Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Join the forum, it's quick and easy

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

salah satu forum terbesar tempat kita bernostalgia

Login

Lupa password?

Our traffic

info rakyat

Sun Oct 31, 2010 9:05 pm by admin

---------------
PEMBERITAHUAN....

SF ZONA RELIGI SEKARANG KAMI PINDAH KE [You must be registered and logged in to see this link.] ANDA BISA BERPARTISIPASI DAN MENJADI MODERATOR SESUAI PERMINTAAN ANDA DENGAN REQUEST VIA SMS NO ADMIN 081945520865


Sekilas Info

Sun Jun 27, 2010 2:44 pm by admin

kabar gembira, forum lentera-rakyat mulai hari ini juga bisa diakses melalui [You must be registered and logged in to see this link.]


    pendidikn orang dewasa dan komunikasi

    ratri
    ratri
    Mega Ultimate Member


    Zodiac : Virgo Jumlah posting : 281
    Join date : 01.04.10
    Age : 36
    Lokasi : di hati si admin

    pendidikn orang dewasa dan komunikasi Empty pendidikn orang dewasa dan komunikasi

    Post by ratri Mon Jun 14, 2010 10:55 pm

    PENDIDIKAN ORANG DEWASA DAN KOMUNIKASI







    OLEH:
    Rainy MP Hutabarat






    Dalam pendidikan, ada dua istilah
    penting yang berbeda dalam memandang proses pembelajaran. Istilah pertama
    adalah “pedagogi” akar katanya berasal dari bahasa Yunani, yakni paid artinya kanak-kanak dan agogos
    artinya memimpin. Dilihat dari akar katanya, pedagogi mengandung
    arti memimpin anak-anak atau secara khusus diartikan sebagai “suatu ilmu dan
    seni mengajar kanak-kanak”. Lambat-laun pedagogi didefinisikan sebagai “ilmu
    dan seni mengajar”. Dalam kosep ini, pendidikan dipahami sebagai “transfer
    pengetahuan atau kebudayaan”. Guru adalah pusat perhatian dan sumber informasi.
    Atau dalam istilah Freirean, “guru adalah bank informasi” dan murid-murid
    adalah “cawan kosong yang harus diisi”. Juga, murid tergantung sepenuhnya pada
    guru, kepribadian masih mentah dan karena itu perlu tuntunan.





    Istilah kedua adalah “andragogi” berasal dari dua
    kata dalam bahasa Yunani, yakni andra,
    berarti orang dewasa (berkelamin laki-laki) dan agogos
    berarti memimpin. Jika didefinisikan, andragogi adalah ” seni dan ilmu untuk
    membantu orang dewasa belajar” Dalam perkembangan selanjutnya, istilah ini
    kemudian memunculkan istilah “pendidikan orang dewasa”, sebuah
    istilah yang tidak bias jender. Pedagogi dan
    pendidikan orang dewasa berbeda dalam memandang peserta, proses pembelajaran,
    dan tujuannya. Pendidikan orang dewasa memandang peserta sebagai individu yang
    kaya akan pengalaman, dalam arti memecahkan persoalan hidupnya, memiliki
    keterampilan-keterampilan tertentu, memiliki hubungan-hubungan dan
    peran-peran sosial tertentu, punya prakarsa, pendapat, sikap atau
    hobi tertentu, namun mereka tetap membutuhkan pendidikan. Karena itu, dalam
    pendidikan orang dewasa, yang dibutuhkan bukanlah “guru” melainkan seseorang
    yang mampu memfasilitasi proses belajar, mampu menciptakan iklim belajar,
    dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan serta menggali pengalaman
    yang telah dimiliki oleh orang dewasa.





    Karena
    karakteristik-karakteristik tertentu dari peserta dan tujuan pembelajaran,
    pendidikan orang dewasa membutuhkan proses belajar-mengajar serta metode yang
    berbeda. Bertolak dari karakteristik orang dewasa, dalam proses
    belajar-mengajar pendidikan orang dewasa, baik fasilitator maupun peserta
    sama-sama menjadi “peserta komunikasi”. Komunikasi berlangsung dua arah karena kedua
    pihak terlibat dalam proses saling belajar. Jika dilukiskan, proses belajar
    tidaklah bergerak linier, tetapi siklis. Hasil dari proses pembelajaran adalah:
    Sebagai subyek atas hidupnya peserta semakin mampu memetakan dan memecahkan
    atau mengatasi masalah hidupnya. Juga proses komunikasi mendorong terbentuknya
    persekutuan-persekutuan.


    Komunikasi
    adalah bagian integral penting dalam setiap proses pembelajaran. Mengingat
    karakteristik peserta dan peran fasilitator dalam pendidikan orang dewasa, maka
    model komunikasi yang cocok adalag komunikasi partisipatif (juga dalam
    pedagogi, komunikasi partisipatif merupakan model terbaik).


    Model
    Laswellian (Sender–Message–Channel–Receiver–Effect)
    yang linier dan mekanistik maupun model partisipatif dapat dimanfaatkan dalam
    pendidikan orang dewasa, Yang terpenting adalah, kelemahan-kelemahan tiap
    metode (tentu tiap metode mempunyai kelemahan masing-masing!) dicoba disiasati
    agar ada ruang bagi partisipasi peserta. Berikut ini beberapa metode yang dapat
    digunakan dalam kegiatan pendidikan orang dewasa.
    [1]






    Ceramah


    Metode ini cocok untuk memperkenalkan topik
    atau materi baru, menyampaikan laporan dan fakta-fakta yang sistematis, dan
    menjelaskan secara panjang-lebar. Hasil maksimal dicapai bila ceramah
    disampaikan dengan jelas, menarik, humor dan diselingi alat-alat visual (VCD,
    infokus, slides,
    poster) dan tanya-jawab untuk memberi kesempatan kepada peserta menanyakan
    hal-hal yang dianggap kurang jelas atau istilah yang tak dipahami. Penceramah
    sebaiknya menyajikan materi dengan pokok-pokok pikiran, berdiri di
    tengah-tengah peserta dan melakukan kontak mata dengan peserta secara
    bergilir. Kelemahan metode ini antara lain peserta pasif, sulit mengukur
    sejauh mana materi berhasil dipahami peserta, dan peserta mengantuk.





    Visualisasi


    Visualisasi merupakan
    pelengkap dan kepanjangan dari kata-kata dengan menggunakan alat bantu visual.
    Metode ini dapat menolong peserta yang tak terbiasa menulis atau malu menjelaskan
    secara verbal pikiran-pikirannya untuk berbicara di depan kelas. Kecuali itu,
    membantu untuk menghindari pembicaraan yang berputar-putar atau
    mengulang-ulangi.





    Bermain
    Peran (Role Play)


    Bermain dapat meningkatkan interaksi di antara para peserta.
    Memberi kesempatan kepada para peserta untuk mencermati perilaku manusia:
    perasaan-perasaannya, gerakan-gerakan tubuhnya dan menambah pengetahuan tentang
    perilaku manusia. Metode ini juga memberi kesempatan untuk proses learning by doing: Peserta diperhadapkan
    dengan masalah dan harus memecahkan masalah tersebut, dan menerapkan
    pengetahuan yang dimilikinya. Sementara satu kelompok bermain peran, para
    peserta lain belajar mengamati sikap orang lain, peran-perannya,
    perasaan-perasaannya, dan mengidentifikasikan cara-cara pemecahan masalah yang
    berbeda-beda. Untuk bermain peran perlu dibuat kasus dalam bentuk cerita atau
    dialog yang akan diperankan oleh kelompok-kelompok.






    Diskusi
    Kelompok


    Diskusi kelompok digunakan untuk
    pendalaman pokok bahasan melalui komunikasi yang partisipatif; memberi
    kesempatan kepada para peserta untuk mengutarakan pikiran, membahas studi
    kasus, merangkum perbedaan-perbedaan pendapat dalam kelompok, bekerja sama,
    mengembangkan toleransi, simpati, menumbuhkan rasa percaya diri induvidu dalam
    kelompok. Namun fasilitator perlu menjaga agar dalam kelompok tidak ada suara
    dominan atau menguasai dan tiap anggota kelompok berpatisipasi dan merasa
    pengetahuan dan pendapatnya dihargai.





    Meta Plan. Meta plan adalah karton warna-warni yang digunting
    menurut bentuk dan ukuran tertentu. Penggunaan meta plan merupakan salah satu cara efektif bagi peserta untuk
    berani mengemukakan pikiran khususnya secara tertulis dan dengan menggunakan
    kata-kata kunci. Meta-plan mengajak peserta untuk berpikir dan atau
    berkomunikasi secara fokus dan singkat, mengimbangi “budaya lisan” yang
    cenderung kurang fokus dan “cerewet”.





    Tanya-Jawab. Tanya-jawab merupakan metode efektif untuk memberi
    kesempatan kepada peserta menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan materi yang
    belum dipahami, atau masih belum jelas, atau memastikan suatu pendapat. Tanya
    jawab juga berguna untuk menyamakan persepsi antara peserta dengan
    fasilitator.





    Pemutaran
    Video (Video Showing). Pemutaran video merupakan metode untuk memampukan
    peserta memahami secara lebih mendalam dan komprehensif terhadap sebuah topik.
    Pemutaran video juga memampukan peserta untuk mengingat materi yang dipelajari
    bersama-sama. Namun demikian, pemutaran video perlu diikuti dengan diskusi
    dalam kelompok besar atau kelompok kecil untuk saling memberi tanggapan atas
    tayangan yang ditonton.





    Bercerita/Berbagi
    Pengalaman. Ini merupakan cara efektif untuk menyingkirkan
    budaya “diam” (baca juga: “bisu”) dan pengenalan kasus-kasus, dengan
    mengajak peserta menggali dan atau mengidentifikasi pengalaman sendiri atau
    cerita yang pernah mereka dengar.





    Curah
    Pendapat. Metode ini efektif untuk mendapatkan umpan balik dari para peserta.
    Umpan balik penting untuk membangun komunikasi yang efektif dan sekaligus
    memperoleh kesamaan persepsi dan menghilangkan asumsi yang berbeda antara
    fasiitator dengan peserta.





    Studi Kasus (Case Study)


    Studi kasus digunakan dapat disajikan secara
    lisan, tertulis, dramatisasi (role
    play
    ), film/audio-visual, atau kaset (audio)), dan lain-lain.
    Metode ini lebih bersifat komprehensif dibandingkan dengan latihan-latihan
    praktis. Studi kasus bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan menganalisa
    masalah; membahas masalah dalam konteks yang lebih spesifik; mendorong kelompok
    untuk mengemukakan sikap-sikap mereka; menerapkan pengambilan keputusan
    dalam kelompok dan sekaligus memampukan bekerja sama.



      Waktu sekarang Fri May 10, 2024 2:36 am