Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Join the forum, it's quick and easy

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

salah satu forum terbesar tempat kita bernostalgia

Login

Lupa password?

Our traffic

info rakyat

Sun Oct 31, 2010 9:05 pm by admin

---------------
PEMBERITAHUAN....

SF ZONA RELIGI SEKARANG KAMI PINDAH KE [You must be registered and logged in to see this link.] ANDA BISA BERPARTISIPASI DAN MENJADI MODERATOR SESUAI PERMINTAAN ANDA DENGAN REQUEST VIA SMS NO ADMIN 081945520865


Sekilas Info

Sun Jun 27, 2010 2:44 pm by admin

kabar gembira, forum lentera-rakyat mulai hari ini juga bisa diakses melalui [You must be registered and logged in to see this link.]


    sang manusia api

    ratri
    ratri
    Mega Ultimate Member


    Zodiac : Virgo Jumlah posting : 281
    Join date : 01.04.10
    Age : 37
    Lokasi : di hati si admin

    sang manusia api Empty sang manusia api

    Post by ratri Sun May 23, 2010 4:30 pm

    MANUSIA-MANUSIA
    API



    Percayakah
    kita kalau dikatakan, tubuh manusia sebenarnya menyimpan kekuatan yang mampu
    membangkitkan api? Kita boleh tidak percaya, tapi berikut ini ada sejumlah
    peristiwa misteri tentang manusia-manusia yang memiliki daya aneh itu.



    Fenomena hubungan manusia
    dengan api memang unik. Kecil menjadi kawan, besar menjadi lawan. Ujaran
    tersebut mengandung makan bagaimana kita masih bisa bermain-main dengan api
    sampai batas tertentu.



    Begitu banyak contoh permainan dengan
    api beredar di sekitar kita. Mulai dari yang paling sederhana seperti
    menyala-matikan kompor atau korek api, hingga yang cukup berisiko dengan
    berlenggang kangkung di atas serakan bara api yang memerah.



    Tapi
    pada semua kondisi tersebut api dihasilkan dari sumber di luar manusia. Dalam
    kesenian tradisional kuda kepang, pemain api akan menyimpan minyak tanah di
    mulutnya sebelum disemburkan ke obor di dekatnya untuk menciptakan sensasi api
    yang berkobar. Apakah permainan itu menggambarkan hasrat manusia menjadi sumber
    api? Tapi mungkinkah?


    "Masuk"
    ke tungku



    Dalam bukunya Scientific
    American
    L.C. Woodman menceritakan, pada tahun 1882 ia telah mengamati W.M.
    Underwood (27) dari Paw Paw, Michigan, yang memiliki kelebihan memiliki napas
    cukup panas. Konon embusan napas Underwood dapat membakar sapu tangan dan
    lembaran kertas. Diceritakan, "Bila berburu, ia sering terlupa membawa
    korek. Saat merasa memerlukan api, ia akan segera mengumpulkan daun kering,
    menumpuknya, lalu meniupnya hingga terbakar. Dengan tenang ia menggunakannya
    entah untuk mengeringkan kaus kakinya atau penggunaan yang lain."



    Bakat luar biasanya itu
    ditemukan secara tak sengaja ketika Underwood mencium sapu tangan yang wangi,
    "Saat ia mengembuskan napasnya, sapu tangan itu tiba-tiba terbakar."



    Woodman tidak mampu menemukan
    penyebabnya, yang pasti di tubuh Underwood tidak ditemukan alat apa pun yang
    membuatnya punya day membakar.



    Underwood bukan satu-satunya,
    masih banyak lagi orang yang mengalami kejadian yang disebut fire prone
    atau pyrokinetics itu. Yang lain adalah Tong Tangjiang (4) dari Hunan,
    Cina. Berbeda dengan Underwood yang mampu mengontrol kapan akan menggunakan
    api, Tong hanya bisa pasrah setiap kali api datang.



    Kejadian pertama dialaminya
    pada pagi hari bulan April 1990, ketika keluarganya melihat asap keluar dari
    pipa celana panjangnya. Ketika dilepas, nampak celana dalamnya terbakar. Ia
    segera dilarikan ke rumah sakit untuk memperoleh perawatan atas luka bakar
    tersebut. Dalam tenggang waktu 2 jam berikutnya, tubuhnya menyala selama tiga
    kali lagi. Kebakaran-kebakaran tersebut melukai tangan, ketiak, bahkan organ
    kelaminnya.



    Dokter yang merawatnya tidak
    melihat penyebab yang jelas. Ia menduga, Tong mampu membangkitkan aliran arus
    listrik setiap ia merasa senang atau stres. Setelah kejadian itu, Tong pernah
    tanpa sadar membakar kasur, selain suatu ketika hampir membakar rambut
    neneknya.



    Nasib buruk serupa dialami
    Paul Hayes (19) pada 25 Mei 1985 malam. Paul Hayes (19) yang bekerja sebagai programmer
    komputer tiba-tiba menyala saat melewati jalanan sepi di Stepney Green.
    Untunglah, tempat itu tidak jauh dari London Hospital sehingga ia bisa segera
    mendapat pertolongan.



    Pria bukan perokok itu mencoba
    mengingat semua yang dirasakannya saat itu, "Sungguh sulit dijelaskan ...
    tiba-tiba saya seperti dicemplungkan ke dalam tungku yang panas ... dada ini
    seperti disiram air mendidih. Saat itu seakan-akan aku mendengar otakku
    bergolak matang!"


    Si "Mata
    Api"



    Keadaan tersebut memang tidak
    membuat para pengidap pyrokinetic tersebut merasa nyaman. Bukan hanya
    oleh kemungkinan bahaya yang setiap saat mengancam mereka, namun juga akibat
    sosial lainnya. Terlebih bila pelaku tersebut bisa menyalakan api tanpa akibat
    luka bakar di tubuhnya. Akan makin sulit baginya untuk mengelak tudingan
    sebagai penyebab kebakaran.



    Willy Brough (12) dari
    Turlock, Kalifornia, misalnya, diduga mampu menyalakan api hanya dengan
    memandangnya. Akibatnya, ia harus menerima saja ketika diusir keluarganya
    karena dianggap kerasukan roh jahat.



    Untunglah, seorang petani yang
    tinggal dekat rumahnya mau memungut bocah itu dan kembali menyekolahkannya.
    Namun sayang, di sekolah baru ini ia hanya bertahan 1 hari. Karena hanya dalam
    sehari itu, lima ruang kelas dilalap api yang bersumber dari sorot matanya.



    sang manusia api Clip_image002

    Benedetto
    Supino dengan "karya"-nya.



    Demikian juga dengan Benedetto
    Supino dari Formia, dekat Roma, yang selanjutnya mejadi perhatian
    masyarakatnya. Bermula pada tahun 1982, ketika buku komik yang dibacanya di
    ruang tunggu dokter gigi tiba-tiba menyala. Sejak itu, ia dan keluarganya
    dikejutkan oleh beberapa kebakaran. Meja-kursi dan bermacam-macam barang
    lainnya terbakar setiap kali Benedetto melewatinya, termasuk juga seprai tempat
    tidurnya, atau barang-barang yang dipegangnya, terutama buku. Demikian pula
    dengan barang yang dipandangnya dengan serius, seperti yang pernah terjadi pada
    benda plastik yang dipegang pamannya.



    Kemampuan itu membuat Benedetto
    merasa sangat malu, bahkan tertekan. Sementara para ilmuwan tidak mampu banyak
    membantunya. Profesor Mario Scuncio dari Pusat Kesehatan Sosial Tivoli
    misalnya, justruu memberikan diagnosis yang agak janggal dengan menilai kondisi
    kejiwaan anak laki-laki yang pendiam dan kutu buku itu sangat normal.



    Dr. Giovanni Ballesio, dekan
    jurusan pengobatan kesehatan dari Rome University, yang pernah menyelidiki
    kemungkinan ketidaknormalan pada orang yang memiliki kemampuan membangkitkan
    listrik tinggi pun tidak mampu menemukan penjelasan apa-apa di balik semua
    kebakaran itu.



    Benedetto hanya menyandarkan
    harapannya pada parapsikolog Demetrio Croce yang mencoba mengajarkan bagaimana
    mengontrol kemampuannya itu.



    Nasib mengenaskan lain dialami
    Jennie Bramwell yang yatim piatu. Hanya dalam beberapa minggu setelah diadopsi,
    di rumah Dawson, di Thorah Island, Ontario - keluarga angkatnya
    - terjadi berpuluh kali kebakaran kecil. Api yang menjilat langit-langit,
    dinding, perabotan, handuk, bahkan kucing kesayangan keluarga terjadi spontan
    saat Jennie ada di dekatnya. Jennie pun dikembalikan ke rumah yatim piatu.


    Asalnya kekuatan
    pikiran



    Fenomena yang dialami para
    penderita pyrokinetics, berbeda dengan yang disebut penghangusan tubuh
    secara spontan (SHC). SHC sering berakibat fatal, karena panas yang terjadi
    mampu mengubah tubuh menjadi setumpuk abu hanya dalam beberapa menit. Bisa
    dibayangkan seberapa kuat panasnya, bila dibandingkan dengan pembakaran jenazah
    di krematorium yang menggunakan panas pada suhu 1.110oC. Perlu waktu
    8 jam untuk membakar jenazah di situ. Itupun, bekas yang ditinggalkan tidak
    seperti pada peristiwa SHC.



    Dalam fenomena manusia pyrokinetics,
    tak sedikit orang yang mencoba mencari penyebab yang wajar terjadi dalam
    keseharian, seperti puntung rokok yang menyala, bara yang terpercik dari
    pemanas atau pembakaran.



    Malah pada lingkungan tertentu
    ada yang mengaitkannya dengan poltergeist yang manifestasinya sering
    berupa kecelakaan kebakaran. Poltergeist yang dimaksud, menurut banyak
    orang, tidak disebabkan oleh roh jahat, tapi lebih karena pribadi yang
    terganggu.



    Atas dasar pendapat itu, ahli
    fisika Dr. Nandor Fodor menganjurkan, perlu analisis psikis untuk membuktikan
    bahwa rumah yang mengalami gangguan poltergeist lebih disebabkan oleh
    apa yang disebutnya sebagai "cetusan tekanan yang dirasakan
    penghuninya".



    Secara tersamar pendapat itu
    didukung anomalis Vincent H. Gaddis, seperti yang dimuat dalam bukunya Mysterious
    Fires and Lights
    yang berdasarkan penelitiannya di bidang parapsikologi
    tahun 1967. Menurutnya, "Ada satu kekuatan pikiran yang mampu meningkatkan
    gejolak molekul yang berpengaruh langsung pada suatu objek sasaran. Begitu
    gejolak meningkat, objek menjadi panas. Sehingga untuk membakar tirai, baju,
    atau benda lain yang mudah terbakar hanya perlu beberapa percikan panas."



    Tidak heran bila
    orang-orang yang telah mampu mengontrol kekuatan pikiran, akan mampu melakukan
    hal tersebut, misalnya dengan melakukan meditasi.



    Dihukum tanpa bukti kuat


    Ketidaktahuan mengenai pyrokinetics
    pun rupanya bisa memberikan akibat yang jauh dari mengenakkan. Ketika pelakunya
    dituduh sebagai pelaku kejahatan, seperti yang terjadi pada 12 Desember 1983 di
    Livorno, Italia. Kasus itu pun menjadi satu kasus paling aneh di pengadilan
    modern.



    sang manusia api Clip_image003

    Carol
    Compton - ilmu sihir
    atau justru korban ketidaktahuan?



    Carol Compton, gadis kebangsaan
    Skotlandia, menerima lima tuduhan membakar rumah dengan sengaja dan satu usaha
    pembunuhan. Tuduhan tersebut mampu menggambarkan betapa berbahayanya Carol. Tak
    ayal, selain harus dikawal petugas keamanan saat memasuki ruang pengadilan,
    selama proses persidangan ia pun ditempatkan dalam kandang berjeruji yang
    terkunci kuat yang biasa digunakan untuk mengurung teroris saat diadili.



    Awal kisahnya dimulai pada
    penghujung tahun 1982, ketika Carol mulai bekerja sebagai pramusiwi. Saat ia
    bekerja tersebut terjadi tiga kebakaran. Kejadian pertama menghancurkan ruang
    tamu majikannya, dua kejadian berikutnya terjadi pada rumah baru saat rumah
    lama yang terbakar diperbaiki. Meski tidak ada bukti bahwa Carol pelakunya, ia
    tetap harus menerima tuduhan sebagai pelaku. Carol pun kehilangan pekerjaan
    pertamanya.



    Lepas dari pekerjaan
    pertamanya, nasib buruk masih mengejarnya. Pada kesempatan berikutnya Carol
    bertugas merawat Agnese (3), anak perempuan pasangan kaya yang bekerja di
    stasiun TV. Pada 1 Agustus malam, tiba-tiba tempat tidur kakek Agnese dilalap
    api. Keesokan paginya, api kembali menghanguskan kasur lipat, sementara Agnese
    masih tidur di atasnya.



    Meski Agnese tidak mengalami
    luka, keluarganya tetap memanggil polisi untuk memeriksa Carol. Ia pun ditahan
    dengan tuduhan melakukan rencana pembunuhan dan pembakaran rumah (yang terjadi
    pada majikan sebelumnya). Padahal alibinya cukup kuat, saat kebakaran terjadi
    Carol berada di lantai bawah bersama anggota keluarga lainnya. Karena menolak
    memberikan uang jaminan, ia dipertimbangkan menjalani hukuman percobaan selama
    16 bulan.



    Carol pun menjadi bahan
    perbincangan di mana-mana. Ada yang berusaha melindunginya, dengan menduga
    kemungkin terjadinya pyrokinetics, atau sebaliknya mencemoohnya.



    Salah seorang yang berusaha
    menjatuhkannya adalah nenek Agnese yang sangat percaya pada takhayul. Ia
    mengundang seorang dukun untuk menguatkan tuduhannya, bahwa Carol menggunakan
    sihir untuk menghancurkan keluarganya. Ketika sang dukun yang berpakaian hitam
    itu datang, segenap pengunjung merasa tercekam oleh suasana misteri. Sambil
    mengayunkan jimat besar, ia berkomat-kamit mengucapkan mantera tepat di depan
    wajah Carol. Menurutnya, roh seorang gadis dari abad XVII telah merasukinya dan
    memberikan kemampuan membakar itu.



    Dengan telak pihak penuntut
    dan pembela menolak keterlibatan paranormal. Mereka lebih memilih meminta
    kesaksian petugas kebakaran yang memadamkan api di kediaman majikan-majikan
    Carol. Petugas yang berpengalaman selama 38 tahun itu mengaku, api di
    rumah-rumah tersebut sangat aneh, "Tidak hanya panas sekali, arah rambatan
    api juga tidak biasa. Kalau biasanya dari bawah ke atas, yang ini justru dari
    atas ke bawah."


    Bukan api biasa


    Pengadilan yang merasa belum
    cukup mendapatkan informasi, akhirnya mengundang saksi ahli Profesor Vitolo
    Nicolo dari Pisa University. "Sepanjang 45 tahun pengalaman saya, belum
    pernah ada api yang demikian. Api itu tercipta karena sumber panas yang sangat
    kuat, tapi bukan dari jenis api biasa yang kita kenal."



    Dari sisa kebakaran, kasur
    misalnya, tampak sifat api yang aneh. Meski terbuat dari bahan yang berbeda,
    seluruh kasur memiliki bekas yang sama, hanya hangus di bagian permukaan.
    Menurut Nicolo, api itu tidak mungkin dinyalakan dengan korek api atau gas,
    atau sumber api biasa lainnya. Apalagi, tes forensik menunjukkan tidak ada
    bahan bakar atau kimia yang digunakan.



    Menurut pengamatannya, api
    yang muncul pertama kali pun dinilainya janggal, "Tampaknya dimulai dengan
    terbakarnya bangku kayu. Herannya, bangku itu hanya sedikit hangus, padahal
    barang lain di ruangan itu hancur ludes." Selain pendapatnya mengenai
    arah rambatan api yang serupa dengan dugaan petugas kebakaran, ia menambahkan
    ada bekas hangus di dalam laci lemari.



    Pada akhir pengadilan, para
    juri berunding selama 6,5 jam. Karena mempertimbangkan, Carol tidak pernah
    terlihat jelas sedang menyalakan api, tidak berada cukup dekat dengan tempat
    kejadian, juga berada dalam pengawasan anggota keluarga yang lain saat kejadian
    bermula, para juri menyatakan ia bersalah dengan dua tuduhan membakar rumah dan
    satu usaha mencoba melakukan pembakaran. Sedangkan usaha pembunuhan, dinyatakan
    tak terbukti. Sayangnya, pengadilan tidak mengungkap hasil penelitian terhadap
    latar belakang Carol seperti catatan kesehatan mental yang bersih, tidak pernah
    tercatat melakukan tindakan kriminal, atau memiliki sejarah pyromania
    (kesenangan memainkan api).



    Keputusannya, Carol dijatuhi
    hukuman 7 tahun penjara, ditambah catatan dari ketua pengadilan, bahwa kasus
    itu tidak ada hubungannya sama sekali dengan sihir. (TXF/Sht)

      Waktu sekarang Sat Nov 23, 2024 8:51 am