Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Join the forum, it's quick and easy

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

salah satu forum terbesar tempat kita bernostalgia

Login

Lupa password?

Our traffic

info rakyat

Sun Oct 31, 2010 9:05 pm by admin

---------------
PEMBERITAHUAN....

SF ZONA RELIGI SEKARANG KAMI PINDAH KE [You must be registered and logged in to see this link.] ANDA BISA BERPARTISIPASI DAN MENJADI MODERATOR SESUAI PERMINTAAN ANDA DENGAN REQUEST VIA SMS NO ADMIN 081945520865


Sekilas Info

Sun Jun 27, 2010 2:44 pm by admin

kabar gembira, forum lentera-rakyat mulai hari ini juga bisa diakses melalui [You must be registered and logged in to see this link.]


    beriman kepada yang Ghoib

    kutubuku
    kutubuku
    Mega Ultimate Member


    Zodiac : Virgo Jumlah posting : 297
    Join date : 18.06.10
    Age : 36
    Lokasi : rahasia

    beriman kepada yang Ghoib Empty beriman kepada yang Ghoib

    Post by kutubuku Thu Jun 24, 2010 6:15 pm

    Beriman kepada yang Gaib





    Di antara dasar akidah Islam ialah beriman kepada
    yang gaib, bahkan ia merupakan sifat pertama yang dipakai Allah untuk menyifati
    orang-orang yang bertakwa.


    Allah SWT berfirman yang artinya, "Alif, laam,
    miim. Kitab (Alquran) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang
    bertakwa (yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan salat
    dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka."

    (Al-Baqarah: 1--3).



    Oleh sebab itu, setiap muslim wajib beriman tanpa ragu sedikit pun kepada yang
    gaib. Ibnu Mas'ud mengatakan, "Yang gaib ialah apa yang gaib dari kita dan
    hal itu diberitahukan oleh Allah dan Rasul-Nya kepada kita." Yang termasuk
    sesuatu yang gaib itu misalnya roh, jin/setan, malaikat, alam barzakh, alam
    akhirat, arsy, neraka, surga, dan lain sebagainya.



    Kaitannya dalam kajian kita berikut ini yang berhubungan dengan hal gaib di
    atas adalah makhluk yang disebut dengan istilah jin. Adapun jin termasuk "yang gaib" yang wajib kita
    imani, karena terdapat banyak dalil, dari Alquran dan sunah yang menyatakan
    eksistensinya.

    Di antara dalil-dalil Alquran adalah sebagai berikut.

    "Dan
    (ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan
    Alquran …."
    (Al-Ahqaf: 29).



    "Hai golongan jin dan manusia,
    apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dari golongan kamu sendiri, yang
    menyampaikan kepadamu ayat-ayat-Ku dan memberi peringatan kepadamu terhadap
    pertemuanmu dengan hari ini? …."



    (Al-An'am: 130).



    "Hai
    golongan jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit
    dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan
    kekuatan."
    (Ar-Rahman: 33).


    "Katakanlah
    (hai Muhammad): 'Telah diwahyukan kepadaku bahwasannya sekumpulan jin telah
    mendengarkan (Alquran), lalu mereka berkata, 'Sesungguhnya kami telah
    mendengarkan Alquran yang menakjubkan."
    (Al-Jin: 1).

    "Dan
    bahwasannya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan
    kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka
    dosa dan kesalahan."
    (Al-Jin: 6).



    Adapun dalil-dalil dari sunah adalah sebagai berikut.

    Imam Muslim meriwayatkan di dalam Shahihnya,
    dari Ibnu Mas'ud r.a., ia berkata, "Kami pernah bersama-sama Rasulullah
    saw. pada suatu malam, lalu kami kehilangan beliau sehingga kami mencarinya ke
    beberapa lembah dan perkampungan. Kemudian kami berkata, dia dibawa terbang
    atau terbunuh. Kemudian malam itu kami bermalam buruk bersama orang-orang. Pada
    harinya tiba-tiba beliau datang dari arah Hira. Ibnu Mas'ud berkata lalu kami
    berkata, 'Wahai Rasulullah, kami kehilangan engkau lalu kami mencarimu tetapi
    kami tidak menemukanmu sehingga kami bermalam buruk bersama orang-orang.'
    Rasulullah saw. berkata, 'Telah datang kepadaku pengundang dari bangsa jin lalu aku
    pergi bersamanya kemudian aku bacakan Alquran kepada mereka.'
    Ibnu
    Mas'ud berkata, 'Kemudian Rasulullah saw. pergi bersama kami lalu
    memperlihatkan kepada kami bekas-bekas mereka dan bekas-bekas api mereka.
    Mereka bertanya kepadanya tentang bekal (mkanan) mereka, lalu Nabi saw.
    bersabda, 'Bagi
    kalian setiap tulang yang disebutkan nama Allah padanya (ketika
    menyembelihnya), ia jatuh ke tangan kalian menjadi makanan, dan setiap kotoran
    dari binatang kalian.'
    Kemudian
    Rasulullah saw. bersabda, 'Karena itu, janganlah kalian beristinja dengan kedua benda
    tersebut Karena keduanya adalah makanan saudara-saudara kalian'."



    Dari Abu Sa'id al-Khudri r.a., ia berkata, Rasulullah saw. bersabda kepadaku, "Aku melihatmu
    senang kepada kambing dan padang (gembalaan). Jika kamu berada di tengah
    kambingmu dan padang (gembalaanmu) lalu
    kamu
    azan untuk salat, maka keraskanlah suara azanmu karena sesungguhnya tidaklah
    jin, manusia, atau apa saja yang mendengar gema suara orang muazin, kecuali
    akan menjadi saksinya pada hari kiamat."
    (HR Bukhari, Malik,
    Nasai, dan Ibnu Majah).



    Dari Ibnu Abbas r.a., ia berkata, "Rasulullah saw. pernah pergi bersama
    sejumlah sahabatnya menuju ke pasa Ukaz; sementara itu setan-setan telah
    dihalangi dari mendapatkan berita langit dan dilempari dengan meteor sehingga
    setan-setan itu kembali kepada kaum mereka. Kaum mereka bertanya, 'Mengapakah
    kalian? Mereka menjawab, 'Kami telah dihalangi untuk mendapatkan berita langit
    dan kami pun dilempari sejumlah meteor.' Kaum mereka berkata, 'Tidak ada
    sesuatu yang menghalangi kalian dari berita langit kecuali sesuatu yang telah
    terjadi, karena itu pergilah ke penjuru timur dan barat bumi dan lihatlah apa
    yang telah menghalangi kalian dari berita langit tersebut. Kemudian mereka yang
    berangkat ke arah Tihamah berpaling kepada Nabi saw. yang ketika itu berada di
    Nikhlah menuju pasar Ukaz dan sedang mengimami para sahabatnya salat subuh.
    Ketika mendengar Alquran (yang dibaca oleh Nabi saw.), maka mereka pun
    mendengarkannya seraya berkata, 'Demi Allah, inilah yang menghalangi kalian
    dari berita langit itu.' Di sinilah kemudian mereka kembali kepada kaum mereka
    seraya berkata, 'Wahai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengar Alquran
    yang menakjubkan, yang memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami
    beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seorang pun
    dengan Rab kami.' Kemudian, Allah menurunkan kepada Nabi-Nya ayat (yang artinya), 'Katakanlah (hai
    Muhammad), 'Telah diwahyukan kepadaku bahwasannya sekelompok jin telah mendengarkan
    (Alquran) …'."
    (HR Bukhari, Muslim, dan Nawawi).

    Dalil tentang eksistensi jin sangat banyak dan insya Allah akan Anda dapatkan
    yang lainnya dalam pembahasan selanjutnya.



    Tidak Terlihat Bukan Berarti Tidak Ada


    Tidak terlihatnya jin bukan berarti tidak ada. Berapa banyak hal yang tidak
    dapat kita lihat tetapi benda itu ada. Arus listrik, misalnya, kita tidak dapat
    melihatnya, tetapi ia mengalir di dalam kabel. Kita membuktikan keberadaannya
    dengan pengaruh-pengaruhnya yang nampak dalam bohlam dan lainnya. Demikian pula
    udara yang kita hirup untuk mempertahankan hidup, ia juga merupakan sesuatu
    yang bagi kita tidak nampak ujudnya, tetapi kita bisa merasakan keberadannya.
    Bahkan, roh yang merupakan esensi kehidupan kita, kita tidak bisa melihatnya dan
    tidak mengetahui hakikatnya, tetapi kita meyakini keberadannya.



    Jadi, sesuatu yang tidak bisa kita lihat itu bukan berarti sesuatu itu tidak
    ada. Inilah mengapa di dalam Islam itu tidaklah merupakan suatu kebodohan bahwa
    sesuatu yang gaib itu termasuk yang harus diimani. Maka, sesungguhnya mereka
    yang tidak mengimani yang gaib itulah orang-orang yang bodoh.



    Sumber: Diadaptasi dari Kesurupan Jin dan
    Cara Pengobatannya secara Islami
    , Syekh Wahid Abdus Salam Bali



    Al-Islam, Pusat Informasi dan Komunikasi
    Islam Indonesia

      Waktu sekarang Thu May 09, 2024 7:16 am