Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Join the forum, it's quick and easy

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

salah satu forum terbesar tempat kita bernostalgia

Login

Lupa password?

Our traffic

info rakyat

Sun Oct 31, 2010 9:05 pm by admin

---------------
PEMBERITAHUAN....

SF ZONA RELIGI SEKARANG KAMI PINDAH KE [You must be registered and logged in to see this link.] ANDA BISA BERPARTISIPASI DAN MENJADI MODERATOR SESUAI PERMINTAAN ANDA DENGAN REQUEST VIA SMS NO ADMIN 081945520865


Sekilas Info

Sun Jun 27, 2010 2:44 pm by admin

kabar gembira, forum lentera-rakyat mulai hari ini juga bisa diakses melalui [You must be registered and logged in to see this link.]


    tarbiyah dini

    kutubuku
    kutubuku
    Mega Ultimate Member


    Zodiac : Virgo Jumlah posting : 297
    Join date : 18.06.10
    Age : 36
    Lokasi : rahasia

    tarbiyah dini Empty tarbiyah dini

    Post by kutubuku Wed Jun 30, 2010 7:50 pm

    TARBIYAH DINI


    (TAUJIH MA)





    “Haaulaai qaumunat
    takhadzuu min duunihii aalihatan. Laula
    ya’tuuna alaihim bi sulthaanim bayyin.
    Faman azhlamu mimmaniftaraa alallahi kadziba. Shadaqallahul ‘adziim.”
    (Qs. Al Kahfi:15)





    Ikhwan dan Akhwat fillah…


    Alhamdulillah
    pagi ini kita dipertemukan lagi oleh Allah SWT dalam rangka meningkatkan upaya
    kita untuk bertaqarrub dan berta’abud kepada Allah. Mudah-mudahan pertemuan kita ini dihitung
    oleh Allah sebagai bagian dari taqarub dan ta’abud kita kepadaNya
    dan akan kita dapatkan pahalanya fi mizanin hasanah yaumul qiyamah.





    Ikhwan dan Akhwat fillah…


    Dakwah
    sekolah adalah sebuah gerakan dakwah yang menjadikan tarbiyah sebagai basis
    pembentukan SDM sejak dari (di) bangku sekolah.
    Seperti kita ketahui tarbiyah mencakup (melingkupi) tarbiyatul
    ummah/tarbiyatul ammah/dakwah ammah/
    dakwah jamahiriyah dan dakwah
    khashshah
    atau tarbiyah nukhbawiyah.


    Dilihat dari sudut pandang Islam,
    jelas Islam memberikan perhatian yang besar terhadap tarbiyah sejak dini. Bahkan sejak sangat dini yakni dimulai sejak
    sang suami dan istri menunaikan tugas fitrahnya. Proses mentarbiyah anak manusia bermula
    dengan doa-doa yang diucapkan di saat konsepsi awal. Itu sudah merupakan
    langkah-langkah tarbawi. Memohon
    perlindungan terutama terhadap hasil hubungan suami istri tersebut kepada Allah
    SWT.


    Berikutnya
    ketika sang istri hamil. Ia bersikap
    hati-hati menjaga makanan yang dikonsumsinya yakni yang bergizi, halal dan
    tidak mengandung syubhat agar si janin sehat secara lahiriah dan rohaniyah. Disiapkannya janin secara dini untuk menerima
    suplai darah dan nutrisi dari ibunya yang berasal dari yang halal dan
    baik. Terlihat betapa dininya proses
    tarbiyah islamiyah dimulai.


    Bermula
    dari hubungan suami istri yang diwarnai doa, penjagaan saat kehamilan sampai
    kemudian lahir dan diasuh oleh orang-orang yang baik. Bahkan sampai masalah radha’ah
    (penyusuan) pun sangat diperhatikan dalam Islam. Di masyarakat Arab dulu ada budaya mencari
    ibu susu bagi anak yang dilahirkan dan biasanya mereka mencarinya di
    keluarga-keluarga yang hanif dan bersih di kampung-kampung.


    Pernah
    dikisahkan tentang seorang ulama yang terkenal dengan imam haramain. Di saat ia masih bayi, ayah-ibunya sangat
    cermat dan hati-hati terhadap apa yang dikonsumsi oleh bayinya tersebut. Suatu saat ada orang yang tidak begitu
    dikenal oleh orang tuanya menyusuinya.
    Maka begitu orang tersebut pergi, mulut bayinya tersebut dikorek-korek
    dengan bulu ayam agar memuntahkan air susu yang syubhat itu. Dan subhanallah, wajarlah ia kemudian
    menjadi ulama besar berkat keapikan, ketelatenan, ketertiban orang tuanya. Itulah yang dinamakan tarbiyah sejak
    dini. Jadi bukanlah hal yang mengada-ada
    bila kita kini mencanangkan pendinian atau penyegeraan tarbiyah. Karena hal itu memiliki landasan syar’i, landasan
    sunnah dan landasan tradisi dalam kehidupan umat Islam.


    Dan
    bila kini kita mengatakan tarbiyah perlu dimulai sejak di bangku sekolah yakni
    SMP dan SMU, sebenarnya ditilik dari target as shalah dakwah masih
    jauh. Karena tarbiyah harusnya bermula sejak
    terjadinya hubungan suami-istri. Suatu
    ketika Insya Allah kita akan lebih menyegerakan lagi tarbiyah.


    Pendinian
    atau penyegeraan dakwah dan tarbiyah secara syar’i dan fitri adalah bagian dari
    upaya dakwah Islam untuk membentuk kader-kader dakwah. Dilihat dari proses tumbuh kembangnya
    manusia, semakin dini kita melakukan proses tarbiyah sudah tentu akan lebih
    efektif. Karena semakin dini semakin
    lebih sedikit kemungkinannya terkontaminasi oleh pengaruh-pengaruh jelek yang
    dapat merubah fitrahnya.


    Pengalaman
    kita dalam berdakwah memperlihatkan bukti bahwa mendakwahi orang yang sudah tua
    jauh lebih susah, karena tingkat terkontaminasi polusinya sudah lebih
    tinggi. Sebaliknya semakin dini semakin
    efektif karena obyek dakwahnya masih lebih dekat ke fitrahnya dan lebih sedikit
    pengaruh kotoran-kotoran sosial budayanya.
    Walaupun memang di zaman sekarang ini hal yang memprihatinkan adalah
    kotoran-kotoran sosial budaya dan pengaruh-pengaruh buruk itu tidak hanya ada di
    luar rumah melainkan juga di dalam rumah melalui televisi, VCD dan lain
    sebagainya.


    Akan
    tetapi yang jelas fakta yang tidak bisa dipungkiri semakin dini semakin dekat
    ke fitrah. Misalnya tingkat SD
    anak-anaknya masih jernih dekat ke fitrah.
    Dan di TQ semakin lebih jernih lagi.


    Ada
    lagi contoh kasus yang lain berkaitan dengan kedekatan pada fitrah yakni dakwah
    di kampus atau universitas. Dakwah kita
    umumnya lebih berhasil dan mendapat respon di fakultas-fakultas eksakta
    dibandingkan di bagian sosial budaya.
    Hal itu tak lain karena orang-orang eksak banyak bergulat dengan
    hukum-hukum alam yang notabene adalah hukum Allah. Itulah adalah rumusan-rumusan fitri atau ulum
    kauniyah
    yang masih fitrah.


    Dan
    rumusan Islam tidak bisa dikontaminasi atau diubah-ubah melainkan harus tetap
    utuh. Sebaliknya fakultas-fakultas
    seperti FISIP, Hukum, Sastra dan Psikologi, tingkat kontaminasinya tinggi
    karena berbenturan dengan falsafah Barat-Sekuler berikut teori-teori sosial
    budaya. Hal itu tidak terjadi di
    fakultas-fakultas eksakta. Akibatnya
    kader-kader kita di fakultas-fakultas sosial budaya itu masih kurang.


    Hal
    ini sebenarnya perlu dicarikan solusinya.
    Seyogyanya pertumbuhan kader dakwah harus berimbang antara yang ada di
    fakultas-fakultas ekasakta dan non eksakta.
    Kita membutuhkan pula kader-kader di bidang sosial budayanya. Karena kader di fakultas-fakultas sosial
    budaya jika berhasil dibina, dampaknya akan terasa sekali di tengah
    masyarakat. Mereka akan cenderung vokal
    dan aktif mengajak masyarakat. Beda
    dengan orang-orang eksakta atau tehnik, mereka cenderung diam dan secara umum
    bekerja di laboratorium-laboratorium pusat-pusat industri. Sementara orang politik satu saja sudah
    “rame” alias vokal.


    Pengalaman
    saya ketika awal-awal dakwah di lingkungan UI tahun 1980-an sungguh unik. Bila berhadapan dengan mahasiswa-mahasiswa
    sosial pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sangat kritis dan kadang
    aneh-aneh. Sedangkan pertanyaan yang
    diajukan mahasiswa eksakta lurus-lurus saja tidak ada yang aneh-aneh atau menyimpang.


    Itu
    sekedar salah satu contoh bahwa apa-apa yang lebih dekat ke fitrah akan lebih
    mudah untuk didakwahi termasuk dalam kaitannya dengan bidang studi yang tengah
    ditekuni. Bidang yang lebih dekat ke
    fitrah lebih mudah diajak atau didakwahi tinimbang bidang-bidang yang tingkat
    polutifnya sangat tinggi.


    Kembali
    kepada persoalan dakwah sekolah, insya Allah, dakwah sekolah akan lebih mudah
    disbanding dakwah kampus karena masih lebih dekat ke fitrahnya. Oleh karena itu langkah awal adalah
    bagaiimana caranya memunculkan karakter-karakter fitri dalam diri anak-anak
    tersebut misalnya muwashaffat atau karakter serba ingin tahu. Ini harus dimunculkan dulu. Rasulullah sering berkomunikasi dengan para
    sahabat dengan cara ini yang biasanya memang dijawab dengan kalimat, “Allah
    wa rasuluhu a’lam”
    oleh para sahabat.


    Bahkan
    dalam al Quran pun banyak ayat-ayat yang bersifat merangsang keingintahuan
    seseorang. Umpamanya ayat: “hal
    adullukum ala tijarotin tunjikum min ‘adzabin ‘aliim”
    (Qs. 61:10-11). “Kutunjukkan kalian kepada sebuah perdagangan
    atau bisnis tetapi yang justru dapat menghindarkan kalian dari siksaan yang
    pedih.” Jadi menggugah rasa ingin tahu
    kita.


    Nah,
    apalagi untuk anak-anak tingkat SMP dan SMU.
    Sebelum kita memberikan arahan-arahan hendaknya dimunculkan dulu
    akselerasi dalam penerimaan dan interaksi mereka sehingga karakter fitrahnya
    jadi terbangkitkan. Selain sifat ingin
    tahu, perlu pula dimunculkan sifat pembelaan diri (rabannajdah) dan rasa
    memiliki. Kita bisa melihat anak-anak
    kecil bila memegang sesuatu, langsung mendekapnya erat-erat takut diambil
    orang. Itu namanya fitrah mempertahankan
    hak milik.


    Nanti
    kita bisa masuk pada mereka dengan upaya menggugah bahwa iman adalah milik kamu
    yang paling berharga. Jadi harus ada
    rasa memiliki dan keinginan untuk mempertahankannya. Jadi karakter-karakter fitrah itu harus
    digali. Anak-anak harus memiliki jiwa
    survival yakni keinginan untuk hidup, selamat dan unggul. Jika karakter-karakter fitrah itu sudah
    berhasil dibangkitkan maka akan segera bertemu atau nyambung dengan Islam yang
    dienul fitrah.


    Kemudian
    perlu diteliti, dirinci dan diklasifikasi lagi bagaimana fitrahnya anak
    SMP. Karakter fitrah yang mana harus
    dimunculkan di usia SMP ini, kemudian juga di tingkat SMU.


    Jadi,
    proses awal upaya membangkitkan karakter fitrah harus menjadi ujung tombak
    pembinaan dakwah sekolah. Sebab tidak
    mungkin kita berdakwah di SMP langsung dengan qalallah wa qala rasul. Mereka sulit untuk tenang memperhatikan
    itu. Jika dikumpulin lalu ditaujih
    mereka langsung complain, “yah, khutbah lagi…”


    Kecuali
    bila kita telah lebih dulu mampu merangsang karakter-karakter fitrinya lalu
    pengemasan arahan atau materi secara menarik sesuai dengan tingkat istijabah
    atau daya serap mereka, maka insya Allah hasilnya akan bagus.


    Dalam
    upaya membangkitkan karakter fitri ini harus dilihat dulu tingkatan usia dan
    pemahamannya. Selain itu juga faktor
    psikologisnya. Untuk anak SMP dan SMU
    sesuai dengan jiwa mudanya, perlu variasi seperti acara-acara olahraga, rihlah,
    seni dan budaya dalam usaha mendakwahi, mentarbiyah atau membangkitkan karakter
    fitrah dari diri mereka.

      Waktu sekarang Fri May 10, 2024 2:10 am