'lam bish-shawab.
Al-Islam, Pusat Informasi dan Komunikasi
Islam Indonesia
Maasyiral muslimin rahimakumullah!
Ketahuilah bahwa kalian akan menghadap Allah, dan
amal perbuatan kalian pasti akan dihitung. Siapa yang berbuat baik, maka itu
untuk dirinya sendiri; dan siapa yang berbuat buruk, maka ia akan menanggung
akibatnya. Tidaklah Rab kalian berbuat zalim kepada para hamba-hamba-Nya.
Maasyiral muslimin rahimakumullah!
Manakala Imam Junaid r.a. berada dalam detik-detik
kematiannya, para orang saleh datang kepadanya dan berkata, "Wahai Junaid,
tidak lama lagi kematian akan menjemputmu." Imam Junaid lalu berkata,
"Lalu akan dibawa ke manakah aku setelah kematianku?" Orang-orang
saleh itu menjawab, "Engkau akan dibawa ke hadapan Allah." Imam
Junaid berkata, "Dan bagaimanakah aku akan takut bertemu dengan zat yang
telah mengatakan (artinya), "Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya
Akulah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Al-Hijr: 49).
Maasyiral muslimin rahimakumullah!
Adanya air mata yang menangis adalah pertanda adanya
rasa takut kepada Allah. Sebaliknya, tidak ada mata air yang mengalir berasal
dari hati yang keras. Hati yang keras berasal dari dosa yang banyak. Banyaknya
dosa akibat lalai mengingat mati. Lalai mengingat mati disebabkan panjangnya
angan-angan. Pangjangnya angan-angan berasal dari rasa tamak yang kuat. Rasa
tamak itu berasal dari cinta kepada dunia. Padahal, cinta kepada dunia adalah
induk dari segala kesalahan. Wahai keturunan Adam, bila bumi ini terasa sempit
bagimu, ucapkanlah, "Ya Allah." Bila kamu meminta, ucapkanlah,
"Ya Allah." Bila kamu meminta pertolongan, ucapkanlah, "Ya
Allah." Bila kamu bertawakal, ucapkanlah, "Ya Allah." Bila kamu
berbaring di atas tempat tidurmu, ucapkanlah, "Ya Allah." Bila
malaikat maut datang kepadamu, ucapkanlah, " Ya Allah."
Ya Allah sesungguhnya kami memohon kepadamu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang
luas, dan rasa
sembuh dari segala penyakit. Ya Allah sesungguhnya
kami berlindung kepadamu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyu', jiwa yang tidak kenyang dan doa
yang tidak dikabulkan.
Maasyiral muslimin rahimakumullah!
Allah Tabaraka wa Taala telah berfirman dalam surah
Al-Anfal ayat 27 yang artinya, "Wahai orang yang beriman janganlah kamu menghianati
Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu menghianati amanat-amanat
yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui." Ayat ini
ditujukan kepada seluruh kaum muslimin dan masyarakat muslimin yang rela Allah
menjadi Rab, Islam menjadi din, dan Muhammad menjadi Nabi dan Rasul-Nya.
"Wahai orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah ...."
Pertanyaan yang kemudian muncul adalah apakah manusia di atas muka bumi ini
bisa menghiananti Allah dan bagaimanakah ia menghianati Rabnya itu? Seorang
hamba dinilai menghianati Rabnya bila ia menghilangkan amal dari hukum Allah.
Maka, siapa saja yang menghilangkan berhukum dengan kitab Allah, ia telah
menghianati Allah Tabaraka wa Taala.
Maasyiral muslimin rahimakumullah!
Dalam kitab tafsir disebutkan bahwa ayat di atas
turun kepada sahabat yang mulia Abi Lubabah bin Abdil Mundzir tatkala ia
mengusulkan kepada Bani Quraidha untuk dibunuh. Berkatalah Abu Lubabah,
"Demi Allah kedua kakiku akan tetap (berada di atas muka bumi) sehingga
aku mengetahui bahwa aku telah menghianati Allah dan Rasul-Nya." Maka, ia
kemudian bertobat, menyesal, dan mengikat dirinya dengan salah satu tiang
masjid dan bersumpah tidak makan dan minum sehingga Allah mengampuninya atau
dirnya meninggal dunia. Abi Lubabah tetap dalam kondisi tersebut, sehingga
akhirnya Allah memaafkannya. Lalu Rasulullah memerintahkan kepadanya agar
melepas tali ikatannya.
Termasuk doa yang diucapkan Rasulullah saw adalah (yang artinya), "Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari
kelaparan karena ia adalah sejelek-jelek teman tidur dan dari khianat karena ia
adalah seburuk-buruk orang dekat" (An-Nasai).
Maasyiral muslimin rahimakumullah!
Lihatlah kepada sikap sahabat di atas yang
menunjukkan kekuatan iman dirinya. Sikap yang ia tunjukkan tidaklah
mengakibatkan kehancuran kaum muslimin atau keselamatan Bani Quraidha, tetapi
ia merasa dirinya telah menghianati Allah dan rasul-Nya. Lantas, bagaimanakah
dengan orang yang justru menyerahkan para hamba Allah (kepada musuh-musuhnya).
Lantas, bagaimanakah dengan orang yang menghinakan hamba Allah menyerahkan
negara kepada pasukan asing, menyerahkan bumi raafidiin (Irak) di atas bentangan emas. Maka tidak ada daya dan
kekuatan kecuali dari Allah semata.
Maasyiral muslimin rahimakumullah!
Ibu kota Harun ar-rasyid dan bumi rafidiin telah diserahkan. Negara
kedamaian telah jatuh ke tangan agresor dan pasukan koalisi setelah musuh-musun
Islam itu menjatuhkan beribu-ribu kilo bom dan senjata penghancur massal tanpa
ada rasa belas kasihan. Sehingga jumlah total apa yang telah dijatuhkan agresor
tersebut melebihi apa yang telah terjadi dalam dua perang: Perang Dunia I dan
Perang Dunia II. Bagdad jatuh antara ketakutan dan air mata orang-orang yang
mencintai Bagdad dan merindukan kebudayaan raafidin,
serta orang-orang yang mengingat bahwa di dalam bumi Irak terdapat ribuan
syuhada dari para sahabat Rasulullah saw. yang ikut serta dalam penaklukan
wilayah-wilayah Islam seperti Imam Ali r.a., anaknya, Husein, dan sahabat
lainnya.
Di bumi Irak ini pulalah para imam besar pernah berbaring, Imam Abu Hanifah
an-Nu'man, Imam Ahmad bin Hanbal dan para imam besar lainnya. Mereka telah
memenuhi dunia ini dengan ilmu dan kebaikannya. Bagdad jatuh antara syimatah (perasaan gembira atas
penderitaan orang lain) dan senyuman orang-orang yang dendam. Maka tidak ada
daya dan kekuatan kecuali dari Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.
Sesungguhnya kita adalah milik dan sesungguhnya kita akan kembali kepada-Nya.
Maasyiral muslimin rahimakumullah!
Dengarkanlah baik-baik, Bagdad bukanlah satu-satunya
ibu kota yang jatuh ke tangan agresor dan bukan pula yang terakhir terjadi
dalam dunia Islam yang bimbang di bawah naungan diamnya bangsa Arab yang cuek
dan munafik serta penghianatan dan konspirasi untuk menghancurkan Islam.
Kemarin Andalusia telah jatuh dan lenyaplah peradaban Islam di Granada dan
Cordoba, begitu pula dengan Jabal ath-Thariq (Gibaltar)nya. Dan, yang belum
lama adalah Istanbul, ibu kota khilafah islamiah (pemerintahan Islam) setelah
kekuatan penjajah dan keburukan menyatakan permusuhannya. Alangkah serupanya kemarin
dengan hari ini. Baitul Maqdis, permata Palestina, telah jatuh. Grozny, ibu
kota Chechny, juga telah jatuh dan yang belum lama adalah Kabul, ibu kota
Afghanistan. Lalu, kemarin Bagdad, ibu kota Irak. Mengapa kehancuran ini
terjadi secara berurutan? Mengapa pada hari ini kaum muslimin belum mendapatkan
pertolongan dari Allah?
Dengarkanlah jawaban, wahai maasyiral muslimin rahimakumullah. Sesungguhnya
Allah Tabaraka Wa Taala telah menetapkan syarat untuk mendapatkan pertolongan.
Termasuk dari syarat itu adalah iman dan berpegang teguh terhadap prinsip dan
akidah, jauh dari nasionalisme, arabisme dan kepartaian. Termasuk dari syarat
itu adalah tetap sabar dalam ujian, musibah, ribath di jalan Allah dan tidak lari pada saat perang berkecamuk.
Termasuk dari syarat pertolongan adalah ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya
serta tidak menyelisihi maupun menentangnya. Termasuk syarat pertolongan adalah
kesatuan iman dan pertolongan orang-orang mukmin.
Sungguh Irak telah meminta pertolongan kepada umat Islam, tetapi apa yang
terjadi? Mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutup
bajunya (ke mukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan menyombongkan diri
dengan sangat. Mereka mempersilakan pasukan asing untuk mendaratkan pesawat dan
peralatan militer lainnya, mereka jadikan negaranya sebagai pangkalan militer
Amerika dan sekutunya untuk menyerang Irak selangkah demi selangkah dan
akhirnya jatuhlah Baghdad.
Apa yang terjadi setelah itu? Televisi-televisi asing menyiarkan secara
besar-besaran penjarahan dan penghancuran museum, gedung-gedung milik
pemerintahan dan partai Baats di bawah pengawasan pasukan Amerika tanpa mereka
bergerak sedikit pun. Besok Irak akan menyaksikan perang saudara yang
diskenario oleh Amerika karena mereka menginginkan agar Irak hancur,
melenyapkannya dari peta dunia dan menghancurkan peradabannya, itu semua demi
keamanan Israel.
Maasyiral muslimin rahimakumullah!
Kami telah katakan bahwa Amerika ingin menghancurkan
semua tempat sebagimana mereka menghancurkan Afghanistan. Hari ini adalah Irak
dan besok mungkin Suriah. Hari-hari ini kita telah mendengar serangan dan
ancaman yang diarahkan kepada Suriah dengan tuduhan menyembunyikan teroris,
menyimpan senjata pemusnah massal, dan membantu kelompok yang menentang
Amerika.
Maasyiral muslimin rahimakumullah!
Bila kalian menginginkan agar umat ini menjaga
kemuliaannya, yang harus dilakukannya adalah mempelajari dan mengambil
pelajaran apa yang telah terjadi di Afghanistan dan Irak. Maka, pelajarilah hal
itu berdasarkan konsep Islam, bukan konsep Amerika. Hendaknya umat ini kembali
kepada Allah dan bertobat kepada-Nya. Sehingga, iman itu menjadi pengikat hati
dan akidah. Bacalah sejarah bagaimana para sahabat itu dan bagaimana Allah
menjanjikan kemenangan bagi mereka.
Ketika Heraklius--pemimpin Romawi--mengalami kehancuran dan kekalahan, ia
berjumpa dengan para pemimpin terasnya dan bertanya kepada mereka satu buah
pertanyaan, "Siapakah yang mengalahkan dan menghancurkan kalian,
manusiakah atau malaikat?" Dengarkanlah jawabannya. Salah seroang pemimpin
itu berkata, "Wahai tuanku, bolehkah aku menjawab dengan jelas?" Ia
berakta, "Jawablah." Maka berkatalah pemimpin itu, "Sesungguhnya
yang menghancukan kami adalah manusia. Tetapi, mereka bukanlah seperti manusia."
Heraklius bertanya, "Bagaimana bisa seperti itu?" Ia menjawab,
"Pada malam hari mereka salat sementara pada siang hari mereka berpuasa.
Bila malam telah gelap gulita aku mendengar gema Alquran seperti gema lebah.
Sementara, bila matahari telah terbit, mereka bagaikan singa. Mereka berpuasa
dan mengerjakan salat. Sementara kami tidak berpuasa dan juga tidak salat.
Mereka tidak minum khamr, sementara kami meminumnya. Mereka tidak berzina,
sedangkan kami berzina. Tidaklah salah seroang dari mereka kecuali mengharapkan
kematian sebelum saudaranya. Sementara, kami berharap agar sahabat kami mati
terlebih dahulu sebelum kami. Mereka menyerang kita dan menampakkan
keberaniannya. Sementara, bila kami menyerang mereka, mereka bersabar. Adapun
kami, bila kami diserang, kami tidak sabar dan tidak berani." Apa yang
dikatakan Heraklius mendengar jawaban ini? Ia berkata, "Bila mereka
sebagaimana yang engkau katakan, demi Allah, mereka betul-betul akan menguasai
tempat kedua kakiku ini.
Hal di atas hanyalah beberapa hari saja, sampai akhirnya Khalifah Umar bin
Khattab r.a. datang, lalu Heraklius berkata kepada Suriah, "Selamat
tinggal wahai Suriah, Selamat tinggal, tidak ada pertemuan sesudah ini."
Maasyiral muslimin rahimakumullah!
Reduplah matahari imperium Romawi dan mulai
bersinarlah matahari Islam yang memenuhi belahan bumi ini dengan cahaya, dan
sinar gemerlapan. Mereka adalah rijal dan rijal itu hanyalah sedikit. Mereka
tidak mengenal khamr, penghianatan, dan kemunafikan. Mereka menjaga kebersihan
mata, telinga, tangan, pakaian, dan hatinya. Mereka mengenal Allah dan Allah
pun mengenal mereka. Mereka takut kepada Allah, maka Allah menjadikan segala
sesuatu takut kepada mereka. Lantas, bagaimanakah keadaan kita hari ini?
"Maka
datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan salat dan
memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan."
(Maryam: 59).
Maasyiral muslimin rahimakumullah!
Apa yang terjadi pada umat Islam hari ini, apakah
bumi ini di bawah telapak kaki mereka? Tidak, tetapi yang terjadi adalah
perselisihan, perpecahan, permusuhan yang menyelimuti tubuh umat Islam hari
ini. Mengapa hal ini bisa terjadi? Karena, umat Islam dizalimi, merekalah yang
telah menghalalkan darah kaum muslimin dan membunuh beribu-ribu kaum muslimin.
Din dan Islam kita menyatukan kita di bawah satu bendera, yaitu bendera tauhid,
bendera kalimat laa ilaaha illallah,
muhammadar rasuulullaah. Islam tidak mengenal kelompok, Islam itu
berkumpul, bersatu, dan tidak terpecah menjadi kelompok-kelompok. "Sesungguhnya (agama
tauhid) ini adalah agama kamu semua, agama yang satu dan Aku adalah Rabmu, maka
sembahlah Aku."(Al-Anbiya :
92).
Maasyiral muslimin rahimakumullah!
Ingatlah baik-baik bahwa solusi atas persoalan kita
hari ini adalah satu hal, yaitu keimanan kepada Allah Tabaraka wa Taala. Kalau
kita beriman kepada Allah dan meyakini bahwa segala sesuatu itu di tangan
Allah, Allah akan memberikan jalan keluar atas persoalan kita semua. Kami
katakan demikian karena ada sebagaian orang yang bertanya, "Mengapa Irak
bisa jatuh? Bukankah kita sudah mengesakan Allah? Bukankah kita ini hamba-hamba
Allah? Sebenarnya jawabannya simple.
Bukankah Allah Tabraka wa Taala sudah berfirman yang artinya, "… dan kami
selalu berkewajiban menolong orang-orang beriman." (Ar-ruum:
47). Pertanyaannya apakah kita sudah benar-benar menjadi orang yang beriman?
Ketahuilah maasyiral muslimin rakhimakumullah!
Allah SWT tidak akan membenarkan kondisi sebuah umat, kecuali apabila para
ulama itu menasihai para penguasa. Inilah prinsip ishlah (perbaikan). Tidaklah mungkin persoalan umat ini akan
dientaskan oleh Allah, kecuali bila orang zalim dibinasakan. Allah berfirman
yang artinya, "Dan
penduduk negeri itu telah Kami binasakan ketika mereka berbuat zalim, dan telah
Kami tetapkan waktu tertentu bagi kebinasaan mereka."
(Al-Kahfi: 59). "Dan
Rabmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim,
sedangakan penduduknya orang-orang yang berbuat kebajikan." (Hud: 117).
Wahai orang-orang yang zalim, dengarkanlah wahai orang-oarng yang telah memakan
harta anak yatim secara zalim, wahai orang-orang yang telah memakan harta para
hamba Allah, dengarkanlah wahai para tagut, istana dan kekuasaan itu tidak akan
kekal. Begitu pula dengan jabatan dan kenikmatan. Allah Tabaraka wa Taala telah
berfirman (yang artinya), "Katakanlah wahai Allah yang mempunyai kerajaan, Engkau
berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan
dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki
dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala
kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."
(Ali Imron: 26).
Maasyiral muslimin rahimakumullah!
Ketahuilah bahwa jalan keluar dari persoalan yang
melilit umat Islam hari ini adalah menegakkan hukum Allah di atas muka bumi.
Kekhilafahan di atas manhaj Nabi saw. Apakah kalian tidak senang bila sejarah
kehidupan orang Anshar dan Muhajirin kembali terwujud? Yang Rasulullah dan para
pembantunya mendapatkan pertolongan? Dan, menjadikan negara mereka negara
kedamaian?
Maasyiral muslimin rahimakumullah!
Marilah kita memohon kepada Allah agar senantiasa
kita mendapatkan pertolongan dari-Nya.
Ya Allah, tolonglah siapa yang menolong din Muhammad. Ya Allah, hinakanlah
siapa yang menghinakan din Muhammad. Ya Allah, sayangilah siapa yang menyayangi
umat Muhammad. Ya Allah, tolaklah siapa yang menolak umat Muhammad. Ya Allah,
barang siapa yang menginginkan keburukan pada Islam, timpakanlah pedang
kemurkaan-Mu kepadanya. Ya Allah, hancurkanlah orang yang mengkhianati kaum
muslimin ya rabbal 'alamin. Wallahua'lam bish-shawab.
Al-Islam, Pusat Informasi dan Komunikasi
Islam Indonesia
Tue Aug 01, 2023 9:56 pm by wisatasemarang
» Portable STATA 18 Crack Full Version
Thu May 11, 2023 5:24 pm by wisatasemarang
» NVivo 12 Crack Full version
Mon Jan 30, 2023 11:16 am by wisatasemarang
» Tutorial Difference In difference (DID (Diff-in-Diff) With Eviews 13
Thu Nov 03, 2022 6:24 am by wisatasemarang
» Online Workshop Smart PLS Minggu, 01 Oktober 2022
Sat Sep 17, 2022 11:35 am by wisatasemarang
» kumpulan ebook tentang robot
Fri Jan 02, 2015 10:04 pm by kyuru
» MANTRA PELET
Wed May 16, 2012 3:31 am by orlandojack
» book love of spell
Sat Mar 24, 2012 8:08 pm by rifqi as
» attraction Formula
Sat Mar 24, 2012 7:09 pm by rifqi as