OPERASI
PENYELAMATAN KEWANITAAN WANITA
“Kaum wanita
bukan laki-laki dan tetap tidak akan menjadi laki-laki di dunia ini
selama-lamanya”, demikian seruan lantang Aminah as Said, seorang penulis
muslimah kepada kaum feminis.
Mengapa Aminah as
Said perlu bersuara lantang mengatakan kaum wanita bukan dan tidak akan menjadi
laki-laki? Bukankah sejak awal
penciptaanNya Allah memang menciptakan dua jenis wanita yang berbeda yakni
laki-laki dan perempuan.
Jawabannya
adalah ternyata karena begitu banyak hal yang mengancam dan merongrong kodrat
penciptaan tersebut. Diantaranya
kewanitaan seorang wanita. Peningkatan
dan kemajuan mutakhir dalam hal wasa’ilulhayat (sarana hidup) yang tidak
dibarengi dengan peneguhan keyakinan pada minhajul hayat (pandangan
hidup) al Islam telah menyebabkan timbulnya pembangkangan yang semakin nyata.
Manusia
telah berani menggugat al Khalik dalam banyak hal tanpa rasa malu sedikit
pun. Bahkan ia pun berani menggugat dan
berupaya mengubah fitrah penciptaanNya baik sebagai laki-laki maupun
perempuan. Pembangkangannya itu terlahir
baik dalam bentuk harfiah dan terang-terangan, misalnya dengan operasi ganti
kelamin maupun dalam bentuk dalam tersirat atau tesamar yakni berupa pergantian
atau pengubahan kedudukan dan peranan namun secara esensial kedua bentuk
pembangkangan itu sama saja.
Karena
itulah kita perlu mengajukan ide ‘Operasi Penyelamatan Kewanitaan Wanita’ di
dunia ini. Operasi ini dimaksudkan
menarik dan membawa wanita kembali kepada kondisi aman terhindar dari segala
ancaman dan mara bahaya seperti yang telah diberikan Allah dalam al Islam agama
keselamatan.
Operasi
ini harus dilancarkan oleh seluruh da’iyah mujahidah di muka bumi ini
dengan sekuat tenaga. Mereka harus
bergegas menyelamatkan kaumnya dari ancaman-ancaman yang akan menghancurkan
harkat kewanitaannya dari fitrah penciptaan dirinya.
Gerakan
penyelamatan ini sama sekali bukan gerakan feminisme yang menggaungkan ide
emansipasi dan pembebasan wanita.
Gerakan ini pun bukan untuk menonjolkan dan menajamkan garis-garis dan
ciri-ciri kewanitaan yang termasuk kategori ‘aurat’ agar disebut feminin. Sama sekali bukan! Sungguh suatu kesalahkaprahan jika hal
tersebut di atas dikaitkan dengan ide kewanitaan yang dimaksud oleh al Islam.
Gerakan
operasi penyelamatan wanita ini berupaya menyadarkan wanita untuk apa ia
diciptakan. Kemana ia akan melangkah dan
siapkah ia mempertanggungjawabkan segala aktifitas hidupnya di hadapan Allah
kelak.
Ya,
wanita harus diselamatkan agar tidak timbul bencana bagi dirinya, masyarakat dan
dunia secara keseluruhan. Selain itu
juga agar tidak malu bila kelak berhadapan dengan Allah dan terhindar dari
neraka yang panas menyala.
Hal-hal yang Mengancam Wanita dan Fitrah Kewanitaannya
Bab
tentang wanita adalah bahasan yang paling empuk dan sekaligus utama untuk
menyerang al Islam. Siapa yang berada di
balik ancaman dan serangan pada setiap ketentuan Islam? Mereka tidak lain adalah musuh-musuh Islam
yang telah dilansir oleh Allah sendiri dalam al Quran yakni dalam Qs. 2:120,
Qs. 2:109, Qs. 3:118, Qs. 2:217, Qs. 6:112, Qs. 4:76, Qs. 8:18 dan al Hadits.
Mereka
memburuk-burukkan Islam dari segala sudut dan dengan cara apa saja di antaranya
dengan melancarkan tasywiih (pendangkalan), tasyqiiq
(memburuk-burukkan agar pemeluk Islam menjadi syak/ragu), tadzwiib (pelarutan)
dan taghriib (pembaratan).
Arus-arus
ghozwul fikri tadi membawa dampak negatif yang luar biasa di kalangan
muslimin, tidak terkecuali kaum wanitanya.
Dampak negatif ghozwul fikri
1.
Kehilangan kaidah-kaidah hidup.
Sungguh ironis,
umat istimewa, terbaik (Qs. 3:110) yang dijuluki Rasulullah SAW sebagai ummatan
minduuninnas (umat yang khas atau istimewa) kini kehilangan arah dan kaidah
hidup. Padahal mereka istimewa dan
terbaik justru karena memiliki mansya (titik tolak), mustawa (standart)
dan hadaf (tujuan) yang jelas dan benar dalam kegiatan ruhiyyah,
sikap dan amal atau aktifitas hidup mereka.
Demikian pula
wanitanya, mereka kini tidak tahu kaidah hidup sebagai wanita karena ajaran
Islam tentang wanita banyak yang sudah dikaburkan, disembunyikan atau
disalahartikan, mereka tidak tahu kemana mereka sebenarnya melangkah, ke arah
kebahagiaan ataukah kehancuran.
2.
Lahirnya kondisi-kondisi jahiliyah
Serbuan
musuh-musuh Islam melahirkan kondisi-kondisi jahiliyah pada muslim dan muslimah
secara perorangan maupun pada masyarakat secara keseluruhan. Slogan hammauhum buthunuhum (orientasi
mereka: perut), qiblatuhum nisaa uhum (kiblat mereka: wanita) dan bidho
athuhum diinahum (komodiri mereka: agama).
3.
Hilangnya kepribadian.
“Janganlah
di antara kamu ada yang melarut dalam sesuatu yang jelek ikuti banyak orang
tapi mantapkan diri. Jika mereka jelek
jagan ikuti”. (al Hadits).
“Akan
datang suatu masa orang-orang yang memegang teguh Islam seperti memegang bara
api.” (al Hadits).
Kedua
hadits tersebut mengisyaratkan pada kita bahwa ada banyak muslim dan muslimah
yang menjadi buruk karena tak tahan memegang teguh Islam. Mereka menjadi melebur. Melarut ke kumpulan orang banyak dan kehilangan kepribadian muslim dan
muslimahnya.
Banyak
wanita Islam yang tidak lagi berkarakter sebagai muslimah. Bahkan ada yang turun dari derajat
kemanusiaannya menjadi seperti laron misalnya.
Laron walaupun tahu api akan mematikannya dan membuatnya jatih tetap
saja akan datang berkerumun di sekitar api atau lampu. Demikian wanita type laron: walaupun ia sudah
tahu bahaya yang dapat menghancurkannya, tetap saja menampakkan auratnya,
berdandan ala jahiliyah, berkhalwat dan melebur dengan begitu banyak laki-laki
yang bukan mahramnya.
Jurus-jurus Penyelamatan
“SOS
(save our soul)!”
Selamatkan jiwa kami. Teriakan
itulah kiranya yang pantas disuarakan wanita di seluruh dunia. Karena mereka diserang dan diserbu dari segala
penjuru.
Maka
Islamlah yang laik tampil sebagai pahlwan penyelamat. Sungguh hanya berpegang teguh pada Islam,
kitabullah (al Quran) dan sunnah Rasulullah SAW, akan selamat dan tidak sesat
seluruh manusia termasuk kaum wanita.
Islam menawarkan jurus-jurus
penyelamat wanita dan kewanitaannya:
Insya Allah kita
akan selamat dan mampu pula menyelamatkan wanita-wanita Islam lainnya.
PENYELAMATAN KEWANITAAN WANITA
“Kaum wanita
bukan laki-laki dan tetap tidak akan menjadi laki-laki di dunia ini
selama-lamanya”, demikian seruan lantang Aminah as Said, seorang penulis
muslimah kepada kaum feminis.
Mengapa Aminah as
Said perlu bersuara lantang mengatakan kaum wanita bukan dan tidak akan menjadi
laki-laki? Bukankah sejak awal
penciptaanNya Allah memang menciptakan dua jenis wanita yang berbeda yakni
laki-laki dan perempuan.
Jawabannya
adalah ternyata karena begitu banyak hal yang mengancam dan merongrong kodrat
penciptaan tersebut. Diantaranya
kewanitaan seorang wanita. Peningkatan
dan kemajuan mutakhir dalam hal wasa’ilulhayat (sarana hidup) yang tidak
dibarengi dengan peneguhan keyakinan pada minhajul hayat (pandangan
hidup) al Islam telah menyebabkan timbulnya pembangkangan yang semakin nyata.
Manusia
telah berani menggugat al Khalik dalam banyak hal tanpa rasa malu sedikit
pun. Bahkan ia pun berani menggugat dan
berupaya mengubah fitrah penciptaanNya baik sebagai laki-laki maupun
perempuan. Pembangkangannya itu terlahir
baik dalam bentuk harfiah dan terang-terangan, misalnya dengan operasi ganti
kelamin maupun dalam bentuk dalam tersirat atau tesamar yakni berupa pergantian
atau pengubahan kedudukan dan peranan namun secara esensial kedua bentuk
pembangkangan itu sama saja.
Karena
itulah kita perlu mengajukan ide ‘Operasi Penyelamatan Kewanitaan Wanita’ di
dunia ini. Operasi ini dimaksudkan
menarik dan membawa wanita kembali kepada kondisi aman terhindar dari segala
ancaman dan mara bahaya seperti yang telah diberikan Allah dalam al Islam agama
keselamatan.
Operasi
ini harus dilancarkan oleh seluruh da’iyah mujahidah di muka bumi ini
dengan sekuat tenaga. Mereka harus
bergegas menyelamatkan kaumnya dari ancaman-ancaman yang akan menghancurkan
harkat kewanitaannya dari fitrah penciptaan dirinya.
Gerakan
penyelamatan ini sama sekali bukan gerakan feminisme yang menggaungkan ide
emansipasi dan pembebasan wanita.
Gerakan ini pun bukan untuk menonjolkan dan menajamkan garis-garis dan
ciri-ciri kewanitaan yang termasuk kategori ‘aurat’ agar disebut feminin. Sama sekali bukan! Sungguh suatu kesalahkaprahan jika hal
tersebut di atas dikaitkan dengan ide kewanitaan yang dimaksud oleh al Islam.
Gerakan
operasi penyelamatan wanita ini berupaya menyadarkan wanita untuk apa ia
diciptakan. Kemana ia akan melangkah dan
siapkah ia mempertanggungjawabkan segala aktifitas hidupnya di hadapan Allah
kelak.
Ya,
wanita harus diselamatkan agar tidak timbul bencana bagi dirinya, masyarakat dan
dunia secara keseluruhan. Selain itu
juga agar tidak malu bila kelak berhadapan dengan Allah dan terhindar dari
neraka yang panas menyala.
Hal-hal yang Mengancam Wanita dan Fitrah Kewanitaannya
Bab
tentang wanita adalah bahasan yang paling empuk dan sekaligus utama untuk
menyerang al Islam. Siapa yang berada di
balik ancaman dan serangan pada setiap ketentuan Islam? Mereka tidak lain adalah musuh-musuh Islam
yang telah dilansir oleh Allah sendiri dalam al Quran yakni dalam Qs. 2:120,
Qs. 2:109, Qs. 3:118, Qs. 2:217, Qs. 6:112, Qs. 4:76, Qs. 8:18 dan al Hadits.
Mereka
memburuk-burukkan Islam dari segala sudut dan dengan cara apa saja di antaranya
dengan melancarkan tasywiih (pendangkalan), tasyqiiq
(memburuk-burukkan agar pemeluk Islam menjadi syak/ragu), tadzwiib (pelarutan)
dan taghriib (pembaratan).
Arus-arus
ghozwul fikri tadi membawa dampak negatif yang luar biasa di kalangan
muslimin, tidak terkecuali kaum wanitanya.
Dampak negatif ghozwul fikri
1.
Kehilangan kaidah-kaidah hidup.
Sungguh ironis,
umat istimewa, terbaik (Qs. 3:110) yang dijuluki Rasulullah SAW sebagai ummatan
minduuninnas (umat yang khas atau istimewa) kini kehilangan arah dan kaidah
hidup. Padahal mereka istimewa dan
terbaik justru karena memiliki mansya (titik tolak), mustawa (standart)
dan hadaf (tujuan) yang jelas dan benar dalam kegiatan ruhiyyah,
sikap dan amal atau aktifitas hidup mereka.
Demikian pula
wanitanya, mereka kini tidak tahu kaidah hidup sebagai wanita karena ajaran
Islam tentang wanita banyak yang sudah dikaburkan, disembunyikan atau
disalahartikan, mereka tidak tahu kemana mereka sebenarnya melangkah, ke arah
kebahagiaan ataukah kehancuran.
2.
Lahirnya kondisi-kondisi jahiliyah
Serbuan
musuh-musuh Islam melahirkan kondisi-kondisi jahiliyah pada muslim dan muslimah
secara perorangan maupun pada masyarakat secara keseluruhan. Slogan hammauhum buthunuhum (orientasi
mereka: perut), qiblatuhum nisaa uhum (kiblat mereka: wanita) dan bidho
athuhum diinahum (komodiri mereka: agama).
3.
Hilangnya kepribadian.
“Janganlah
di antara kamu ada yang melarut dalam sesuatu yang jelek ikuti banyak orang
tapi mantapkan diri. Jika mereka jelek
jagan ikuti”. (al Hadits).
“Akan
datang suatu masa orang-orang yang memegang teguh Islam seperti memegang bara
api.” (al Hadits).
Kedua
hadits tersebut mengisyaratkan pada kita bahwa ada banyak muslim dan muslimah
yang menjadi buruk karena tak tahan memegang teguh Islam. Mereka menjadi melebur. Melarut ke kumpulan orang banyak dan kehilangan kepribadian muslim dan
muslimahnya.
Banyak
wanita Islam yang tidak lagi berkarakter sebagai muslimah. Bahkan ada yang turun dari derajat
kemanusiaannya menjadi seperti laron misalnya.
Laron walaupun tahu api akan mematikannya dan membuatnya jatih tetap
saja akan datang berkerumun di sekitar api atau lampu. Demikian wanita type laron: walaupun ia sudah
tahu bahaya yang dapat menghancurkannya, tetap saja menampakkan auratnya,
berdandan ala jahiliyah, berkhalwat dan melebur dengan begitu banyak laki-laki
yang bukan mahramnya.
Jurus-jurus Penyelamatan
“SOS
(save our soul)!”
Selamatkan jiwa kami. Teriakan
itulah kiranya yang pantas disuarakan wanita di seluruh dunia. Karena mereka diserang dan diserbu dari segala
penjuru.
Maka
Islamlah yang laik tampil sebagai pahlwan penyelamat. Sungguh hanya berpegang teguh pada Islam,
kitabullah (al Quran) dan sunnah Rasulullah SAW, akan selamat dan tidak sesat
seluruh manusia termasuk kaum wanita.
Islam menawarkan jurus-jurus
penyelamat wanita dan kewanitaannya:
- Tetaplah berada di garis fitrah dan jangan beranjak
darinya (Qs. 30:30). - Membekali diri dengan memperkaya batin, menajamkan
akal dan memperbanyak amal, serta tidak melanggar syariat Islam, sehingga
tahu kemana harus melangkah dan tidak terbujuk rayuan-rayuan yang
menyesatkan. Wanita dapat menjadi
pribadi muslimah utuh, pandai dan bermutu tanpa harus melanggar syariat. - Menyiapkan dan mengikhlaskan sebagai ibu generasi.
Insya Allah kita
akan selamat dan mampu pula menyelamatkan wanita-wanita Islam lainnya.
Tue Aug 01, 2023 9:56 pm by wisatasemarang
» Portable STATA 18 Crack Full Version
Thu May 11, 2023 5:24 pm by wisatasemarang
» NVivo 12 Crack Full version
Mon Jan 30, 2023 11:16 am by wisatasemarang
» Tutorial Difference In difference (DID (Diff-in-Diff) With Eviews 13
Thu Nov 03, 2022 6:24 am by wisatasemarang
» Online Workshop Smart PLS Minggu, 01 Oktober 2022
Sat Sep 17, 2022 11:35 am by wisatasemarang
» kumpulan ebook tentang robot
Fri Jan 02, 2015 10:04 pm by kyuru
» MANTRA PELET
Wed May 16, 2012 3:31 am by orlandojack
» book love of spell
Sat Mar 24, 2012 8:08 pm by rifqi as
» attraction Formula
Sat Mar 24, 2012 7:09 pm by rifqi as