Wanita, Kunci
Kemakmuran Bangsa
Oleh:
...
Artinya:
Hai Nabi, apabila datang kepadamu wanita-wanita yang beriman untuk mengadakan
janji setia, bahwa mereka tiada akan menyekutukan Allah, tidak akan mencuri,
tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta
yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka dan tidak akan mendurhakaimu
dalam urusan yang baik, maka terimalah janji setia mereka dan mohonkanlah
ampunan kepada Allah untuk mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. (QS. Al-Mumtahanah: 12)
Ayat ini turun setelah adanya angkatan pertama
dari rombongan hijrah yang berba’iat kepada Nabi SAW. Dalam kitab Nisa’
Haula Rasul disebutkan bahwa di
antara wanita muhajirah itu tersebut sebuah nama Asy-Syifa’ binti ‘Abdullah bin
‘Abdu Syams bin Khalaf bin Saddad bin ‘Abdullah bin Qarth bin Razzah bin ‘Adi
bin Ka’ab dari suku Qurasiy Al-Adawiyyah. As-Syifa’ merupakan sedikit di
antara wanita Mekkah yang pandai membaca dan menulis pra-Islam. Setelah masuk
Islam, dialah yang mengajari para wanita muslimah dengan tujuan agar mendapat
pahala dari Allah. Sejak itulah ia dikenal sebagai “guru wanita pertama dalam
Islam”. Sosok Asy-Syifa’ merupakan satu bukti bahwa Islam adalah sebuah agama
yang begitu tinggi menjunjung harkat martabat wanita. Tidak ada diskriminasi
bagi umat Islam untuk menuntut ilmu dan mengembangkan dirinya. “mencari
ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim, baik laki-laki maupun wanita,”
begitu sabda Rasul 16 abad lampau.
Asy-Syifa’ adalah wanita yang memiliki
pengetahuan tinggi, atas kepandaian dan kepintarannya itu ia mendapat perhatian
secara khusus dari Rasulullah. Beliau memberinya sebuah rumah khusus di Madinah
yang berdekatan dengan para penderita gatal. Hal ini disebabkan selain memiliki
pengetahuan tinggi, Asy-Syifa juga terkenal sebagai ahli ruqyah syar’iyah
dan pengobatan. Rasulullah biasa mengunjunginya dan tidur siang di rumahnya.
Asy-syifa’ pun begitu mencintai dan menghormati Rasulullah sebagaimana kaum
mukminin dan mukminat lainnya. Sehingga tidak jarang, ia banyak belajar dari
hadits-hadist Rasul untuk memahami masalah-masalah agama dan keduniaan.
Asy-Syifa’ pun menjadi da’i wanita di masanya.
Banyak orang yang meriwayatkan hadits dari As-Syifa’. Bahkan sahabat sekaliber
‘Umar bin Khattab biasa meminta pendapatnya tentang berbagai masalah. Terkadang,
‘Umar menunjuknya untuk menangani pengaturan pasar. Begitu juga sebaliknya,
Asy-Syifa’ sangat menghormati ‘Umar. Ia memandang ‘Umar sebagai seorang muslim
yang jujur dan teladan baik yang dalam keshalihan, ketakwaan dan keadilan.
Asy-Syifa’ pernah melihat beberapa orang pemuda berjalan dan berbicara
pelan-pelan (agar disebut orang yang khusyu’), kemudian ia bertanya: “Siapakah
mereka? Orang-orang menjawab: “Mereka adalah ahli ibadah.” Asy’Syifa’ berkata:
“Demi Allah, ‘Umar jika berbicara dapat didengar, bila berjalan langkahnya
cepat, dan jika memukul pukulannya menyakitkan.”
Sepeninggal Rasulullah, Asy’Syifa’ tetap
memperhatikan keadaan kaum muslim dan memuliakan mereka dengan pengetahuan
sampai ia wafat tahun 20 H. Begitulah, wanita-wanita Islam pada zaman
Rasulullah hidup mulia, tak ada pelecehan terhadap diri muslimah. Karena Islam
telah membawa mereka menjadi sosok-sosok wanita yang berilmu pengetahuan dan
memiliki harga diri yang tinggi. Lalu bagaimana dengan wanita saat ini?
Seringkali terdengar di telinga kita berbagai pelecehan yang ditujukan pada
para wanita. Dalam negeri wanita Indonesia dipandang sebelah mata.
Sering kita dengar, wanita selalu menjadi korban
dalam setiap perubahan ekonomi. Krisis moneter telah membawa wanita dalam
perjuangan untuk terus menghidupi keluarga. Pekerjaan apapun dilakukannya,
semisal pembantu rumah tangga, mengadu
nasib di negeri lain sebagai Tenaga Kerja Wanita, hingga menjadi “pekerja”
seks sosial. Menjadi pilihan sebagaian wanita itu dikarenakan pendidikan
dan ketrampilan yang rendah.
Kemiskinan dan kebodohan di negeri ini juga
telah menimbulkan dampak perdagangan wanita dan anak atau dikenal sebagai trafficking
Berdasarkan data, Indonesia telah mendapat stempel dunia internasional
sebagai salah satu negara terburuk dalam menangani trafficking.
Ibarat fenomena gunung es, diyakini kasus trafficking
yang tidak terungkap di Indonesia jumlahnya jauh lebih besar. Berikut
adalah beberapa data yang terpantau. (a) Jumlah wanita dan anak yang diperdagangkan
diperkirakan mencapai 700 ribu/1 juta orang per tahun (Global Watch Against
Child Labour, 2002). (b) Pada 1999 terdapat 1.712 kasus perdagangan wanita
di delapan kota, yaitu Medan, Padang, Jakarta, Bandung, Surabaya, Denpasar,
Makassar dan Manado. Diperkirakan ada 40.000 – 150.000 pelacur anak, atau
sekitar 30 persen dari jumlah pelacur secara keseluruhan (Unicef Indonesia).
(c) Sebagian besar pembantu rumah tangga berusia di bawah 15 tahun, dan
diperkirakan berjumlah 1,5 juta anak-anak adalah pembantu rumah tangga. Pada
1998 jumlah itu semakin bertambah sebagai dampak krisis ekonomi. ILO memperkirakan
jumlahnya sekitar lima juta anak-anak PRT.
Begitulah, pendidikan rendah, kebodohan, dan
kemiskinan sudah menjadi sebuah lingkaran setan yang menyebabkan berbagai permasalahan
sosial di negeri ini. Kita pun sebenarnya sudah menyadari bersama bahwa
pendidikan terbukti merupakan cara strategis dan terbaik untuk mengentaskan kemiskinan
dan menjadikan masyarakat meraih kemajuan yang pesat. Hal itu pula sebenarnya
yang semangat yang dikobarkan oleh Asy-Syifa’ yang merupakan guru wanita pertama
dalam Islam, hingga RA. Kartini. Perjuangan untuk mengeluarkan wanita muslim
dari kegelapan bayang-bayang kebodohan dan kemiskinan karena tidak mampu
menikmati pendidikan dan berinteraksi dengan dunia luar. Habis gelap terbitlah
terang.
Lalu kenapa wanita? Jawabnya sangatlah
sederhana, karena wanita secara otomatis akan menjadi seorang ibu. Pendidik pertama
dan utama dari generasi yang lahir di setiap negeri. Kita tidak dapat membayangkan
manakala sang pendidik itu kebingungan untuk mendidik karena ia sendiri
tidak terdidik. Oleh karenanya, tidaklah berlebihan bilamana ada anggapan bahwa
wanita yang berpengetahuan dan berpendidikan merupakan kunci kebangkitan
bangsa dari segala keterpurukan.Wallahu ‘alam.
Kemakmuran Bangsa
Oleh:
...
Artinya:
Hai Nabi, apabila datang kepadamu wanita-wanita yang beriman untuk mengadakan
janji setia, bahwa mereka tiada akan menyekutukan Allah, tidak akan mencuri,
tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta
yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka dan tidak akan mendurhakaimu
dalam urusan yang baik, maka terimalah janji setia mereka dan mohonkanlah
ampunan kepada Allah untuk mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. (QS. Al-Mumtahanah: 12)
Ayat ini turun setelah adanya angkatan pertama
dari rombongan hijrah yang berba’iat kepada Nabi SAW. Dalam kitab Nisa’
Haula Rasul disebutkan bahwa di
antara wanita muhajirah itu tersebut sebuah nama Asy-Syifa’ binti ‘Abdullah bin
‘Abdu Syams bin Khalaf bin Saddad bin ‘Abdullah bin Qarth bin Razzah bin ‘Adi
bin Ka’ab dari suku Qurasiy Al-Adawiyyah. As-Syifa’ merupakan sedikit di
antara wanita Mekkah yang pandai membaca dan menulis pra-Islam. Setelah masuk
Islam, dialah yang mengajari para wanita muslimah dengan tujuan agar mendapat
pahala dari Allah. Sejak itulah ia dikenal sebagai “guru wanita pertama dalam
Islam”. Sosok Asy-Syifa’ merupakan satu bukti bahwa Islam adalah sebuah agama
yang begitu tinggi menjunjung harkat martabat wanita. Tidak ada diskriminasi
bagi umat Islam untuk menuntut ilmu dan mengembangkan dirinya. “mencari
ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim, baik laki-laki maupun wanita,”
begitu sabda Rasul 16 abad lampau.
Asy-Syifa’ adalah wanita yang memiliki
pengetahuan tinggi, atas kepandaian dan kepintarannya itu ia mendapat perhatian
secara khusus dari Rasulullah. Beliau memberinya sebuah rumah khusus di Madinah
yang berdekatan dengan para penderita gatal. Hal ini disebabkan selain memiliki
pengetahuan tinggi, Asy-Syifa juga terkenal sebagai ahli ruqyah syar’iyah
dan pengobatan. Rasulullah biasa mengunjunginya dan tidur siang di rumahnya.
Asy-syifa’ pun begitu mencintai dan menghormati Rasulullah sebagaimana kaum
mukminin dan mukminat lainnya. Sehingga tidak jarang, ia banyak belajar dari
hadits-hadist Rasul untuk memahami masalah-masalah agama dan keduniaan.
Asy-Syifa’ pun menjadi da’i wanita di masanya.
Banyak orang yang meriwayatkan hadits dari As-Syifa’. Bahkan sahabat sekaliber
‘Umar bin Khattab biasa meminta pendapatnya tentang berbagai masalah. Terkadang,
‘Umar menunjuknya untuk menangani pengaturan pasar. Begitu juga sebaliknya,
Asy-Syifa’ sangat menghormati ‘Umar. Ia memandang ‘Umar sebagai seorang muslim
yang jujur dan teladan baik yang dalam keshalihan, ketakwaan dan keadilan.
Asy-Syifa’ pernah melihat beberapa orang pemuda berjalan dan berbicara
pelan-pelan (agar disebut orang yang khusyu’), kemudian ia bertanya: “Siapakah
mereka? Orang-orang menjawab: “Mereka adalah ahli ibadah.” Asy’Syifa’ berkata:
“Demi Allah, ‘Umar jika berbicara dapat didengar, bila berjalan langkahnya
cepat, dan jika memukul pukulannya menyakitkan.”
Sepeninggal Rasulullah, Asy’Syifa’ tetap
memperhatikan keadaan kaum muslim dan memuliakan mereka dengan pengetahuan
sampai ia wafat tahun 20 H. Begitulah, wanita-wanita Islam pada zaman
Rasulullah hidup mulia, tak ada pelecehan terhadap diri muslimah. Karena Islam
telah membawa mereka menjadi sosok-sosok wanita yang berilmu pengetahuan dan
memiliki harga diri yang tinggi. Lalu bagaimana dengan wanita saat ini?
Seringkali terdengar di telinga kita berbagai pelecehan yang ditujukan pada
para wanita. Dalam negeri wanita Indonesia dipandang sebelah mata.
Sering kita dengar, wanita selalu menjadi korban
dalam setiap perubahan ekonomi. Krisis moneter telah membawa wanita dalam
perjuangan untuk terus menghidupi keluarga. Pekerjaan apapun dilakukannya,
semisal pembantu rumah tangga, mengadu
nasib di negeri lain sebagai Tenaga Kerja Wanita, hingga menjadi “pekerja”
seks sosial. Menjadi pilihan sebagaian wanita itu dikarenakan pendidikan
dan ketrampilan yang rendah.
Kemiskinan dan kebodohan di negeri ini juga
telah menimbulkan dampak perdagangan wanita dan anak atau dikenal sebagai trafficking
Berdasarkan data, Indonesia telah mendapat stempel dunia internasional
sebagai salah satu negara terburuk dalam menangani trafficking.
Ibarat fenomena gunung es, diyakini kasus trafficking
yang tidak terungkap di Indonesia jumlahnya jauh lebih besar. Berikut
adalah beberapa data yang terpantau. (a) Jumlah wanita dan anak yang diperdagangkan
diperkirakan mencapai 700 ribu/1 juta orang per tahun (Global Watch Against
Child Labour, 2002). (b) Pada 1999 terdapat 1.712 kasus perdagangan wanita
di delapan kota, yaitu Medan, Padang, Jakarta, Bandung, Surabaya, Denpasar,
Makassar dan Manado. Diperkirakan ada 40.000 – 150.000 pelacur anak, atau
sekitar 30 persen dari jumlah pelacur secara keseluruhan (Unicef Indonesia).
(c) Sebagian besar pembantu rumah tangga berusia di bawah 15 tahun, dan
diperkirakan berjumlah 1,5 juta anak-anak adalah pembantu rumah tangga. Pada
1998 jumlah itu semakin bertambah sebagai dampak krisis ekonomi. ILO memperkirakan
jumlahnya sekitar lima juta anak-anak PRT.
Begitulah, pendidikan rendah, kebodohan, dan
kemiskinan sudah menjadi sebuah lingkaran setan yang menyebabkan berbagai permasalahan
sosial di negeri ini. Kita pun sebenarnya sudah menyadari bersama bahwa
pendidikan terbukti merupakan cara strategis dan terbaik untuk mengentaskan kemiskinan
dan menjadikan masyarakat meraih kemajuan yang pesat. Hal itu pula sebenarnya
yang semangat yang dikobarkan oleh Asy-Syifa’ yang merupakan guru wanita pertama
dalam Islam, hingga RA. Kartini. Perjuangan untuk mengeluarkan wanita muslim
dari kegelapan bayang-bayang kebodohan dan kemiskinan karena tidak mampu
menikmati pendidikan dan berinteraksi dengan dunia luar. Habis gelap terbitlah
terang.
Lalu kenapa wanita? Jawabnya sangatlah
sederhana, karena wanita secara otomatis akan menjadi seorang ibu. Pendidik pertama
dan utama dari generasi yang lahir di setiap negeri. Kita tidak dapat membayangkan
manakala sang pendidik itu kebingungan untuk mendidik karena ia sendiri
tidak terdidik. Oleh karenanya, tidaklah berlebihan bilamana ada anggapan bahwa
wanita yang berpengetahuan dan berpendidikan merupakan kunci kebangkitan
bangsa dari segala keterpurukan.Wallahu ‘alam.
Tue Aug 01, 2023 9:56 pm by wisatasemarang
» Portable STATA 18 Crack Full Version
Thu May 11, 2023 5:24 pm by wisatasemarang
» NVivo 12 Crack Full version
Mon Jan 30, 2023 11:16 am by wisatasemarang
» Tutorial Difference In difference (DID (Diff-in-Diff) With Eviews 13
Thu Nov 03, 2022 6:24 am by wisatasemarang
» Online Workshop Smart PLS Minggu, 01 Oktober 2022
Sat Sep 17, 2022 11:35 am by wisatasemarang
» kumpulan ebook tentang robot
Fri Jan 02, 2015 10:04 pm by kyuru
» MANTRA PELET
Wed May 16, 2012 3:31 am by orlandojack
» book love of spell
Sat Mar 24, 2012 8:08 pm by rifqi as
» attraction Formula
Sat Mar 24, 2012 7:09 pm by rifqi as