Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Join the forum, it's quick and easy

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

salah satu forum terbesar tempat kita bernostalgia

Login

Lupa password?

Our traffic

info rakyat

Sun Oct 31, 2010 9:05 pm by admin

---------------
PEMBERITAHUAN....

SF ZONA RELIGI SEKARANG KAMI PINDAH KE [You must be registered and logged in to see this link.] ANDA BISA BERPARTISIPASI DAN MENJADI MODERATOR SESUAI PERMINTAAN ANDA DENGAN REQUEST VIA SMS NO ADMIN 081945520865


Sekilas Info

Sun Jun 27, 2010 2:44 pm by admin

kabar gembira, forum lentera-rakyat mulai hari ini juga bisa diakses melalui [You must be registered and logged in to see this link.]


    bila hati diliputi cahaya

    kutubuku
    kutubuku
    Mega Ultimate Member


    Zodiac : Virgo Jumlah posting : 297
    Join date : 18.06.10
    Age : 37
    Lokasi : rahasia

    bila hati diliputi cahaya Empty bila hati diliputi cahaya

    Post by kutubuku Wed Jun 30, 2010 5:05 pm

    Bila Hati
    Bercahaya

    Adakah diantara kita yang
    merasa mencapai sukses hidup karena telah berhasil meraih segalanya : harta,
    gelar, pangkat, jabatan, dan kedudukan yang telah menggenggam seluruh isi dunia
    ini? Marilah kita kaji ulang, seberapa besar sebenarnya nilai dari apa-apa yang
    telah kita raih selama ini.

    Di sebuah harian pernah diberitakan tentang penemuan baru berupa teropong yang
    diberi nama telescope Hubble. Dengan teropong ini berhasil ditemukan sebanyak lima milyar gugusan
    galaksi. Padahal yang telah kita ketahui selama ini adalah suatu gugusan
    bernama galaksi bimasakti, yang di dalamnya terdapat planet-planet yang membuat
    takjub siapa pun yang mencoba bersungguh-sungguh mempelajarinya. Matahari saja
    merupakan salah satu planet yang sangat kecil, yang berada dalam gugusan
    galaksi di dalam tata surya kita. Nah, apalagi planet bumi ini sendiri yang
    besarnya hanya satu noktah. Sungguh tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan lima milyar gugusan
    galaksi tersebut. Sungguh alangkah dahsyatnya.

    Sayangnya, seringkali orang yang merasa telah berhasil meraih segala apapun
    yang dirindukannya di bumi ini dan dengan demikian merasa telah sukses suka
    tergelincir hanya mempergauli dunianya saja. Akibatnya, keberadaannya membuat
    ia bangga dan pongah, tetapi ketiadaannya serta merta membuat lahir batinnya
    sengsara dan tersiksa. Manakala berhasil mencapai apa yang diinginkannya, ia
    merasa semua itu hasil usaha dan kerja kerasnya semata, sedangkan ketika gagal
    mendapatkannya, ia pun serta merta merasa diri sial. Bahkan tidak jarang
    kesialannya itu ditimpakan atau dicarikan kambing hitamnya pada orang lain.

    Orang semacam ini tentu telah lupa bahwa apapun yang diinginkannya dan
    diusahakan oleh manusia sangat tergantung pada izin Allah Azza wa Jalla.
    Mati-matian ia berjuang mengejar apa-apa yang dinginkannya, pasti tidak akan
    dapat dicapai tanpa izin-Nya. Laa haula walaa quwwata illaabillaah! Begitulah
    kalau orang hanya bergaul, dengan dunia yang ternyata tidak ada apa-apanya ini.

    Padahal, seharusnya kita bergaul hanya dengan Allah Azza wa Jalla, Zat yang
    Maha Menguasai jagat raya, sehingga hati kita tidak akan pernah galau oleh
    dunia yang kecil mungil ini. Laa khaufun alaihim walaa hum yahjanuun!
    Samasekali tidak ada kecemasan dalam menghadapi urusan apapun di dunia ini.
    Semua ini tidak lain karena hatinya selalu sibuk dengan Dia, Zat Pemilik Alam
    Semesta yang begitu hebat dan dahsyat.

    Sikap inilah sesungguhnya yang harus senantiasa kita latih dalam mempergauli
    kehidupan di dunia ini. Tubuh lekat dengan dunia, tetapi jangan biarkan hati
    turut lekat dengannya. Ada
    dan tiadanya segala perkara dunia ini di sisi kita jangan sekali-kali membuat
    hati goyah karena toh sama pahalanya di sisi Allah. Sekali hati ini lekat
    dengan dunia, maka adanya akan membuat bangga, sedangkan tiadanya akan membuat
    kita terluka. Ini berarti kita akan sengsara karenanya, karena ada dan tiada
    itu akan terus menerus terjadi.

    Betapa tidak! Tabiat dunia itu senantisa dipergilirkan. Datang, tertahan,
    diambil. Mudah, susah. Sehat, sakit. Dipuji, dicaci. Dihormati, direndahkan.
    Semuanya terjadi silih berganti. Nah, kalau hati kita hanya akrab dengan
    kejadian-kejadian seperti itu tanpa krab dengan Zat pemilik kejadiannya, maka
    letihlah hidup kita.

    Lain halnya kalau hati kita selalu bersama Allah. Perubahan apa saja dalam
    episode kehidupan dunia tidak akan ada satu pun yang merugikan kita. Artinya,
    memang kita harus terus menerus meningkatkan mutu pengenalan kita kepada Allah
    Azza wa Jalla.

    Di antara yang penting yang kita perhatikan sekiranya ingin dicintai Allah
    adalah bahwa kita harus zuhud terhadap dunia ini. Rasulullah SAW pernah
    bersabda, "Barangsiapa yang zuhud terhadap dunia, niscaya Allah
    mencintainya, dan barangsiapa yang zuhud terhadap apa yang ada di tangan
    manusia, niscaya manusia mencintainya."

    Zuhud terhadap dunia bukan berarti tidak mempunyai hal-hal yang bersifat
    duniawi, melainkan kita lebih yakin dengan apa yang ada di sisi Allah daripada
    apa yang ada di tangan kita. Bagi orang-orang yang zuhud terhadap dunia,
    sebanyak apapun yang dimiliki sama sekali tidak akan membuat hati merasa
    tentram karena ketentraman itu hanyalah apa-apa yang ada di sisi Allah.

    Rasulullah SAW bersabda, "Melakukan zuhud dalam kehidupan di dunia
    bukanlah dengan mengharamkan yang halal dan bukan pula memboroskan kekayaan.
    Zuhud terhadap kehidupan dunia itu ialah tidak menganggap apa yang ada pada
    dirimu lebih pasti daripada apa yang ada pada Allah." (HR. Ahmad,
    Mauqufan)

    Andaikata kita merasa lebih tentram dengan sejumlah tabungan di bank, maka
    berarti kita belum zuhud. Seberapa besar pun uang tabungan kita, seharusnya
    kita lebih merasa tentram dengan jaminan Allah. Ini dikarenakan apapun yang
    kita miliki belum tentu menjadi rizki kita kalau tidak ada izin Allah.

    Sekiranya kita memiliki orang tua atau sahabat yang memiliki kedudukan
    tertentu, hendaknya kita tidak sampai merasa tentram dengan jaminan mereka atau
    siapa pun. Karena, semua itu tidak akan datang kepada kita, kecuali dengan izin
    Allah.

    Orang yang zuhud terhadap dunia melihat apapun yang dimilikinya tidak menjadi
    jaminan. Ia lebih suka dengan jaminan Allah karena walaupun tidak tampak dan
    tidak tertulis, tetapi Dia Mahatahu akan segala kebutuhan kita.jangan ukur
    kemuliaan seseorang dengan adanya dunia di genggamannya. Sebaliknya jangan pula
    meremehkan seseorang karena ia tidak memiliki apa-apa. Kalau kita tidak
    menghormati seseorang karena ia tidak memiliki apa-apa. Kalau kita menghormati
    seseorang karena kedudukan dan kekayaannya, kalau meremehkan seseorang karena
    ia papa dan jelata, maka ini berarti kita sudah mulai cinta dunia. Akibatnya
    akan susah hati ini bercahaya disisi Allah.

    Mengapa demikian? Karena, hati kita akan dihinggapi sifat sombong dan takabur
    dengan selalu mudah membeda-bedakan teman atau seseorang yang datang kepada
    kita. Padahal siapa tahu Allah mendatangkan seseorang yang sederhana itu
    sebagai isyarat bahwa Dia akan menurunkan pertolongan-Nya kepada kita.

    Hendaknya dari sekarang mulai diubah sistem kalkulasi kita atas
    keuntungan-keuntungan. Ketika hendak membeli suatu barang dan kita tahu harga
    barang tersebut di supermarket lebih murah ketimbang membelinya pada seorang
    ibu tua yang berjualan dengan bakul sederhananya, sehingga kita mersa perlu
    untuk menawarnya dengan harga serendah mungkin, maka mulailah merasa beruntung
    jikalau kita menguntungkan ibu tua berimbang kita mendapatkan untung darinya.
    Artinya, pilihan membeli tentu akan lebih baik jatuh padanya dan dengan harga
    yang ditawarkannya daripada membelinya ke supermarket. Walhasil, keuntungan
    bagi kita justru ketika kita bisa memberikan sesuatu kepada orang lain.

    Lain halnya dengan keuntungan diuniawi. Keuntungan semacam ini baru terasa
    ketika mendapatkan sesuatu dari orang lain. Sedangkan arti keuntungan bagi kita
    adalah ketika bisa memberi lebih daripada yang diberikan oleh orang lain.
    Jelas, akan sangat lain nilai kepuasan batinnya juga.

    Bagi orang-orang yang cinta dunia, tampak sekali bahwa keuntungan bagi dirinya
    adalah ketika ia dihormati, disegani, dipuji, dan dimuliakan. Akan tetapi, bagi
    orang-orang yang sangat merindukan kedudukan di sisi Allah, justru kelezatan
    menikmati keuntungan itu ketika berhasil dengan ikhlas menghargai, memuliakan,
    dan menolong orang lain. Cukup ini saja! Perkara berterima kasih atau tidak,
    itu samasekali bukan urusan kita. Dapatnya kita menghargai, memuliakan, dan
    menolong orang lain pun sudah merupakan keberuntungan yang sangat luar biasa.

    Sungguh sangat lain bagi ahli dunia, yang segalanya serba kalkulasi, balas
    membalas, serta ada imbalan atau tidak ada imbalan. Karenanya, tidak usah heran
    kalau para ahli dunia itu akan banyak letih karena hari-harinya selalu penuh
    dengan tuntutan dan penghargaan, pujian, dan lain sebagainya, dari orang lain.
    Terkadang untuk mendapatkan semua itu ia merekayasa perkataan, penampilan, dan
    banyak hal demi untuk meraih penghargaan.

    Bagi ahli zuhud tidaklah demikian. Yang penting kita buat tatanan kehidupan ini
    seproporsional mungkin, dengan menghargai, memuliakan, dan membantu orang lain
    tanpa mengharapkan imbalan apapun. Inilah keuntungan-keuntungan bagi ahli-ahli
    zuhud. Lebih merasa aman dan menyukai apa-apa yang terbaik di sisi Allah
    daripada apa yang didapatkan dari selain Dia.

    Walhasil, siapapun yang merindukan hatinya bercahaya karena senantiasa
    dicahayai oleh nuur dari sisi Allah, hendaknya ia berjuang sekuat-kuatnya untuk
    mengubah diri, mengubah sikap hidup, menjadi orang yang tidak cinta dunia,
    sehingga jadilah ia ahli zuhud.

    "Adakalanya nuur Illahi itu turun kepadamu," tulis Syaikh Ibnu
    Athoillah dalam kitabnya, Al Hikam, "tetapi ternyata hatimu penuh dengan
    keduniaan, sehingga kembalilah nuur itu ke tempatnya semula. Oleh sebab itu,
    kosongkanlah hatimu dari segala sesuatu selain Allah, niscaya Allah akan
    memenuhinya dengan marifat dan rahasia-rahasia."

    Subhanallaah, sungguh akan merasakan hakikat kelezatan hidup di dunia ini, yang
    sangat luar biasa, siapapun yang hatinya telah dipenuhi dengan cahaya dari sisi
    Allah Azza wa Jalla. "Cahaya di atas cahaya. Allah membimbing (seorang
    hamba) kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki ..." (QS. An Nuur [24] :
    35).

      Waktu sekarang Mon Nov 25, 2024 1:11 pm