Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Join the forum, it's quick and easy

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

salah satu forum terbesar tempat kita bernostalgia

Login

Lupa password?

Our traffic

info rakyat

Sun Oct 31, 2010 9:05 pm by admin

---------------
PEMBERITAHUAN....

SF ZONA RELIGI SEKARANG KAMI PINDAH KE [You must be registered and logged in to see this link.] ANDA BISA BERPARTISIPASI DAN MENJADI MODERATOR SESUAI PERMINTAAN ANDA DENGAN REQUEST VIA SMS NO ADMIN 081945520865


Sekilas Info

Sun Jun 27, 2010 2:44 pm by admin

kabar gembira, forum lentera-rakyat mulai hari ini juga bisa diakses melalui [You must be registered and logged in to see this link.]


    pemberdayaan rakyat berkeadilan gender

    ratri
    ratri
    Mega Ultimate Member


    Zodiac : Virgo Jumlah posting : 281
    Join date : 01.04.10
    Age : 37
    Lokasi : di hati si admin

    pemberdayaan rakyat berkeadilan gender Empty pemberdayaan rakyat berkeadilan gender

    Post by ratri Fri May 28, 2010 4:30 pm


    MODEL PEMBERDAYAAN RAKYAT

    BERKEADILAN GENDER[1]











    Kerangka
    Pemberdayaan Berkeadilan Gender






    Pemberdayaan
    dapat diukur dengan menggunakan lima parameter sebagaimana tersebut di bawah.
    Dengan demikian, pemberdayaan adalah upaya untuk mengubah atau meningkatkan
    kondisi yang berkaitan dengan lima unsur tersebut yang satu sama lain saling
    menunjang dan bergerak menyerupai spiral (lihat Lampiran):



    · kuasa,


    · partisipasi,


    · kesadaran kritis,


    · akses atas sumberdaya,


    · kesejahteraan.





    Lima Dimensi
    Pemberdayaan






    Pemberdayaan
    rakyat tidak hanya sekadar upaya meningkatkan akses terhadap sumberdaya dan
    meningkatkan kesejahteraan. Lebih dari itu, pemberdayaan rakyat adalah suatu
    proses yang mengupayakan agar kedua hal tersebut bisa didapat dan terus
    berlangsung. Proses Pemberdayaan rakyat, sebagaimana dipahami, mengharuskan
    anggota kelompok yang didampingi untuk terlibat sebagai partisipan dalam
    proses. Mereka tidak bisa hanya menjadi penerima pasif dari kegiatan
    Pemberdayaan/proyek, tetapi harus dapat meningkatkan kemampuan mereka sendiri
    untuk memahami dan memecahkan permasalahan mereka.






    Lebih jauh,
    pemberdayaan tidak akan terjadi secara sungguh-sungguh jika mengabaikan
    permasalahan gender. Dalam hal ini, peningkatan kesejahteraan dan akses atas
    sumberdaya tidak boleh justru menimbulkan kekerasan fisik atau lainnya,
    marginalisasi (peminggiran atau pemiskinan), ataupun penambahan beban salah
    satu jenis kelamin. Kesadaran kritis, partisipasi, dan kuasa yang bertambah
    juga harus dapat menghilangkan stereotipe dan subordinasi gender. Dengan kata
    lain, terpenuhinya kebutuhan praktis dan strategis orang haruslah dibarengi
    dengan perubahan pada pembagian beban, kuasa (tidak ada subordinasi), meratanya
    peluang, hilangnya perlakuan kekerasan, dan stereotipe antara lelaki dan
    perempuan.






    Lima dimensi di
    atas adalah kategori analitis yang bersifat dinamis, satu sama lain berhubungan
    secara sinergis, saling menguatkan dan melengkapi. Kelima dimensi tersebut
    merupakan tingkatan yang bergerak memutar laiknya spiral, semakin tinggi
    tingkat kesetaraan otomatis semakin tinggi pula tingkat keberdayaan. Di sini kesadaran
    kritis menjadi kunci karena memungkinkan berubahnya kemapanan (status quo).
    Berikut adalah uraian lebih rinci dari masing-masing dimensi tersebut.






    Dimensi tingkat
    satu: Kesejahteraan






    Dimensi ini
    merupakan tingkat kesejahteraan material rakyat yang diukur dari tercukupinya
    kebutuhan dasar seperti makanan, penghasilan, kesehatan, dan sebagainya yang
    harus dinikmati baik oleh lelaki maupun perempuan. Dengan demikian, kesenjangan
    gender di tingkat kesejahteraan ini diukur melalui perbedaan tingkat
    kesejahteraan lelaki dan perempuan sebagai kelompok dalam hal tingkat
    penghasilan, tingkat kematian, gizi, dan sebagainya. Pemberdayaan tidak bisa
    terjadi dengan sendirinya di tingkat ini, melainkan harus dikaitkan dengan
    peningkatan akses terhadap sumberdaya, yang merupakan dimensi tingkat kedua.






    Dimensi tingkat
    dua: Akses






    Kesenjangan di
    tingkat ini disebabkan oleh tidak setaranya akses terhadap sumberdaya yang
    dipunyai oleh mereka yang berada di kelas lebih tinggi dibanding mereka dari
    kelas lebih rendah, yang berkuasa dan yang dikuasai, pusat dan pinggiran, dan
    sebagainya. Dalam hal ini, sumberdaya yang dapat digunakan untuk produksi dapat
    berupa waktu, tenaga, tanah, kredit, informasi, ketrampilan, dan sebagainya.
    Mengatasi kesenjangan ini berarti meningkatnya akses rakyat, bahkan dikuasainya
    sumber daya oleh rakyat. Pemberdayaan, dalam hal ini, berarti dipahaminya
    situasi senjang ini dan terdorongnya rakyat untuk melakukan tindakan untuk mengubahnya
    dengan cara mendapatkan akses yang lebih besar terhadap sumberdaya atau bahkan
    menguasainya.






    Dalam hal gender,
    kesenjangan ini terlihat dari adanya perbedaan akses antara lelaki dan
    perempuan terhadap sumberdaya. Lebih rendahnya akses mereka terhadap sumberdaya
    – semua contoh sumberdaya, juga tenaga kerja mereka sendiri – menyebabkan
    produktivitas perempuan cenderung lebih rendah dari lelaki. Selain itu, dalam
    banyak komunitas, perempuan diberi tanggung jawab melaksanakan hampir semua
    pekerjaan-pekerjaan domestik sehingga ia tidak punya cukup waktu lagi untuk
    mengurusi dan meningkatkan kemampuan dirinya. Akar penyebab kesenjangan akses
    atas sumberdaya adalah diskriminasi sistemik yang harus diatasi melalui
    penyadaran.









    Dimensi tingkat
    tiga: Kesadaran Kritis






    Kesenjangan kelas
    antara yang rendah dan lebih tinggi pada tingkat ini disebabkan oleh adanya
    anggapan bahwa situasi sosial yang ada adalah bagian dari tatanan alamiah yang
    sudah berlangsung demikian sejak kapan pun, atau merupakan “kehendak Tuhan”.
    Pemberdayaan rakyat pada tingkat ini berarti upaya penyadaran bahwa kesenjangan
    sosial tersebut adalah bentukan sosial yang dapat dan harus diubah.






    Kesenjangan
    gender di tingkat ini disebabkan oleh adanya anggapan bahwa posisi sosial-
    ekonomi perempuan yang lebih rendah dari lelaki dan pembagian kerja gender
    tradisional adalah bagian dari tatanan abadi. Pemberdayaan di tingkat ini
    berarti penumbuhan sikap kritis dan penolakan terhadap cara pandang di atas:
    bahwa subordinasi terhadap perempuan bukanlah pengaturan alamiah, tetapi hasil
    dari sistem diskriminatif dari tatanan sosial yang berlaku. Keyakinan bahwa
    kesetaraan gender adalah bagian dari tujuan perubahan merupakan inti dari
    kesadaran gender dan merupakan elemen ideologis dalam proses pemberdayaan yang
    menjadi landasan konseptual bagi perubahan ke arah kesetaraan.









    Dimensi tingkat
    empat: Partisipasi






    Kesenjangan kelas
    pada tingkat ini paling jelas tampak dari kenyataan bahwa tidak terwakilinya
    kelas bawah dalam berbagai lembaga yang ada dalam masyarakat. Rakyat tidak
    terlibat dalam pengambilan keputusan di semua tingkatan masyarakat dari dukuh
    sampai negara. Pemberdayaan pada tingkat ini adalah upaya pengorganisasian
    rakyat, sehingga mereka dapat berperan serta dalam setiap proses pengambilan
    keputusan sehingga kepentingan mereka tidak terabaikan. Kesenjangan gender pada
    tingkat ini dapat diukur misalnya dari partisipasi di lembaga legislatif,
    eksekutif, organisasi-organisasi politik dan massa. Namun partisipasi secara
    umum dapat dilihat dari adanya peran serta yang setara antara lelaki dan
    perempuan dalam pengambilan keputusan baik di tingkat keluarga, komunitas,
    masyarakat, maupun negara. Di tingkat program, ini berarti dilibatkannya
    perempuan dan lelaki secara setara dalam identifikasi masalah, perencanaan
    program, pengelolaan, implementasi, monitoring, dan evaluasi. Meningkatnya
    peran serta perempuan merupakan hasil dari pemberdayaan, sekaligus juga
    sumbangan yang penting bagi pemberdayaan yang lebih besar.









    Dimensi tingkat
    lima: Kuasa






    Kesenjangan antar
    kelas di tingkat ini tampak pada kesenjangan kuasa: ada kelas penguasa dan ada
    kelas yang dikuasai. Ada bagian masyarakat yang menguasai segala macam
    sumberdaya, sementara bagian lain tidak. Pemberdayaan pada tingkat ini adalah upaya
    untuk menguatkan organisasi rakyat sehingga mampu mengimbangi kekuasaan kelas
    atas dan mampu mewujudkan aspirasi mereka, karena mereka ikut memegang kendali
    atas sumberdaya yang ada. Pemberdayaan pada tingkat inilah yang memungkinkan
    rakyat mendapatkan hak-haknya secara berkelanjutan.






    Kesenjangan
    gender di tingkat ini terlihat dari adanya hubungan kuasa yang timpang antara
    lelaki dan perempuan. Ini bisa terjadi di tingkat rumah tangga, komunitas, dan
    di tingkatan yang lebih luas lagi. Kesetaraan dalam kuasa berarti adanya kuasa
    yang imbang antara perempuan dan lelaki, satu tidak mendominasi atau berada
    dalam posisi dominan atas lainnya. Artinya, perempuan mempunyai kekuasaan,
    sebagaimana juga lelaki, untuk mengubah kondisi, posisi, masa depan diri dan
    komunitasnya. Kesetaraan dalam kuasa merupakan prasyarat bagi terwujudnya
    kesetaraan gender dan keberdayaan rakyat dalam masyarakat yang sejahtera.




























































    KERANGKA KEADILAN GENDER DAN PEMBERDAYAAN RAKYAT





    Tingkat Pemberdayaan

    Uraian

    Langkah Pemberdayaan

    Permasalahan







    Kuasa



    Tingkat
    tertinggi dari keadilan dan pemberdayaan gender




    Perwakilan
    setara, peran aktif dalam pembangunan, diakuinya sumbangan masing-masing.
    Memelihara dan mengembangkan tujuan yang lebih luhur






    Bagaimana
    kegiatan yang ada dapat dipertahankan dan mengembangkannya ke tingkat yang
    lebih tinggi?








    Partisipasi



    Perempuan dan
    lelaki telah mencapai tingkatan dimana mereka dapat mengambil keputusan
    bersama sebagai dua pihak yang setara






    Pengorganisasian,
    bekerja dalam kelompok, suara dan kepentingannya semakin didengar dan
    diperhatikan




    Cara-cara apa
    yang harus digunakan?








    Penyadaran



    Kesadaran bahwa
    permasalahan - permasalahan yang dihadapi bersifat struktural dan berasal
    dari adanya diskiminasi yang melembaga






    Kesadaran bahwa
    perubahan tidak akan terjadi jika bukan mereka sendiri yang merubah dan bahwa
    peran mereka sangat penting agar perubahan terjadi




    Apa yang harus
    dilakukan?






    Akses



    Menyangkut
    kesetaraan dalam akses terhadap sumberdaya dan manfaat yang dihasilkan oleh
    adanya sumberdaya






    Kesadaran bahwa
    tidak adanya akses merupakan penghalang terjadinya peningkatan kesejahteraan




    Mengapa kita
    mempunyai permasalahan?








    Kesejahteraan



    Menangani hanya
    kebutuhan dasar tanpa mencoba memecahkan penyebab struktural yang menjadi
    akar masalah






    Pemberdayaan
    mencakup kehendak untuk memahami permasalahan yang dihadapi dan kebutuhan




    Apakah
    permasalahan kita?












    JENIS-JENIS KEGIATAN/TIGA PERAN








    Kegiatan manusia
    bisa dikelompokkan menjadi tiga pembagian utama.









    Kegiatan
    produktif






    Kegiatan-kegiatan yang menghasilkan berkaitan dengan produksi
    (kegiatan untuk menghasilkan) barang dan jasa, baik untuk dikonsumsi maupun
    untuk dijual (bertani, mencari ikan, kerja kantoran, berdagang, wiraswasta
    lain, dan sebagainya). Lelaki dan perempuan melakukan kegiatan produktif,
    tetapi pada umumnya fungsi dan tanggung jawab masing-masing berbeda sesuai
    pembagian kerja gender yang berlaku. Kegiatan produktif yang dilakukan
    perempuan sering kali kurang diakui dibanding yang dilakukan lelaki.















    Kegiatan
    reproduktif






    Mencakup kegiatan
    mengurus rumah tangga dan para anggota keluarga, termasuk melahirkan dan
    mengasuh anak, menyiapkan makanan, mengambil air dan mencari kayu bakar,
    belanja, membersihkan dan mengatur rumah, serta merawat kesehatan keluarga.
    Kegiatan reproduktif sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia, tetapi
    cenderung dilihat sebagai “bukan pekerjaan”. Dalam komunitas-komunitas miskin,
    kegiatan reproduktif kebanyakan menyerap tenaga dan waktu yang banyak. Pada
    umumnya kegiatan ini menjadi tanggung jawab perempuan dan gadis-gadis. Kegiatan
    reproduktif tidak menghasilkan uang.









    Kegiatan
    komunitas atau sosial






    Mencakup
    kegiatan-kegiatan sosial dan gotong-royong di komunitas, seperti perayaan,
    selamatan bersih desa, kesertaan dalam organisasi tingkat komunitas, kesertaan
    dalam kegiatan politik di tingkat komunitas, dan sebagainya. Kegiatan ini tidak
    menghasilkan uang, tetapi sering kali menyerap banyak waktu dan penting bagi
    pemeliharaan dan pengembangan aspek spiritual dan kultural (budaya) komunitas
    dan sebagai alat komunitas untuk bisa menentukan nasibnya sendiri. Lelaki dan
    perempuan sama-sama terlibat dalam kegiatan komunitas sesuai sistem sosial
    gender yang berlaku.






    KEBUTUHAN PRAKTIS DAN KEBUTUHAN STRATEGIS GENDER





    Kebutuhan Praktis
    Gender






    ·
    Menjawab kebutuhan mendesak yang mendasar


    ·
    Berkaitan dengan kondisi konkret/nyata


    ·
    Tidak mempertanyakan persoalan subordinasi
    gender



    ·
    Kebutuhan-kebutuhan yang semata-mata berasal
    dari dan menguatkan peran-peran reproduktif dan produktif






    Kebutuhan praktis
    gender mencakup di antaranya:






    ·
    Pengadaan air bersih.


    ·
    Perawatan kesehatan.


    ·
    Peningkatan pendapatan untuk pemenuhan kebutuhan
    hidup keluarga.



    ·
    Rumah dan fasilitas-fasilitas dasar (misalnya:
    listrik).



    ·
    (Bahan) makanan untuk keluarga.


    ·
    Akses atau peluang terhadap berbagai jenis
    sumberdaya seperti modal, kredit, informasi, ketrampilan, pengetahuan, dan
    sebagainya.






    Kebutuhan
    Strategis Gender






    ·
    Berasal dari analisis tentang terjadinya
    subordinasi gender di masyarakat.



    ·
    Jika ditangani, akan mengubah pola hubungan
    gender ke arah yang lebih setara.



    ·
    Mempertanyakan sistem hubungan lelaki dan
    perempuan.



    ·
    Dimaksudkan untuk memecahkan masalah subordinasi
    gender.









    Kebutuhan
    strategis gender mencakup di antaranya:






    ·
    Dihapuskannya pembagian kerja berdasar jenis
    kelamin yang tidak adil terhadap perempuan atau lelaki.



    ·
    Dihilangkannya beban pekerjaan domestik atau
    rumah tangga dan pengasuhan anak yang ditanggung hanya oleh satu jenis kelamin
    saja.



    ·
    Dihapuskannya bentuk-bentuk diskriminasi resmi
    seperti sistem pewarisan yang lebih menguntungkan salah satu gender (lelaki
    atau perempuan) saja.



    ·
    Adanya hak bagi perempuan untuk mengatur potensi
    reproduksinya.



    ·
    Cara-cara mengatasi kekerasan oleh satu jenis
    kelamin ke lainnya, termasuk kekerasan seksual.










    [1] . Konsep Pemberdayaan rakyat dengan lima dimensi ini diambil dari
    konsep pemberdayaan perempuan (Women’s empowerment Framework) dari Sarah
    Hlupelkile Longwe (1991). Model Pemberdayaan Rakyat Berkeadilan Gender, suatu
    model yang dikembangkan dari model Moser dan Longwe oleh Wardah Havidz dan
    Wiladi budiharga, Jakarta, November 1996

      Waktu sekarang Fri Nov 22, 2024 1:24 am