1
Senjata Setan Membidik Hati
Nafsu tersembunyi berupa keinginan untuk dipuji manusia selain
dipuji Allah, merupakan sifat yang terakhir kali keluar dari kalbu
manusia. Alkisah, ada seorang 'abid (ahli ibadah) yang sangat
istiqamah. Selama sepuluh tahun ia selalu shalat persis di belakang
imam, tanpa pernah tertinggal sekalipun juga Suatu hari, karena suatu
kepentingan yang tidak bisa ditunda ia ketinggalan berjama'ah Dalam
keadaan nafasnya tersengal-sengal, ia mengikuti shalat jama'ah di
barisan belakang. Mulanya tidak ada perasaan apa-apa, tapi tanpa
disadari muncul perasaan halus entah dari mana Tiba-tiba ia merasa
malu manakala dilihat atau ditanyakan orang lain tentang
keterlambatannya. Saat itu juga ia menangis sejadi-jadinya Bukan
menangisi keterlambatannya, tapi ia menangisi kenapa masih ada
perasaan malu kepada orang lain dalam dirinya. Ia mengambil kesimpulan
sendiri bahwa selama sepuluh tahun ia ia berjuang habis-habisan untuk
selalu menempati shaf terdepan karena malu kepada orang lain.
Keinginan untuk mendapatkan pujian dari orang lain, sebagaimana dalam
kisah di atas merupakan sesuatu yang sangat tersembunyi. Manusia
sangat pandai menyembunyikannya, bahkan saking halusnya terkadang
pelakunya sendiri tak bisa mendeteksinya sampai pada batas-batas
tertentu Seperti tokoh di atas,ia baru menyadarinya setelah sepuluh
tahun berjalan. Suatu masa yang sangat panjang. Dalam kaitan ini
Rasululah saw bersabda: "Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan
terhadap ummatku adalah sifat riya dan nafsu yang tersembunyi, yang
lebih tersamar dari rangka semut hitam, di batu padat, di malam yang
kelam" (HR Ibnu Majah dan Al-Hakim). Menurut al-Ghazali, karena begitu
tersamarnya sehingga para ulama sukar untuk meneliti seberapa besar
bahaya yang ditimbulkannya. Demikian juga para 'abid dan orang-orang
yang melazimkan dirinya dalam ketaqwaan. Inilah perangkap hawa nafsu
yang terakhir dan tercanggih. Setan tidak pernah berputus asa menggoda
dan menyesatkan manusia. Sekecil lubang jarumpun peluang yang ada akan
digunakannya semaksimal mungkin. Asal masih ada peluang masuk, setan
akan memaksimalkan tipu dayanya. Apalagi nafsu manusia selalu timbul
tak pernah berakhir. Satu lubang ditutup, terbukalah lubang lainnya.
Sampai pada lubang terakhir, yaitu perangkap manusia untuk mendapatkan
pujian dari manusia lainnya. Alangkah beratnya tantangan yang harus
dihadapi manusia agar terlepas dari gangguan hawa nafsunya. Kadang
manusia kelelahan jika terus menerus berjuang mengalahkan hawa
nafsunya. Pada saat kelelahan seperti ini, ia ingin beristirahat,
berhenti sejenak dari berperang menghadapi serangan bertubi-tubi yang
datangnya dari hawa nafsu. Saat itulah muncul bisikan tadi. Tumbuh
keinginan pada dirinya untuk memperlihatkan kebaikan diri dan
memamerkan ilmu dan amalnya. Kesempatan yang baik itu dimanfaatkan
benar oleh setan dan hawa nafsu. Keinginan seperti itu disambut dengan
sangat antusias. Ia kini ditempatkan sebagai orang yang terhormat dan
terpandang, dimuliakan dan dikagumi. Manakala orang tahu betapa
dirinya telah melakukan mujahadah sekian lama dengan meninggalkan
dunia dan segala kenikmatannya, maka bertambah banyaklah orang yang
datang. Kini, mereka bukan saja memberikan pujian, menyanjung, dan
menaikkan tinggi-tinggi namanya, tapi mereka juga mulai mengharapkan2
berkah darinya. Sebutan kyai khash, wali, dan berbagai predikat
kehormatan selalu disebut-sebut orang. Pada mulanya ia risih juga
dengan sebutan dan predikat itu, tapi tak kuasa juga ia menolaknya.
Berkali-kali ia menolaknya, tapi semakin keras ia menolak, semakin
keras pula desakan ummat untuk menggelarinya dengan sebutan-sebutan
tadi. Tak terasa waktu terus berjalan,sehingga pada suatu ketika ada
orang yang memanggilnya dengan sebutan biasa-biasa saja Pada saat
itulah ia tersinggung, walaupun ketersinggungan itu disimpan rapi di
dadanya. Dalam posisi seperti itu, berduyun duyun orang datang
mengunjunginya sekadar mengharapkan berkah dengan mencium tangannya
atau meminta do'a darinya. Petuahnya diikuti, kata-katanya
diperhatikan. Dari kejauhan saja, semua orang hormat dan menunduk
kepadanya. Ketika orang yang terhormat ini datang memenuhi suatu
majelis, ia selalu ditempatkan pada kursi terdepan dengan segala
fasilitasnya yang berbeda dengan lainnya. Ia diistimewakan dalam
pelayanan dan makanan. Siapa yang tidak tersanjung dengan perlakuan
ini?. Banyak orang yang shalih akhirnya terperosok dalam perangkap
ini. Mereka mengira bahwa dirinya masih tercatat sebagai golongan
orang-orang yang mendekatkan diri kepada Allah Rabbil 'Izzati. Padahal
ia telah menjauh dari-Nya. Ia kini tercatat dalam golongan orang-orang
munafiq, yang seluruh pahala ibadah dan segala amal baiknya menjadi
gugur karenanya. Nafsu yang tersembunyi itu sesungguhnya telah menjadi
gangguan terakhir pada semua orang yang telah bersungguh-sungguh
beribadah dan berbuat baik. Mereka telah berhasil melewati segala
rintangan yang telah menghadangnya, tapi untuk rintangan terakhir ini,
banyak yang gagal menembusnya. Nafsu tersembunyi, yaitu keinginan
untuk dipuji manusia selain dipuji Allah, merupakan sifat yang
terakhir kali keluar dari kalbu manusia. Pujian dan penghormatan
merupakan kenikmatan duniawi. Tak sedikit orang yang mengejarnya
dengan segala cara yang ia miliki. Orang 'alim dengan ilmunya Orang
kaya dengan kekayaannya Orang baik dengan kebaikannya. Aktivis dengan
berbagai kegiatannya Keinginan untuk menjadi orang yang terpuji,
terhormat, dan terpandang acap kali dilakukan secara terang-terangan,
tapi tidak sedikit dengan cara yang amat samar dan halus. Kedua-duanya
di sisi Allah sama saja Allah berfirman:"Negeri akhirat itu, Kami
jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan
berbuat kerusakan" (al-Qashash: 83). Ayat di atas menyatukan antara
keinginan untuk menyombongkan diri dengan berbuat kerusakan Artinya
kedua perbuatan itu sama-sama terkutuknya, dan sama-sama bahayanya
Sebab keinginan untuk menyombongkan diri bisa menumbuhkan sikap
munafiq, sedangkan kemunafikan jelas akan membawa kehancuran dan
kebinasaan Rasulullah Salallaahu 'alaihi wa salam mengingatkan, bahwa
hancurnya manusia banyak diakibatkan karena mengikuti hawa nafsu dan
mencintai pujian Na'udzubillahi min dzaalik·(Abu Zaidan)
Senjata Setan Membidik Hati
Nafsu tersembunyi berupa keinginan untuk dipuji manusia selain
dipuji Allah, merupakan sifat yang terakhir kali keluar dari kalbu
manusia. Alkisah, ada seorang 'abid (ahli ibadah) yang sangat
istiqamah. Selama sepuluh tahun ia selalu shalat persis di belakang
imam, tanpa pernah tertinggal sekalipun juga Suatu hari, karena suatu
kepentingan yang tidak bisa ditunda ia ketinggalan berjama'ah Dalam
keadaan nafasnya tersengal-sengal, ia mengikuti shalat jama'ah di
barisan belakang. Mulanya tidak ada perasaan apa-apa, tapi tanpa
disadari muncul perasaan halus entah dari mana Tiba-tiba ia merasa
malu manakala dilihat atau ditanyakan orang lain tentang
keterlambatannya. Saat itu juga ia menangis sejadi-jadinya Bukan
menangisi keterlambatannya, tapi ia menangisi kenapa masih ada
perasaan malu kepada orang lain dalam dirinya. Ia mengambil kesimpulan
sendiri bahwa selama sepuluh tahun ia ia berjuang habis-habisan untuk
selalu menempati shaf terdepan karena malu kepada orang lain.
Keinginan untuk mendapatkan pujian dari orang lain, sebagaimana dalam
kisah di atas merupakan sesuatu yang sangat tersembunyi. Manusia
sangat pandai menyembunyikannya, bahkan saking halusnya terkadang
pelakunya sendiri tak bisa mendeteksinya sampai pada batas-batas
tertentu Seperti tokoh di atas,ia baru menyadarinya setelah sepuluh
tahun berjalan. Suatu masa yang sangat panjang. Dalam kaitan ini
Rasululah saw bersabda: "Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan
terhadap ummatku adalah sifat riya dan nafsu yang tersembunyi, yang
lebih tersamar dari rangka semut hitam, di batu padat, di malam yang
kelam" (HR Ibnu Majah dan Al-Hakim). Menurut al-Ghazali, karena begitu
tersamarnya sehingga para ulama sukar untuk meneliti seberapa besar
bahaya yang ditimbulkannya. Demikian juga para 'abid dan orang-orang
yang melazimkan dirinya dalam ketaqwaan. Inilah perangkap hawa nafsu
yang terakhir dan tercanggih. Setan tidak pernah berputus asa menggoda
dan menyesatkan manusia. Sekecil lubang jarumpun peluang yang ada akan
digunakannya semaksimal mungkin. Asal masih ada peluang masuk, setan
akan memaksimalkan tipu dayanya. Apalagi nafsu manusia selalu timbul
tak pernah berakhir. Satu lubang ditutup, terbukalah lubang lainnya.
Sampai pada lubang terakhir, yaitu perangkap manusia untuk mendapatkan
pujian dari manusia lainnya. Alangkah beratnya tantangan yang harus
dihadapi manusia agar terlepas dari gangguan hawa nafsunya. Kadang
manusia kelelahan jika terus menerus berjuang mengalahkan hawa
nafsunya. Pada saat kelelahan seperti ini, ia ingin beristirahat,
berhenti sejenak dari berperang menghadapi serangan bertubi-tubi yang
datangnya dari hawa nafsu. Saat itulah muncul bisikan tadi. Tumbuh
keinginan pada dirinya untuk memperlihatkan kebaikan diri dan
memamerkan ilmu dan amalnya. Kesempatan yang baik itu dimanfaatkan
benar oleh setan dan hawa nafsu. Keinginan seperti itu disambut dengan
sangat antusias. Ia kini ditempatkan sebagai orang yang terhormat dan
terpandang, dimuliakan dan dikagumi. Manakala orang tahu betapa
dirinya telah melakukan mujahadah sekian lama dengan meninggalkan
dunia dan segala kenikmatannya, maka bertambah banyaklah orang yang
datang. Kini, mereka bukan saja memberikan pujian, menyanjung, dan
menaikkan tinggi-tinggi namanya, tapi mereka juga mulai mengharapkan2
berkah darinya. Sebutan kyai khash, wali, dan berbagai predikat
kehormatan selalu disebut-sebut orang. Pada mulanya ia risih juga
dengan sebutan dan predikat itu, tapi tak kuasa juga ia menolaknya.
Berkali-kali ia menolaknya, tapi semakin keras ia menolak, semakin
keras pula desakan ummat untuk menggelarinya dengan sebutan-sebutan
tadi. Tak terasa waktu terus berjalan,sehingga pada suatu ketika ada
orang yang memanggilnya dengan sebutan biasa-biasa saja Pada saat
itulah ia tersinggung, walaupun ketersinggungan itu disimpan rapi di
dadanya. Dalam posisi seperti itu, berduyun duyun orang datang
mengunjunginya sekadar mengharapkan berkah dengan mencium tangannya
atau meminta do'a darinya. Petuahnya diikuti, kata-katanya
diperhatikan. Dari kejauhan saja, semua orang hormat dan menunduk
kepadanya. Ketika orang yang terhormat ini datang memenuhi suatu
majelis, ia selalu ditempatkan pada kursi terdepan dengan segala
fasilitasnya yang berbeda dengan lainnya. Ia diistimewakan dalam
pelayanan dan makanan. Siapa yang tidak tersanjung dengan perlakuan
ini?. Banyak orang yang shalih akhirnya terperosok dalam perangkap
ini. Mereka mengira bahwa dirinya masih tercatat sebagai golongan
orang-orang yang mendekatkan diri kepada Allah Rabbil 'Izzati. Padahal
ia telah menjauh dari-Nya. Ia kini tercatat dalam golongan orang-orang
munafiq, yang seluruh pahala ibadah dan segala amal baiknya menjadi
gugur karenanya. Nafsu yang tersembunyi itu sesungguhnya telah menjadi
gangguan terakhir pada semua orang yang telah bersungguh-sungguh
beribadah dan berbuat baik. Mereka telah berhasil melewati segala
rintangan yang telah menghadangnya, tapi untuk rintangan terakhir ini,
banyak yang gagal menembusnya. Nafsu tersembunyi, yaitu keinginan
untuk dipuji manusia selain dipuji Allah, merupakan sifat yang
terakhir kali keluar dari kalbu manusia. Pujian dan penghormatan
merupakan kenikmatan duniawi. Tak sedikit orang yang mengejarnya
dengan segala cara yang ia miliki. Orang 'alim dengan ilmunya Orang
kaya dengan kekayaannya Orang baik dengan kebaikannya. Aktivis dengan
berbagai kegiatannya Keinginan untuk menjadi orang yang terpuji,
terhormat, dan terpandang acap kali dilakukan secara terang-terangan,
tapi tidak sedikit dengan cara yang amat samar dan halus. Kedua-duanya
di sisi Allah sama saja Allah berfirman:"Negeri akhirat itu, Kami
jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan
berbuat kerusakan" (al-Qashash: 83). Ayat di atas menyatukan antara
keinginan untuk menyombongkan diri dengan berbuat kerusakan Artinya
kedua perbuatan itu sama-sama terkutuknya, dan sama-sama bahayanya
Sebab keinginan untuk menyombongkan diri bisa menumbuhkan sikap
munafiq, sedangkan kemunafikan jelas akan membawa kehancuran dan
kebinasaan Rasulullah Salallaahu 'alaihi wa salam mengingatkan, bahwa
hancurnya manusia banyak diakibatkan karena mengikuti hawa nafsu dan
mencintai pujian Na'udzubillahi min dzaalik·(Abu Zaidan)
Tue Aug 01, 2023 9:56 pm by wisatasemarang
» Portable STATA 18 Crack Full Version
Thu May 11, 2023 5:24 pm by wisatasemarang
» NVivo 12 Crack Full version
Mon Jan 30, 2023 11:16 am by wisatasemarang
» Tutorial Difference In difference (DID (Diff-in-Diff) With Eviews 13
Thu Nov 03, 2022 6:24 am by wisatasemarang
» Online Workshop Smart PLS Minggu, 01 Oktober 2022
Sat Sep 17, 2022 11:35 am by wisatasemarang
» kumpulan ebook tentang robot
Fri Jan 02, 2015 10:04 pm by kyuru
» MANTRA PELET
Wed May 16, 2012 3:31 am by orlandojack
» book love of spell
Sat Mar 24, 2012 8:08 pm by rifqi as
» attraction Formula
Sat Mar 24, 2012 7:09 pm by rifqi as