Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Join the forum, it's quick and easy

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

salah satu forum terbesar tempat kita bernostalgia

Login

Lupa password?

Our traffic

info rakyat

Sun Oct 31, 2010 9:05 pm by admin

---------------
PEMBERITAHUAN....

SF ZONA RELIGI SEKARANG KAMI PINDAH KE [You must be registered and logged in to see this link.] ANDA BISA BERPARTISIPASI DAN MENJADI MODERATOR SESUAI PERMINTAAN ANDA DENGAN REQUEST VIA SMS NO ADMIN 081945520865


Sekilas Info

Sun Jun 27, 2010 2:44 pm by admin

kabar gembira, forum lentera-rakyat mulai hari ini juga bisa diakses melalui [You must be registered and logged in to see this link.]


    voltaire sang rasionalis

    ratri
    ratri
    Mega Ultimate Member


    Zodiac : Virgo Jumlah posting : 281
    Join date : 01.04.10
    Age : 36
    Lokasi : di hati si admin

    voltaire sang rasionalis Empty voltaire sang rasionalis

    Post by ratri Sun May 23, 2010 3:33 pm

    79 VOLTAIRE 1694-1778



    Voltaire itu sebetulnya nama samaran. Nama yang diberikan bapaknya ketika
    dia diseret keluar oleh bidan adalah Francois Marie Arouet. Siapa pun
    panggilannya, yang jelas dia tokoh terkemuka pembaharu Perancis. Fungsinya
    tidak cuma dwi, tetapi jauh lebih banyak dari itu: penyair, penulis drama,
    penulis esai, penulis cerita pendek, ahli sejarah, dan filosof. Dia betul-betul
    juru bicaranya pemikiran bebas liberal.

    Voltaire lahir tahun 1694 di Paris dari keluarga menengah, dan ayahnya seorang
    ahli hukum. Di masa mudanya Voltaire belajar di perguruan Jesuit Louis-le-Grand
    di Paris. Selepas itu dia belajar ilmu hukum sebentar tetapi kemudian
    ditinggalkannya. Selaku remaja di Paris dia dikenal cerdas, pandai humor
    tingkat tinggi dan tersembur dari mulutnya kalimat-kalimat satire. Di bawah
    ancient regime alias pemerintahan lama, tingkah laku macam itu bisa mengundang
    bahaya. Dan betul saja! Karena ucapan-ucapannya yang mengandung politik dia
    ditahan "diamankan" di penjara Bastille. Hampir setahun penuh dia
    meringkuk di situ. Tetapi dia tidak sebodoh pemerintah yang menjebloskannya.
    Dia bukannya bengong-bengong seperti orang bego, tetapi disibukkannya dirinya
    dengan menulis sajak-sajak kepahlawanan Henriade yang kemudian dapat
    penghormatan tinggi. Tahun 1718, tak lama sesudah Voltaire menghirup udara
    bebas, drama Oedipe-nya diprodusir di Paris dan merebut sukses besar. Di umur
    dua puluh empat tahun Voltaire sudah jadi orang termasyhur, dan dalam sisa enam
    puluh tahun hidupnya dia betul-betul jadi jagonya kesusasteraan Perancis.

    Voltaire punya kepintaran ganda yang langka: pintar dalam hubungan uang dan
    pintar dalam hubungan ucapan. Tak heran jika setingkat demi setingkat dia
    menjadi seorang yang hidup bebas dengan kantong penuh uang. Tetapi tahun 1726
    dia dapat kesulitan. Voltaire sudah menempatkan dirinya selaku orang yang
    cerdas dan brilian dalam adu pendapat, bukan saja menurut ukuran jamannya
    tetapi mungkin untuk ukuran sepanjang jaman. Tetapi, dia kurang supel dan
    rendah hati yang oleh kalangan aristokrat Perancis dianggap suatu persyaratan
    yang mesti dipunyai oleh seorang kebanyakan seperti dia. Hal ini menyebabkan
    pertentangan antara Voltaire dengan kaum aristokrat, khususnya Chevalier de
    Rohan yang dikalahkan oleh kecerdasan Voltaire dalam adu kata. Selang beberapa
    lama, Chevalier mengupah tukang-tukang pukul mempermak Voltaire dan
    menjebloskannya lagi kedalam penjara Bastille. Voltaire dibebaskan dari situ
    dengan syarat dia mesti meninggalkan Perancis. Karena itu dia berkeputusan
    menyeberang ke Inggris dan tinggal di sana selama dua setengah tahun.

    Tinggalnya dia di Inggris rupanya merupakan titik balik dalam kehidupan
    Voltaire. Dia belajar bercakap dan menulis dalam bahasa Inggris dan karenanya
    menjadi terbiasa dengan karya-karya besar orang Inggris masyhur seperti John
    Locke, Francis Bacon, Isaac Newton dan William Shakespeare. Dia juga berkenalan
    secara pribadi dengan sebagian besar cerdik cendikiawan Inggris masa itu.
    Voltaire amat terkesan dengan Shakespeare dan ilmu pengetahuan Inggris serta
    empirisme, faham yang berpegang pada perlunya ada percobaan secara praktek dan
    bukannya berpegang pada teori melulu. Tetapi, dari semuanya itu yang paling
    mengesankannya adalah sistem politik Inggris. Demokrasi Inggris dan kebebasan
    pribadi memberi kesan yang amat berlawanan dengan apa yang Voltaire saksikan di
    Perancis. Tak ada bangsawan Inggris bisa mengeluarkan letre de cachet yang
    dapat menjebloskan Voltaire ke dalam bui. Sebab, kalau toh dia ditangkap secara
    semena-mena, perintah pembebasan segera diperolehnya.

    Tatkala Voltaire kembali ke Perancis, dia menulis karya falsafahnya yang
    pertama Lettres philosophiques yang lazimnya disebut Letters on the English.
    Buku itu yang diterbitkan tahun 1734 merupakan tanda sesungguhnya dari era
    pembaharuan Perancis. Dalam Letters on the English, Voltaire menyuguhkan
    gambaran umum yang menyenangkan tentang sistem politik Inggris berikut
    pikiran-pikiran John Locke dan pemikir-pemikir Inggris lainnya. Penerbitan buku
    itu membikin berang para penguasa Perancis dan sekali lagi Voltaire dipaksa
    angkat kaki dari Paris.

    Voltaire menghabiskan waktu lima belas tahun di Cirey, sebuah kota di
    sebelah utara Perancis. Di sana dia menjadi kekasih Madame du Chatelet, istri
    seorang marquis (bangsawan). Nyonya ini cerdas dan berpendidikan. Tahun 1750,
    setahun sesudah sang nyonya meninggal dunia, Voltaire pergi ke Jerman atas
    undangan pribadi Frederick yang Agung dari Prusia. Voltaire menetap tiga tahun
    di kediaman Frederick di Potsdam. Mulanya dia cocok dengan Frederick yang
    intelektual dan brilian itu tetapi tahun 1753 mereka bertengkar dan Voltaire
    meninggalkan Jerman.

    Sesudah meninggalkan Jerman Voltaire menetap di sebuah perkebunan dekat
    Jenewa. Di situ dia bisa aman baik dari gangguan Perancis maupun raja-raja
    Prusia. Tetapi, pandangannya yang liberal membuat bahkan Swiss tidak aman lagi
    baginya. Tahun 1758 pindahlah ia ke suatu perkebunan baru di Ferney, terletak
    di dekat perbatasan Perancis-Swis, sehingga memudahkan ia lari ke sana atau ke
    sini andaikata ada kesulitan dengan pihak penguasa. Di situ dia tinggal selama
    dua puluh tahun, membenamkan diri dalam karya kesusasteraan dan falsafah,
    bersurat-suratan dengan pemimpin-pemimpin intelektual di seluruh Eropa dan
    menerima tamu-tamunya.

    Sepanjang tahun-tahun itu, karya sastra Voltaire mengalir terus tak
    henti-hentinya. Dia betul-betul seorang penulis dengan gaya fantastis, mungkin
    penulis yang paling banyak bukunya dalam daftar buku ini. Semua bilang,
    kumpulan tulisannya melebihi 30.000 halaman. Ini termasuk sajak kepahlawanan, lirik,
    surat-surat pribadi, pamflet, novel, cerpen, drama, dan buku-buku serius
    tentang sejarah dan falsafah.

    Voltaire senantiasa punya kepercayaan teguh terhadap toleransi beragama.
    Tatkala usianya menginjak 60-an, terjadi sejumlah peristiwa yang mendirikan bulu
    roma perihal pengejaran dan pelabrakan terhadap orang-orang Protestan di
    Perancis. Tergugah dan marah besar, Voltaire mengabdikan dirinya ke dalam
    "jihad intelektual " melawan fanatisme agama. Kesemua surat-suratnya
    senantiasa ditutupnya dengan kalimat "Ecrasez l'infame" yang maknanya
    "Ganyang barang brengsek itu!" Yang dimaksud Voltaire "barang
    brengsek" adalah kejumudan dan fanatisme.

    Tahun 1778, ketika umurnya sudah masuk delapan puluh tiga tahun, Voltaire
    kembali ke Paris, menyaksikan drama barunya Irene. Publik berjubel meneriakinya
    "Hidup jago tua! Hidup biangnya pembaharuan Perancis!" Beribu
    pengagum, termasuk Benjamin Franklin, menjenguknya. Tetapi, umur Voltaire sudah
    sampai di tepi, Dia meninggal di Paris tanggal 30 Mei 1778. Akibat sikap anti
    gerejanya, dia tidak peroleh penguburan secara Kristen. Tetapi, tiga belas
    tahun kemudian, kaum revolusioner Perancis yang telah merebut kemenangan
    menggali makamnya kembali dan menguburnya di Pantheon Paris.

    Karya tulis Voltaire begitu amat banyaknya sehingga sulit membuat seluruh
    daftarnya di sini meskipun yang kakap-kakapnya saja dalam artikel yang begini
    singkat. Meskipun begitu banyak karya tulisnya, yang lebih penting sebetulnya
    gagasan pokok yang dikemukakannya selama hidupnya. Salah satu pendiriannya yang
    tergigih adalah mutlaknya terjamin kebebasan bicara dan kebebasan pers. Kalimat
    masyhur yang sering dihubungkan dengan Voltaire adalah yang berbunyi "Saya
    tidak setuju apa yang kau bilang, tetapi akan saya bela mati-matian hakmu untuk
    mengucapkan itu." Meskipun mungkin saja Voltaire tidak pernah berucap
    sepersis itu, tetapi yang jelas kalimat itu benar-benar mencerminkan sikap
    Voltaire yang sebenarnya.

    Prinsip Voltaire lainnya ialah, kepercayaannya akan kebebasan beragama.
    Seluruh kariernya, dia dengan tak tergoyahkan menentang ketidaktoleransian
    agama serta penghukuman yang berkaitan dengan soal-soal agama. Meskipun
    Voltaire percaya adanya Tuhan, dia dengan tegas menentang sebagian besar
    dogma-dogma agama dan dengan mantapnya dia mengatakan bahwa organisasi berdasar
    keagaman pada dasarnya suatu penipuan.

    Adalah sangat wajar bilamana Voltaire tak pernah percaya bahwa gelar-gelar
    keningratan Perancis dengan sendirinya menjamin kelebihan-kelebihan mutu, dan
    pada dasarnya tiap orang sebenarnya mafhum bahwa apa yang disebut "hak-hak
    suci Raja" itu sebenarnya omong kosong belaka. Dan kendati Voltaire
    sendiri jauh dari potongan seorang demokrat modern (dia condong menyetujui
    suatu bentuk kerajaan yang kuat tetapi mengalami pembaharuan-pembaharuan),
    dorongan pokok gagasannya jelas menentang setiap kekuasaan yang diperoleh
    berdasarkan garis keturunan. Karena itu tidaklah mengherankan jika sebagian
    terbesar pengikutnya berpihak pada demokrasi. Gagasan politik dan agamanya
    dengan demikian sejalan dengan faham pembaharuan Perancis, dan merupakan
    sumbangan penting sehingga meletusnya Revolusi Perancis tahun 1789.

    Voltaire bukanlah seorang ahli ilmu pengetahuan, tetapi dia menaruh minat
    besar terhadap ilmu dan pendukung gigih sikap pandangan empiris dari John Locke
    dan Francis Bacon. Dia juga seorang ahli sejarah yang serius dan berkemampuan.
    Salah satu karyanya yang terpenting ialah buku yang menyangkut sejarah dunia
    Essay on the Manners and Spirit of Nations. Buku ini berbeda dengan umumnya
    uraian sejarah yang pernah ada sebelumnya dalam dua segi: Pertama, Voltaire
    mengakui bahwa Eropa hanyalah merupakan bagian kecil dari dunia secara
    keseluruhan, karena itu dia menitikberatkan sebagian dari pengamatannya pada
    sejarah Asia. Kedua, Voltaire menganggap bahwa sejarah kebudayaan adalah --pada
    umumnya-- jauh lebih penting daripada sejarah politik. Bukunya dengan
    sendirinya lebih berkaitan dengan kondisi sosial ekonomi dan perkembangan seni
    ketimbang soal raja-raja dengan segala rupa peperangannya.

    Voltaire bukanlah mendekati filosof orisinal seperti beberapa tokoh yang ada
    dalam daftar buku ini. Sampai batas tertentu dia bertolak dari pandangan orang
    lain seperti John Locke dan Francis Bacon, memperkuat pendapat mereka atau
    mempopulerkan mereka. Melalui tulisan-tulisan Voltaire-lah, lebih dari siapa
    pun juga, ide demokrasi, toleransi agama dan kebebasan intelektual berkembang
    di seluruh Eropa. Meskipun ada penulis-penulis penting lain (Diderot,
    d'Alembert, Rousseau, Montesquieu dan lain-lain) dalam masa pembaharuan Perancis,
    Voltaire lebih layak dianggap pemuka dari kesemuanya itu. Dia pemimpin
    terkemuka dari gerakan itu. Pertama, gaya sastranya yangmenggigit, kariernya
    yang panjang, dan tulisannya yang begitu banyak menggaet pengikut yang tak
    tertandingkan oleh penulis-penulis yang mana pun juga. Kedua,
    gagasan-gagasannya sepenuhnya bercirikan pembaharuan. Ketiga, Voltaire
    mendahului tokoh-tokoh penting lain dari sudut waktu. Karya besar Montesquieu
    The Spirit of Law baru terbit tahun 1748; jilid pertama Encyclopedie yang masyhur
    itu baru terbit tahun 1751; esei Rousseau pertama ditulis tahun 1750. Sedangkan
    Letters on the English-nya Voltaire sudah muncul tahun 1734 dan dia sudah
    kesohor enam belas tahun sebelum buku itu keluar.

    Tulisan-tulisan Voltaire dengan kekecualian novel pendek Candide sedikit
    sekali dibaca orang sekarang. Kesemua buku-bukunya tersebar dan terbaca luas
    selama abad ke-18, karena itu Voltaire pegang peranan penting mengubah iklim
    pendapat umum yang ujung-ujungnya berpuncak pada meletusnya Revolusi Perancis.
    Dan pengaruhnya tidaklah cuma terbatas di Perancis: orang-orang Amerika seperti
    Thomas Jefferson, James Madison dan Benjamin Franklin juga kenal baik dengan
    tulisan-tulisannya.

    Adalah menarik membandingkan Voltaire dengan teman sejamannya yang masyhur Jean-Jacques
    Rousseau. Voltaire yang segenap pandangannya rasional. lebih berpengaruh.
    Sebaliknya, Rousseau lebih orisinal dan karyanya lebih berpengaruh di jaman
    sekarang ini.

    Situs Web




      Waktu sekarang Fri May 10, 2024 1:03 am