Melati Itu Semakin Harum Mewangi
by
: Ratnadewi Idrus
sumber
: milis FLP
Boleh
jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula)
kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang
kamu tidak mengetahui. (QS. Al Baqarah 2:216)
-----------------------------------
Semua
telah berakhir, Nisa!
Aku
harus menerima kenyataan bahwa dia bukanlah untukku! Walau terkadang aku masih
berharap Allah akan merubah segalanya.. Namun kecintaanku kepada_Nya membuat
aku yakin bahwa ini adalah yang terbaik yang diberikan_Nya!..
Sebenarnya
aku menaruh harapan besar pada hamba Allah yang sholeh itu.. Untuk menjadi
sahabat yang dapat kuajak bersama mengelilingi perputaran roda ini. Bagaikan
Matahari dan Bulan yang silih berganti menerangi alam.. Menjadi khalifah
(pemimpin) bagi insan taqwa di bumi Allah!..
Namun
sekali lagi aku sadar.. Apa yang menurutku baik belum tentu baik menurut_Nya.
Aku tidak tahu apa-apa, sedangkan Allah Maha Mengetahui segalanya!
Yang
terpenting bagiku, menjalani hidup ini bagai arus air yang mengalir, jika sudah
tiba saatnya nanti, Insya Allah!
Kata-kata
mutiara itu meluncur deras dari bibir Ayuning. Tak ada kesedihan ataupun
kekecewaan di sana, melainkan ketegaran!.. Setiap keinginan dan perbuatannya
hanya dilandasi untuk mengharap keridhaan Allah, begitu juga dalam
menghadapi
setiap persoalan, ia tak banyak berkeluh kesah melainkan senantiasa tabah dan
berusaha menemukan rahasia dibalik cobaan Allah!.
Apakah
pemuda itu tahu perasaanmu, Ayu?, tanya Nisa
Ayuning
tersenyum.
Ia
tahu, Nisa.., dari perbincangan kami yang panjang, dari persahabatan kami yang
cukup lama. Aku yakin ia juga merasakan hal yang sama, tapi sudahlah.. Pemuda
itu lebih dahulu mengenal wanita itu daripadaku.. Ia juga memutuskan untuk
menikahinya karena petunjuk Allah.. Semoga Allah memberkahi pernikahannya dan
melimpahkan keberkahan atas pernikahannya.
Nisa
meng-aminkan.
Mungkin
wanita itu lebih baik dan lebih taqwa dariku, ya Nisa?
Sebelum
sempat Nisa berkomentar, Ayu telah meralat ucapannya
Tapi
bukankah yang berhak menilai baik dan taqwanya seseorang hanyalah Allah?!..
Kamu
benar, Ayu!..Nisa menambahkan. Kemudian ia melirik jam tangan kecilnya. Sudah
pukul 4 sore, Yu.., nanti kerumah Panti Asuhannya kemalaman.
Seperti
biasa setiap awal bulan, Ayu minta ditemani Nisa mengunjungi anak-anak yatim
kesayangannya. Tidak ada hal yang terindah dalam hidupnya kecuali melihat
wajah-wajah
mungil itu tersenyum..
Ingin
rasanya berbuat lebih banyak untuk mereka,
Nisa!..tetapi
hanya ini yang bisa Ayu lakukan.. Anak-anak malang yang kehilangan kasih sayang
itu menyambut Ayu dengan riang.. "Bunda Ayu datang..Bunda Ayu
datang..!" Ayu senang sekali dipanggil Bunda, mereka mencium tangan Ayu.
Ayu merangkul dan mencium mereka..satu-satu dibagiinnya kue cokelat. Nisa ikut
membantu.
Bagaimana
keadaanmu Aji? Irma? Kiki?...gimana sekolahnya?.. Rentetan pertanyaan terlontar
dari bibir Ayu, seperti Ibu beneran saja. Kemudian ia bercerita tentang kisah
Muhammad kecil yang diutus Allah sebagai Rasul untuk menerangi manusia dan alam
semesta. Anak-anak manis itu ceria sekali mendengarkan cerita Ayuning.
Ketika
tiba waktunya pulang, Ayu berkata pada Nisa
Semoga
suatu saat nanti, Allah memperkenankanku mengangkat seorang dari mereka untuk
menjadi anak!
Aamiin.
Ucap Nisa. Dalam bathinnya ia berkata “Subhanallah.. “
Dalam
perjalanan pulang, Ayu minta Nisa singgah di toko buah.
Kita
berhenti sebentar, ya Sa?..Ayu mau beliin Bunda buah, Beliau paling senang
makan apel!..
Nisa
menghentikan mobilnya. Setelah sampai di rumah
Assalaamu'alaikum
...Wa'alaikumussalaam warahmatullaah
Bunda
Ayu menyambut keduanya dengan senyuman. Sosok Nisa sudah tidak asing lagi
baginya.
Mari
masuk Nisa..
Iya
tante, Nisa membalas senyum wanita mulia itu.
Ayu
mencium tangan Bundanya, kemudian menyerahkan bungkusan apel. Bunda menerimanya
dengan senyuman riang.
Ayu
repot-repot aja.., katanya pada anaknya.
Kemudian
Ayu mengajak Nisa ke tempat favorit keluarganya, taman bunga. Dengan riang ia
mengambil peralatan untuk menyiram kembang-kembang kesayangan ibunya. Ditengah
keasyikannya bekerja, Ayu kembali mengajak Nisa bicara.
Kesibukanku
membuat aku kurang waktu memperhatikan
Bundaku,
Nisa!.. Terkadang Ayu fikir hidup Ayu ini hanya merepotkan orangtua saja. Ingin
rasanya senantiasa membuat mereka bahagia, tapi..hanya hal-hal kecil inilah
yang bisa Ayu lakukan!..
Ayu
terdiam sesaat, kemudian..
Sekarang
Ayu mulai mengerti kenapa Allah belum mengizinkan Ayu menikah, Nisa.. Allah
ingin Ayu mengabdi pada orangtua dulu..! Bukankah ridha orangtua merupakan
ridha_Nya Allah? Ayu juga mulai memahami, bahwa Allah menghendaki Ayu masih
sendiri, agar Ayu lebih menempa diri!, untuk menjadi seorang ibu di muka bumi
ini!..
Subhanallah..walhamdulillaah..walaailaaha
ilallah..wallaahu akbar..! (Nisa membathin), ia kagum pada kecerdasan
sahabatnya membaca Firman Allah dan rahasia cobaan Allah. Tiba-tiba matanya
tertegun melihat serumpun melati yang tumbuh subur di taman itu, dalam hati ia
berkata.
Melati
Itu Semakin Harum Mewangi, Ya Allah.. Aku memohon pada_Mu..Berikanlah yang
terbaik bagi_Mu untuknya..
Aamiin,
Ya Rabbal 'aalamiin
Billaahi
taufiq walhidayah
Wassalaamu'alaikum
warahmatullaah wabarakaatuh
Ratna
Dewi (wiwi_praty, Qalbu)
by
: Ratnadewi Idrus
sumber
: milis FLP
Boleh
jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula)
kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang
kamu tidak mengetahui. (QS. Al Baqarah 2:216)
-----------------------------------
Semua
telah berakhir, Nisa!
Aku
harus menerima kenyataan bahwa dia bukanlah untukku! Walau terkadang aku masih
berharap Allah akan merubah segalanya.. Namun kecintaanku kepada_Nya membuat
aku yakin bahwa ini adalah yang terbaik yang diberikan_Nya!..
Sebenarnya
aku menaruh harapan besar pada hamba Allah yang sholeh itu.. Untuk menjadi
sahabat yang dapat kuajak bersama mengelilingi perputaran roda ini. Bagaikan
Matahari dan Bulan yang silih berganti menerangi alam.. Menjadi khalifah
(pemimpin) bagi insan taqwa di bumi Allah!..
Namun
sekali lagi aku sadar.. Apa yang menurutku baik belum tentu baik menurut_Nya.
Aku tidak tahu apa-apa, sedangkan Allah Maha Mengetahui segalanya!
Yang
terpenting bagiku, menjalani hidup ini bagai arus air yang mengalir, jika sudah
tiba saatnya nanti, Insya Allah!
Kata-kata
mutiara itu meluncur deras dari bibir Ayuning. Tak ada kesedihan ataupun
kekecewaan di sana, melainkan ketegaran!.. Setiap keinginan dan perbuatannya
hanya dilandasi untuk mengharap keridhaan Allah, begitu juga dalam
menghadapi
setiap persoalan, ia tak banyak berkeluh kesah melainkan senantiasa tabah dan
berusaha menemukan rahasia dibalik cobaan Allah!.
Apakah
pemuda itu tahu perasaanmu, Ayu?, tanya Nisa
Ayuning
tersenyum.
Ia
tahu, Nisa.., dari perbincangan kami yang panjang, dari persahabatan kami yang
cukup lama. Aku yakin ia juga merasakan hal yang sama, tapi sudahlah.. Pemuda
itu lebih dahulu mengenal wanita itu daripadaku.. Ia juga memutuskan untuk
menikahinya karena petunjuk Allah.. Semoga Allah memberkahi pernikahannya dan
melimpahkan keberkahan atas pernikahannya.
Nisa
meng-aminkan.
Mungkin
wanita itu lebih baik dan lebih taqwa dariku, ya Nisa?
Sebelum
sempat Nisa berkomentar, Ayu telah meralat ucapannya
Tapi
bukankah yang berhak menilai baik dan taqwanya seseorang hanyalah Allah?!..
Kamu
benar, Ayu!..Nisa menambahkan. Kemudian ia melirik jam tangan kecilnya. Sudah
pukul 4 sore, Yu.., nanti kerumah Panti Asuhannya kemalaman.
Seperti
biasa setiap awal bulan, Ayu minta ditemani Nisa mengunjungi anak-anak yatim
kesayangannya. Tidak ada hal yang terindah dalam hidupnya kecuali melihat
wajah-wajah
mungil itu tersenyum..
Ingin
rasanya berbuat lebih banyak untuk mereka,
Nisa!..tetapi
hanya ini yang bisa Ayu lakukan.. Anak-anak malang yang kehilangan kasih sayang
itu menyambut Ayu dengan riang.. "Bunda Ayu datang..Bunda Ayu
datang..!" Ayu senang sekali dipanggil Bunda, mereka mencium tangan Ayu.
Ayu merangkul dan mencium mereka..satu-satu dibagiinnya kue cokelat. Nisa ikut
membantu.
Bagaimana
keadaanmu Aji? Irma? Kiki?...gimana sekolahnya?.. Rentetan pertanyaan terlontar
dari bibir Ayu, seperti Ibu beneran saja. Kemudian ia bercerita tentang kisah
Muhammad kecil yang diutus Allah sebagai Rasul untuk menerangi manusia dan alam
semesta. Anak-anak manis itu ceria sekali mendengarkan cerita Ayuning.
Ketika
tiba waktunya pulang, Ayu berkata pada Nisa
Semoga
suatu saat nanti, Allah memperkenankanku mengangkat seorang dari mereka untuk
menjadi anak!
Aamiin.
Ucap Nisa. Dalam bathinnya ia berkata “Subhanallah.. “
Dalam
perjalanan pulang, Ayu minta Nisa singgah di toko buah.
Kita
berhenti sebentar, ya Sa?..Ayu mau beliin Bunda buah, Beliau paling senang
makan apel!..
Nisa
menghentikan mobilnya. Setelah sampai di rumah
Assalaamu'alaikum
...Wa'alaikumussalaam warahmatullaah
Bunda
Ayu menyambut keduanya dengan senyuman. Sosok Nisa sudah tidak asing lagi
baginya.
Mari
masuk Nisa..
Iya
tante, Nisa membalas senyum wanita mulia itu.
Ayu
mencium tangan Bundanya, kemudian menyerahkan bungkusan apel. Bunda menerimanya
dengan senyuman riang.
Ayu
repot-repot aja.., katanya pada anaknya.
Kemudian
Ayu mengajak Nisa ke tempat favorit keluarganya, taman bunga. Dengan riang ia
mengambil peralatan untuk menyiram kembang-kembang kesayangan ibunya. Ditengah
keasyikannya bekerja, Ayu kembali mengajak Nisa bicara.
Kesibukanku
membuat aku kurang waktu memperhatikan
Bundaku,
Nisa!.. Terkadang Ayu fikir hidup Ayu ini hanya merepotkan orangtua saja. Ingin
rasanya senantiasa membuat mereka bahagia, tapi..hanya hal-hal kecil inilah
yang bisa Ayu lakukan!..
Ayu
terdiam sesaat, kemudian..
Sekarang
Ayu mulai mengerti kenapa Allah belum mengizinkan Ayu menikah, Nisa.. Allah
ingin Ayu mengabdi pada orangtua dulu..! Bukankah ridha orangtua merupakan
ridha_Nya Allah? Ayu juga mulai memahami, bahwa Allah menghendaki Ayu masih
sendiri, agar Ayu lebih menempa diri!, untuk menjadi seorang ibu di muka bumi
ini!..
Subhanallah..walhamdulillaah..walaailaaha
ilallah..wallaahu akbar..! (Nisa membathin), ia kagum pada kecerdasan
sahabatnya membaca Firman Allah dan rahasia cobaan Allah. Tiba-tiba matanya
tertegun melihat serumpun melati yang tumbuh subur di taman itu, dalam hati ia
berkata.
Melati
Itu Semakin Harum Mewangi, Ya Allah.. Aku memohon pada_Mu..Berikanlah yang
terbaik bagi_Mu untuknya..
Aamiin,
Ya Rabbal 'aalamiin
Billaahi
taufiq walhidayah
Wassalaamu'alaikum
warahmatullaah wabarakaatuh
Ratna
Dewi (wiwi_praty, Qalbu)
Tue Aug 01, 2023 9:56 pm by wisatasemarang
» Portable STATA 18 Crack Full Version
Thu May 11, 2023 5:24 pm by wisatasemarang
» NVivo 12 Crack Full version
Mon Jan 30, 2023 11:16 am by wisatasemarang
» Tutorial Difference In difference (DID (Diff-in-Diff) With Eviews 13
Thu Nov 03, 2022 6:24 am by wisatasemarang
» Online Workshop Smart PLS Minggu, 01 Oktober 2022
Sat Sep 17, 2022 11:35 am by wisatasemarang
» kumpulan ebook tentang robot
Fri Jan 02, 2015 10:04 pm by kyuru
» MANTRA PELET
Wed May 16, 2012 3:31 am by orlandojack
» book love of spell
Sat Mar 24, 2012 8:08 pm by rifqi as
» attraction Formula
Sat Mar 24, 2012 7:09 pm by rifqi as