Mau Tahu Lebih Jauh tentang Diabetes???
Seorang ahli neurology Rhode Island Hospital, Suzanne de la Monte bersama rekannya seorang
professor di bidang patologi di Brown Medical School telah menemukan diabetes tipe baru.
Diabetes tipe baru ini dinamakan diabetes tipe 3 karena insulin tidak hanya di produksi di
pankreas tetapi juga di produksi di otak dan diduga dapat meningkatkan risiko terhadap penyakit
Alzheimer’s. Mungkin bagi masyarakat Indonesia banyak yang masih belum mengenal,
jangankan diabetes tipe 3, definisi penyakit diabetes itu sendiri masih banyak yang belum
mengetahuinya.
INDONESIA RENTAN DIABETES
Masyarakat Indonesia harus lebih waspada terhadap diabetes sejak dini karena risiko penduduk
Indonesia terkena penyakit ini sangat tinggi. Menurut sumber harian Kompas, hasil penelitian
Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga menunjukan 10-60% penduduk Indonesia berisiko mengalami
mutasi DNA mitokondria T16189C. Jika mengkonsumsi makanan secara berlebih, gen ini
menyebabkan kekacauan metabolisme yang berujung pada timbulnya diabetes.
Selain itu, menurut dr. Herawati Sudoyo Phd, peneliti dari Lembaga Eijkmaan, prevalensi
diabetes terhitung tinggi pada penduduk daerah tropis seperti di Indonesia. Pernyataan tersebut
selaras dengan data yang menunjukan bahwa prevalensi diabetes di Indonesia tiap tahun semakin
meningkat. Di tahun 1994 terdapat 110,4 juta penderita. Memasuki tahun 2000, meningkat
menjadi 4 juta orang dan pada tahun 2010 diperkirakan mencapai minimal 5 juta orang. Jumlah
inilah yang menghancurkan Indonesia menjadi salah satu dari 10 negara terbanyak jumlah pasien
diabetesnya di dunia.
Menakutkan bukan!! Tapi memang seperti itulah faktanya. Namun, jangan khawatir, seperti kata
pepatah “semua penyakit pasti ada obatnya”, begitu juga dengan “penyakit gedongan” ini. Tapi
bagaimanakah cara mencegahnya?
APA ITU DIABETES?
Diabetes adalah suatu penyakit, dimana tubuh penderitanya tidak bisa secara otomatis
mengendalikan tingkat gula (glukosa) dalam darahnya. Pada tubuh yang sehat, pankreas melepas
hormon insulin yang bertugas mengangkut gula melalui darah ke otot-otot dan jaringan lain
untuk memasok energi.
Diabetes merupakan gangguan metabolisme (metabolic syndrome) dari distribusi gula oleh
tubuh. Penderita diabetes tidak bisa memproduksi insulin dalam jumah yang cukup, atau tubuh
tidak mampu menggunakan insulin secara efektif, sehingga terjadilah kelebihan gula di dalam
darah. Kelebihan gula yang kronis di dalam darah (hiperglikemia) ini menjadi racun bagi tubuh.
Sebagian glukosa yang tertahan di dalam darah itu melimpah ke sistem urine untuk dibuang
melalui urine. Air kencing penderita diabetes yang mengandung gula dalam kadar tinggi tersebut
menarik bagi semut, karena itulah gejala ini disebut juga gejala kencing manis.
Gangguan tersebut terjadi sekali lagi bila insulin tidak diproduksi lagi oleh sel tubuh, atau
jumlahnya tidak cukup, atau sel-sel tubuh tidak meresponnya secara normal (insulin resistance).
Dalam kasus normal, setiap orang membutuhkan glukosa atau zat gula untuk kesehatannya,
karena organ vital kita membutuhkannya sebagai sumber energi, yang nantinya dibakar oleh
oksigen, terutama otak, yang sepenuhnya tergantung pada pasokan gula dan oksigen untuk bisa
bekerja dengan baik.Banyaknya proses enzimatik yang mengatur metabolisme tubuh membutuhkan gula sebagai
bahan dasarnya. Jadi, manusia tidak bisa hidup tanpa gula. Masing-masing sel tubuh kita
membutuhkan glukosa, gula sederhana yang diserap tubuh dari karbohidrat, sayur-sayuran, buah-
buahan, dan bahan makanan lainnya sebagai bahan bakar, sebagaimana fungsi bensin bagi mobil.
Di saat jaringan tubuh kekurangan pasokan glukosa karena terhambat di pembuluh darah,
muncullah gejala kelelahan, lapar gula, dan perasaan mudah tersinggung. Sedangkan gula yang
menumpuk banyak di dalam pembuluh darah akan membuat darah menjadi kental dan alirannya
melambat, sehingga mengakibatkan gangguan pada pasokan oksigen yang dibawa oleh darah.
Padahal untuk bisa bekerja secara optimal, tubuh membutuhkan oksigen yang cukup untuk
membakar gula menjadi energi. Akibat kekurangan oksigen tersebut, tubuh kehilangan tenaga
dengan munculnya gejala kelelahan, perubahan suasana hati, sakit kepala, dan jantung bekerja
lebih keras (berdebar-debar).
Gangguan insulin tersebut juga berakibat berlebihnya kadar lemak di pembuluh darah dengan
risiko terjadinya pengerasan pembuluh darah arteri, sehingga komplikasi diabetes tercatat
sebagai penyakit jantung koroner, stroke, dan gagal ginjal.
GEJALA-GEJALA DIABETES
Gejala diabetes tipe I muncul secara tiba-tiba pada saat usia anak-anak sebagai akibat dari
kelainan genetika, sehingga tubuh tidak memproduksi insulin dengan baik. Gejala-gejalanya
antara lain adalah:
• Sering buang air kecil
• Terus-menerus lapar dan haus
• Berat badan menurun
• Kelelahan
• Penglihatan kabur
• Infeksi pada kulit yang berulang
• Meningkatnya kadar gula dalam darah dan air seni
• Cenderung terjadi pada mereka yang berusia di bawah 20 tahun
Sedangkan gejala diabetes tipe II muncul secara perlahan-lahan sampai menjadi gangguan yang
jelas, dan pada tahap permulaannya seperti gejala diabetes tipe I, yaitu:
• Cepat lelah, kehilangan tenaga, dan merasa tidak fit
• Sering buang air kecil
• Terus menerus lapar dan haus
• Kelelahan yang berkepanjangan dan tidak ada penyebabnya
• Mudah sakit yang berkepanjangan
• Biasanya terjadi pada mereka yang berusia di atas 40 tahun, tetapi prevalensinya kini semakin
tinggi pada golongan anak-anak dan remaja.
Gejala-gejala tersebut sering terabaikan karena dianggap sebagai keletihan akibat kerja. Jika
glukosa darah sudah tumpah ke saluran urin dan urin tersebut tidak disiram, maka akan
dikerubuti oleh semut yang merupakan tanda adanya gula. Gejala lain yang biasanya muncul
adalah:
• Penglihatan kabur
• Luka yang lama sembuh
• Kaki terasa kebas, geli, atau merasa terbakar• Infeksi jamur pada saluran reproduksi wanita
• Impotensi pada pria
Diabetes Tipe II biasanya terjadi pada mereka yang berusia diatas 40, tetapi prevalensinya makin
tinggi pada golongan anak-anak dan remaja. Riset juga menemukan bahwa kebanyakan orang
yang mengalami gejala pre-diabetes, yaitu suatu kondisi yang merupakan pendahuluan dari
munculnya diabetes tipe II, tidak menyadari bahwa ia sedang diincar oleh diabetes yang
berbahaya. Walaupun gejalanya tidak muncul, tetapi dari pemeriksaan gula darah menunjukan
bahwa kadar gula darah puasa berada di atas normal, meskipun belum cukup tinggi untuk
dikategorikan sebagai kasus diabetes. Tetapi kasus pre-diabetes itu sendiri dapat meningkatkan
risiko penyakit kardiovaskular sampai 50%.
PENYEBAB-PENYEBABNYA
Secara singkat, faktor-faktor yang mempertinggi risiko diabetes adalah:
• Kelainan Genetika
Diabetes dapat menurun menurut silsilah keluarga yang mengidap diabetes, karena kelainan gen
yang mengakibatkan tubuh tak dapat menghasilkan insulin dengan baik. Selain itu, faktor resiko
lainnya yaitu faktor kelebihan berat badan, stress, dan kurang bergerak.
• Usia
Umumnya manusia mengalami perubahan fisiologi yang secara drastis menurun dengan cepat
setelah usia 40 tahun. Diabetes sering muncul setelah seseorang memasuki usia rawan tersebut,
terutama setelah usia 45 tahun dan pada mereka yang berat badannya berlebih sehingga tubuhnya
tidak peka terhadap insulin.
• Gaya hidup stres
Stres kronis yang cenderung membuat seseorang mencari makanan yang manis-manis dan
berlemak tinggi untuk meningkatkan kadar lemak seretonin otak. Seretonin ini mempunyai efek
penenang sementara untuk meredakan stresnya. Tetapi gula dan lemak itulah yang berbahaya
bagi mereka yang berisiko kena diabetes.
• Pola makan yang salah
Kurang gizi atau kelebihan berat badan sama-sama meningkatkan risiko kena diabetes. Kurang
gizi (malnutrisi) dapat merusak pankreas, sedangkan obesitas (gemuk berlebih) mengakibatkan
gangguan kerja insulin (retensi insulin).
Kurang gizi dapat terjadi selama kehamilan, masa anak-anak, dan pada usia dewasa akibat diet
ketat berlebih. Sedangkan kurang gizi pada janin mungkin terjadi karena ibunya merokok atau
mengkonsumsi alcohol selama hamilnya.
Sebaliknya, obesitas bukan karena makanan yang manis atau kaya lemak, tetapi lebih disebabkan
jumlah konsumsi yang terlalu banyak, sehingga cadangan gula darah yang disimpan di dalam
tubuh sangat berlebihan. Sekitar 80% penderita diabetes tipe II adalah mereka yang tergolong
gemuk.
TIPE-TIPE DIABETES
• Diabetes Tipe I, tergantung pada insulin
Diabetes Tipe I ini adalah bila tubuh perlu pasokan insulin dari luar, karena sel-sel beta dari
pulau-pulau Laangerhans telah mengalami kerusakan, sehingga pankreas berhenti memproduksi
insulin. Kerusakan sel beta tersebut dapat terjadi sejak kecil ataupun setelah dewasa.
Diabetes Tipe I ini diidap oleh sekitar 10-15% penderita diabetes di Amerika Serikat.
Penderitanya harus mendapatkan suntikan insulin setiap hari selama hidupnya, sehingga dikenaldengan istilah Insulin-dependent diabetes mellitus (IDDM) atau diabetes mellitus yang
tergantung pada insulin untuk mengatur metabolisme gula dalam darah. Dari kondisinya, inilah
jenis diabetes yang paling parah.
Diabetes Tipe I ini biasanya ditemukan pada penderita yang mulai mengalami diabetes sejak
anak-anak atau remaja, sehingga pada zaman dulu para dokter menyebutnya sebagai diabetes
anak muda. Separuh dari penderita diabetes yang mengidapnya adalah usia dewasa, tetapi tidak
berbadan gemuk seperti umumnya penderita Diabetes Tipe II. Para periset menyebutnya sebagai
Diabetes Tipe 1,5, yang disebut sebagai LADA (latent autoimmune diabetes in adults), karena
sistem imun menyerang (reaksi autoimun) sel-sel beta pankreas secara perlahan-lahan sehingga
berhenti memproduksi insulin.
Penderita Diabetes Tipe I sangat rentan terhadap komplikasi jangka pendek yang berbahaya dari
penyakit ini, yakni dua komplikasi yang erat berhubungan dengan perubahan kadar gula darah,
yaitu terlalu banayak gula darah (hiperglikemia) atau kekurangan gula darah (hipoglikemia).
Risiko lain penderita diabetes tipe I ini adalah keracunan senyawa keton yang berbahaya dari
hasil samping metabolisme tubuh yang menumpuk (ketoasidosis), dengan risiko mengalami
koma diabetik.
• Diabetes Tipe II, tidak tergantung pada insulin
Diabetes Tipe II terjadi jika insulin hasil produksi pankreas tidak cukup atau sel lemak dan otot
tubuh menjadi kebal terhadap insulin, sehingga terjadilah gangguan pengiriman gula ke sel
tubuh. Diabetes Tipe II ini merupakan tipe diabetes yang paling sering umum dijumpai, juga
sering disebut diabetes yang dimulai pada masa dewasa, dikenal sebagai NIDDM (Non-insulin
dependent diabetes mellitus). Jenis diabetes ini mewakili sekitar 90% dari seluruh kasus diabetes,
karena umumnya 4 sampai 5 orang penderita Diabetes Tipe II ini memiliki kelebihan berat
badan, maka obesitas sering dijadikan sebagai indikator bagi penderita diabetes.
Diabetes Tipe II ini dapat menurun dari orangtua yang penderita diabetes. Tetapi risiko terkena
penyakit ini akan semakin tinggi jika memiliki kelebihan berat badan dan memiliki gaya hidup
yang membuat anda kurang bergerak. Jadi pada Diabetes Tipe II ini yang menjadi pencetus
utama adalah faktor obesitas (gemuk berlebih). Faktor penyebab lain adalah pola makan yang
salah, proses penuaan, dan stress yang mengakibatkan terjadinya resistensi insulin. Juga mungkin
terjadi karena salah gizi (malnutrisi) selama kehamilan, selama masa anak-anak, dan pada usia
dewasa.
• Diabetes Tipe III, baru ditemukan
Para ahli di US percaya bahwa mereka telah menemukan tipe baru diabetes setelah menemukan
bahwa insulin juga diproduksi di otak dan dapat meningkatkan risiko terhadap penyakit
Alzheimer’s. Penelitian yang dilakukan oleh Suzanne de la Monde bersama rekannya yang
seorang professor di bidang patologi di Brown Medical Schoolini menemukan hubungan antara
penyakit diabetes dan Alzheimer. Suzanne mengemukakan bahwa insulin yang diproduksi dalam
otak, dibutuhkan tubuh untuk kelangsunagan hidup sel-sel otak. Bila jumlahnya kurang, maka
sel-sel otak pun akan mengalami degenerasi dan akhirnya memicu timbulnya penyakit
Alzheimer. Hasil penelitian ini diperkuat lagi dengan dilakukannya penelitian pada jaringan otak
dari mayat yang sebelumnya telah di diagnosa menderita penyakit Alzheimer. Hasilnya jumlah
insulin dan IGF I berkurang di daerah cortex, hippocampus, dan hipotalamus.MENDERITA DIABETES, BUKANLAH AKHIR DARI SEGALANYA
Bagi kita yang mempunyai “bakat” diabetes, tak perlu berkecil hati. Kemungkinan untuk
menderita penyakit ini memang lebih besar pada seseorang yang memiliki “bakat” diabetes.
Namun bila mau menjaga pola makan, aktif berolahraga dan menjaga berat badan, penyakit ini
dapat dihindari.
Contoh nyata dapat kita lihat pada suku Toraja dan Sunda. Prevalensi diabetes penduduk
Tasikmalaya hanya 1,1%, padahal mutasi DNA mitokondria suku Sunda ini relatif tinggi (47%).
Demikian juga penduduk Toraja. Mutasi DNA mitokondrianya 33% namun prevalensi
diabetesnya termasuk rendah yaitu hanya 0,8%. Mengapa demikian? Penyebabnya masyarakat
suku Toraja dan Sunda suka mengkonsumsi sayur dan ikan. Kita semua tahu, makanan jenis ini
sangat baik untuk dikonsumsi. Serat larut yang terkandung dalam sayur- sayuran dapat
mengurangi kebutuhan tubuh akan insulin karena serat larut dapat memperlambat penyerapan
karbohidrat dan mencegah kenaikan gula darah secara tiba-tiba. Sedangkan ikan dapat
menurunkan kadar kolesterol darah dan kadar trigliserida darah yang disebabkan kadar gula
darah yang tinggi. Selain itu suku Sunda umumnya memilih minuman tanpa gula. Diabetes
Prevention Program, sebuah studi yang dilakukan di Amerika telah membuktikan bahwa
perubahan gaya hidup serta pola makanan sangat efektif menurunkan risiko diabetes
dibandingkan obat.
PENCEGAHAN
Melihat bahwa gangguan keseimbangan kadar gula darah dapat dipengaruhi oleh konsumsi
makanan yang berlebihan (pola makan yang salah) dan kegiatan yang penuh tekanan (gaya hidup
stress), maka diabetes sebenarnya dapat dicegah dengan cara-cara berikut:
1. Bila kegemukan, turunkan berat badan
2. Lakukan latihan aerobik (berenang, bersepeda, jogging, jalan cepat) paling tidak tiga kali
seminggu, setiap kali 15-60 menit sampai berkeringat dan terengah-engah tanpa membuat napas
menjadi sesak.
3. Konsumsi gula sedikit mungkin atau seperlunya, karena bukan merupakan bagian penting dari
menu yang sehat. Kebutuhan zat gula darah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh dapat dipenuhi
dari karbodihrat yang berasal dari beras, sereal, roti, kentang, atau bakmi dalam menu sehari-
hari.
4. Setelah berumur 40, periksa kadar gula urine kita setiap tahun, terutama bila anda mempunyai
riwayat keluarga penderita diabetes.
Bagi anda yang sudah memiliki “bakat” diabetes, jangan khawatir, marilh kita pelajari cara
mengobatinya.
BAGAIMANAKAH CARA MENGATASINYA??
Kondisi diabetes tergantung pada individu masing-masing, terutama dari segi kepatuhan dan
kedisiplinan untuk melakukan diet dan olahraga secara benar. Selain itu, dosis suatu obat yang
diberikan dokter pun harus sesuai dengan kondisi penderita. Bila pada suatu taraf obat tersebut
sudah tidak mampu lagi menurunkan kadar gula sang penderita, maka harus diganti dengan obat
lain atau insulin.
• Patuhi Nasehat Dokter
a. Disiplin minum obat
Minumlah obat yang diresepkan dokter secara teratur sesuai dengan aturan pemakaiannya.
Jangan dicampur obat lain tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter anda.b. Jadilah dokter pendamping diri sendiri
Anda sebaiknya menjadi dokter pendamping diri anda sendiri, dan lebih bertanggung jawab atas
kesembuhan dari anda sendiri.
• Diet
a. Memilih karbohidrat yang aman
Memilih sumber karbohidrat yang aman bagi penderita diabetes adalah memilih makanan yang
mengandung senyawa karbohidrat kompleks, yang dapat melepaskan glukosa darah secara
bertahap, agar tidak terjadi lonjakan kadar gula darah dengan tiba-tiba setelah makan.
b. Pola diet diabetes
Diet yang tepat untuk mencegah agar tidak terkena diabetes adalah yang bertujuan untuk
menjaga agar berat badan tidak berlebihan.
♣ Pangkaslah kalorinya
♣ Kurangi lemak
♣ Makanlah karbohidrat kompleks
♣ Ucapkan selamat tinggal pada yang manis
♣ Ngemilah diantara waktu makan
♣ Lengkapi dengan serat
• Olahraga
♣ Berjalan kaki
♣ Bersepeda
♣ Berenang
• Kontrol gula darah
HIDUP BERSAMA DIABETES!
Walaupun diabetes tidak bisa disembuhkan, penderitanya dapat hidup secara normal dengan
mengubah gaya hidup, rajin kontrol gula darah, diet dan melakukan olah raga aerobik secara
teratur.
Ubah Gaya Hidup!
Gaya hidup sehat. Yang pertama harus disadari adalah konsepsi bahwa sakit sebenarnya adalah
gangguan metabolisme tubuh, yang terjadi akibat gaya hidup yang tidak sehat. Pada kasus
diabetes, kerusakan sel beta pankreas yang memproduksi insulin terjadi akibat gizi yang tidak
seimbang, perubahan hormonal, proses penuaan dan stress. Kelebihan berat badan dan kurang
gerak juga termasuk faktor yang mempertinggi risiko diabetes, karena mempengaruhi produksi
dan kerja hormonal. Dengan menyadari hal tersebut, kita selanjutnya dapat memahami konsep
“sehat” sebagai upaya tercapainya kembali keseimbangan metabolisme tubuh yang optimal, agar
kita dapat hidup normal kembali. Masalah kita sekarang adalah membuat konsep hidup sehat
tersebut menjadi gaya hidup kita yang baru.
Lakukan diet diabetes dengan penuh kesadaran dan disiplin tinggi untuk menjadi sehat.
Laksanakan program olahraga yang teratur tanpa perlu memaksakan diri. Lakukan saja dengan
santai sekuat kemampuan yang kita miliki.
Kontrol gula darah dan konsultasilah dengan dokter untuk mengetahui perkembangan usaha
yang kita lakukan.
Jadilah dokter pendamping untuk diri sendiri. Ikuti perkembangan baru mengenai pengobatan
diabetes, termasuk pengobatan alternatif yang mungkin berguna bagi kita.Ikutilah program klub diabetes yang bermanfaat bagi kita, untuk saling berbagi informasi dan
pengalaman.
Segera hubungi dokter atau langsung ke bagian gawat darurat bila terjadi hal-hal yang
membahayakan kesehatan kita.
Selain itu, satu faktor yang tidak kalah penting selain dari diri ssendiri adalah peran keluarga
dalam mendukung si penderita agar mereka tetap bisa menikmati hidup yang lebih baik dan
berkualitas.
Seorang ahli neurology Rhode Island Hospital, Suzanne de la Monte bersama rekannya seorang
professor di bidang patologi di Brown Medical School telah menemukan diabetes tipe baru.
Diabetes tipe baru ini dinamakan diabetes tipe 3 karena insulin tidak hanya di produksi di
pankreas tetapi juga di produksi di otak dan diduga dapat meningkatkan risiko terhadap penyakit
Alzheimer’s. Mungkin bagi masyarakat Indonesia banyak yang masih belum mengenal,
jangankan diabetes tipe 3, definisi penyakit diabetes itu sendiri masih banyak yang belum
mengetahuinya.
INDONESIA RENTAN DIABETES
Masyarakat Indonesia harus lebih waspada terhadap diabetes sejak dini karena risiko penduduk
Indonesia terkena penyakit ini sangat tinggi. Menurut sumber harian Kompas, hasil penelitian
Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga menunjukan 10-60% penduduk Indonesia berisiko mengalami
mutasi DNA mitokondria T16189C. Jika mengkonsumsi makanan secara berlebih, gen ini
menyebabkan kekacauan metabolisme yang berujung pada timbulnya diabetes.
Selain itu, menurut dr. Herawati Sudoyo Phd, peneliti dari Lembaga Eijkmaan, prevalensi
diabetes terhitung tinggi pada penduduk daerah tropis seperti di Indonesia. Pernyataan tersebut
selaras dengan data yang menunjukan bahwa prevalensi diabetes di Indonesia tiap tahun semakin
meningkat. Di tahun 1994 terdapat 110,4 juta penderita. Memasuki tahun 2000, meningkat
menjadi 4 juta orang dan pada tahun 2010 diperkirakan mencapai minimal 5 juta orang. Jumlah
inilah yang menghancurkan Indonesia menjadi salah satu dari 10 negara terbanyak jumlah pasien
diabetesnya di dunia.
Menakutkan bukan!! Tapi memang seperti itulah faktanya. Namun, jangan khawatir, seperti kata
pepatah “semua penyakit pasti ada obatnya”, begitu juga dengan “penyakit gedongan” ini. Tapi
bagaimanakah cara mencegahnya?
APA ITU DIABETES?
Diabetes adalah suatu penyakit, dimana tubuh penderitanya tidak bisa secara otomatis
mengendalikan tingkat gula (glukosa) dalam darahnya. Pada tubuh yang sehat, pankreas melepas
hormon insulin yang bertugas mengangkut gula melalui darah ke otot-otot dan jaringan lain
untuk memasok energi.
Diabetes merupakan gangguan metabolisme (metabolic syndrome) dari distribusi gula oleh
tubuh. Penderita diabetes tidak bisa memproduksi insulin dalam jumah yang cukup, atau tubuh
tidak mampu menggunakan insulin secara efektif, sehingga terjadilah kelebihan gula di dalam
darah. Kelebihan gula yang kronis di dalam darah (hiperglikemia) ini menjadi racun bagi tubuh.
Sebagian glukosa yang tertahan di dalam darah itu melimpah ke sistem urine untuk dibuang
melalui urine. Air kencing penderita diabetes yang mengandung gula dalam kadar tinggi tersebut
menarik bagi semut, karena itulah gejala ini disebut juga gejala kencing manis.
Gangguan tersebut terjadi sekali lagi bila insulin tidak diproduksi lagi oleh sel tubuh, atau
jumlahnya tidak cukup, atau sel-sel tubuh tidak meresponnya secara normal (insulin resistance).
Dalam kasus normal, setiap orang membutuhkan glukosa atau zat gula untuk kesehatannya,
karena organ vital kita membutuhkannya sebagai sumber energi, yang nantinya dibakar oleh
oksigen, terutama otak, yang sepenuhnya tergantung pada pasokan gula dan oksigen untuk bisa
bekerja dengan baik.Banyaknya proses enzimatik yang mengatur metabolisme tubuh membutuhkan gula sebagai
bahan dasarnya. Jadi, manusia tidak bisa hidup tanpa gula. Masing-masing sel tubuh kita
membutuhkan glukosa, gula sederhana yang diserap tubuh dari karbohidrat, sayur-sayuran, buah-
buahan, dan bahan makanan lainnya sebagai bahan bakar, sebagaimana fungsi bensin bagi mobil.
Di saat jaringan tubuh kekurangan pasokan glukosa karena terhambat di pembuluh darah,
muncullah gejala kelelahan, lapar gula, dan perasaan mudah tersinggung. Sedangkan gula yang
menumpuk banyak di dalam pembuluh darah akan membuat darah menjadi kental dan alirannya
melambat, sehingga mengakibatkan gangguan pada pasokan oksigen yang dibawa oleh darah.
Padahal untuk bisa bekerja secara optimal, tubuh membutuhkan oksigen yang cukup untuk
membakar gula menjadi energi. Akibat kekurangan oksigen tersebut, tubuh kehilangan tenaga
dengan munculnya gejala kelelahan, perubahan suasana hati, sakit kepala, dan jantung bekerja
lebih keras (berdebar-debar).
Gangguan insulin tersebut juga berakibat berlebihnya kadar lemak di pembuluh darah dengan
risiko terjadinya pengerasan pembuluh darah arteri, sehingga komplikasi diabetes tercatat
sebagai penyakit jantung koroner, stroke, dan gagal ginjal.
GEJALA-GEJALA DIABETES
Gejala diabetes tipe I muncul secara tiba-tiba pada saat usia anak-anak sebagai akibat dari
kelainan genetika, sehingga tubuh tidak memproduksi insulin dengan baik. Gejala-gejalanya
antara lain adalah:
• Sering buang air kecil
• Terus-menerus lapar dan haus
• Berat badan menurun
• Kelelahan
• Penglihatan kabur
• Infeksi pada kulit yang berulang
• Meningkatnya kadar gula dalam darah dan air seni
• Cenderung terjadi pada mereka yang berusia di bawah 20 tahun
Sedangkan gejala diabetes tipe II muncul secara perlahan-lahan sampai menjadi gangguan yang
jelas, dan pada tahap permulaannya seperti gejala diabetes tipe I, yaitu:
• Cepat lelah, kehilangan tenaga, dan merasa tidak fit
• Sering buang air kecil
• Terus menerus lapar dan haus
• Kelelahan yang berkepanjangan dan tidak ada penyebabnya
• Mudah sakit yang berkepanjangan
• Biasanya terjadi pada mereka yang berusia di atas 40 tahun, tetapi prevalensinya kini semakin
tinggi pada golongan anak-anak dan remaja.
Gejala-gejala tersebut sering terabaikan karena dianggap sebagai keletihan akibat kerja. Jika
glukosa darah sudah tumpah ke saluran urin dan urin tersebut tidak disiram, maka akan
dikerubuti oleh semut yang merupakan tanda adanya gula. Gejala lain yang biasanya muncul
adalah:
• Penglihatan kabur
• Luka yang lama sembuh
• Kaki terasa kebas, geli, atau merasa terbakar• Infeksi jamur pada saluran reproduksi wanita
• Impotensi pada pria
Diabetes Tipe II biasanya terjadi pada mereka yang berusia diatas 40, tetapi prevalensinya makin
tinggi pada golongan anak-anak dan remaja. Riset juga menemukan bahwa kebanyakan orang
yang mengalami gejala pre-diabetes, yaitu suatu kondisi yang merupakan pendahuluan dari
munculnya diabetes tipe II, tidak menyadari bahwa ia sedang diincar oleh diabetes yang
berbahaya. Walaupun gejalanya tidak muncul, tetapi dari pemeriksaan gula darah menunjukan
bahwa kadar gula darah puasa berada di atas normal, meskipun belum cukup tinggi untuk
dikategorikan sebagai kasus diabetes. Tetapi kasus pre-diabetes itu sendiri dapat meningkatkan
risiko penyakit kardiovaskular sampai 50%.
PENYEBAB-PENYEBABNYA
Secara singkat, faktor-faktor yang mempertinggi risiko diabetes adalah:
• Kelainan Genetika
Diabetes dapat menurun menurut silsilah keluarga yang mengidap diabetes, karena kelainan gen
yang mengakibatkan tubuh tak dapat menghasilkan insulin dengan baik. Selain itu, faktor resiko
lainnya yaitu faktor kelebihan berat badan, stress, dan kurang bergerak.
• Usia
Umumnya manusia mengalami perubahan fisiologi yang secara drastis menurun dengan cepat
setelah usia 40 tahun. Diabetes sering muncul setelah seseorang memasuki usia rawan tersebut,
terutama setelah usia 45 tahun dan pada mereka yang berat badannya berlebih sehingga tubuhnya
tidak peka terhadap insulin.
• Gaya hidup stres
Stres kronis yang cenderung membuat seseorang mencari makanan yang manis-manis dan
berlemak tinggi untuk meningkatkan kadar lemak seretonin otak. Seretonin ini mempunyai efek
penenang sementara untuk meredakan stresnya. Tetapi gula dan lemak itulah yang berbahaya
bagi mereka yang berisiko kena diabetes.
• Pola makan yang salah
Kurang gizi atau kelebihan berat badan sama-sama meningkatkan risiko kena diabetes. Kurang
gizi (malnutrisi) dapat merusak pankreas, sedangkan obesitas (gemuk berlebih) mengakibatkan
gangguan kerja insulin (retensi insulin).
Kurang gizi dapat terjadi selama kehamilan, masa anak-anak, dan pada usia dewasa akibat diet
ketat berlebih. Sedangkan kurang gizi pada janin mungkin terjadi karena ibunya merokok atau
mengkonsumsi alcohol selama hamilnya.
Sebaliknya, obesitas bukan karena makanan yang manis atau kaya lemak, tetapi lebih disebabkan
jumlah konsumsi yang terlalu banyak, sehingga cadangan gula darah yang disimpan di dalam
tubuh sangat berlebihan. Sekitar 80% penderita diabetes tipe II adalah mereka yang tergolong
gemuk.
TIPE-TIPE DIABETES
• Diabetes Tipe I, tergantung pada insulin
Diabetes Tipe I ini adalah bila tubuh perlu pasokan insulin dari luar, karena sel-sel beta dari
pulau-pulau Laangerhans telah mengalami kerusakan, sehingga pankreas berhenti memproduksi
insulin. Kerusakan sel beta tersebut dapat terjadi sejak kecil ataupun setelah dewasa.
Diabetes Tipe I ini diidap oleh sekitar 10-15% penderita diabetes di Amerika Serikat.
Penderitanya harus mendapatkan suntikan insulin setiap hari selama hidupnya, sehingga dikenaldengan istilah Insulin-dependent diabetes mellitus (IDDM) atau diabetes mellitus yang
tergantung pada insulin untuk mengatur metabolisme gula dalam darah. Dari kondisinya, inilah
jenis diabetes yang paling parah.
Diabetes Tipe I ini biasanya ditemukan pada penderita yang mulai mengalami diabetes sejak
anak-anak atau remaja, sehingga pada zaman dulu para dokter menyebutnya sebagai diabetes
anak muda. Separuh dari penderita diabetes yang mengidapnya adalah usia dewasa, tetapi tidak
berbadan gemuk seperti umumnya penderita Diabetes Tipe II. Para periset menyebutnya sebagai
Diabetes Tipe 1,5, yang disebut sebagai LADA (latent autoimmune diabetes in adults), karena
sistem imun menyerang (reaksi autoimun) sel-sel beta pankreas secara perlahan-lahan sehingga
berhenti memproduksi insulin.
Penderita Diabetes Tipe I sangat rentan terhadap komplikasi jangka pendek yang berbahaya dari
penyakit ini, yakni dua komplikasi yang erat berhubungan dengan perubahan kadar gula darah,
yaitu terlalu banayak gula darah (hiperglikemia) atau kekurangan gula darah (hipoglikemia).
Risiko lain penderita diabetes tipe I ini adalah keracunan senyawa keton yang berbahaya dari
hasil samping metabolisme tubuh yang menumpuk (ketoasidosis), dengan risiko mengalami
koma diabetik.
• Diabetes Tipe II, tidak tergantung pada insulin
Diabetes Tipe II terjadi jika insulin hasil produksi pankreas tidak cukup atau sel lemak dan otot
tubuh menjadi kebal terhadap insulin, sehingga terjadilah gangguan pengiriman gula ke sel
tubuh. Diabetes Tipe II ini merupakan tipe diabetes yang paling sering umum dijumpai, juga
sering disebut diabetes yang dimulai pada masa dewasa, dikenal sebagai NIDDM (Non-insulin
dependent diabetes mellitus). Jenis diabetes ini mewakili sekitar 90% dari seluruh kasus diabetes,
karena umumnya 4 sampai 5 orang penderita Diabetes Tipe II ini memiliki kelebihan berat
badan, maka obesitas sering dijadikan sebagai indikator bagi penderita diabetes.
Diabetes Tipe II ini dapat menurun dari orangtua yang penderita diabetes. Tetapi risiko terkena
penyakit ini akan semakin tinggi jika memiliki kelebihan berat badan dan memiliki gaya hidup
yang membuat anda kurang bergerak. Jadi pada Diabetes Tipe II ini yang menjadi pencetus
utama adalah faktor obesitas (gemuk berlebih). Faktor penyebab lain adalah pola makan yang
salah, proses penuaan, dan stress yang mengakibatkan terjadinya resistensi insulin. Juga mungkin
terjadi karena salah gizi (malnutrisi) selama kehamilan, selama masa anak-anak, dan pada usia
dewasa.
• Diabetes Tipe III, baru ditemukan
Para ahli di US percaya bahwa mereka telah menemukan tipe baru diabetes setelah menemukan
bahwa insulin juga diproduksi di otak dan dapat meningkatkan risiko terhadap penyakit
Alzheimer’s. Penelitian yang dilakukan oleh Suzanne de la Monde bersama rekannya yang
seorang professor di bidang patologi di Brown Medical Schoolini menemukan hubungan antara
penyakit diabetes dan Alzheimer. Suzanne mengemukakan bahwa insulin yang diproduksi dalam
otak, dibutuhkan tubuh untuk kelangsunagan hidup sel-sel otak. Bila jumlahnya kurang, maka
sel-sel otak pun akan mengalami degenerasi dan akhirnya memicu timbulnya penyakit
Alzheimer. Hasil penelitian ini diperkuat lagi dengan dilakukannya penelitian pada jaringan otak
dari mayat yang sebelumnya telah di diagnosa menderita penyakit Alzheimer. Hasilnya jumlah
insulin dan IGF I berkurang di daerah cortex, hippocampus, dan hipotalamus.MENDERITA DIABETES, BUKANLAH AKHIR DARI SEGALANYA
Bagi kita yang mempunyai “bakat” diabetes, tak perlu berkecil hati. Kemungkinan untuk
menderita penyakit ini memang lebih besar pada seseorang yang memiliki “bakat” diabetes.
Namun bila mau menjaga pola makan, aktif berolahraga dan menjaga berat badan, penyakit ini
dapat dihindari.
Contoh nyata dapat kita lihat pada suku Toraja dan Sunda. Prevalensi diabetes penduduk
Tasikmalaya hanya 1,1%, padahal mutasi DNA mitokondria suku Sunda ini relatif tinggi (47%).
Demikian juga penduduk Toraja. Mutasi DNA mitokondrianya 33% namun prevalensi
diabetesnya termasuk rendah yaitu hanya 0,8%. Mengapa demikian? Penyebabnya masyarakat
suku Toraja dan Sunda suka mengkonsumsi sayur dan ikan. Kita semua tahu, makanan jenis ini
sangat baik untuk dikonsumsi. Serat larut yang terkandung dalam sayur- sayuran dapat
mengurangi kebutuhan tubuh akan insulin karena serat larut dapat memperlambat penyerapan
karbohidrat dan mencegah kenaikan gula darah secara tiba-tiba. Sedangkan ikan dapat
menurunkan kadar kolesterol darah dan kadar trigliserida darah yang disebabkan kadar gula
darah yang tinggi. Selain itu suku Sunda umumnya memilih minuman tanpa gula. Diabetes
Prevention Program, sebuah studi yang dilakukan di Amerika telah membuktikan bahwa
perubahan gaya hidup serta pola makanan sangat efektif menurunkan risiko diabetes
dibandingkan obat.
PENCEGAHAN
Melihat bahwa gangguan keseimbangan kadar gula darah dapat dipengaruhi oleh konsumsi
makanan yang berlebihan (pola makan yang salah) dan kegiatan yang penuh tekanan (gaya hidup
stress), maka diabetes sebenarnya dapat dicegah dengan cara-cara berikut:
1. Bila kegemukan, turunkan berat badan
2. Lakukan latihan aerobik (berenang, bersepeda, jogging, jalan cepat) paling tidak tiga kali
seminggu, setiap kali 15-60 menit sampai berkeringat dan terengah-engah tanpa membuat napas
menjadi sesak.
3. Konsumsi gula sedikit mungkin atau seperlunya, karena bukan merupakan bagian penting dari
menu yang sehat. Kebutuhan zat gula darah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh dapat dipenuhi
dari karbodihrat yang berasal dari beras, sereal, roti, kentang, atau bakmi dalam menu sehari-
hari.
4. Setelah berumur 40, periksa kadar gula urine kita setiap tahun, terutama bila anda mempunyai
riwayat keluarga penderita diabetes.
Bagi anda yang sudah memiliki “bakat” diabetes, jangan khawatir, marilh kita pelajari cara
mengobatinya.
BAGAIMANAKAH CARA MENGATASINYA??
Kondisi diabetes tergantung pada individu masing-masing, terutama dari segi kepatuhan dan
kedisiplinan untuk melakukan diet dan olahraga secara benar. Selain itu, dosis suatu obat yang
diberikan dokter pun harus sesuai dengan kondisi penderita. Bila pada suatu taraf obat tersebut
sudah tidak mampu lagi menurunkan kadar gula sang penderita, maka harus diganti dengan obat
lain atau insulin.
• Patuhi Nasehat Dokter
a. Disiplin minum obat
Minumlah obat yang diresepkan dokter secara teratur sesuai dengan aturan pemakaiannya.
Jangan dicampur obat lain tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter anda.b. Jadilah dokter pendamping diri sendiri
Anda sebaiknya menjadi dokter pendamping diri anda sendiri, dan lebih bertanggung jawab atas
kesembuhan dari anda sendiri.
• Diet
a. Memilih karbohidrat yang aman
Memilih sumber karbohidrat yang aman bagi penderita diabetes adalah memilih makanan yang
mengandung senyawa karbohidrat kompleks, yang dapat melepaskan glukosa darah secara
bertahap, agar tidak terjadi lonjakan kadar gula darah dengan tiba-tiba setelah makan.
b. Pola diet diabetes
Diet yang tepat untuk mencegah agar tidak terkena diabetes adalah yang bertujuan untuk
menjaga agar berat badan tidak berlebihan.
♣ Pangkaslah kalorinya
♣ Kurangi lemak
♣ Makanlah karbohidrat kompleks
♣ Ucapkan selamat tinggal pada yang manis
♣ Ngemilah diantara waktu makan
♣ Lengkapi dengan serat
• Olahraga
♣ Berjalan kaki
♣ Bersepeda
♣ Berenang
• Kontrol gula darah
HIDUP BERSAMA DIABETES!
Walaupun diabetes tidak bisa disembuhkan, penderitanya dapat hidup secara normal dengan
mengubah gaya hidup, rajin kontrol gula darah, diet dan melakukan olah raga aerobik secara
teratur.
Ubah Gaya Hidup!
Gaya hidup sehat. Yang pertama harus disadari adalah konsepsi bahwa sakit sebenarnya adalah
gangguan metabolisme tubuh, yang terjadi akibat gaya hidup yang tidak sehat. Pada kasus
diabetes, kerusakan sel beta pankreas yang memproduksi insulin terjadi akibat gizi yang tidak
seimbang, perubahan hormonal, proses penuaan dan stress. Kelebihan berat badan dan kurang
gerak juga termasuk faktor yang mempertinggi risiko diabetes, karena mempengaruhi produksi
dan kerja hormonal. Dengan menyadari hal tersebut, kita selanjutnya dapat memahami konsep
“sehat” sebagai upaya tercapainya kembali keseimbangan metabolisme tubuh yang optimal, agar
kita dapat hidup normal kembali. Masalah kita sekarang adalah membuat konsep hidup sehat
tersebut menjadi gaya hidup kita yang baru.
Lakukan diet diabetes dengan penuh kesadaran dan disiplin tinggi untuk menjadi sehat.
Laksanakan program olahraga yang teratur tanpa perlu memaksakan diri. Lakukan saja dengan
santai sekuat kemampuan yang kita miliki.
Kontrol gula darah dan konsultasilah dengan dokter untuk mengetahui perkembangan usaha
yang kita lakukan.
Jadilah dokter pendamping untuk diri sendiri. Ikuti perkembangan baru mengenai pengobatan
diabetes, termasuk pengobatan alternatif yang mungkin berguna bagi kita.Ikutilah program klub diabetes yang bermanfaat bagi kita, untuk saling berbagi informasi dan
pengalaman.
Segera hubungi dokter atau langsung ke bagian gawat darurat bila terjadi hal-hal yang
membahayakan kesehatan kita.
Selain itu, satu faktor yang tidak kalah penting selain dari diri ssendiri adalah peran keluarga
dalam mendukung si penderita agar mereka tetap bisa menikmati hidup yang lebih baik dan
berkualitas.
Tue Aug 01, 2023 9:56 pm by wisatasemarang
» Portable STATA 18 Crack Full Version
Thu May 11, 2023 5:24 pm by wisatasemarang
» NVivo 12 Crack Full version
Mon Jan 30, 2023 11:16 am by wisatasemarang
» Tutorial Difference In difference (DID (Diff-in-Diff) With Eviews 13
Thu Nov 03, 2022 6:24 am by wisatasemarang
» Online Workshop Smart PLS Minggu, 01 Oktober 2022
Sat Sep 17, 2022 11:35 am by wisatasemarang
» kumpulan ebook tentang robot
Fri Jan 02, 2015 10:04 pm by kyuru
» MANTRA PELET
Wed May 16, 2012 3:31 am by orlandojack
» book love of spell
Sat Mar 24, 2012 8:08 pm by rifqi as
» attraction Formula
Sat Mar 24, 2012 7:09 pm by rifqi as