Kapitalisme Moderen,
Komunisme, dan Sosialisme Masa Kini
1. Bagaimana teori dan pelaksanaan kapitalisme klasik?
Selama abad ke-18 dan khususnya abad ke-19, sistem
kapitalisme klasik dianut oleh banyak negara di dunia dimana pada masa itu
diterapkan oleh negara-negara yang sudah maju di bidang ekonomi seperti
Inggris, negara-negara Eropa Barat , dan Amerika. Kapitalisme klasik
berlandaskan pada seluruh ajaran-ajaran Adam Smith (1723 - 1790), seorang ahli
ekonomi berkebangsaan Inggris yang menulis buku “An Inquiry Into The Nature And
Causes of Wealth of Nations” (1766).
Adam Smith percaya pada keuntungan yang dihasilkan dari
kebebasan dalam pasar - penjualan dan pembelian - dan dalam kompetisi tanpa
kompromi. Menurut pemikirannya dan para pengikutnya, kompetisi tanpa kompromi
dalam pasar memberikan jalan terbaik untuk mengkoordinasikan
kepentingan-kepentingan oposisi para individu, dan karenanya dapat mencapai
masyarakat yang baik dan adil. Menurut pemikiran mereka, walaupun setiap
individu hanya mementingkan kepentingan sendiri dan banyak aspirasi untuk
memperoleh keuntungan, pelaksanaan pasar dimana pemerintah tidak ikut campur
melalui penerapan tarif yang tidak pada tempatnya atau melalui pengaturan bunga
rata-rata (rates of interest), harga-harga dan upah, akan memberikan sumbangan
yang besar untuk barang-barang konsumsi. Rumusan tentang apa yang sudah
diuraikan di atas disebut kapitalisme laissez faire (kebijaksanaan tentang
larangan intervensi/ikut campur). Laissez faire berasal dari frase Perancis
yang berarti "biarkan sendiri".
Pemikiran ini memberikan dinamisme terhadap para kapitalis
pemilik pabrik-pabrik dan bisnis sehingga produksi meningkat dan berkembang
dengan cepat dibawah kapitalisme klasik. Namun, kelangsungan hidup jutaan para
pekerja dalam pabrik dan bisnis kapitalis menjadi sangat miskin dan sangat
tertindas. Mereka hidup dalam kondisi sangat buruk, menderita dan melarat.
Lebih dari itu, banyak dari mereka - perempuan dan anak-anak - terpaksa bekerja
hingga sakit dan meninggal. Sebenarnya, pada tahun 1815, sebuah rancangan
undang-undang tentang aturan jam kerja pabrik tekstil diusulkan di Parlemen
Inggris. Isinya melarang mempekerjakan anak-anak di bawah 10 tahun, juga
larangan bekerja lebih dari 10,5 jam perhari bagi pekerja di bawah 18 tahun.
Rancangan Undang-undang ini gagal mendapat dukungan Parlemen karena dianggap
bertentangan dengan prinsip laissez faire.
2. Darimana asal, tujuan dan hasil dari imperialisme
borjuis?
Sejak akhir abad ke-18, khususnya selama abad ke-19, hingga
awal abad ini, kaum borjuis penguasa dari Inggris dan negara-negara kapitalis
maju di Eropa Barat seperti Perancis, Belanda, dan Belgia menguasai koloni dan
semikoloni khususnya di Asia, Afrika, dan Amerika, dan membentuk kerajaan.
Sejak akhir abad ke-19, kaum borjuis penguasa di Amerika Serikat, Jerman dan
Jepang juga menguasai daerah-daerah koloni serta membentuk kerajaan. Dengan
demikian, mulailah imperialisme borjuis atau kapitalis.
Berikut tujuan penguasaan koloni oleh kaum borjuis dari
negara-negara kapitalis maju. Pertama, sebagai ekspresi sovinisme (chauvinism)
mereka. (Sovinisme adalah suatu arogansi berlebihan yang secara tidak beralasan
memaksakan superioritas negara, ras atau budaya tertentu, dan memandang rendah
negara, ras, atau budaya lain). Kedua, untuk memperoleh bahan-bahan mentah
industri dengan harga murah. Ketiga, untuk mendapatkan pasar bagi surplus
produk yang tak lagi terjual di negara mereka sendiri. Ketika kapitalisme
mencapai tahap monopoli, muncul dampak lain dari imperialisme. Pertama, kaum
borjuis penguasa dari negara-negara kapitalis maju berusaha mendapat kontrol
terhadap daerah jajahan untuk menginvestasikan kelebihan modal mereka dalam
usaha mengejar lebih banyak lagi keuntungan. Kedua, mereka berusaha
menguasaitenaga kerja murah untuk pabrik-pabrik yand didirikan di daerah
jajahan tersebut.
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, kaum borjuis dari
negara kapitalis maju bekerjasama dengan para penanam modal besar dan tuan
tanah feodal di daerah koloni dalam mengeksploitasi massa pekerja di daerah
jajahan. Para penanam modal dan tuan tanah domestik menjadi mitra atau agen
dari kepentingan-kepentingan imperialis-yaitu para pemodal besar dari
negara-negara kapitalis maju.
Ekonomi negara kapitalis terus berkembang, para penanam
modal dari negara-negara ini serta para penanam modal dan tuan tanah lokal
semakin kaya. Sementara hidup para pekerja di daerah jajahan dan makin melarat
akibat para penanam modal domestik dan asing serta tuan tanah yang merasa
memiliki sendiri produk tenaga kerja mereka. Inilah hasil kejam dari
imperialisme borjuis.
3. Bagaimana bangkitnya sosialisme dan apa peran Marx dan
Engels dalam sejarahnya?
Dalam konteks kondisi dehumanisasi kehidupan serta
penderitaan para pekerja di negara maju maupun daerah jajahan seperti diuraikan
di atas, sosialisme bangkit sebagai protes menentang penyalahgunaan kekuasaan
dan tekanan yang merupakan dampak kapitalisme klasik dan impereialisme borjuis.
Sosialisme bangkit dari protes kaum humanis yang menentang
ketidakadilan dan penindasan oleh kapitalisme klasik dan imperialisme borjuis
terhadap para pekerja di dunia. Melalui perjuangan menuju kepemilikan sosial
dan kontrol terhadap produksi dan pertukaran, serta melalui pembebasan dari
penjajahan, sosialisme berjuang untuk mengakhiri penindasan sesama manusia dan
dengan setara menyelesaikan konflik sosial yang timbul dari pembagian kelas
secara sewenang-wenang. Sosialisme berusaha menyelesaikan kendala-kendala utama
dalam pembentukan peradaban yang adil, berdasar persaudaraan dan progresif.
Kemajuan dan pertumbuhan sosialisme, sistematika
intelektualnya, dan pencapaian kekuatannya sebagai kekuatan politik di Eropa
abad ke-19, sebagian besar merupakan hasil tulisan dan usaha Karl Marx
(1818-1883) dan rekannya Friedrich Engels (1820-1895). Bersama. mereka menulis
Communist Manifesto yang diterbitkan pada 1848. Di samping itu, karya Marx
berjudul Capital (Das Kapital) Volume Satu yang terbit 1867 dan diselesaikan
Engels setelah Marx meninggal. Volume Dua karya ini terbit 1885, dan Volume Tiga
1894.
Marx dan Engels percaya bahwa mereka telah menemunkan hukum
alam yang tak dapat ditawar dan arah sejarah. Hal mana menandai kehancuran
kapitalisme setelah krisis yang berulang dan semakin parah, serta kemenangan
mutlak sosialisme yang tak terhindarkan. Karena kepercayaan mereka dalam
karakter ilmiah hukum ini, mereka menyebutnya sistem "sosialisme
ilmiah" (scientific socialism). Marx dan Engels juga yakin bahwa kebebasan
pekerja hanya dapat dicapai melalui perubahan sistem dari kapitalisme ke sosialisme-perubahan
yang secara umum hanya dapat diraih melalui revolusi kekerasan. Maka sistem
pemikiran mereka disebut "sosialisme revolusioner" (revolutionary
sosialisme). Dalam membangun teori atau sistem pemikiran mereka, Marx dan
Engels menjabarkan bagian-bagiannya dari empat sumber utama: pertama, ekonomi
Inggris; kedua, sosialime humanis Perancis; ketiga, filosofi determinis
Hegelian Jerman; dan keempat, ilmu pengetahuan dan teknologi akhir abad ke-19.
Selama krisis sistem kapitalis terus berlangsung dengan
kekuatan penuh dan selama penindasan terhadap para pekerja terus memburuk,
teori Marx dan Engels kian kredibel dan menarik. Namun, menjelang akhir abad
ke-19, arah kejadian-kejadian dalam sistem kapitalis ternyata berbeda dengan
yang diramalkan Marx dan Engels.
4. Dari mana asal "revisionisme" dan apa artinya?
Pada dasarnya karena kesatuan militan dan aksi pekerja di
bawah kepemimpinan gerakan sosialis, mereka mampu mencapai kekuatan ekonomi dan
politik, dengan demikian pekerja mampu memaksa kaum kapitalis untuk memberi
mereka bagian lebih besar dari pendapatan masyarakat, yang sebenarnya lebih
banyak merupakan hasil jerih payah para buruh. Akibatnya dalam negara-negara
kapitalis besar, kehidupan para pekerja semakin maju dan sejahtera. Para ekonom
dan teknisi secara bertahap mempelajari metode-metode di mana pemerintah dapat
mengatur sistem kapitalis, pada tahap tersebut dalam pembangunan para pekerja,
untuk menghindari atau mengurangi kemunculan kembali krisis serupa. Dalam
suasana inilah, tumbuh perbedaan pendapat dan aksi di antara kaum sosialis.
Di satu sisi, para sosialis Jerman dan Inggris, yang
berpendapat bahwa kesejahteraan dan kemajuan pekerja dapat dicapai dengan lebih
efektif melalui politik yang demokratis, melalui aksi-aksi serikat pekerja, dan
melalui pendidikan menuju pembangunan masyarakat sosialis. Mereka sampai pada
kesimpulan bahwa, sosialisme dapat dibangun bertahap melalui perjuangan damai,
tidak hanya melalui revolusi bersenjata. Pemikiran demikian kemudian menjadi
sebuah revisi atau perubahan besar dari pemikiran Marx dan Engels, yang oleh
para kritikusnya disebut 'revisionisme'.
Salah seorang revisionis besar adalah Eduard Bernstein (1858
- 1932) dari Jerman yang menulis Evolutionary Socialism (1899). Bernstein
adalah anggota Fabian Society Inggris (berdiri 1894), perkumpulan yang dinamai
berdasarkan seorang jenderal Roma, Fabius, yang banyak mencapai kemenangan
militer melalui karakterisitk taktiknya yang hati-hati, teratur, terencana
dengan aksi intelijen.
5. Bagaimana timbulnya gerakan Marxist - Leninis dan kemana
arahnya?
Di lain pihak, ada kaum sosialis di negara-negara seperti
Rusia, di mana hak-hak demokratis pekerja dan rakyat ditindas sedemikian rupa
hingga mereka tak dapat memperbaiki nasib dengan damai. Akibatnya di
negara-negara ini dirasakan kebutuhan untuk membangun sosialisme dengan
revolusi bersenjata seperti ditulis Marx dan Engels. Arah kedua ini dipimpin
oleh kaum sosialis Rusia, khususnya Partai Bolshevik di bawah pimimpinan
Vladimir Ilyich Lenin (1870 - 1924).
Konflik antara kedua pihak pergerakan sosialis semakin
tampak setelah kaum Bolshevik memenangkan kekuasaan negara di Kekaisaran Rusia
1917. Keadaan masyarakat Rusia sangat menyedihkan saat kaum Bolshevik
memenangkan kekuasaan politik. Terlebih di antara butir-butir pemikiran Marx
dan Engels, Lenin cenderung memilih filsafat deterministik Jerman yang
dikembangkan dari Hegel dan pemikiran abad ke-19 ketimbang ekonomi Inggris dan
sosialisme humanis Perancis. Akibat kecenderungan ini adalah determinisme-kepercayaan
bahwa manusia dan masyarakat diatur oleh hukum alam dan sejarah, yang niscaya
akan membawa mereka kepada tujuan yang tak terhindarkan.
Akibat peristiwa dan pemikiran tersebut, pemerintahan yang
didirikan Lenin dan kaum Bolshevik-nya menjadi diktator dan bukan demokrasi.
Kekuasaan yang dijanjikan kepada kaum buruh dan petani diambil alih. Seluruh
kekuasaan dipegang oleh Partai Bolshevik dan anggotanya menyebut diri Partai
'garda depan kelas pekerja'. Partai penguasa ini menekan hak-hak demokratis,
kebebasan warga negara, dan kebebasan beragama rakyat, khususnya sekelompok
minoritas yang agresif dan dogmatik yang menentang pengambilalihan kekuasaan
total oleh kaum Bolshevik. Tak sedikit penentang yang dipenjara, disiksa,
bahkan dibunuh. Serikat pekerja dirampas kekuasaannya dan dijadikan pelaksana
perintah pimpinan Partai Bolshevik. Bahkan setelah situasi darurat nasional
berakhir, kaum Bolshevik tetap mempertahankan pemerintahan diktatorialnya.
Tak lama sesudahnya, kaum Bolshevik mengganti nama partainya
menjadi 'Partai Komunis Uni Soviet', untuk mengenang Manifesto Komunis Marx dan
Engels. Dalam keyakinan bahwa Lenin berhasil mengembangkan teori dan praktek
yang dimulai Marx, mereka menamakan teori dan praktek mereka
'Marxisme-Leninisme'; hingga semua partai di seluruh dunia yang menerima teori
dan praktek tersebut disebut Komunis atau Marxis-Leninis.
Last Updated: 04/01/00 - Copyright © 2000 Uni Sosial
Demokrat
Komunisme, dan Sosialisme Masa Kini
1. Bagaimana teori dan pelaksanaan kapitalisme klasik?
Selama abad ke-18 dan khususnya abad ke-19, sistem
kapitalisme klasik dianut oleh banyak negara di dunia dimana pada masa itu
diterapkan oleh negara-negara yang sudah maju di bidang ekonomi seperti
Inggris, negara-negara Eropa Barat , dan Amerika. Kapitalisme klasik
berlandaskan pada seluruh ajaran-ajaran Adam Smith (1723 - 1790), seorang ahli
ekonomi berkebangsaan Inggris yang menulis buku “An Inquiry Into The Nature And
Causes of Wealth of Nations” (1766).
Adam Smith percaya pada keuntungan yang dihasilkan dari
kebebasan dalam pasar - penjualan dan pembelian - dan dalam kompetisi tanpa
kompromi. Menurut pemikirannya dan para pengikutnya, kompetisi tanpa kompromi
dalam pasar memberikan jalan terbaik untuk mengkoordinasikan
kepentingan-kepentingan oposisi para individu, dan karenanya dapat mencapai
masyarakat yang baik dan adil. Menurut pemikiran mereka, walaupun setiap
individu hanya mementingkan kepentingan sendiri dan banyak aspirasi untuk
memperoleh keuntungan, pelaksanaan pasar dimana pemerintah tidak ikut campur
melalui penerapan tarif yang tidak pada tempatnya atau melalui pengaturan bunga
rata-rata (rates of interest), harga-harga dan upah, akan memberikan sumbangan
yang besar untuk barang-barang konsumsi. Rumusan tentang apa yang sudah
diuraikan di atas disebut kapitalisme laissez faire (kebijaksanaan tentang
larangan intervensi/ikut campur). Laissez faire berasal dari frase Perancis
yang berarti "biarkan sendiri".
Pemikiran ini memberikan dinamisme terhadap para kapitalis
pemilik pabrik-pabrik dan bisnis sehingga produksi meningkat dan berkembang
dengan cepat dibawah kapitalisme klasik. Namun, kelangsungan hidup jutaan para
pekerja dalam pabrik dan bisnis kapitalis menjadi sangat miskin dan sangat
tertindas. Mereka hidup dalam kondisi sangat buruk, menderita dan melarat.
Lebih dari itu, banyak dari mereka - perempuan dan anak-anak - terpaksa bekerja
hingga sakit dan meninggal. Sebenarnya, pada tahun 1815, sebuah rancangan
undang-undang tentang aturan jam kerja pabrik tekstil diusulkan di Parlemen
Inggris. Isinya melarang mempekerjakan anak-anak di bawah 10 tahun, juga
larangan bekerja lebih dari 10,5 jam perhari bagi pekerja di bawah 18 tahun.
Rancangan Undang-undang ini gagal mendapat dukungan Parlemen karena dianggap
bertentangan dengan prinsip laissez faire.
2. Darimana asal, tujuan dan hasil dari imperialisme
borjuis?
Sejak akhir abad ke-18, khususnya selama abad ke-19, hingga
awal abad ini, kaum borjuis penguasa dari Inggris dan negara-negara kapitalis
maju di Eropa Barat seperti Perancis, Belanda, dan Belgia menguasai koloni dan
semikoloni khususnya di Asia, Afrika, dan Amerika, dan membentuk kerajaan.
Sejak akhir abad ke-19, kaum borjuis penguasa di Amerika Serikat, Jerman dan
Jepang juga menguasai daerah-daerah koloni serta membentuk kerajaan. Dengan
demikian, mulailah imperialisme borjuis atau kapitalis.
Berikut tujuan penguasaan koloni oleh kaum borjuis dari
negara-negara kapitalis maju. Pertama, sebagai ekspresi sovinisme (chauvinism)
mereka. (Sovinisme adalah suatu arogansi berlebihan yang secara tidak beralasan
memaksakan superioritas negara, ras atau budaya tertentu, dan memandang rendah
negara, ras, atau budaya lain). Kedua, untuk memperoleh bahan-bahan mentah
industri dengan harga murah. Ketiga, untuk mendapatkan pasar bagi surplus
produk yang tak lagi terjual di negara mereka sendiri. Ketika kapitalisme
mencapai tahap monopoli, muncul dampak lain dari imperialisme. Pertama, kaum
borjuis penguasa dari negara-negara kapitalis maju berusaha mendapat kontrol
terhadap daerah jajahan untuk menginvestasikan kelebihan modal mereka dalam
usaha mengejar lebih banyak lagi keuntungan. Kedua, mereka berusaha
menguasaitenaga kerja murah untuk pabrik-pabrik yand didirikan di daerah
jajahan tersebut.
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, kaum borjuis dari
negara kapitalis maju bekerjasama dengan para penanam modal besar dan tuan
tanah feodal di daerah koloni dalam mengeksploitasi massa pekerja di daerah
jajahan. Para penanam modal dan tuan tanah domestik menjadi mitra atau agen
dari kepentingan-kepentingan imperialis-yaitu para pemodal besar dari
negara-negara kapitalis maju.
Ekonomi negara kapitalis terus berkembang, para penanam
modal dari negara-negara ini serta para penanam modal dan tuan tanah lokal
semakin kaya. Sementara hidup para pekerja di daerah jajahan dan makin melarat
akibat para penanam modal domestik dan asing serta tuan tanah yang merasa
memiliki sendiri produk tenaga kerja mereka. Inilah hasil kejam dari
imperialisme borjuis.
3. Bagaimana bangkitnya sosialisme dan apa peran Marx dan
Engels dalam sejarahnya?
Dalam konteks kondisi dehumanisasi kehidupan serta
penderitaan para pekerja di negara maju maupun daerah jajahan seperti diuraikan
di atas, sosialisme bangkit sebagai protes menentang penyalahgunaan kekuasaan
dan tekanan yang merupakan dampak kapitalisme klasik dan impereialisme borjuis.
Sosialisme bangkit dari protes kaum humanis yang menentang
ketidakadilan dan penindasan oleh kapitalisme klasik dan imperialisme borjuis
terhadap para pekerja di dunia. Melalui perjuangan menuju kepemilikan sosial
dan kontrol terhadap produksi dan pertukaran, serta melalui pembebasan dari
penjajahan, sosialisme berjuang untuk mengakhiri penindasan sesama manusia dan
dengan setara menyelesaikan konflik sosial yang timbul dari pembagian kelas
secara sewenang-wenang. Sosialisme berusaha menyelesaikan kendala-kendala utama
dalam pembentukan peradaban yang adil, berdasar persaudaraan dan progresif.
Kemajuan dan pertumbuhan sosialisme, sistematika
intelektualnya, dan pencapaian kekuatannya sebagai kekuatan politik di Eropa
abad ke-19, sebagian besar merupakan hasil tulisan dan usaha Karl Marx
(1818-1883) dan rekannya Friedrich Engels (1820-1895). Bersama. mereka menulis
Communist Manifesto yang diterbitkan pada 1848. Di samping itu, karya Marx
berjudul Capital (Das Kapital) Volume Satu yang terbit 1867 dan diselesaikan
Engels setelah Marx meninggal. Volume Dua karya ini terbit 1885, dan Volume Tiga
1894.
Marx dan Engels percaya bahwa mereka telah menemunkan hukum
alam yang tak dapat ditawar dan arah sejarah. Hal mana menandai kehancuran
kapitalisme setelah krisis yang berulang dan semakin parah, serta kemenangan
mutlak sosialisme yang tak terhindarkan. Karena kepercayaan mereka dalam
karakter ilmiah hukum ini, mereka menyebutnya sistem "sosialisme
ilmiah" (scientific socialism). Marx dan Engels juga yakin bahwa kebebasan
pekerja hanya dapat dicapai melalui perubahan sistem dari kapitalisme ke sosialisme-perubahan
yang secara umum hanya dapat diraih melalui revolusi kekerasan. Maka sistem
pemikiran mereka disebut "sosialisme revolusioner" (revolutionary
sosialisme). Dalam membangun teori atau sistem pemikiran mereka, Marx dan
Engels menjabarkan bagian-bagiannya dari empat sumber utama: pertama, ekonomi
Inggris; kedua, sosialime humanis Perancis; ketiga, filosofi determinis
Hegelian Jerman; dan keempat, ilmu pengetahuan dan teknologi akhir abad ke-19.
Selama krisis sistem kapitalis terus berlangsung dengan
kekuatan penuh dan selama penindasan terhadap para pekerja terus memburuk,
teori Marx dan Engels kian kredibel dan menarik. Namun, menjelang akhir abad
ke-19, arah kejadian-kejadian dalam sistem kapitalis ternyata berbeda dengan
yang diramalkan Marx dan Engels.
4. Dari mana asal "revisionisme" dan apa artinya?
Pada dasarnya karena kesatuan militan dan aksi pekerja di
bawah kepemimpinan gerakan sosialis, mereka mampu mencapai kekuatan ekonomi dan
politik, dengan demikian pekerja mampu memaksa kaum kapitalis untuk memberi
mereka bagian lebih besar dari pendapatan masyarakat, yang sebenarnya lebih
banyak merupakan hasil jerih payah para buruh. Akibatnya dalam negara-negara
kapitalis besar, kehidupan para pekerja semakin maju dan sejahtera. Para ekonom
dan teknisi secara bertahap mempelajari metode-metode di mana pemerintah dapat
mengatur sistem kapitalis, pada tahap tersebut dalam pembangunan para pekerja,
untuk menghindari atau mengurangi kemunculan kembali krisis serupa. Dalam
suasana inilah, tumbuh perbedaan pendapat dan aksi di antara kaum sosialis.
Di satu sisi, para sosialis Jerman dan Inggris, yang
berpendapat bahwa kesejahteraan dan kemajuan pekerja dapat dicapai dengan lebih
efektif melalui politik yang demokratis, melalui aksi-aksi serikat pekerja, dan
melalui pendidikan menuju pembangunan masyarakat sosialis. Mereka sampai pada
kesimpulan bahwa, sosialisme dapat dibangun bertahap melalui perjuangan damai,
tidak hanya melalui revolusi bersenjata. Pemikiran demikian kemudian menjadi
sebuah revisi atau perubahan besar dari pemikiran Marx dan Engels, yang oleh
para kritikusnya disebut 'revisionisme'.
Salah seorang revisionis besar adalah Eduard Bernstein (1858
- 1932) dari Jerman yang menulis Evolutionary Socialism (1899). Bernstein
adalah anggota Fabian Society Inggris (berdiri 1894), perkumpulan yang dinamai
berdasarkan seorang jenderal Roma, Fabius, yang banyak mencapai kemenangan
militer melalui karakterisitk taktiknya yang hati-hati, teratur, terencana
dengan aksi intelijen.
5. Bagaimana timbulnya gerakan Marxist - Leninis dan kemana
arahnya?
Di lain pihak, ada kaum sosialis di negara-negara seperti
Rusia, di mana hak-hak demokratis pekerja dan rakyat ditindas sedemikian rupa
hingga mereka tak dapat memperbaiki nasib dengan damai. Akibatnya di
negara-negara ini dirasakan kebutuhan untuk membangun sosialisme dengan
revolusi bersenjata seperti ditulis Marx dan Engels. Arah kedua ini dipimpin
oleh kaum sosialis Rusia, khususnya Partai Bolshevik di bawah pimimpinan
Vladimir Ilyich Lenin (1870 - 1924).
Konflik antara kedua pihak pergerakan sosialis semakin
tampak setelah kaum Bolshevik memenangkan kekuasaan negara di Kekaisaran Rusia
1917. Keadaan masyarakat Rusia sangat menyedihkan saat kaum Bolshevik
memenangkan kekuasaan politik. Terlebih di antara butir-butir pemikiran Marx
dan Engels, Lenin cenderung memilih filsafat deterministik Jerman yang
dikembangkan dari Hegel dan pemikiran abad ke-19 ketimbang ekonomi Inggris dan
sosialisme humanis Perancis. Akibat kecenderungan ini adalah determinisme-kepercayaan
bahwa manusia dan masyarakat diatur oleh hukum alam dan sejarah, yang niscaya
akan membawa mereka kepada tujuan yang tak terhindarkan.
Akibat peristiwa dan pemikiran tersebut, pemerintahan yang
didirikan Lenin dan kaum Bolshevik-nya menjadi diktator dan bukan demokrasi.
Kekuasaan yang dijanjikan kepada kaum buruh dan petani diambil alih. Seluruh
kekuasaan dipegang oleh Partai Bolshevik dan anggotanya menyebut diri Partai
'garda depan kelas pekerja'. Partai penguasa ini menekan hak-hak demokratis,
kebebasan warga negara, dan kebebasan beragama rakyat, khususnya sekelompok
minoritas yang agresif dan dogmatik yang menentang pengambilalihan kekuasaan
total oleh kaum Bolshevik. Tak sedikit penentang yang dipenjara, disiksa,
bahkan dibunuh. Serikat pekerja dirampas kekuasaannya dan dijadikan pelaksana
perintah pimpinan Partai Bolshevik. Bahkan setelah situasi darurat nasional
berakhir, kaum Bolshevik tetap mempertahankan pemerintahan diktatorialnya.
Tak lama sesudahnya, kaum Bolshevik mengganti nama partainya
menjadi 'Partai Komunis Uni Soviet', untuk mengenang Manifesto Komunis Marx dan
Engels. Dalam keyakinan bahwa Lenin berhasil mengembangkan teori dan praktek
yang dimulai Marx, mereka menamakan teori dan praktek mereka
'Marxisme-Leninisme'; hingga semua partai di seluruh dunia yang menerima teori
dan praktek tersebut disebut Komunis atau Marxis-Leninis.
Last Updated: 04/01/00 - Copyright © 2000 Uni Sosial
Demokrat
Tue Aug 01, 2023 9:56 pm by wisatasemarang
» Portable STATA 18 Crack Full Version
Thu May 11, 2023 5:24 pm by wisatasemarang
» NVivo 12 Crack Full version
Mon Jan 30, 2023 11:16 am by wisatasemarang
» Tutorial Difference In difference (DID (Diff-in-Diff) With Eviews 13
Thu Nov 03, 2022 6:24 am by wisatasemarang
» Online Workshop Smart PLS Minggu, 01 Oktober 2022
Sat Sep 17, 2022 11:35 am by wisatasemarang
» kumpulan ebook tentang robot
Fri Jan 02, 2015 10:04 pm by kyuru
» MANTRA PELET
Wed May 16, 2012 3:31 am by orlandojack
» book love of spell
Sat Mar 24, 2012 8:08 pm by rifqi as
» attraction Formula
Sat Mar 24, 2012 7:09 pm by rifqi as