Berbagai
cara ditempuh untuk melancarkan proyek kristenisasi. Ada yang memalsukan
Al-Quran, pendeta mengaku haji, sampai upaya memurtadkan kiai ternama. Ada pula tokoh Muslim
yang "mendukung" kristenisasi
Kawin antar-agama
hanyalah salah satu cara kristenisasi. Lainnya, banyak. Menurut kristolog Abu
Deedat Shihab, kaum misionaris dan zending perlu menempuh berbagai macam cara
karena selama ini merasa gagal. Kini, kristenisasi lebih diprioritaskan untuk
menjauhkan ummat Islam dari agama, baru kemudian memurtadkannya. Abu Deedat
merujuk pada Al-Quran Surat Al-Baqarah: 109, "Sebagian besar Ahli Kitab
menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu
beriman..." Juga Al-Baqarah: 120, "Orang-orang Yahudi dan
Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka."
Sinyalemen Al-Quran
itu memang benar. Dalam Konferensi Misionaris di kota Quds (1935), Samuel Zweimer, seorang
Yahudi yang menjabat direktur organisasi misi Kristen, menyatakan, "Misi
utama kita bukan menghancurkan kaum Muslimin sebagai seorang Kristen, namun
mengeluarkan seorang Muslim dari Islam agar jadi orang yang tidak berakhlaq
sebagaimana seorang Muslim. Tujuan kalian adalah mempersiapkan generasi baru
yang jauh dari Islam, generasi yang sesuai dengan kehendak kaum penjajah,
generasi malas dan hanya mengejar kepuasan hawa nafsu."
Plesetan
Al-Quran
Al-Quran, sebagai
tuntunan hidup ummat Islam, kini dimanfaatkan sebagai sarana kristenisasi.
Tentu saja bukan Al-Quran sungguhan, tapi palsu. Salah satunya adalah The
True Furqan, yang sempat beredar di internet dan menggegerkan publik Jawa
Timur, awal Mei lalu. Dalam Al-Quran buatan Evangelis (Ev) Anis Shorrosh itu,
ada surat
bernama Al-Iman, At-Tajassud, Al-Muslimun, dan Al-Washaya yang isinya
memuji-muji Yesus.
Selain ada Al-Quran palsu, juga bertebaran buku-buku plesetan ayat-ayat
Al-Quran dan Hadits. "Cara ini yang sekarang paling banyak terjadi.
Pemberian Supermie atau bantuan uang sudah tidak manjur lagi,"
tutur Abu Deedat.
Kenapa cara itu ditempuh? Dalam wawancara dengan majalah Jemaat
Indonesia (edisi 4 Juni 2001), Pdt R Muhamad Nurdin —Muslim murtad—
menyebut trik itu sebagai cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. "Saya membuat
buku agar dibaca umat Kristen, kemudian disalurkan kepada umat beragama lain.
Saya tulis untuk kalangan sendiri, untuk menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan. Demikian bagi orang Yahudi aku seperti orang Yahudi, supaya aku
memenangkan orang Yahudi. Itu cara yang hati-hati dalam merebut hati kaum
Muslimin. Jangan sampai ada vonis mati seperti untuk Suradi dan
Poernama," ujarnya. Dua nama terakhir adalah pendeta yang divonis mati
oleh Forum Ulama Ummat (FUU) Bandung karena menghina agama Islam.
Buku-buku Nurdin laku
keras. Dalam tiga tahun, 5000 eksemplar ludes. Hasilnya, menurut penuturan
Wakil Gembala Gereja Kristen Maranatha Indonesia (GKMI) Rawamangun Jakarta ini,
banyak orang Islam yang akhirnya menerima Yesus alias murtad. "Bahkan ada
yang menjadi penginjil."
Contoh buku karangan
Nurdin adalah Ash-Shadiqul Masdhuq (Kebenaran yang Benar), As-Sirrullahil
Akbar (Rahasia Allah yang Paling Besar), dan Ayat-ayat Penting dalam
Al-Quran.
Selain buku, juga bermunculan brosur atau pamflet sejenis lembar Jumat.
Judul yang dipilih pun seolah-olah Islami. Misalnya "Allahu Akbar Maulid
Nabi Isa as", "Kesaksian Al-Quran tentang Keabsahan Taurat dan
Injil", dan "Siapakah yang Bernama Allah itu?" Bertebaran pula
stiker kaligrafi Arab yang isinya pujian kepada Yesus.
Buku dan brosur itu diterbitkan oleh Yayasan Jalan Al-Rachmat, Yayasan
Christian Center Nehemia Jakarta, Yayasan Pusat Penginjilan Alkitabiah (YPPA),
Dakwah Ukhuwah, dan Iman Taat kepada Shiraathal Mustaqiim.
Anak-anak sekolah juga menjadi sasaran empuk. Siti Muflikhah, santri
Pesantren At-Taqwa Bekasi, pernah mendapat surat berisi komik anak-anak dari
sebuah lembaga yang menamakan diri Klab17. Di bagian awal, komik itu berisi
cerita keseharian anak-anak. Namun di bagian akhir ada pernyataan, "Saya
percaya akan Engkau, Yesus sebagai juruselamat saya."
Mengaku Mantan Haji
Bidang kesehatan juga dibidik. Ini antara lain dialami keluarga Hartono,
warga Kupang, Surabaya. Istrinya, Jam'iyah, sakit dan dirawat di RS RKZ
Surabaya. Biaya yang harus dikeluarkan selangit sehingga Hartono yang cuma
bekerja sebagai mandor kontraktor kebingungan.
Datang misionaris
menawarkan bantuan biaya pengobatan. Namun ada syaratnya: masuk Kristen.
Hartono terpikat. Suami istri itupun akhirnya menjadi penganut Kristen.
Cara yang cukup sulit
diidentifikasi adalah tipu daya dengan meniru adat atau kebiasaan komunitas
Muslim. Di Cirebon, ada kelompok qasidah yang menyanyikan puji-pujian kepada
Yesus. Hal serupa juga dilakukan jemaat Kanisah (Kristen) Ortodoks Syiria (KOS)
yang menyelenggarakan tilawatul Injil, memakai peci, ibadahnya mengamalkan
shalat 7 waktu, memakai sajadah, dan mendendangkan qasidah.
Duta-duta Injil
(begitu kalangan Kristen menyebutnya —red) juga berani mengaku sebagai mantan
ustadz, bertitel haji atau hajjah, atau anak kiai terkenal. Pengakuan-pengakuan
seperti itu direkam dalam kaset dan diedarkan di tengah masyarakat.
Misalnya di Cirebon,
murtadin Ev Danu Kholil Dinata alias Theofilus Daniel alias Amin Al-Barokah,
mengaku sebagai sarjana agama Islam, yang pindah menjadi pemeluk Kristen
setelah mempelajari Nabi Isa versi Islam di STAI Cirebon. Ternyata ijazah
sarjana yang dipakai untuk kesaksian itu palsu.
Ada lagi Ev Hj Christina Fatimah alias Tin
Rustini alias Sutini alias Bu Nonot, pemberita Injil dengan memperalat Al-Quran
di Gereja Bethel
Pasir Koja, Bandung
. Mengaku pernah berkali-kali menunaikan ibadah haji. Menurut penuturan
Sumarsono, mantan suaminya, Sutini tidak pernah belajar di pesantren. Selama
berkeluarga tidak pernah shalat. Memang dia pernah pergi ke Arab Saudi, bukan
untuk ibadah haji tetapi menjadi TKW.
Banyak lagi
kaset-kaset yang berisi rekaman kesaksian palsu, misalnya kesaksian HA Poernama
Winangun alias H Amos, Pdt R Muhamad Nurdin, Pdt M Mathius, Pdt Akmal Sani,
Niang Dewi Ratu Epon Irma F Intan Duana, dan Ev Paulus Marsudi.
Sekolah
dan Tawaran Kerja
Biaya sekolah yang
kian mahal juga dimanfaatkan untuk menjerumuskan kaum Muslimin. Mereka
mendirikan sekolah (yang seolah-olah) Islam, seperti Institut Teologi
Kalimatullah Jakarta yang dikelola Yayasan Misi Global Kalimatullah. Juga ada
Sekolah Tinggi Teologi (STT) Apostolos Jakarta, yang mempunyai kurikulum
Islamologi bermuatan 40 sks.
Lapangan kerja juga
menjadi lahan subur. Ini misalnya dilakukan pasangan misionaris Robert Antony
Adam dan Traccy Carffer di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Warga
Amerika Serikat yang terang-terangan mengaku utusan Yesus itu berhasil
memurtadkan 123 orang Minang, dengan bekal jabatan konsultan kehutanan Global
Partners Forestry Unit (GPFU).
Robert-Traccy yang
masuk Pesisir Selatan sejak Desember tahun silam, menawarkan rekayasa teknologi
tepat guna pemberdayaan jati emas, pala super, dan kapas transgenik. Robert lantas menjual bibit jati mas, pala, dan kapas dengan harga 50%
lebih murah daripada harga pasaran. Kalau mau dapat gratisan, bisa saja.
"Asal masuk Kristen," ujar Masrizal, aktivis dakwah di Pesisir
Selatan.
Banyak warga yang tergiur dan akhirnya menjual keyakinan karena terobsesi
keuntungan jutaan rupiah. Untung misionaris ini segera dideportasi karena
pelanggaran visa, pertengahan bulan lalu.
Kasus serupa terjadi di Bekasi. Bulan April lalu terbongkar praktik
kristenisasi berbungkus lapangan kerja. Sekitar 50 orang Muslim asal Gorontalo
dibawa ke Bekasi dengan janji akan dipekerjakan dan diberi beasiswa oleh
Yayasan Dian Kaki Emas. "Tapi setelah sampai di sini, mereka dididik dan
dipaksa pindah agama Kristen oleh Pendeta Edi Sapto," ungkap Hamdi, Ketua
Divisi Khusus Forum Bersama Ummat Islam, dalam acara konferensi pers di Masjid
Al Azhar, Klender Jakarta Timur.
Warga Muslim itu disekap, didoktrin ajaran Kristen, disuruh ikut kebaktian,
dan dilarang shalat. Mereka juga diwajibkan memelihara babi-babi yang ada di
kompleks yang berdiri di atas tanah seluas 5 hektar itu. Akhirnya kompleks
kristenisasi terselubung itu digerebeg warga dan aparat.
"Dukungan"
Tokoh Muslim Liberal
Proyek kristenisasi
ternyata mendapat `dukungan' dari beberapa orang yang sering disebut
cendekiawan Muslim. Tokoh-tokoh ini memperkenalkan paham liberalisme dan pluralisme
yang kerap mengusung slogan `membangun dunia baru', dengan penyatuan agama dan
melepaskan fanatisme agama.
Salah satunya adalah
Prof DR Said Agil Siradj, MA. Gagasan pluralnya antara lain tampak dalam
pengantar buku Menuju Dialog Teologis Kristen-Islam. Buku ini dikarang
oleh Bambang Noorsena, pendiri Kanisah Ortodoks Syiria (KOS) di Indonesia.
Di situ Said Agil
menulis bahwa KOS tidak berbeda dengan Islam.
Secara al-rububiyyah, KOS mengakui
bahwa Allah adalah Tuhan sekalian alam yang harus disembah. Secara al'uluhiyyah,
telah mengikrarkan Laa ilaha ilallah (Tiada Ilah selain Allah) sebagai
ungkapan ketauhidannya. Jadi dari tauhid sifat dan asma Allah secara
substansial tidak jauh berbeda dengan Islam.
Perbedaannya, menurut
Said Agil, hanya sedikit. Jika dalam Islam (Sunni) kalam Tuhan yang Qadim itu
turun kepada manusia (melalui Muhammad) dalam bentuk Al-Quran, maka dalam KOS
kalam Tuhan turun menjelma (tajassud) dengan Ruh al-Quddus dan perawan
Maryam menjadi Manusia (Yesus). Perbedaan ini tentu saja
sangat wajar dalam dunia teologi, termasuk dalam teologi Islam. "Pandangan
seperti itu merupakan salah satu bentuk penghancuran aqidah," timpal Abu
Deedat.
Tokoh lainnya adalah
DR Nurcholis Madjid. Dalam buku Pluralitas Agama, Kerukunan dalam Keragaman,
Cak Nur menjelaskan bahwa pengikut Isa Almasih menyebut kitab Injil sebagai
Perjanjian Baru berdampingan dengan kitab Taurat yang mereka sebut sebagai
Perjanjian Lama. Kaum Yahudi tidak mengakui Isa Almasih dengan kitab Injil-nya,
menolak ide Perjanjian Lama ataupun Perjanjian Baru itu, namun Al-Quran
mengakui keabsahan keduanya sekaligus.
Dengan nada agak
tinggi, Abu Deedat menyebut pendapat Cak Nur itu sebagai upaya pendangkalan
aqidah. " Para pengikut Nabi Isa as (kaum
Hawariyun) tidak pernah menyebut Injil sebagai kitab Perjanjian Baru. Nabi Isa
sendiri tidak pernah menerima atau mengetahui kitab Perjanjian Baru karena
Injil yang diturunkan Allah kepada Nabi Isa bukanlah Perjanjian Baru yang
isinya kebanyakan surat-surat Paulus yang sangat bertentangan dengan ajaran
Nabi Isa itu sendiri," katanya.
Selain kedua tokoh di
atas, Abu Deedat juga memasukkan Alwi Shihab sebagai tokoh pluralis. Sementara
Adian Husaini dalam Islam Liberal menunjuk beberapa nama seperti
dosen-dosen Universitas Paramadina (Komaruddin Hidayat, Budhy Munawar Rahman,
Luthfi As-Syaukanie), dosen UIN Syarif Hidayatullah (Azyumardi Azra, Muhammad
Ali, Nasaruddin Umar), dan beberapa nama lain yang menjadi kontributor Jaringan
Islam Liberal.
Menurut Adian yang
juga anggota Komisi Kerukunan antarumat Beragama MUI, melalui pluralisme, ummat
Islam diprovokasi agar melapaskan aqidahnya. Tidak lagi meyakini agamanya saja
yang benar, dan kemudian diajak untuk mengakui bahwa agama Kristen juga benar.
"Teologi pluralis sebenarnya adalah pembuka pintu bagi misi Kristen dan
sejalan dengan imbauan Paus Yohanes Paulus II agar misi Kristen terus
dijalankan," ujarnya.
Kaum Kristen juga tak
segan-segan "menyerang" tokoh-tokoh Muslim yang dikenal sebagai
pejuang tegaknya syariat Islam. Misalnya KH Kholil Ridwan (Ketua Badan
Kerjasama Pondok Pesantren Indonesia
) dan KH Abdul Rasyid Abdullah Syafii (Pimpinan As-Syafiiyah, Jakarta ).
Sekitar 5 bulan lalu,
keduanya mendapat kiriman brosur dari STT Apostolos. "Isinya tidak secara
langsung mengajak kepada agama Kristen, namun mengajak saya agar masuk ke dalam
Apostolos. Itu artinya Apostolos mengajak saya untuk masuk ke dalam agama
Kristen," kata Abdul Rasyid.
Abdul Rasyid segera
melaporkan kejadian itu kepada aparat, sebab cara itu sudah melanggar ketentuan
hukum, yakni larangan mengajak ummat suatu agama untuk masuk ke agama lain.
Kemudian ada pemberitahuan dari aparat bahwa pihak Apostolos melalui Pdt Yusuf
Roni membantah telah mengirim surat
dan brosur itu.
"Terlepas dari
benar tidaknya bantahan itu, yang jelas apa yang saya alami merupakan indikasi
bahwa sasaran kristenisasi tidak hanya kalangan akar rumput, tapi juga ulama
dan tokoh masyarakat," ujar Abdul Rasyid.
Yerikho
2000 dan Doa 2002
Misi Kristen di
Indonesia didukung oleh kekuatan dana yang sangat besar, di antaranya
melibatkan konglomerat keturunan Cina, James T Riady (bos Grup Lippo). Seperti
terungkap di majalah Fortune (16 Juli 2001), James berencana membangun
seribu sekolah di desa-desa miskin di Indonesia . James bekerjasama
dengan Pat Robinson (misionaris dunia) juga akan mendirikan organisasi jaringan
umat Kristiani.
Hebatnya, ummat Islam
secara tidak sadar turut mendukung cita-cita besar James T Riady. Antara lain
dengan menjadi nasabah Bank Lippo, belanja di Mal Lippo, membeli rumah di Lippo
Karawaci dan Cikarang, berobat ke RS Siloam, pelanggan Lippo Shop, Link Net,
Lippo Star, Kabel Vision, dan Asuransi Lippo.
Indonesia memang akan dijadikan pusat perkembangan
Kristen di Asia Pasifik. Demikian kata Pdt George Anatorae dari The Lord Familly
Church Singapore dalam seminar kerjasama Global Mission Singapore dan
Galilea Ministry Indonesia , di Hotel Shangrila Jakarta (9-12 Juni 1998).
Sejauh mana keberhasilan program itu, perlu diteliti lebih lanjut. Yang pasti,
data tahun 1999 menunjukkan jumlah umat Islam di Indonesia anjlok dari 90%
menjadi 75% (Siar No 43, 18-24 November 1999). Keberhasilan itu berkat
kerja keras 38 agen kristenisasi, 1573 misionaris pribumi, 62 misionaris asing,
dan 421 misionaris lintas kultural (data dari Operation World 2001 yang
dihimpun India Missions Association, Japan Evangelical Assocation, dan Korea
Research Institute for Missions).
Salah satu lembaga
yang gencar melaksanakan kristenisasi adalah Doulos World Mission (DWM).
Saat ini DWM sedang melaksanakan Proyek Yerikho 2000, yaitu program
pengkristenan wilayah Jawa Barat, dengan sentra kegiatan digerakkan di kawasan
pinggiran Jakarta
.
Proyek ini bertujuan
"mewujudkan Kerajaan Allah di bumi Parahyangan menyongsong abad XXI".
Menurut Hendrik Kraemer, peneliti dan penginjil dari Belanda, Jawa Barat adalah
wilayah "paling gelap" di Indonesia dan sangat tertutup bagi Injil.
Karena itu aktivis DWM bertekad, "Kita harus merebut tanah Pasundan bagi
Kristus."
Yerikho 2000 juga digerakkan di Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu,
Lampung, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat. Pusat kegiatan DWM
berada di kawasan Rawamangun (Jakarta Timur) dan Tangerang (Banten).
Program lainnya
adalah Doa 2002, yang dilaksanakan sejak tanggal 19 Oktober 2001 sampai 6
Desember 2002. Secara khusus program ini menyebut beberapa komunitas Muslim
sebagai objek kristenisasi. Di antaranya adalah suku Kaili Ledo (Sulawesi
Tengah), Melayu Riau, Betawi, Aceh, Melayu Kalimantan, Tenggarong Kutai, Bima,
Maluku, Banda, dan Papua. Rencana program Doa 2002 tertuang dalam buku 40
Hari Doa Bangsa-Bangsa yang telah diterjemahkan ke dalam 35 bahasa di
dunia.
Muslim Betawi
misalnya, harus didoakan oleh segenap orang Kristen pada tanggal 9 November 2001 lalu. Itu
perlu dilakukan agar hati Bapa mengasihi dan merindukan orang Betawi. Selain
itu, agar Bapa mengutus duta-duta kerajaan-Nya untuk mengembangkan pelayanan
kesenian Betawi, literatur, dan radio dalam bahasa Betawi. Juga, agar Tuhan
mencurahkan kuasa-Nya dan mengubah kehidupan orang-orang yang berpengaruh dalam
suku Betawi, baik para penyanyi, penari, tokoh agama, masyarakat, pemuda, dan
wanita.
Secara khusus, orang
Kristen mendoakan Presiden Megawati dan beberapa pemimpin dunia. Harapannya,
agar Megawati (dan para pemimpin) mendapat pewahyuan tentang Ketuhanan Yesus
dan keluarganya datang mengenal Kristus.
Duta-duta Injil juga
sedang menggencarkan ritual Doa 5 Patok. Yakni meningkatkan doa 5 kali sehari
dengan pelaksanaan minimal 30 menit lebih awal sebelum waktu shalat (bagi orang
Islam). Tujuannya adalah untuk mengadakan penghadangan ruhani sekaligus
pembersihan atmosfir ruhani agar kaum Muslimin dapat menerima Yesus.
Ritualnya dilaksanakan
sebelum waktu shalat ummat Islam, yakni subuh (mulai 03.15-selesai), pagi
(10.30-selesai), siang (14.00-selesai), sore (17.00-selesai), dan malam
(18.00-selesai). Pada Kamis malam, dilakukan doa semalaman dan peperangan
ruhani sambil berkeliling kota/lokasi tertentu. Awas, hati-hati!• (ahmad,
dodi nurja, amz, pam)
cara ditempuh untuk melancarkan proyek kristenisasi. Ada yang memalsukan
Al-Quran, pendeta mengaku haji, sampai upaya memurtadkan kiai ternama. Ada pula tokoh Muslim
yang "mendukung" kristenisasi
Kawin antar-agama
hanyalah salah satu cara kristenisasi. Lainnya, banyak. Menurut kristolog Abu
Deedat Shihab, kaum misionaris dan zending perlu menempuh berbagai macam cara
karena selama ini merasa gagal. Kini, kristenisasi lebih diprioritaskan untuk
menjauhkan ummat Islam dari agama, baru kemudian memurtadkannya. Abu Deedat
merujuk pada Al-Quran Surat Al-Baqarah: 109, "Sebagian besar Ahli Kitab
menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu
beriman..." Juga Al-Baqarah: 120, "Orang-orang Yahudi dan
Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka."
Sinyalemen Al-Quran
itu memang benar. Dalam Konferensi Misionaris di kota Quds (1935), Samuel Zweimer, seorang
Yahudi yang menjabat direktur organisasi misi Kristen, menyatakan, "Misi
utama kita bukan menghancurkan kaum Muslimin sebagai seorang Kristen, namun
mengeluarkan seorang Muslim dari Islam agar jadi orang yang tidak berakhlaq
sebagaimana seorang Muslim. Tujuan kalian adalah mempersiapkan generasi baru
yang jauh dari Islam, generasi yang sesuai dengan kehendak kaum penjajah,
generasi malas dan hanya mengejar kepuasan hawa nafsu."
Plesetan
Al-Quran
Al-Quran, sebagai
tuntunan hidup ummat Islam, kini dimanfaatkan sebagai sarana kristenisasi.
Tentu saja bukan Al-Quran sungguhan, tapi palsu. Salah satunya adalah The
True Furqan, yang sempat beredar di internet dan menggegerkan publik Jawa
Timur, awal Mei lalu. Dalam Al-Quran buatan Evangelis (Ev) Anis Shorrosh itu,
ada surat
bernama Al-Iman, At-Tajassud, Al-Muslimun, dan Al-Washaya yang isinya
memuji-muji Yesus.
Selain ada Al-Quran palsu, juga bertebaran buku-buku plesetan ayat-ayat
Al-Quran dan Hadits. "Cara ini yang sekarang paling banyak terjadi.
Pemberian Supermie atau bantuan uang sudah tidak manjur lagi,"
tutur Abu Deedat.
Kenapa cara itu ditempuh? Dalam wawancara dengan majalah Jemaat
Indonesia (edisi 4 Juni 2001), Pdt R Muhamad Nurdin —Muslim murtad—
menyebut trik itu sebagai cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. "Saya membuat
buku agar dibaca umat Kristen, kemudian disalurkan kepada umat beragama lain.
Saya tulis untuk kalangan sendiri, untuk menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan. Demikian bagi orang Yahudi aku seperti orang Yahudi, supaya aku
memenangkan orang Yahudi. Itu cara yang hati-hati dalam merebut hati kaum
Muslimin. Jangan sampai ada vonis mati seperti untuk Suradi dan
Poernama," ujarnya. Dua nama terakhir adalah pendeta yang divonis mati
oleh Forum Ulama Ummat (FUU) Bandung karena menghina agama Islam.
Buku-buku Nurdin laku
keras. Dalam tiga tahun, 5000 eksemplar ludes. Hasilnya, menurut penuturan
Wakil Gembala Gereja Kristen Maranatha Indonesia (GKMI) Rawamangun Jakarta ini,
banyak orang Islam yang akhirnya menerima Yesus alias murtad. "Bahkan ada
yang menjadi penginjil."
Contoh buku karangan
Nurdin adalah Ash-Shadiqul Masdhuq (Kebenaran yang Benar), As-Sirrullahil
Akbar (Rahasia Allah yang Paling Besar), dan Ayat-ayat Penting dalam
Al-Quran.
Selain buku, juga bermunculan brosur atau pamflet sejenis lembar Jumat.
Judul yang dipilih pun seolah-olah Islami. Misalnya "Allahu Akbar Maulid
Nabi Isa as", "Kesaksian Al-Quran tentang Keabsahan Taurat dan
Injil", dan "Siapakah yang Bernama Allah itu?" Bertebaran pula
stiker kaligrafi Arab yang isinya pujian kepada Yesus.
Buku dan brosur itu diterbitkan oleh Yayasan Jalan Al-Rachmat, Yayasan
Christian Center Nehemia Jakarta, Yayasan Pusat Penginjilan Alkitabiah (YPPA),
Dakwah Ukhuwah, dan Iman Taat kepada Shiraathal Mustaqiim.
Anak-anak sekolah juga menjadi sasaran empuk. Siti Muflikhah, santri
Pesantren At-Taqwa Bekasi, pernah mendapat surat berisi komik anak-anak dari
sebuah lembaga yang menamakan diri Klab17. Di bagian awal, komik itu berisi
cerita keseharian anak-anak. Namun di bagian akhir ada pernyataan, "Saya
percaya akan Engkau, Yesus sebagai juruselamat saya."
Mengaku Mantan Haji
Bidang kesehatan juga dibidik. Ini antara lain dialami keluarga Hartono,
warga Kupang, Surabaya. Istrinya, Jam'iyah, sakit dan dirawat di RS RKZ
Surabaya. Biaya yang harus dikeluarkan selangit sehingga Hartono yang cuma
bekerja sebagai mandor kontraktor kebingungan.
Datang misionaris
menawarkan bantuan biaya pengobatan. Namun ada syaratnya: masuk Kristen.
Hartono terpikat. Suami istri itupun akhirnya menjadi penganut Kristen.
Cara yang cukup sulit
diidentifikasi adalah tipu daya dengan meniru adat atau kebiasaan komunitas
Muslim. Di Cirebon, ada kelompok qasidah yang menyanyikan puji-pujian kepada
Yesus. Hal serupa juga dilakukan jemaat Kanisah (Kristen) Ortodoks Syiria (KOS)
yang menyelenggarakan tilawatul Injil, memakai peci, ibadahnya mengamalkan
shalat 7 waktu, memakai sajadah, dan mendendangkan qasidah.
Duta-duta Injil
(begitu kalangan Kristen menyebutnya —red) juga berani mengaku sebagai mantan
ustadz, bertitel haji atau hajjah, atau anak kiai terkenal. Pengakuan-pengakuan
seperti itu direkam dalam kaset dan diedarkan di tengah masyarakat.
Misalnya di Cirebon,
murtadin Ev Danu Kholil Dinata alias Theofilus Daniel alias Amin Al-Barokah,
mengaku sebagai sarjana agama Islam, yang pindah menjadi pemeluk Kristen
setelah mempelajari Nabi Isa versi Islam di STAI Cirebon. Ternyata ijazah
sarjana yang dipakai untuk kesaksian itu palsu.
Ada lagi Ev Hj Christina Fatimah alias Tin
Rustini alias Sutini alias Bu Nonot, pemberita Injil dengan memperalat Al-Quran
di Gereja Bethel
Pasir Koja, Bandung
. Mengaku pernah berkali-kali menunaikan ibadah haji. Menurut penuturan
Sumarsono, mantan suaminya, Sutini tidak pernah belajar di pesantren. Selama
berkeluarga tidak pernah shalat. Memang dia pernah pergi ke Arab Saudi, bukan
untuk ibadah haji tetapi menjadi TKW.
Banyak lagi
kaset-kaset yang berisi rekaman kesaksian palsu, misalnya kesaksian HA Poernama
Winangun alias H Amos, Pdt R Muhamad Nurdin, Pdt M Mathius, Pdt Akmal Sani,
Niang Dewi Ratu Epon Irma F Intan Duana, dan Ev Paulus Marsudi.
Sekolah
dan Tawaran Kerja
Biaya sekolah yang
kian mahal juga dimanfaatkan untuk menjerumuskan kaum Muslimin. Mereka
mendirikan sekolah (yang seolah-olah) Islam, seperti Institut Teologi
Kalimatullah Jakarta yang dikelola Yayasan Misi Global Kalimatullah. Juga ada
Sekolah Tinggi Teologi (STT) Apostolos Jakarta, yang mempunyai kurikulum
Islamologi bermuatan 40 sks.
Lapangan kerja juga
menjadi lahan subur. Ini misalnya dilakukan pasangan misionaris Robert Antony
Adam dan Traccy Carffer di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Warga
Amerika Serikat yang terang-terangan mengaku utusan Yesus itu berhasil
memurtadkan 123 orang Minang, dengan bekal jabatan konsultan kehutanan Global
Partners Forestry Unit (GPFU).
Robert-Traccy yang
masuk Pesisir Selatan sejak Desember tahun silam, menawarkan rekayasa teknologi
tepat guna pemberdayaan jati emas, pala super, dan kapas transgenik. Robert lantas menjual bibit jati mas, pala, dan kapas dengan harga 50%
lebih murah daripada harga pasaran. Kalau mau dapat gratisan, bisa saja.
"Asal masuk Kristen," ujar Masrizal, aktivis dakwah di Pesisir
Selatan.
Banyak warga yang tergiur dan akhirnya menjual keyakinan karena terobsesi
keuntungan jutaan rupiah. Untung misionaris ini segera dideportasi karena
pelanggaran visa, pertengahan bulan lalu.
Kasus serupa terjadi di Bekasi. Bulan April lalu terbongkar praktik
kristenisasi berbungkus lapangan kerja. Sekitar 50 orang Muslim asal Gorontalo
dibawa ke Bekasi dengan janji akan dipekerjakan dan diberi beasiswa oleh
Yayasan Dian Kaki Emas. "Tapi setelah sampai di sini, mereka dididik dan
dipaksa pindah agama Kristen oleh Pendeta Edi Sapto," ungkap Hamdi, Ketua
Divisi Khusus Forum Bersama Ummat Islam, dalam acara konferensi pers di Masjid
Al Azhar, Klender Jakarta Timur.
Warga Muslim itu disekap, didoktrin ajaran Kristen, disuruh ikut kebaktian,
dan dilarang shalat. Mereka juga diwajibkan memelihara babi-babi yang ada di
kompleks yang berdiri di atas tanah seluas 5 hektar itu. Akhirnya kompleks
kristenisasi terselubung itu digerebeg warga dan aparat.
"Dukungan"
Tokoh Muslim Liberal
Proyek kristenisasi
ternyata mendapat `dukungan' dari beberapa orang yang sering disebut
cendekiawan Muslim. Tokoh-tokoh ini memperkenalkan paham liberalisme dan pluralisme
yang kerap mengusung slogan `membangun dunia baru', dengan penyatuan agama dan
melepaskan fanatisme agama.
Salah satunya adalah
Prof DR Said Agil Siradj, MA. Gagasan pluralnya antara lain tampak dalam
pengantar buku Menuju Dialog Teologis Kristen-Islam. Buku ini dikarang
oleh Bambang Noorsena, pendiri Kanisah Ortodoks Syiria (KOS) di Indonesia.
Di situ Said Agil
menulis bahwa KOS tidak berbeda dengan Islam.
Secara al-rububiyyah, KOS mengakui
bahwa Allah adalah Tuhan sekalian alam yang harus disembah. Secara al'uluhiyyah,
telah mengikrarkan Laa ilaha ilallah (Tiada Ilah selain Allah) sebagai
ungkapan ketauhidannya. Jadi dari tauhid sifat dan asma Allah secara
substansial tidak jauh berbeda dengan Islam.
Perbedaannya, menurut
Said Agil, hanya sedikit. Jika dalam Islam (Sunni) kalam Tuhan yang Qadim itu
turun kepada manusia (melalui Muhammad) dalam bentuk Al-Quran, maka dalam KOS
kalam Tuhan turun menjelma (tajassud) dengan Ruh al-Quddus dan perawan
Maryam menjadi Manusia (Yesus). Perbedaan ini tentu saja
sangat wajar dalam dunia teologi, termasuk dalam teologi Islam. "Pandangan
seperti itu merupakan salah satu bentuk penghancuran aqidah," timpal Abu
Deedat.
Tokoh lainnya adalah
DR Nurcholis Madjid. Dalam buku Pluralitas Agama, Kerukunan dalam Keragaman,
Cak Nur menjelaskan bahwa pengikut Isa Almasih menyebut kitab Injil sebagai
Perjanjian Baru berdampingan dengan kitab Taurat yang mereka sebut sebagai
Perjanjian Lama. Kaum Yahudi tidak mengakui Isa Almasih dengan kitab Injil-nya,
menolak ide Perjanjian Lama ataupun Perjanjian Baru itu, namun Al-Quran
mengakui keabsahan keduanya sekaligus.
Dengan nada agak
tinggi, Abu Deedat menyebut pendapat Cak Nur itu sebagai upaya pendangkalan
aqidah. " Para pengikut Nabi Isa as (kaum
Hawariyun) tidak pernah menyebut Injil sebagai kitab Perjanjian Baru. Nabi Isa
sendiri tidak pernah menerima atau mengetahui kitab Perjanjian Baru karena
Injil yang diturunkan Allah kepada Nabi Isa bukanlah Perjanjian Baru yang
isinya kebanyakan surat-surat Paulus yang sangat bertentangan dengan ajaran
Nabi Isa itu sendiri," katanya.
Selain kedua tokoh di
atas, Abu Deedat juga memasukkan Alwi Shihab sebagai tokoh pluralis. Sementara
Adian Husaini dalam Islam Liberal menunjuk beberapa nama seperti
dosen-dosen Universitas Paramadina (Komaruddin Hidayat, Budhy Munawar Rahman,
Luthfi As-Syaukanie), dosen UIN Syarif Hidayatullah (Azyumardi Azra, Muhammad
Ali, Nasaruddin Umar), dan beberapa nama lain yang menjadi kontributor Jaringan
Islam Liberal.
Menurut Adian yang
juga anggota Komisi Kerukunan antarumat Beragama MUI, melalui pluralisme, ummat
Islam diprovokasi agar melapaskan aqidahnya. Tidak lagi meyakini agamanya saja
yang benar, dan kemudian diajak untuk mengakui bahwa agama Kristen juga benar.
"Teologi pluralis sebenarnya adalah pembuka pintu bagi misi Kristen dan
sejalan dengan imbauan Paus Yohanes Paulus II agar misi Kristen terus
dijalankan," ujarnya.
Kaum Kristen juga tak
segan-segan "menyerang" tokoh-tokoh Muslim yang dikenal sebagai
pejuang tegaknya syariat Islam. Misalnya KH Kholil Ridwan (Ketua Badan
Kerjasama Pondok Pesantren Indonesia
) dan KH Abdul Rasyid Abdullah Syafii (Pimpinan As-Syafiiyah, Jakarta ).
Sekitar 5 bulan lalu,
keduanya mendapat kiriman brosur dari STT Apostolos. "Isinya tidak secara
langsung mengajak kepada agama Kristen, namun mengajak saya agar masuk ke dalam
Apostolos. Itu artinya Apostolos mengajak saya untuk masuk ke dalam agama
Kristen," kata Abdul Rasyid.
Abdul Rasyid segera
melaporkan kejadian itu kepada aparat, sebab cara itu sudah melanggar ketentuan
hukum, yakni larangan mengajak ummat suatu agama untuk masuk ke agama lain.
Kemudian ada pemberitahuan dari aparat bahwa pihak Apostolos melalui Pdt Yusuf
Roni membantah telah mengirim surat
dan brosur itu.
"Terlepas dari
benar tidaknya bantahan itu, yang jelas apa yang saya alami merupakan indikasi
bahwa sasaran kristenisasi tidak hanya kalangan akar rumput, tapi juga ulama
dan tokoh masyarakat," ujar Abdul Rasyid.
Yerikho
2000 dan Doa 2002
Misi Kristen di
Indonesia didukung oleh kekuatan dana yang sangat besar, di antaranya
melibatkan konglomerat keturunan Cina, James T Riady (bos Grup Lippo). Seperti
terungkap di majalah Fortune (16 Juli 2001), James berencana membangun
seribu sekolah di desa-desa miskin di Indonesia . James bekerjasama
dengan Pat Robinson (misionaris dunia) juga akan mendirikan organisasi jaringan
umat Kristiani.
Hebatnya, ummat Islam
secara tidak sadar turut mendukung cita-cita besar James T Riady. Antara lain
dengan menjadi nasabah Bank Lippo, belanja di Mal Lippo, membeli rumah di Lippo
Karawaci dan Cikarang, berobat ke RS Siloam, pelanggan Lippo Shop, Link Net,
Lippo Star, Kabel Vision, dan Asuransi Lippo.
Indonesia memang akan dijadikan pusat perkembangan
Kristen di Asia Pasifik. Demikian kata Pdt George Anatorae dari The Lord Familly
Church Singapore dalam seminar kerjasama Global Mission Singapore dan
Galilea Ministry Indonesia , di Hotel Shangrila Jakarta (9-12 Juni 1998).
Sejauh mana keberhasilan program itu, perlu diteliti lebih lanjut. Yang pasti,
data tahun 1999 menunjukkan jumlah umat Islam di Indonesia anjlok dari 90%
menjadi 75% (Siar No 43, 18-24 November 1999). Keberhasilan itu berkat
kerja keras 38 agen kristenisasi, 1573 misionaris pribumi, 62 misionaris asing,
dan 421 misionaris lintas kultural (data dari Operation World 2001 yang
dihimpun India Missions Association, Japan Evangelical Assocation, dan Korea
Research Institute for Missions).
Salah satu lembaga
yang gencar melaksanakan kristenisasi adalah Doulos World Mission (DWM).
Saat ini DWM sedang melaksanakan Proyek Yerikho 2000, yaitu program
pengkristenan wilayah Jawa Barat, dengan sentra kegiatan digerakkan di kawasan
pinggiran Jakarta
.
Proyek ini bertujuan
"mewujudkan Kerajaan Allah di bumi Parahyangan menyongsong abad XXI".
Menurut Hendrik Kraemer, peneliti dan penginjil dari Belanda, Jawa Barat adalah
wilayah "paling gelap" di Indonesia dan sangat tertutup bagi Injil.
Karena itu aktivis DWM bertekad, "Kita harus merebut tanah Pasundan bagi
Kristus."
Yerikho 2000 juga digerakkan di Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu,
Lampung, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat. Pusat kegiatan DWM
berada di kawasan Rawamangun (Jakarta Timur) dan Tangerang (Banten).
Program lainnya
adalah Doa 2002, yang dilaksanakan sejak tanggal 19 Oktober 2001 sampai 6
Desember 2002. Secara khusus program ini menyebut beberapa komunitas Muslim
sebagai objek kristenisasi. Di antaranya adalah suku Kaili Ledo (Sulawesi
Tengah), Melayu Riau, Betawi, Aceh, Melayu Kalimantan, Tenggarong Kutai, Bima,
Maluku, Banda, dan Papua. Rencana program Doa 2002 tertuang dalam buku 40
Hari Doa Bangsa-Bangsa yang telah diterjemahkan ke dalam 35 bahasa di
dunia.
Muslim Betawi
misalnya, harus didoakan oleh segenap orang Kristen pada tanggal 9 November 2001 lalu. Itu
perlu dilakukan agar hati Bapa mengasihi dan merindukan orang Betawi. Selain
itu, agar Bapa mengutus duta-duta kerajaan-Nya untuk mengembangkan pelayanan
kesenian Betawi, literatur, dan radio dalam bahasa Betawi. Juga, agar Tuhan
mencurahkan kuasa-Nya dan mengubah kehidupan orang-orang yang berpengaruh dalam
suku Betawi, baik para penyanyi, penari, tokoh agama, masyarakat, pemuda, dan
wanita.
Secara khusus, orang
Kristen mendoakan Presiden Megawati dan beberapa pemimpin dunia. Harapannya,
agar Megawati (dan para pemimpin) mendapat pewahyuan tentang Ketuhanan Yesus
dan keluarganya datang mengenal Kristus.
Duta-duta Injil juga
sedang menggencarkan ritual Doa 5 Patok. Yakni meningkatkan doa 5 kali sehari
dengan pelaksanaan minimal 30 menit lebih awal sebelum waktu shalat (bagi orang
Islam). Tujuannya adalah untuk mengadakan penghadangan ruhani sekaligus
pembersihan atmosfir ruhani agar kaum Muslimin dapat menerima Yesus.
Ritualnya dilaksanakan
sebelum waktu shalat ummat Islam, yakni subuh (mulai 03.15-selesai), pagi
(10.30-selesai), siang (14.00-selesai), sore (17.00-selesai), dan malam
(18.00-selesai). Pada Kamis malam, dilakukan doa semalaman dan peperangan
ruhani sambil berkeliling kota/lokasi tertentu. Awas, hati-hati!• (ahmad,
dodi nurja, amz, pam)
Tue Aug 01, 2023 9:56 pm by wisatasemarang
» Portable STATA 18 Crack Full Version
Thu May 11, 2023 5:24 pm by wisatasemarang
» NVivo 12 Crack Full version
Mon Jan 30, 2023 11:16 am by wisatasemarang
» Tutorial Difference In difference (DID (Diff-in-Diff) With Eviews 13
Thu Nov 03, 2022 6:24 am by wisatasemarang
» Online Workshop Smart PLS Minggu, 01 Oktober 2022
Sat Sep 17, 2022 11:35 am by wisatasemarang
» kumpulan ebook tentang robot
Fri Jan 02, 2015 10:04 pm by kyuru
» MANTRA PELET
Wed May 16, 2012 3:31 am by orlandojack
» book love of spell
Sat Mar 24, 2012 8:08 pm by rifqi as
» attraction Formula
Sat Mar 24, 2012 7:09 pm by rifqi as