Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Join the forum, it's quick and easy

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

salah satu forum terbesar tempat kita bernostalgia

Login

Lupa password?

Our traffic

info rakyat

Sun Oct 31, 2010 9:05 pm by admin

---------------
PEMBERITAHUAN....

SF ZONA RELIGI SEKARANG KAMI PINDAH KE [You must be registered and logged in to see this link.] ANDA BISA BERPARTISIPASI DAN MENJADI MODERATOR SESUAI PERMINTAAN ANDA DENGAN REQUEST VIA SMS NO ADMIN 081945520865


Sekilas Info

Sun Jun 27, 2010 2:44 pm by admin

kabar gembira, forum lentera-rakyat mulai hari ini juga bisa diakses melalui [You must be registered and logged in to see this link.]


    kembali kepada Allah

    kutubuku
    kutubuku
    Mega Ultimate Member


    Zodiac : Virgo Jumlah posting : 297
    Join date : 18.06.10
    Age : 37
    Lokasi : rahasia

    kembali kepada Allah Empty kembali kepada Allah

    Post by kutubuku Thu Jun 24, 2010 5:49 pm

    Kembali Kepada Allah SWT





    Maasyiral muslimin rahimakumullah!


    Sesungguhnya umat yang jauh dari manhaj Alquran dan
    sunah adalah umat yang akan menuai kehancuran dan azab. Kita sebagai bangsa
    muslim, meskipun mendapat perlakuan zalim dari musuh-musuh Islam, masih saja
    banyak di antara kita yang berkecimpung dalam kesesatan dan enggan kembali
    kepada Allah Tabaraka wa Taala. Mereka ini adalah orang-orang yang ikut
    berpartisipasi dalam menzalimi pihak lain. Akibatnya, kerusakan tersebar di
    tengah kaum muslimin, pencurian merajalela, minum-minuman keras merebak,
    tempat-tempat bahaya menjadi sasaran, para wanita keluar dengan telanjang tanpa
    rasa malu dan perlindungan, dan zina pun marak. Padahal, Rasululah saw. telah
    bersabda yang artinya, "Apabila riba
    dan zina telah nampak dalam sebuah desa, mereka telah halal untuk mendapatkan
    azab Allah."






    Maasyiral muslimin rahimakumullah!


    Apabila kita berkeinginan untuk merealisasikan
    prinsip ideal dalam sebuah masyarakat, tidak ada jalan lain kecuali kembali
    kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya. Wahai Rab kami, terimalah amalan kami,
    sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui dan terimalah taubat
    kami karena sesungguhnya Engkau Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.

    Maasyiral muslimin rahimakumullah!


    Marilah kita bertanya kepada diri kita
    masing-masing. Apakah di sana ada kesempurnaan, sementara jiwa kita dipenuhi
    dengan rasa iri, kebencian, dan permusuhan? Apakah di sana ada kesempurnaan,
    sementara kita masih mabuk dalam luapan minuman keras? Apakah di sana ada
    kesempurnaan, sementara kita memakan daging sebagian kita dengan sebagian yang
    lain?


    Bila kita ingin mengobati itu semua, merilah kita
    kembali kepada Allah Tabaraka wa Taala. Marilah kita lantunkan kalimat lailaaha Illallah muhammadar rasulullah.
    Marilah kita perbaiki hubungan kita dengan Allah. Marilah kita mendidik diri
    kita dan anak-anak kita dengan pendidikan Islam. Marilah kita tolong-menolong
    atas dasar kebaikan dan takwa dan jangan tolong menolong atas dasar dosa dan
    permusuhan.

    Marilah kita mengambil pelajaran dan nasihat dari para sahabat besar yang telah
    dididik Rasulullah saw. Di antaranya adalah seorang sahabat wanita mulia,
    Sahlah binti Mulhan, yang ketika menikah maharnya adalah kalimat tauhid
    "laa ilaaha illallah". Sebuah kalimat yang mampu menggoncang
    gunung-gunung.

    Nabi Musa a.s. berkata, "Ya Rab,
    ajarilah aku sesuatu yang dengannya aku berdoa kepada-Mu dan menyebut-MU."

    Allah Tabaraka wa Taala berfirman, "Katakanlah,
    laa ilaaha illallah."
    Musa berkata, "Wahai Rab, semua hamba-Mu mengatakannya." Maka, Allah
    yang telah meninggikan langit tanpa tiang berfirman, "Hai Musa, demi izah dan kebesaran-Ku, seandainya langit yang
    tujuh dan siapa yang ada di dalamnya dan bumi-bumi dan siapa yang ada di
    dalamnya diletakkan dalam sebuah telapak dan saya meletakkan laa ilaaha
    illallah dalam telapak yang lain, maka akan condonglah telapak yang terdapat
    kalimat lailaaha lllallah."




    Maasyiral muslimin rahimakumullah!


    Sahabat mulia, Sahlah binti Mulhan, menikah dengan
    Abu Thalhah dan Allah menganugerakan kepada mereka seorang anak. Mereka memberi
    nama anak ini dengan Umair. Suatu hari anak tersebut sakit keras. Sebelum Abu
    Thalhah berangkat bekerja, ia mencium anak itu. Tidak berapa lama kemudian
    Allah Yang Maha Kuasa pun memanggilnya. Marilah kita melihat apa yang dilakukan
    Sayyidah Sahlah r.a. ketika kematian telah menjemput anaknya! Apakah ia
    merobek-robek pakaiannya, apakah ia menampar pipinya? Apakah ia menyeru dengan
    seruan jahiliyah? Tidak, namun yang ia katakan adalah innaa lillaahi wa innaa ilaihi raajiuun (sesungguhnya kita semuanya milik Allah, dan kita semua akan kembali
    kepadanya
    ), tidak ada tempat lari dari pertemuan kepada Allah.

    "Kuburan adalah pintu dan semua manusia akan memasukinya. Wahai umurku,
    setelah pintu niscaya terdapat rumah. Rumah itu adalah rumah kenikmatan jika
    aku berbuat dengan yang apa diridhai Allah, namun bila aku menyelisihinya,
    neraka adalah tempat tinggalnya. Keduanya adalah tempat kembali. Tidak ada
    manusia yang tinggal selain di kedua tempat tersebut, maka lihatlah dirimu,
    rumah manakah yang engkau pilih? Seorang hamba bila beramal dan memberikan
    pemberian, maka tidak ada baginya kecuali surga Firdaus, sementara Rab itu Maha
    Pengampun."

    Sahlah kemudian memandikan jasad anaknya, mengafani, dan menyolatkannya, setelah
    itu mengkuburkannya. Lalu, pada malam harinya suaminya pulang dari bekerja. Ia
    lalu mempersiapkan dirinya dan makanan untuk suaminya. Suaminya pun menikmati
    makanan yang dihidangkannya, lalu ia bertanya, "Bagaimanakah keadaan
    Umair, wahai istriku?" Perkataan yang sungguh menakjubkan, namun jawaban
    yang diberikan Sahlah jauh lebih menakjubkan. "Bagaimana
    keadaaannya?" Maka bagaimanakah jawaban yang diberikan sahabat yang telah
    mengikat tangan Rasulullah saw. ini? Ia berkata, "Wahai Abu Thalhah,
    sesungguhnya Umair tengah menikmati malam harinya, ia tidak merasakah lelah, ia
    tengah tidur dengan tenang."

    Manakala Rasulullah saw. berada dalam sakaratul maut ia membasuh wajahnya
    dengan air yang dingin. Beliau berkata, "Subhanallah
    (maha suci Allah) sesungguhnya kematian saat-saat sekarat. Ya Allah,
    mudahkanlah sakaratul maut untuk kami."
    Saat itu sayyidah Fathimah
    tengah menangis, "Alangkah sedihnya wahai ayahanda." Rasulullah saw.
    kemudian bersabda, "Wahai Fathimah,
    tidak ada kesedihan atas ayahmu setelah hari ini."


    Bilal bin Rabah tatkala berada dalam sakaratul maut, istrinya berkata,
    "Alangkah sedihnya." Bilal kemudian membuka matanya dan berkata,
    "Katakanlah, 'Alangkah gembiranya saya akan berjumpa denga para kekasihku,
    muhammad dan para sahabatnya'."





    Maasyiral muslimin rahimakumullah!


    Tatkala Ibrahim a.s. tengah tidur di atas kasur
    kematiannya, datanglah malaikat pencabut nyawa. Ibrahim lalu berkata kepadanya,
    "Engkau datang ataukah akan menyabut
    nyawa wahai malaikat maut?"
    Malaikat maut menjawab, "Saya datang untuk mencabut nyawamu
    wahai kekasih Ar-Rahman."
    Maka, berkatalah Ibrahim, "Wahai malaikat maut, apa pendapatmu
    tentang seorang kekasih yang mematikan kekasihnya?"
    Maka, Allah
    Tabaraka wa Taala mewahyukan jawaban kepada malaikat maut. Berkatalah malaikat
    maut, "Wahai kekasih Ar-Rahman,
    As-Salam (Allah) membacakan salam kepadamu dan berkata kepadamu, 'Apakah
    pendapatmu tentang seorang kekasih yang enggan bertemu dengan kekasihnya?'
    Allah berfirman yang artinya, 'Dan datanglah sakaratul maut dengan
    sebenar-benarnya, Itulah yang kamu selalu daripadanya'."
    (Qaf: 19).



    Marilah kita kembali kepada kisah Abu Thalhah, "Bagaimana keadaan
    Umair?" Sahlah lalu berkata kepadanya, "Ia tidur malam dengan tenang
    dan tidak merasakan lelah." Seandainya Sahlah adalah salah satu wanita
    yang hidup pada masa sekarang, maka dunia telah berbalik, atas menjadi bawah.

    Akidah adalah dasar utama untuk mendidik jiwa. Akidah inilah yang mendidik jiwa
    merasakan pengawasan Allah SWT. Setelah itu mereka berdua tidur. Ketika Abu
    Thalhah hendak berangkat salat fajar ke masjid, ia bertanya kepada istrinya,
    "Di manakah Umair? Saya hendak menciumnya." Maka apakah jawaban yang
    diberikan Sahlah, apakah ia akan berdusta? Sungguh mereka tidak mengenal
    perkataan dusta dan bohong. Rasululalh telah mendidik mereka. Ia menjawab,
    "Wahai Abu Thalhah, sesungguhnya saya dalam kesedihan." Abu Thalhah
    bertanya, "Mengapa?" Ia menjawab, "Tetangga telah meminjamkan
    sesuatu kepdaku, tetapi ia kemudian mengambilnya kembali." Abu Talhah
    berkata, "Apakah engkau akan sedih bila mereka mengambil titipanya?"
    Maka berkatalah Sahlah, "Apakah engkau akan sedih wahai Abu Thalhah bila
    Allah mengambil titipan-Nya dari kita?"

    Maka saat itu tidak terdengar dari lisan Abu Thalhah, melainkan kalimat innaa lillaahi wa innaa ilaihi raajiun.
    Ia kemudian pergi ke masjid untuk menunaikan salat fajar berjamaah bersama
    Rasulullah saw. Setalah salat usai, ia menceritakan ucapan istrinya kepada
    Rasulullah. Maka, nampaklah senyum keridaan dari kedua bibir beliau, atas apa
    yang telah diperbuat Sahlah r.a., lalu beliau mendoakan Abu Thalhah. Doa yang
    membuka pintu langit yang tinggi. "Semoga
    Allah memberkahi malam kalian berdua wahai Aba Thalhah"


    Maasyiral muslimin rahimakumullah!


    Seorang perawi hadis berkata, "Setelah itu saya
    menyaksikan Abu Thalhah memiliki 10 anak laki-laki yang semuanya hafal Alquran
    dan tidak ada di antara mereka yang memiliki kendaraan, bangunan, atau harta
    yang berlimpah. Sesungguhnya mereka menjaga kitab Allah Tabaraka wa Taala. Ini
    adalah kemuliaan dan ini adalah izah. Ini adalah doa Rasulullah saw. untuk Aba
    Thalhah."

    Maasyiral muslimin rahimakumullah!


    Seandainya para wanita di dunia ini seperti Sahlah,
    niscaya kaum wanita akan melebihi kaum pria. Wallahu a'lam bish-shawab.



    Al-Islam, Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia

      Waktu sekarang Fri Nov 22, 2024 6:02 pm