Mengemis Bukan Tradisi
Islam
Oleh: M. Rusydi
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا
كَمَا أَمَرَ فَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى عَنْهُ وَحَذَّرَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ
إِلاَّ اللهُ، اَلْوَاحِدُ الْقَهَّاُر، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ،
سَيِّدُ اْلأَبْرَارِ. فَصَلَوَاتُ اللهِ وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْبَعْثِ وَالنُّشُوْرِ. أَمَّا بَعْدُ؛
فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
Saudara-saudara kaum
muslimin, jamaah jum’ah yang berbahagia!
Sudah sering kita melihat antrian peminta-minta baik yang datang kerumah-rumah,
di tengah jalan ataupun yang sudah punya jadwal mingguan tersendiri yaitu pada
hari jum’ah, tatkala para jamaah bubar dan selesai melaksanakan shalat jum’ah
mereka berbondong-bondong mencegat setiap orang untuk dimintai sedekah dan
anehnya hal ini bukan suatu yang tabu lagi bagi kalangan ummat Islam, Mungkin
karena selalu mendapat santunan yang sudah dapat menutupi sebagian kebutuhan
hidup mereka ditambah mudahnya pekerjaan ini didapatkan sehingga profesi
sebagai pengemis ini pun menjamur dimana-mana bahkan menjadi sumber mata
pencaharian hidup.
Yang sering menimbulkan salah faham adalah adanya ungkapan: “Jangan memberi
sedekah kepada peminta-minta!”, kenapa kita dilarang memberikan sedekah kepada
mereka?, padahal agama selalu menganjurkan untuk selalu memberi sedekah, bahkan
Allah telah menggambarkan betapa besarnya pahala bagi orang yang suka
bersedekah. Sebagaimana firmanNya yang berbunyi.
Artinya: “Perumpamaan
(nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan
Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada
tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang
Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karuniaNya) lagi Maha Mengetahui”.
(Al-Baqarah: 261)
Islam mencela pengangguran
dan peminta-minta
Agama Islam yang bersifat universal tidak saja berbicara masalah ritual dan
spiritual tapi juga menyoroti segala permasalahan sosial yang selalu dihadapi
ummat manusia. Salah satunya adalah masalah pengangguran dan peminta-minta yang
sangat dicela oleh Islam, sebab hal ini merugikan masyarakat.
Pertama, pengangguran dan
peminta-minta menyebabkan tenaga manusia bersifat konsumtif, tidak produktif
akibatnya mereka menjadi beban masyarakat.
Kedua, pengangguran dan
peminta-minta adalah sumber kemiskinan, sedangkan kemiskinan merupakan bumi
yang subur bagi tumbuh dan berjangkitnya berbagai macam kejahatan.
Karena itulah Islam sangat
menentang pengangguran dan mencela orang-orang yang tidak mau bekerja padahal
sebenarnya mereka mampu bekerja.
Memberantas kemiskinan
Islam yang datang
sebagai pembebas bagi seluruh ummat manusia selalu menganjurkan bagi setiap
pengikutnya untuk memberikan sedekah, bahkan sedekah dengan predikat zakatpun
sudah menjadi kewajiban. Dan Islam sendiri mempunyai tujuan tertentu dalam
bidang harta dintaranya adalah memberantas kemiskinan secara bertahap, melarang
hidup dalam kehinaan serta mendistribusikan keadilan secara merata.
Bukan Tradisi Islam
Islam mengajarkan kita untuk selalu bersedekah dan memberikan pertolongan
kepada orang yang memerlukan tetapi Islam tidak mengajarkan pengikutnya menjadi
peminta-minta atau pengemis, bahkan Rasulullah sendiri pernah menjelaskan bahwa
orang yang membawa tambang pergi kegunung mencari kayu lalu dijual untuk makan
dan bersedekah lebih baik dari pada meminta-minta kepada orang, sebagaimana
sabdanya yang berbunyi:
وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ لأَنْ يَأْخُذَ
أَحَدُكُمْ حَبْلَهُ فَيَحْتَطِبُ عَلَى ظَهْرِهِ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَأْتِيَ رَجُلاً
فَيَسْأَلُهُ أَعْطَاهُ أَوْ مَنَعَهُ. (أخرجه البخاري).
Artinya: “Demi jiwaku yang
berada di tanganNya sungguh seseorang yang mengambil tali di antara kalian
kemudian dia gunakan untuk mengangkat kayu di atas punggungnya lebih baik
baginya daripada ia mendatangi orang kemudian ia meminta-minta kepadanya yang
terkadang ia diberi dan terkadang ia tidak diberi olehnya”. (HR. Al-Bukhari)
Dan beliau juga memberikan
uswah kepada kita agar jangan meminta pertolongan selama kita masih mampu untuk
mengerjakannya.
Bukan berarti kita ingin menghindari kewajiban kita sebagai muslim dan sebagai
makhluk sosial, yang walau bagaimanapun diantara mereka yang meminta-minta
tersebut memang pantas mendapatkan sedekah, tetapi kita hanya berhati-hati agar
jangan sampai terjerumus dan terjebak pada orang-orang yang hanya menggunakan
pekerjaan mengemis sebagai topeng dan menampak luaskan kemiskinan dan terlebih
lagi yang kita takutkan adanya anggapan bahwa Islam adalah agama bagi orang
miskin dan terbelakang.
Oleh karenanya hendaklah
para da’i atau pendakwah Islam tidak hanya membatasi dakwahnya dalam masalah
ritual dan spiritual belaka, karena Islam tidak hanya terbatas pada hubungan
vertikal antara Tuhan dan manusia tapi Islam juga mengajarkan hubungan
horisontal yaitu hubungan antara manusia, sehingga jika sistem keseimbangan
yang diajarkan ini benar-benar diterapkan akan dapat menciptakan masyarakat yang
baik atau baldatun thoyyibatun wa rabbun ghafur.
Kesimpulan
Dari keterangan-keterangan ini jelaslah saudara-saudara!, bahwa Islam sangat
mencela orang yang tak mau berusaha dan hanya bisa meminta-minta, apalagi
dengan berdalih bahwa pekerjaan mengemis kepengemisan dan kemiskinan itu sudah
ditakdirkan Allah Subhannahu wa Ta'ala . Padahal Rasulullah Shallallaahu alaihi
wa Salam pernah bersabda:
لَوْ أَنَّكُمْ
تَتَوَكَّلُوْنَ عَلَى اللهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ
تَغْدُوْ خِمَاصًا وَتَرُوْحُ بِطَانًا. (الترمذي وابن ماجه).
Artinya: “Sekiranya kamu
bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakkal, tentu Allah memberi
rizki kepadamu, seperti halnya Allah memberikan rizki kepada burung yang pergi
dalam keadaan lapar, tetapi pulang dalam keadaan kenyang”. (HR. , Ahmad,
At-Tirmidzi dan Ibnu Majah shahih dan Al-Hakim dari Umat)
Kemudian bagi orang-orang
kaya jangan hanya bisa menumpuk harta dan berfoya-foya tanpa peduli bahwa di
dalam harta mereka terdapat hak peminta-minta dan orang yang hidup di dalam
kekurangan, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh surah Adz-Dzariyat ayat 19
yang berbunyi:
Artinya: “Dan pada
harta-harta mereka ada hak untuk orang-orang miskin yang meminta dan orang
miskin yang tidak mendapat bagian”. (Adz-Dzariyat: 19).
Bahkan kalau kita telaah kembali beberapa ayat Al-Qur’an yang turun di Mekkah
sangat mengecam arogansi orang-orang kaya Mekkah yang tidak perduli terhadap
fakir, miskin, dan anak-anak yatim. Allah menegaskan dalam firmanNya:
Artinya: “Tahukah kamu
(orang) yang mendustakan agama?. Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan
tidak menganjurkan memberi makan orang miskin”. (Al-Ma’un: 1-3).
Dalam ayat di atas sangat jelas bahwa orang yang mendustakan agama / hari
Qiamat disejajarkan dengan orang yang mencampakkan anak yatim dan tidak
menganjurkan orang lain untuk menyantuni fakir miskin. Betapa hinanya derajat
orang yang seperti ini dan tak ada tempat yang lebih layak baginya selain kawah
api Neraka yang membara.
جَعَلَنَا
اللهُ وَإِيَّاكُمْ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ الْكَامِلِيْنَ الْمُؤَدِّيْنَ لِوَاجِبَاتِهِمْ
مَعَ الْمُخْلِصِيْنَ السَّائِلِيْنَ. أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ
الَّذِيْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ.
Khutbah Kedua
إِنَّ الْحَمْدَ
لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ
أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ
وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ
لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ
عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.
قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ
وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: {وَمَن يَتَّقِ
اللهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا} وَقَالَ: {وَمَن يَتَّقِ اللهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ
وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا}
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ
ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،
إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا
بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ
كُلِّهِ مَا عَلِمْنَا مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ. اَللَّهُمَ أَصْلِحْ أَحْوَالَ
الْمُسْلِمِيْنَ وَأَرْخِصْ أَسْعَارَهُمْ وَآمِنْهُمْ فِيْ أَوْطَانِهِمْ. رَبَّنَا
آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي
الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ
يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
Islam
Oleh: M. Rusydi
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا
كَمَا أَمَرَ فَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى عَنْهُ وَحَذَّرَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ
إِلاَّ اللهُ، اَلْوَاحِدُ الْقَهَّاُر، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ،
سَيِّدُ اْلأَبْرَارِ. فَصَلَوَاتُ اللهِ وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْبَعْثِ وَالنُّشُوْرِ. أَمَّا بَعْدُ؛
فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
Saudara-saudara kaum
muslimin, jamaah jum’ah yang berbahagia!
Sudah sering kita melihat antrian peminta-minta baik yang datang kerumah-rumah,
di tengah jalan ataupun yang sudah punya jadwal mingguan tersendiri yaitu pada
hari jum’ah, tatkala para jamaah bubar dan selesai melaksanakan shalat jum’ah
mereka berbondong-bondong mencegat setiap orang untuk dimintai sedekah dan
anehnya hal ini bukan suatu yang tabu lagi bagi kalangan ummat Islam, Mungkin
karena selalu mendapat santunan yang sudah dapat menutupi sebagian kebutuhan
hidup mereka ditambah mudahnya pekerjaan ini didapatkan sehingga profesi
sebagai pengemis ini pun menjamur dimana-mana bahkan menjadi sumber mata
pencaharian hidup.
Yang sering menimbulkan salah faham adalah adanya ungkapan: “Jangan memberi
sedekah kepada peminta-minta!”, kenapa kita dilarang memberikan sedekah kepada
mereka?, padahal agama selalu menganjurkan untuk selalu memberi sedekah, bahkan
Allah telah menggambarkan betapa besarnya pahala bagi orang yang suka
bersedekah. Sebagaimana firmanNya yang berbunyi.
Artinya: “Perumpamaan
(nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan
Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada
tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang
Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karuniaNya) lagi Maha Mengetahui”.
(Al-Baqarah: 261)
Islam mencela pengangguran
dan peminta-minta
Agama Islam yang bersifat universal tidak saja berbicara masalah ritual dan
spiritual tapi juga menyoroti segala permasalahan sosial yang selalu dihadapi
ummat manusia. Salah satunya adalah masalah pengangguran dan peminta-minta yang
sangat dicela oleh Islam, sebab hal ini merugikan masyarakat.
Pertama, pengangguran dan
peminta-minta menyebabkan tenaga manusia bersifat konsumtif, tidak produktif
akibatnya mereka menjadi beban masyarakat.
Kedua, pengangguran dan
peminta-minta adalah sumber kemiskinan, sedangkan kemiskinan merupakan bumi
yang subur bagi tumbuh dan berjangkitnya berbagai macam kejahatan.
Karena itulah Islam sangat
menentang pengangguran dan mencela orang-orang yang tidak mau bekerja padahal
sebenarnya mereka mampu bekerja.
Memberantas kemiskinan
Islam yang datang
sebagai pembebas bagi seluruh ummat manusia selalu menganjurkan bagi setiap
pengikutnya untuk memberikan sedekah, bahkan sedekah dengan predikat zakatpun
sudah menjadi kewajiban. Dan Islam sendiri mempunyai tujuan tertentu dalam
bidang harta dintaranya adalah memberantas kemiskinan secara bertahap, melarang
hidup dalam kehinaan serta mendistribusikan keadilan secara merata.
Bukan Tradisi Islam
Islam mengajarkan kita untuk selalu bersedekah dan memberikan pertolongan
kepada orang yang memerlukan tetapi Islam tidak mengajarkan pengikutnya menjadi
peminta-minta atau pengemis, bahkan Rasulullah sendiri pernah menjelaskan bahwa
orang yang membawa tambang pergi kegunung mencari kayu lalu dijual untuk makan
dan bersedekah lebih baik dari pada meminta-minta kepada orang, sebagaimana
sabdanya yang berbunyi:
وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ لأَنْ يَأْخُذَ
أَحَدُكُمْ حَبْلَهُ فَيَحْتَطِبُ عَلَى ظَهْرِهِ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَأْتِيَ رَجُلاً
فَيَسْأَلُهُ أَعْطَاهُ أَوْ مَنَعَهُ. (أخرجه البخاري).
Artinya: “Demi jiwaku yang
berada di tanganNya sungguh seseorang yang mengambil tali di antara kalian
kemudian dia gunakan untuk mengangkat kayu di atas punggungnya lebih baik
baginya daripada ia mendatangi orang kemudian ia meminta-minta kepadanya yang
terkadang ia diberi dan terkadang ia tidak diberi olehnya”. (HR. Al-Bukhari)
Dan beliau juga memberikan
uswah kepada kita agar jangan meminta pertolongan selama kita masih mampu untuk
mengerjakannya.
Bukan berarti kita ingin menghindari kewajiban kita sebagai muslim dan sebagai
makhluk sosial, yang walau bagaimanapun diantara mereka yang meminta-minta
tersebut memang pantas mendapatkan sedekah, tetapi kita hanya berhati-hati agar
jangan sampai terjerumus dan terjebak pada orang-orang yang hanya menggunakan
pekerjaan mengemis sebagai topeng dan menampak luaskan kemiskinan dan terlebih
lagi yang kita takutkan adanya anggapan bahwa Islam adalah agama bagi orang
miskin dan terbelakang.
Oleh karenanya hendaklah
para da’i atau pendakwah Islam tidak hanya membatasi dakwahnya dalam masalah
ritual dan spiritual belaka, karena Islam tidak hanya terbatas pada hubungan
vertikal antara Tuhan dan manusia tapi Islam juga mengajarkan hubungan
horisontal yaitu hubungan antara manusia, sehingga jika sistem keseimbangan
yang diajarkan ini benar-benar diterapkan akan dapat menciptakan masyarakat yang
baik atau baldatun thoyyibatun wa rabbun ghafur.
Kesimpulan
Dari keterangan-keterangan ini jelaslah saudara-saudara!, bahwa Islam sangat
mencela orang yang tak mau berusaha dan hanya bisa meminta-minta, apalagi
dengan berdalih bahwa pekerjaan mengemis kepengemisan dan kemiskinan itu sudah
ditakdirkan Allah Subhannahu wa Ta'ala . Padahal Rasulullah Shallallaahu alaihi
wa Salam pernah bersabda:
لَوْ أَنَّكُمْ
تَتَوَكَّلُوْنَ عَلَى اللهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ
تَغْدُوْ خِمَاصًا وَتَرُوْحُ بِطَانًا. (الترمذي وابن ماجه).
Artinya: “Sekiranya kamu
bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakkal, tentu Allah memberi
rizki kepadamu, seperti halnya Allah memberikan rizki kepada burung yang pergi
dalam keadaan lapar, tetapi pulang dalam keadaan kenyang”. (HR. , Ahmad,
At-Tirmidzi dan Ibnu Majah shahih dan Al-Hakim dari Umat)
Kemudian bagi orang-orang
kaya jangan hanya bisa menumpuk harta dan berfoya-foya tanpa peduli bahwa di
dalam harta mereka terdapat hak peminta-minta dan orang yang hidup di dalam
kekurangan, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh surah Adz-Dzariyat ayat 19
yang berbunyi:
Artinya: “Dan pada
harta-harta mereka ada hak untuk orang-orang miskin yang meminta dan orang
miskin yang tidak mendapat bagian”. (Adz-Dzariyat: 19).
Bahkan kalau kita telaah kembali beberapa ayat Al-Qur’an yang turun di Mekkah
sangat mengecam arogansi orang-orang kaya Mekkah yang tidak perduli terhadap
fakir, miskin, dan anak-anak yatim. Allah menegaskan dalam firmanNya:
Artinya: “Tahukah kamu
(orang) yang mendustakan agama?. Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan
tidak menganjurkan memberi makan orang miskin”. (Al-Ma’un: 1-3).
Dalam ayat di atas sangat jelas bahwa orang yang mendustakan agama / hari
Qiamat disejajarkan dengan orang yang mencampakkan anak yatim dan tidak
menganjurkan orang lain untuk menyantuni fakir miskin. Betapa hinanya derajat
orang yang seperti ini dan tak ada tempat yang lebih layak baginya selain kawah
api Neraka yang membara.
جَعَلَنَا
اللهُ وَإِيَّاكُمْ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ الْكَامِلِيْنَ الْمُؤَدِّيْنَ لِوَاجِبَاتِهِمْ
مَعَ الْمُخْلِصِيْنَ السَّائِلِيْنَ. أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ
الَّذِيْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ.
Khutbah Kedua
إِنَّ الْحَمْدَ
لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ
أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ
وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ
لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ
عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.
قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ
وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: {وَمَن يَتَّقِ
اللهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا} وَقَالَ: {وَمَن يَتَّقِ اللهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ
وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا}
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ
ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،
إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا
بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ
كُلِّهِ مَا عَلِمْنَا مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ. اَللَّهُمَ أَصْلِحْ أَحْوَالَ
الْمُسْلِمِيْنَ وَأَرْخِصْ أَسْعَارَهُمْ وَآمِنْهُمْ فِيْ أَوْطَانِهِمْ. رَبَّنَا
آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي
الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ
يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
Tue Aug 01, 2023 9:56 pm by wisatasemarang
» Portable STATA 18 Crack Full Version
Thu May 11, 2023 5:24 pm by wisatasemarang
» NVivo 12 Crack Full version
Mon Jan 30, 2023 11:16 am by wisatasemarang
» Tutorial Difference In difference (DID (Diff-in-Diff) With Eviews 13
Thu Nov 03, 2022 6:24 am by wisatasemarang
» Online Workshop Smart PLS Minggu, 01 Oktober 2022
Sat Sep 17, 2022 11:35 am by wisatasemarang
» kumpulan ebook tentang robot
Fri Jan 02, 2015 10:04 pm by kyuru
» MANTRA PELET
Wed May 16, 2012 3:31 am by orlandojack
» book love of spell
Sat Mar 24, 2012 8:08 pm by rifqi as
» attraction Formula
Sat Mar 24, 2012 7:09 pm by rifqi as