Konsep Implikatur pertama kali dikenalkan oleh H. P. Grice untuk memecahkan persoalan makna bahasa yang tidak dapat diselesaikan oleh teori semantik biasa. Implikatur dipakai untuk memperhitungkan apa yang disarankan atau yang dimaksud oleh penutur sebagai hal yang berbeda dari apa yang disampaikan secara harfiah (Brown dan Yule, dalam Rani: 170). Menurut grice, dalam pemakaian bahasa terdapat implikatur konvensional , yaitu implikatur yang ditentukan oleh arti ‘arti konvesional’ kata-kata yang dipakai.
Menurut Levinson (dalam Rani: 173), menjelaskan ada empat faedah konsep implikatur, yaitu:
1. dapat memberikan penjelasan makna atau fakta-fakta kebahasan yang tidak terjangkau oleh teori-teori linguistik
2. dapat memberikan penjelasan yang tegas tentang perbedaan lahiriah dari yang dimaksud si pemakai bahasa
3. dapat memberikan pemerian semantik yang sederhana tentang hubungan klausa yang dihubungkan dengan kata penghubung yang sama
4. dapat memerikan berbagai fakta yang secara lahiriah kelihatan tidak berkaitan, malah berlawanan
Sedangkan menurut Santoso dalam bukunya yang berjudul Bahasa Politik Pasca Orde Baru, beliau menjelaskan bahwa implikatur adalah cara di mana pendengar bisa memahami sendiri asumsi-asumsi di balik sebuah informasi tanpa harus mengungkapkan asumsi-asumsi itu secara eksplisit. Implikatur bisa digunakan untuk membuat orang secara tidak sadar menerima begitu saja pendapat-pendapat yang sebenarnya masih bisa diperdebatkan lagi.
Santoso, Anang. 2003. Bahasa Polotik Pasca Orde Baru. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.
Rani, Abdul dkk. 2000. Analisis Wacana. Malang: Bayumedia Publishing.
Menurut Levinson (dalam Rani: 173), menjelaskan ada empat faedah konsep implikatur, yaitu:
1. dapat memberikan penjelasan makna atau fakta-fakta kebahasan yang tidak terjangkau oleh teori-teori linguistik
2. dapat memberikan penjelasan yang tegas tentang perbedaan lahiriah dari yang dimaksud si pemakai bahasa
3. dapat memberikan pemerian semantik yang sederhana tentang hubungan klausa yang dihubungkan dengan kata penghubung yang sama
4. dapat memerikan berbagai fakta yang secara lahiriah kelihatan tidak berkaitan, malah berlawanan
Sedangkan menurut Santoso dalam bukunya yang berjudul Bahasa Politik Pasca Orde Baru, beliau menjelaskan bahwa implikatur adalah cara di mana pendengar bisa memahami sendiri asumsi-asumsi di balik sebuah informasi tanpa harus mengungkapkan asumsi-asumsi itu secara eksplisit. Implikatur bisa digunakan untuk membuat orang secara tidak sadar menerima begitu saja pendapat-pendapat yang sebenarnya masih bisa diperdebatkan lagi.
Santoso, Anang. 2003. Bahasa Polotik Pasca Orde Baru. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.
Rani, Abdul dkk. 2000. Analisis Wacana. Malang: Bayumedia Publishing.
Tue Aug 01, 2023 9:56 pm by wisatasemarang
» Portable STATA 18 Crack Full Version
Thu May 11, 2023 5:24 pm by wisatasemarang
» NVivo 12 Crack Full version
Mon Jan 30, 2023 11:16 am by wisatasemarang
» Tutorial Difference In difference (DID (Diff-in-Diff) With Eviews 13
Thu Nov 03, 2022 6:24 am by wisatasemarang
» Online Workshop Smart PLS Minggu, 01 Oktober 2022
Sat Sep 17, 2022 11:35 am by wisatasemarang
» kumpulan ebook tentang robot
Fri Jan 02, 2015 10:04 pm by kyuru
» MANTRA PELET
Wed May 16, 2012 3:31 am by orlandojack
» book love of spell
Sat Mar 24, 2012 8:08 pm by rifqi as
» attraction Formula
Sat Mar 24, 2012 7:09 pm by rifqi as