Makna Profesionalisme
Guru di Mata Siswa
Oleh YUSUF WIBISONO,
S.E.
Kinerja guru saat ini sedang ramai
disorot, baik kaitannya dengan kelayakannya mengajar, sikap profesionalismenya,
maupun sertifikasi yang akhir-akhir ini selalu menjadi wacana hangat yang
sering diperbincangkan.
SESEORANG yang memutuskan untuk berprofesi
guru dituntut mampu memformulasikan berbagai elemen yang ada dalam dirinya,
lingkungannya serta sisi keagamaannya menjadi satu kesatuan penunjang dalam
kehidupan profesinya. Badudu-zain dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
mendefinisikan kata "profesional" sebagai orang yang yang memiliki
keahlian dan keterampilan. Karena, pendidikan dan latihan, berarti
profesionalisme seorang guru harus lahir berbarengan pada saat ia memutuskan
untuk menjadi seorang guru.
Yang menjadi permasalahan adalah adanya
opini umum siswa yang mengklasifikasikan guru ke dalam dua kelompok dengan
karakteristik yang berbeda. Masih ada dalam ingatan kita ketika masih di bangku
sekolah dulu, tentang guru yang enak dan tidak enak dalam mengajar. Mengapa hal
tersebut bisa terjadi padahal keterampilan dan keahlian telah mereka miliki?
Anggapan siswa tentang profesionalisme
seorang guru adalah mereka yang mampu memadukan kecakapan keilmuannya dengan
keterampilan menyampaikan materi pelajaran yang akan diberikan, sehingga apa
yang diharapkan dari kegiatan belajar-mengajar tepat sasaran, efektif dan
efisien. Menilai profesionalisme seorang guru jangan hanya terfokus pada satu
sudut pandang, yakni dilihat dari sisi kelayakan mengajar maupun sertifikasi.
Memang dua hal itu syarat mutlak yang harus dimiliki, tapi di lain pihak, sudut
pandang siswa akan profesionalisme guru pun jangan hanya dipandang sebelah
mata, toh mereka adalah pihak kedua yang merasakan langsung pengaruhnya.
Guru profesional di mata siswa adalah
mereka yang mampu menyampaikan materi pelajaran dengan cara yang unik, memikat,
tidak membosankan, mampu merangsang motivasi belajar siswa, mau memandang siswa
sebagai sahabat dan mampu menyentuh aspek psikis mereka. Kecerdikan seorang
guru pun diuji. Dalam hal ini, seperti bagaimana kemampuan guru dalam membaca
suasana kelas sebelum proses belajar berlangsung, membaca mood siswa
terhadap pelajaran sehingga tahu "jurus" dan trik apa yang akan
digunakan untuk meyampaikan pelajaran.
Menjadi guru profesional adalah dambaan
setiap pengajar. Sebutan profesional merupakan dampak yang lahir dari hubungan
kausalitas (sebab akibat), di mana respons/reaksi yang diberikan berasal dari
sejauhmana penguasaan seorang pengajar dalam mempertanggungjawabkan tugas
profesinya serta benar-benar kompeten dalam bidangnya. Sikap mawas diri
terhadap perkembangan zaman, pengetahuan, mau memperluas wawasan dan
mengembangkan keterampilan mengajar adalah modal awal yang harus dimiliki.
Makna profesional seorang guru ditinjau
dari sudut pandang siswa sebagai pihak kedua, masih memiliki makna yang ambigu.
Dengan adanya opini siswa yang mengelompokkan gaya mengajar guru ke dalam dua
kelompok tadi, maka jelaslah bahwa profesionalisme merupakan hal yang sangat
kompleks, seorang guru yang sangat menguasai bidang studinya secara mendalam
belum tentu bisa dikatakan profesional bila ia kurang memiliki keterampilan
dalam proses menyampaikan materi pelajaran kepada muridnya.
Mental yang tangguh, rasa tanggung jawab
kepada profesi, anak didik dan tentunya Allah SWT merupakan motivasi utama
seorang guru, mengajar. Karena mengajar bukan hanya proses mentransfer ilmu
pengetahuan semata, tetapi juga merupakan proses mendidik agar siswa
berperilaku baik, memberi contoh teladan, serta mau belajar dari anak didik
agar hubungan timbal balik antara kedua belah pihak menjadi sinergi positif
dalam membangun proses kegiatan belajar mengajar yang baik di sekolah. Maka
sudah sepantasnya bila seorang guru harus selalu mau belajar dan mau
memperbaiki segala kekurangannya. Wallahu a'lam.***
Penulis, pengajar di Yasira, aktif di Kajian Studi
Islam Kontemporer, tinggal di Bandung.
Guru di Mata Siswa
Oleh YUSUF WIBISONO,
S.E.
Kinerja guru saat ini sedang ramai
disorot, baik kaitannya dengan kelayakannya mengajar, sikap profesionalismenya,
maupun sertifikasi yang akhir-akhir ini selalu menjadi wacana hangat yang
sering diperbincangkan.
SESEORANG yang memutuskan untuk berprofesi
guru dituntut mampu memformulasikan berbagai elemen yang ada dalam dirinya,
lingkungannya serta sisi keagamaannya menjadi satu kesatuan penunjang dalam
kehidupan profesinya. Badudu-zain dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
mendefinisikan kata "profesional" sebagai orang yang yang memiliki
keahlian dan keterampilan. Karena, pendidikan dan latihan, berarti
profesionalisme seorang guru harus lahir berbarengan pada saat ia memutuskan
untuk menjadi seorang guru.
Yang menjadi permasalahan adalah adanya
opini umum siswa yang mengklasifikasikan guru ke dalam dua kelompok dengan
karakteristik yang berbeda. Masih ada dalam ingatan kita ketika masih di bangku
sekolah dulu, tentang guru yang enak dan tidak enak dalam mengajar. Mengapa hal
tersebut bisa terjadi padahal keterampilan dan keahlian telah mereka miliki?
Anggapan siswa tentang profesionalisme
seorang guru adalah mereka yang mampu memadukan kecakapan keilmuannya dengan
keterampilan menyampaikan materi pelajaran yang akan diberikan, sehingga apa
yang diharapkan dari kegiatan belajar-mengajar tepat sasaran, efektif dan
efisien. Menilai profesionalisme seorang guru jangan hanya terfokus pada satu
sudut pandang, yakni dilihat dari sisi kelayakan mengajar maupun sertifikasi.
Memang dua hal itu syarat mutlak yang harus dimiliki, tapi di lain pihak, sudut
pandang siswa akan profesionalisme guru pun jangan hanya dipandang sebelah
mata, toh mereka adalah pihak kedua yang merasakan langsung pengaruhnya.
Guru profesional di mata siswa adalah
mereka yang mampu menyampaikan materi pelajaran dengan cara yang unik, memikat,
tidak membosankan, mampu merangsang motivasi belajar siswa, mau memandang siswa
sebagai sahabat dan mampu menyentuh aspek psikis mereka. Kecerdikan seorang
guru pun diuji. Dalam hal ini, seperti bagaimana kemampuan guru dalam membaca
suasana kelas sebelum proses belajar berlangsung, membaca mood siswa
terhadap pelajaran sehingga tahu "jurus" dan trik apa yang akan
digunakan untuk meyampaikan pelajaran.
Menjadi guru profesional adalah dambaan
setiap pengajar. Sebutan profesional merupakan dampak yang lahir dari hubungan
kausalitas (sebab akibat), di mana respons/reaksi yang diberikan berasal dari
sejauhmana penguasaan seorang pengajar dalam mempertanggungjawabkan tugas
profesinya serta benar-benar kompeten dalam bidangnya. Sikap mawas diri
terhadap perkembangan zaman, pengetahuan, mau memperluas wawasan dan
mengembangkan keterampilan mengajar adalah modal awal yang harus dimiliki.
Makna profesional seorang guru ditinjau
dari sudut pandang siswa sebagai pihak kedua, masih memiliki makna yang ambigu.
Dengan adanya opini siswa yang mengelompokkan gaya mengajar guru ke dalam dua
kelompok tadi, maka jelaslah bahwa profesionalisme merupakan hal yang sangat
kompleks, seorang guru yang sangat menguasai bidang studinya secara mendalam
belum tentu bisa dikatakan profesional bila ia kurang memiliki keterampilan
dalam proses menyampaikan materi pelajaran kepada muridnya.
Mental yang tangguh, rasa tanggung jawab
kepada profesi, anak didik dan tentunya Allah SWT merupakan motivasi utama
seorang guru, mengajar. Karena mengajar bukan hanya proses mentransfer ilmu
pengetahuan semata, tetapi juga merupakan proses mendidik agar siswa
berperilaku baik, memberi contoh teladan, serta mau belajar dari anak didik
agar hubungan timbal balik antara kedua belah pihak menjadi sinergi positif
dalam membangun proses kegiatan belajar mengajar yang baik di sekolah. Maka
sudah sepantasnya bila seorang guru harus selalu mau belajar dan mau
memperbaiki segala kekurangannya. Wallahu a'lam.***
Penulis, pengajar di Yasira, aktif di Kajian Studi
Islam Kontemporer, tinggal di Bandung.
Tue Aug 01, 2023 9:56 pm by wisatasemarang
» Portable STATA 18 Crack Full Version
Thu May 11, 2023 5:24 pm by wisatasemarang
» NVivo 12 Crack Full version
Mon Jan 30, 2023 11:16 am by wisatasemarang
» Tutorial Difference In difference (DID (Diff-in-Diff) With Eviews 13
Thu Nov 03, 2022 6:24 am by wisatasemarang
» Online Workshop Smart PLS Minggu, 01 Oktober 2022
Sat Sep 17, 2022 11:35 am by wisatasemarang
» kumpulan ebook tentang robot
Fri Jan 02, 2015 10:04 pm by kyuru
» MANTRA PELET
Wed May 16, 2012 3:31 am by orlandojack
» book love of spell
Sat Mar 24, 2012 8:08 pm by rifqi as
» attraction Formula
Sat Mar 24, 2012 7:09 pm by rifqi as